BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Lampiran 3 Koding Subjek II
1 sebaliknya
Kesadaran akan orientasi homoseksual
Orientasi homoseksual 730 Merasa biasa saja dan tidak ada ikatan emosi apa-apa saat berteman dengan
laki-laki, namun hal ini akan sangat berbeda saat ia sedang menyukai perempuan.
19 Menyadari diri lesbian setelah mengerti tentang orientasi seksual 24
34 39
Awalnya tidak terima bahwa ia lesbian karena masih belum yakin hal tersebut bukanlah suatu kesalahan (dosa)
Semakin banyak informasi yang didapatkan, semakin bisa menerima diri sendiri.
Merasa nyaman dan santai dalam melakukan segala hal setelah mulai bisa menerima diri.
45 Belum pernah berpacaran dengan laki-laki.
53 Pertama kali berpacaran dengan perempuan saat SMP.
818 Merasa nyaman dan senang saat berpacaran dengan perempuan 71 Hanya teman dekat yang mengetahui bahwa D lesbian
Menyembunyikan orientasi homoseksual
78 D langsung mengaku saat orangtua curiga dan bertanya-tanya tentang orientasi seksual D.
408 Anak-anak masih terlalu kecil untuk diberitahu tentang orientasi seksualnya. 466
477
Suami mungkin tidak tau tentang orientasi seksual D Tidak merasa harus mengakui orientasi seksual ke suami 89 Fakta bahwa D lesbian membuat orangtua sangat marah
Stigma negatif orangtua Motif menikah 100 Bagi orangtua, LGBT adalah salah, dosa, tidak benar, negatif dan tidak bisa
diterima.
134 Orangtua sering menilai D membuat malu keluarga. 472 Bagi orangtua, D yang lesbian merupakan aib keluarga.
2
138 Tidak ada yang dapat membantu memberi jalan keluar lain selain menikah
Tidak ada pilihan lain 606 Terpaksa menikah karena tidak ada pilihan lain
120 Menikah karena dijodohkan orangtua. Dijodohkan
145 Relasi dengan suami tampak baik-baik saja, namun sebenarnya tidak dan malah cenderung dingin.
Relasi emosional
Relasi dengan suami 155, 778 Merasa tidak nyaman akan relasi dengan suami dan suami menyadarinya
306 Suami tidak dominan
307 Keras dan tidak gampang menerima perlakuan suami 763 Lebih banyak bertengkar daripada akur
766 Suami baik, perhatian dan sayang
785 Suami kadang memarahi D, namun kadang juga mengabaikan saat D mengungkapkan ketidaknyamanannya
188 236
Tidak dapat menikmati hubungan seksual
Tidak merasakan apa-apa saat berhubungan seksual.
Relasi fisik / seksual 193
195
Berusaha menghindar dan menolak hubungan seksual. Terkadang terpaksa berhubungan seksual.
201 Merasa “diperkosa” saat berhubungan seksual dengan suami.
210 Merasa tertekan, tidak nyaman, sedih dan sakit hati setiap berhubungan seksual 224
244 254
Suami pernah melakukan hubungan seks terhadap D saat D sedang tidur
Suami memberitahu keesokan paginya bahwa semalam mereka berhubungan seksual
Sakit hati dan tidak terima karena suami memperlakukan D seperti barang 234 Cuek dan tidak merespons sama sekali saat berhubungan seksual.
3
Sebab konflik
Konflik interpersonal dengan suami akan menjawab sinis dan hal ini memicu konflik kembali.
259 266 748
Bertengkar karena suami melakukan hubungan seksual saat D tidak sadar Semakin marah karena hubungan seksual tersebut membuatnya hamil ketika ia tidak siap memiliki anak kedua.
Suami melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama. 281
291
Menggugurkan kandungannya karena tidak bisa menerima keadaan Suami marah saat D menggugurkan kandungan
436 792
Tidak memiliki alasan apa-apa untuk menggugat cerai suami
Suami tidak mau bercerai karena tidak mau dianggap laki-laki gagal dan karena menyadari adanya dampak tertentu ke anak-anak
160 Adu mulut dan saling membantah satu sama lain saat bertengkar
Akibat konflik 167 Tidak ada kekerasan fisik saat bertengkar
173 Saling diam saat sedang bertengkar
174 Baik dengan sendirinya tanpa ada yang meminta maaf duluan
Penyelesaian konflik 172 Tidak ada yang mau mengalah duluan
809 Setelah bertengkar, suami lama kelamaan akan berpura-pura tidak terjadi apa- apa (pertengkaran) di antara mereka
325 Relasi dengan anak biasa saja dan tidak ada yang aneh
Relasi dengan anak
Kehadiran anak 334 Dekat dengan anak-anak
404 Selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. 411 Orientasi seksual tidak mempengaruhi cintanya terhadap anak-anak. 444 Suami memperlakukan anak dengan baik
328 Anak merupakan pelarian agar tidak terlalu fokus pada masalah
Dampak kehadiran anak 331, 370 Anak merupakan penghibur saat sedang marah, capek dan down
4
357 Tidak mau pertengkaran dengan suami membawa dampak buruk bagi anak- anak
420 Harus menangis sembunyi-sembunyi karena tidak ingin anak menjadi sedih setelah melihatnya menangis
263 Merasa bahwa perlakuan suami sangatlah tidak adil.
Perasaan negatif diri
Dampak pernikahan 316 Pernikahan membuat tertekan karena harus melakukan dan berhadapan dengan
sesuatu yang membuat tidak nyaman
379 Merasa lelah, muak dan jenuh harus berpura-pura baik-baik saja di hadapan keluarga.
503 Kasihan dengan mantan pacarnya karena ia pasti merasa sangat sakit hati dan
tertekan. Perasaan terhadap orang
lain 545 Kasihan dan tidak tega dengan orang yang menjadi pasangannya.
387 Ingin meninggalkan kehidupan saat ini dan mulai membahagiakan diri sendiri, tapi merasa harus bertanggungjawab akan anak-anak.
Konflik intrapersonal 617 Ingin bercerai dari suami supaya bebas dan bisa membahagiakan diri sendiri,
tapi ragu karena memikirkan masa depan anaknya dan juga tidak yakin bahwa setelahnya ia bisa bebas dari paksaan orangtua.
428 Tidak memiliki teman bercerita semenjak menikah
Relasi sosial 557 Jauh dari teman-teman komunitas.
562 Merasa takut, tidak diterima, selalu dijudge dan tidak dimengerti ketika bercerita ke teman-teman komunitas mengenai pernikahannya.
582 Menjadi pribadi yang cuek, jutek dan tidak peduli pada orang lain selain orang- orang yang dia sayang
5
534 Harus mempertimbangkan banyak hal apabila ingin menjalin relasi baru dengan orang di luar pernikahan.
542 Pernikahan dan anak yang masih kecil membuat sulit membangun relasi di luar pernikahan.
515 Relasi sesama jenis menjadi sangat berisiko karena D bisa diceraikan dan kehilangan anak-anaknya apabila sampai ketahuan.
696 Pernikahan membuatnya menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh Sifat personal 417 Menangis saat sedang merasa capek, muak dan jenuh.
Strategi coping Strategi coping 456 Menyibukkan diri dengan membaca, bekerja dan fokus pada anak-anak untuk
mengalihkan perhatian dari emosi negatif yang dirasakan
203 Tidak dapat melakukan apapun dan tidak mendapat dukungan darimanapun karena budaya mengatakan istri harus menurut dan melayani suami.
636 Menjalani hidup apa adanya sembari memikirkan cara (alasan) untuk meminta cerai
Usaha
Orientasi masa depan 646 Berusaha berdamai dengan keadaan
654 Mempersiapkan anak menjadi kuat menghadapi perceraian.
656 Memberi pengertian kepada anak tentang keadaan yang sebenarnya.
480 Ingin memberitahu anak-anak mengenai orientasi seksualnya saat mereka
sudah besar. Rencana
483 Ingin anak-anak memiliki wawasan yang luas, berpikiran terbuka, bisa toleransi dan tidak diskriminasi.
Harapan 666 Berharap LGBT diterima, tidak didiskriminasi dan tidak dibedakan dari orang
pada umumnya sehingga tidak ada lagi paksaan untuk menikah yang akan mengorbankan banyak orang.
xxv