• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

C. Analisis Data

2) Koefisien disiplin kerja (X sebesar 0,210 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point disiplin kerja (X akan meningkatkan

kinerja karyawan sebesar 0,210 dengan t hitung sebesar 3,452 dan nilai signifikasi 0,001, dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja (X2) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan demikian secara empiris menolak Ho dan menerima H2 , yang menyatakan bahwa disiplin kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi disiplin kerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja tersebut. Ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Pamalingo (2015) Dengan adanya sumber daya

yang baik, dan kedisiplinan kerja yang baik maka kompetensi yang baik akan tercipta, sehingga kinerja yang baik akan ikut serta dalam suatu organisasi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pamalingo (2015) dan Betaria (2016), pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agung (2013), menunjukkan hasil yang berbeda, hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Artinya ketika disiplin kerja seorang karyawan meningkat ataupun menurun , maka kinerja karyawan tersebut tidak ada perubahan atau tetap.

H2 diterima: Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

3) Koefisien motivasi spiritual (X3) sebesar 0,798 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point motivasi spiritual (X3) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,798 dengan t hitung sebesar 3.444 dan nilai signifikasi sebesar 0.001, dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel motivasi spiritual (X3) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan demikian secara empiris menolak Ho dan menerima H3

yang ada, yang menyatakan bahwa motivasi spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi spiritual seorang karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ande (2017) matangnya motivasi spiritual yang dimiliki pegawai akan membuat kinerjanya meningkat, karena spiritualitas telah diterima dan dalam praktiknya generasi ini telah menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana bagi pegawai untuk beribadah, menyelenggarakan acara keagamaan, menyelenggarakan pelatihan kecerdasan spiritual dan melaksanakan corporate social responsibility.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ande (2017), dalam penelitiannya secara simultan dan parsial variabel motivasi spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Jadi semakin tinggi tingkat motivasi spiritual seorang karyawan maka kinerja karyawan tersebut juga akan meningkat. Sedangkan hasil penelitian yang tidak mendukung penelitian dilakukan oleh Muafi (2003), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi tidak signifikan, hal tersebut beratrti bahwa motivasi spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H3 diterima: Motivasi Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

b. Uji Statistik F

Uji F ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel promosi jabatan (X1), disiplin kerja (X2), dan motivasi spiritual (X3) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel kinerja karyawan (Y) (Bawono, 2006: 91).

Tabel 4.12 Hasil Uji F statistik

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 371.423 3 123.808 38.553 .000a

Residual 211.948 66 3.211

Total 583.371 69

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, PROMOSI, DISIPLIN

b. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: Data yang diolah, 2017

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung sebesar 38.553 dengan nilai signifikasi sebesar 0.000. Karena probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa promosi jabatan, disiplin kerja dan motivasi spiritual secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

c. Uji R² (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R²) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

atau variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92) analisis Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen (Bawono:93). Hasil uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Detreminasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .798a .637 .620 1.792

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, PROMOSI, DISIPLIN

Sumber: Data yang diolah, 2017

Tabel di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0.798 ini berarti ada hubungan antara variabel dependen (kinerja karyawan) dengan variabel independen (promosi jabatan, disiplin kerja dan motivasi spiritual) sebesar 0.798. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.620 ini berarti kontribusi variabel independen (promosi jabatan, disiplin kerja dan motivasi spiritual) mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) sebesar 62 % sedangkan sisanya sebesar 38 % dipengaruhi variabel lain di luar model.

Tabel 4.14 Hasil Penelitian

Hipotesis Kesimpulan

H1 Promosi Jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Diterima

H2 Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Diterima

H3 Motivasi spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Diterima

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh promosi jabatan, disiplin kerja dan motivasi spiritual terhadap kinerja karyawan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh positif dan signfikan variabel promosi jabatan (X1) terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Syariah Semarang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi promosi jabatan maka semakin tinggi pula kinerja tersebut.

2. Terdapat pengaruh positif dan signfikan variabel disiplin kerja (X2) terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Syariah Semarang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi disiplin kerja karyawan maka semakin tinggi pula kinerja tersebut

3. Terdapat pengaruh positif dan signfikan variabel motivasi spiritual (X3) terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Syariah Semarang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi spiritual seorang karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.

B. Saran

1. Agar kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang tetap tinggi, maka perusahaan tetap harus

mempertahankan atau dapat meningkatkan promosi jabatan, disiplin kerja, dan motivasi spiritual.

2. Untuk peneliti selanjutnya terkait kinerja karyawan di perusahaan perlu melihat faktor-faktor lain atau mengembangkan lebih banyak menggunkan variabel independen, misalnya etos kerja, kompensasi dan insentif, serta melibatkan lebih banyak responden dalam melakukan penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Dokumen terkait