Siapa sih,
yang ga tau tentang khasiat minyak zaitun? Minimal tau-lah minyak yang sering dipakai oleh orang – orang eropa untuk memasak, karena di anggap nilai kolesterolnya yang minim.Beda orang eropa beda pula orang Indonesia. Mau dikatakan orang Indonesia cerdas dan kreativ, itu benar. Orang Indonesia selalu punya caranya sendiri untuk berkreativitas! Tentu saja karena Indonesia diakui sebagai bangsa atlantis yang menghilang beberapa abad lalu. Ceileeh.
Kenapa ngomongin atlantis? Ada ada saja aku ini! Tapi benar! Sebentar! Aku mau kisahkan sesuatu hubungan antara minyak zaitun dan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Rostov ini.
[20]
Musim dingin sudah menyapa, beberapa minggu ini Kobel memiliki masalah dengan kulit, untuk manusia yang biasa hidup di negara tropis yang lembab seperti Indonesia, tentunya musim dingin menjadi momok bagi kita semua! Karena apa? Kulit kita seakan-akan terasa teriris perih tiada tara. Itu semua karena kering, bahkan terkadang terlihat goresan tipis-tipis dan mengeluarkan darah. Selain takut dengan vonis kanker kulit, plus tidak tahannya dengan rasa perih maka kami tak surut asa.
Kami bukannya mahasiswa-mahasiswi dengan biaya hidup selangit. Bisa makan sehari, dua kali saja kami sudah sangat bersyukur! Bagaimana kami punya pemikiran untuk membeli body lotions? Genit! Tentu bukan karena alasan itu.
Tapi body lotions disini merupakan suatu kebutuhan primer juga. Bukan untuk gaya-gaya-an! Atau mau bertahan ga pake body lotions dan nanti kalo pulang berubah jadi monster bekulit sisik? Tentu tidak, kan?
[21]
Tapi sayang, uang kami tak cukup banyak untuk membeli body lotions yang harganya sama dengan sekilo ayam mentah. Dari pada buat beli body lotions lebih baik membeli ayam satu kilo buat makan satu minggu? Benar? Mau hitung-hitungan ala pelajar Rostov? Silahkan! Hahaha.
Setelah browsing di internet, aku mendapat ide untuk mencari tahu tentang kegunaan lain dari minyak zaitun. Karena seingatku minyak ini banyak manfaatnya.
Wow, ternyata khasiatnya sangat sungguh amat luar biasa! Membuatku terkagum-kagum hingga mampu menyalakan radar kreativitas di otak yang berkapasitas mungil ini! Aku baru tau selain buat masak, minyak ini bisa menjaga kelembaban kulit! Bener loh! Aku ga sedang bercanda.
Dengan hati berbunga-bunga dan harapan tinggi untuk membantu sesama, maka sepulang kuliah aku berjalan ke salah satu mini market terdekat untuk
[22]
membeli sebotol kecil minyak zaitun, untuk adik-adik di dgtu.
Murah!
Harga sebotol berisi 500ml hanya seperti setengah kilo ayam. Dan yang pasti lebih banyak dari pada body lotions! Hahaha, ternyata ada gunanya juga aku ini.
Memasuki ruangan berukuran empat kali lima yang bersuasana sangat temaram, karena hanya diberi penerangan ala kadarnya dengan lampu duapuluh lima watt! Menjadikan suasana sumpek dan pengap! Tapi inilah tempat tinggal mahasiswa-mahasiswi kita!
Bukan aku mau memburukkan keadaan, karena sebetulnya masih bisa diperbaiki. Tapi harus mengeluarkan biaya extra. Yah, dari pada uangnya habis buat tempat tinggal lebih baik disimpan buat kepentingan sekolah yang lebih penting. Itung-itung, ini adalah salah satu dari kesiapan dan pematangan
[23]
mental mahasiswa-mahasiswi kita! Iya ga? Hahaha, sebuah dalil pembenaran diri. Bilang aja malas!
“Eh ada kak Udin? Apa kabar Kakak?” Sapa Kobel dari balik selimutnya. Ia baru saja terbangun dari tidur siangnya, padahal matahari sudah mau tidur kembali. Maklum musim dingin, kinerja matahari agak singkat, hingga senja cepat menyapa. Dasar kebo!
“Baik Bel, eh gimana kulitmu?” Tanyaku tanpa basa-basi, tinggal di Rusia tiga tahun membuatku lupa cara berbasa basi.
“Masih perih Kak!” Jawabnya seraya turun dari tempat tidur yang terletak ditingkat dua.
“Sini, coba aku liat” tanyaku a la dokter kawe, Kobel dengan disaksikan Dita dan Uchok, akhirnya ia membuka kaosnya dan memberikan punggungnya tepat didepan hidungku. Dan, wow! Pemandangan apa itu?
[24]
Kasihan sekali, kulitnya menjadi rusak pecah-pecah, ada goretan berdarah-darah. Sebagian sudah mengering dan menjadi borok. Pasti rasanya perih dan gatal. Uuuh.
“Bel, pake minyak ini ya?” Tawarku, sambil mengeluarkan minyak zaitun dari dalam tas.
“Apaan tu kak? Hah minyak? Lo kate, ini kullit ayam mau lo goreng?” Serunya, sambil buru-buru menutup kembali punggungnya dengan kaos lusuh, belel!
“Loh bel, tapi ini bukan minyak biasa! Ini minyak ajaib! Bisa buat kulit kamu!” Jawabku seraya menerangkan,
“Aku juga pake!” Jawabku menekankan.
“Udah, sini, sini! Cepet buka kaos lo! Sini gue lulurin!” Perintahku dengan cepat.
[25]
Kobel dengan wajah mesumnya kembali menyeringai. Dengan iseng, ia mencoba untuk mengganggu, ia bilang
“Lo kak yang mau ngelulurin gue? Ntar lo terpesona lagi! Haha”
“Apa? Terpesona dengan papan climbing di-punggung lo? Jangan salah! Ga napsu!” Jawabku dengan muka sedikit aneh.
Akhirnya, Uchok yang membantu Kobel untuk membalur seluruh tubuhnya dengan minyak zaitun.
Tak terasa hari mulai gelap, sebelum berpamitan pulang ke asramaku, aku dan adiku ini berbeda asrama. Aku singgah dulu ke toilet diasrama mereka. Sekembalinya dari toilet ternyata aku dikagetkan dengan penampakan manusia minyak dari kamar tiga ratus enam belas.
[26]
Kobel, dengan tubuh penuh dengan minyak dari ujung rambut samapi ujung jempol. Seluruh tubuh, ia balur dengan minyak zaitun. Aku, sangat terkejut dan penjelmaan ini. Aku tertawa terbahak-bahak melihat minyak zaitun ukuran 500ml. Itu hanya tersisa setengah botol. Dan ternyata cukup banyak yang terbuang untuk tubuh Kobel yang jangkung itu.
Tiga hari, setelah kejadian manusia minyak itu, aku berniat untuk mengunjungi Dita dan kawan-kawan di dgtu, tempat dimana adikku sekolah persiapan. Juga sekolah persiapan bahasaku dua tahun lalu.
Hari memang sudah larut, aku juga baru saja keluar dari kelas sekitar pukul tujuh malam, itu setiap hari. Karena, fakultasku menggunakan vrexni smennaya sistema, system jadwal atas atau kelas siang.
Cukup berjalan sekitar lima belas menit untuk sampai ke asrama dgtu dari kampusku.
[27]
Begitu sampai dikamar Kobel yang memang jadi sarangnya pelajar Indonesia ini, aku benar-benar dikejutkan dengan sesuatu yang janggal. Sangat janggal, membuatku ingin sekali tertawa, hingga terjungkal-jungkal.
Didalam kamar sudah ada Dita, Uchok dan Kobel, yang membuat janggal adalah, ke tiga mahluk ini, dari atas sampai bawah berkulit menyerupai reptile.
Mengkilap disembur cahaya temaram dari sorot lampu duapuluh lima watt, sedang terdiam mematung, saling berpandangan dan masing-masing memasang nyengir kuda untuk menyambut kedatanganku.
Ya, benar! Ke tiga mahluk dgtu ini ternyata sudah berbalur minyak seluruh tubuh mereka.
Semua ini bermula, sejak dua hari yang lalu ketika Kobel membeli minyak zaitun berbentuk botol jin berukuran dua liter. Ternyata, mereka menyadari, begitu dasyatnya khasiat minyak zaitun bagi kulit sisik
[28]
mereka. Dan atas nama keindahan! Aku acungkan jempol! Inilah kreasi anak-anak Rostov! Berjuang di tengah-tengah perjuangan!
[29]