• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PROMOSI JABATAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PROMOSI JABATAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

TABUNGAN NEGARA (BTN) SYARIAH KANTOR

CABANG SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH

SIWI FITRI ASTUTI

NIM : 21313107

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

TABUNGAN NEGARA (BTN) SYARIAH KANTOR

CABANG SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH

SIWI FITRI ASTUTI

NIM : 21313107

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya dan

bertaqwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang-orang

yang mendapat kemenangan. (QS. An-Nuur ayat 52)

Jadilah orang yang suka menolong karna suatu kamu

mendapatkan kesusahan pasti orang lain akan balik

(8)

Skripsi ini saya persembahan untuk

Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

hidayahn-Nya saya telah selesai menulis skripsi ini.

Kedua orang tua saya bapak Ari Wahyudi dan Ibu Lilis

Isnaeni

Kakek saya Bapak Jupri Ahwan dan Almarhumah

nenek saya Ibu Dariyah terima kasih sudah membiayai

kuliah saya sampai saya lulus.

Terima kasih buat Paman saya Iwan Susiyanto yang

selalu memberi solusi dan dukungan saat saya ada

masalah apapun.

Terima kasih untuk Sef Afif Setiawan yang selalu

membantuku, memberi semangat dalam hal apapun.

Sahabatku Anisa,Ryantika,Indah fitri,Alvi, Hajir

teman seperjuangan dan tidak lupa keluarga besar

(9)

Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: ANALISIS PENGARUH PROMOSI JABATAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (PT Bank Tabungan Negara (Persero) KC Syariah Semarang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

Syari‟ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

4. Bapak Taufikur Rahman, SE, M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu seluruh karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah Semarang atas kesempatan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna mendapatkan data sebagai bahan penulisan skripsi ini.

(10)

Islam jurusan S1 Perbankan Syariah.

9. Terima kasih buat Anisadan Tika serta semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan telah menjadi bagian dari hidupku.

10.Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan, dan semoga kita semua sukses.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran penulisan skripsi ini. Dan Akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan Alhamdulillahirobbil „alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jazaa kumullah khairan katsiraan. Wassalamualaikum Wr.Wb

Penulis

(11)

Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, S.E., M.Si.

Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi jabatan (X1), disiplin kerja (X2), dan motivasi spiritual terhadap kinerja karyawan (Y) di PT. Bank Tabungan Negara (persero) Syariah Semarang. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Bank Tabungan Negara (persero) Syariah Semarang. Sampel yang diambil sebanyak 70 responden dengan teknik sampel jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan alat analisis SPSS versi 16. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji t dan uji F, koefisien determinasi (R2) serta uji analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, serta motivasi spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kemudian pada uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan promosi jabatan, disiplin kerja, dan motivasi spiritual secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar 62 % sedangkan sisanya 38 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini.

(12)

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 9

(13)

b. Faktor-faktor Perilaku Organisasi ... 20

2. Kinerja ... 21

a. Pengertian Kinerja ... 21

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 22

c. Indikator Kinerja ... 23

d. Pengertian Penilaian Kinerja Karyawan (Prestasi Pegawai) ... 25

e. Tujuan Penilaian Karyawan ... 26

3. Disiplin Kerja ... 27

a. Pengertian Disiplin Kerja ... 27

b. Macam-macam Disiplin Kerja ... 28

c. Pendekatan Disiplin Kerja ... 30

d. Indikator Disiplin Kerja ... 32

e. Sanksi Disiplin Kerja ... 32

4. Promosi Jabatan ... 34

a. Pengertian Promosi Jabatan ... 34

b. Dasar-dasar Promosi Jabatan ... 35

c. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan ... 36

d. Syarat-syarat Promosi Jabatan. ... 37

e. Indikator Promosi Jabatan ... 38

(14)

b. Spiritualitas ... 41

1. Pengertian Spiritualitas ... 41

2. Aspek-aspek Spiritualitas ... 42

c. Motivasi Spiritual ... 43

1. Pengertian Motivasi Spiritual ... 43

2. Konsep Motivasi Spiritual... 44

3. Indikator Motivasi Spiritual ... 46

C. Kerangka Penelitian ... 47

D. Hipotesis... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Jenis penelitian ... 53

B. Lokasi dan waktu penelitian ... 53

C. Populasi dan sampel ... 53

1. Populasi ... 53

2. Sampel ... 53

D. Teknik pengumpulan data ... 54

1. Kuesioner (Angket) ... 54

2. Studi Kepustakaan ... 54

E. Skala Pengukuran ... 55

(15)

2. Uji Reliabilitas ... 60

3. Uji Asumsi Klasik ... 60

a. Uji Multicollinearity ... 60

b. Uji Heteroscedasticity ... 61

c. Uji Normalitas ... 62

d. Uji Linearitas ... 62

4. Uji Statistik ... 63

a. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

b. Uji t test (uji secara individu) ... 63

c. Uji F test(Uji Secara Serempak) ... 64

d. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 65

I. Alat analisis ... 66

BAB IV ANALISIS DATA A. Profil Lembaga ... 67

1. Sejarah Singkat BTN Syariah ... 67

2. Visi dan Misi ... 68

B. Identitas Responden ... 70

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

2. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 72

(16)

b. Uji Reliabilitas ... 75

2. Uji Asumsi Klasik ... 75

a. Uji Multicollinearity ... 76

b. Uji Heteroskedastisitas ... 77

c. Uji Normalitas ... 78

d. Uji Linearitas ... 79

3. Analisis Rgresi Berganda ... 81

4. Uji Hipotesis ... 82

a. Uji Statistik t ... 83

b. Uji Statistik F ... 86

c. Uji R2 (koefisien determinasi) ... 88

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ...

90

DAFTAR PUSTAKA

(17)

Tabel

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

3.1. Definisi Konsep dan Operasional ... 56

4.1. Jenis Kelamin Responden ... 71

4.2. Pendidikan Responden ... 72

4.3. Lama Bekerja ... 72

4.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 75

4.6. Hasil Uji Multikolonieritas ... 76

4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser ... 77

4.8. Hasil Uji Normalitas ... 79

4.9. Hasil Uji Linearitas dengan Metode Durbin-Watson model linier . 80 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi dengan Metode Durbin-Witson model Kuadrat ... 80

4.11. Hasil Uji Linier Berganda ... 81

4.12. Hasil Uji F statistik ... 87

4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 88

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal tahun 2015 negara Indonesia mulai dihadapkan dengan

perdagangan bebas dikawasan Asia yaitu Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) masa dimana negara anggota ASEAN saling berkompetisi

utamanya dalam sektor ekonomi, termasuk sektor Jasa (keuangan atau

perbankan). Demikian juga dalam dunia perbankan, khususnya dalam

perbankan berbasis syariah. Saat perkembangan perbankan syariah

sangatlah berkembang dengan pesat tentu saja perkembangan ini sangat

dipengaruhi oleh kinerja karyawannya. Ketika kinerja seorang karyawan

baik dan berkualitas maka suatu perusahaan akan mampu bersaing dan

berkembang pesat dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) .

Menurut Yudiana (2014:1) Bank syariah merupakan lembaga

keuangan yang berfungsi untuk memperlancar mekanisme perekonomian

terutama disektor riil. Terdapat banyak pendapat oleh para ahli mengenai

pengertian bank syariah dimana masing- masing menggunakan asumsi

yang berbeda- beda. Secara garis besar pengertian bank syariah adalah

merupakan sebuah lembaga perbankan yang pada prinsipnya berpegang

(20)

Menurut Biro Perbankan Syariah BI secara umum fenomena

perkembangan perbankan syariah ini merupakan sebuah fenomena yang

sangat menarik dan unik, karena fenomena ini terjadi justru di saat kondisi

perekonomian nasional berada pada keadaan yang mengkhawatirkan.

Meskipun kalau dilihat dari volume usaha perbankan syariah jika

dibandingkan dengan total keseluruhan volume usaha perbankan nasional,

maka nilainya masih relatif kecil, yaitu sebesar 2,5 trilliun rupiah.

Sedangkan total volume usaha perbankan nasional secara keseluruhan

mencapai angka 1087 trilliun rupiah. Kalau kita persentasekan, maka

volume usaha perbankan syariah baru mencapai angka 0,23 %.

Selain masalah operasional, masalah lain yang sering terjadi pada

perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM) ini berkaitan

dengan karyawan. Masalah yang terjadi adalah pihak perbankan kesulitan

untuk mencari karyawan perbankan syariah yang berkompeten dan

mumpuni. Justru perusahaan banyak mengambil karyawan untuk

perbankan syariah dari perbankan konvensional dan SDM-SDM yang

potensial. Sangat sedikit karyawan yang diambil atau lulusan perguruan

tinggi syariah.

Menurut Mangkunegara (2008:3) Sumber Daya Manusia di

perusahaan perlu dikelola secara baik dan profesional agar terwujud

keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan

organisasi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengelola Sumber Daya

(21)

Keberhasilan kinerja suatu perusahaan salah satunya ditentukan oleh hasil

kinerja karyawan yang baik, dan kinerja karyawan yang baik tercipta

dengan melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik dan

profesional.

Mangkuprawira (2004:196) mengungkapkan promosi dapat

mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik. Karyawan umumnya

berupaya melakukan pekerjaan sebaik mungkin jika mereka percaya

bahwa kinerja tinggi mengarah pada adanya promosi. Menurut Thoha

(2005:33) promosi merupakan reward yang diberikan kepada pegawai

yang berprestasi untuk memangku tanggung jawab yang lebih besar,

berupa kenaikan pangkat atau jabatan. Sedangkan jabatan adalah

kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak

seorang karyawan dalam rrangka susunan suatu organisasi baik jabatan

struktural maupun jabatan fungsional. Jadi dapat disimpulkan bahwa

promosi jabatan adalah perpindahan kekuasaan/wewenang ketingkat

yang lebih tinggi sesuai dengan tanggung jawab dan kewajiban tertentu.

Yani (2016) mengungkapkan salah satu faktor yang diduga

mempengaruhi kinerja karyawan dalam perusahaan adalah promosi

jabatan. Promosi diberikan kepada karyawan yang membuktikan

kesanggupan dan loyalitasnya kepada perusahaan, serta menunjukkan

indikasi kemampuan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi. Faktor

tersebut bisa saja bersumber dari organisasi, dari karyawan itu sendiri

(22)

bahwa karyawan yang dipromosikan pada jabatan yang tepat dalam

bekerja dapat semakin meningkatkan kinerja yang dihasilkan . Hal ini juga

di dukung pula oleh penelitian empirik yang dilakukan oleh Oktaviani dan

Netra (2008) menyatakan bahwa promosi jabatan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian terdahulu yang

menunjukan hasil yang berbeda yaitu dilakukan oleh Khoirul (2015)

yang menyatakan bahwa variabel promosi jabatan tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Ini berarti apabila dilakukan promosi jabatan

terhadap karyawan maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan selain

promosi jabatan yaitu disiplin kerja. Menurut Davis dalam Mangkunegara

(2008:129) disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen

untuk memperteguh pedoman –pedoman organisasi. Pendapat lain yang diungkapkan oleh Bacal (2014:164) bahwa disiplin adalah sebuah proses

yang digunakan untuk menghadapi permasalahan kinerja, proses ini

melibatkan manajer dalam mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan

masalah-masalah kinerja pada karyawan.

Menurut Hamali dan Simanjuntak (2016) setiap perusahaan perlu

memelihara disiplin karyawannya, karena tanpa disiplin yang baik, maka

operasi perusahaan akan cenderung mengalami kekacauan yang dapat

berakibat kepada kerugian materi ataupun kemunduran kinerja perusahaan.

Disiplin karyawan yang tercermin dari ketaatan atau kepatuhan terhadap

(23)

kepada peningkatan kinerja kerja karyawan secara keseluruhan. Disiplin

kerja diasumsikan memengaruhi kinerja pegawai dalam kegiatan bisnis

perusahaan.

Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang

menyatakan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel kinerja pegawai. Yaitu penelitian yang

dilakukan Bagia dkk (2016) yang menyatakan bahwa disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Tetapi

penelitian lain yang dilakukan oleh Agung (2013) menunjukan hasil yang

berbeda dimana variabel disiplin kerja secara parsial tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Artinya dengan adanya disiplin kerja dalam

perusahaan maka kinerja karyawan tersebut tetap.

Pendapatan lain yang dikemukakan oleh Steer dalam Ande (2017)

salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi , lebih

lanjut dikatakan bahwa motivasi mempunyai kekuatan kecenderungan

seseorang / individu untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah

kepada sasaran dalam pekerjaan sebagai kepuasan, tetapi lebih lanjut

merupakan perasaan senang atau rela bekerja untuk mencapai tujuan

pekerjaan. Abdul (2000:113) mengungkapkan motivasi merupakan proses

psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai

tujuan. Manusia membutuhkan goal portofolio tiga dimensi untuk mengukur dirinya sendiri dalam tiga lapisan, yaitu : materi, intelektual dan

(24)

motivasi: motivasi primer dan motivasi spiritual. Kebutuhan spiritual

merupakan kebutuhan yang fitri yang pemenuhannya tergantung pada

kesempurnaan manusia dan kematangan individu. Beberapa penelitian

juga menyebutkan bahwa spiritual seseorang berperan sangat besar

terhadap psikis seseorang dalam bekerja dan secara signifikan akan

berpengaruh pada kinerjanya. Hal ini didukung dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Ande (2017) yang menyatakan bahwa

motivasi spritual agamis secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Muna. Penelitian

lain yang dilakukan oleh Muafi (2003) menunjukkan hasil yang berbeda

dimana variabel motivasi spiritual yang meliputi motivasi akidah, motivasi

ibadah dan motivasi muamalat secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kinerja religius tetapi tidak signifikan, hal itu berarti variabel motivasi

spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja religius karyawan di Kawasan

Industri Rungkut Surabaya (SIER).

Beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

objeknya dalam penelitian ini peneliti lebih berfokus pada bank syariah

sedangkan pada penelitian terdahulu kebanyakan obyeknya lebih fokus

pada perusahaan konvensional misalnya yang dilakukan oleh Bagia (2016)

dengan judul pengaruh promosi jabatan dan disiplin kerja terhadap kinerja

di Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng, Yani dkk (2016) pengaruh

promosi jabatan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan di Hotel Bali

(25)

(2008 pengaruh gaya kepemimpinan, promosi jabatan, kompensasi

finansial terhadap kinerja karyawan pada PT. Grand Mega Bali Resot and

Spa Kuta Bali selain itu ada penambahan variabel independen motivasi

spiritual serta penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dan hasil

penelitian yang berbeda maka peneliti tertarik meneliti kembali

variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu “Pengaruh Promosi Jabatan, Disiplin Kerja, dan Motivasi Spiritual Terhadap Kinerja

Karyawan Pada Bank BTN SyariahCabang Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah promosi jabatan mempengaruhi kinerja karyawan pada bank

BTN Syariah cabang semarang ?

2. Apakah disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan pada bank

BTN Syariah cabang semarang ?

3. Apakah motivasi spiritual mempengaruhi kinerja karyawan pada bank

BTN Syariah cabang semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penetian ini

adalah

1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh promosi jabatan terhadap

(26)

2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan pada bank BTN Syariah Cabang Semarang.

3. Menganalis dan mengetahui pengaruh motivasi spiritual terhadap

kinerja karyawan pada bank BTN Syariah Cabang Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang

manjemen sumber daya manusia pada khususnya dan sebagai

referensi bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya pada pihak

yang ingin mempelajari mengenai pengaruh promosi jabatan, disiplin

kerja dan motivasi spiritual terhadap kinerja karyawan.

b. Kegunaan Praktis

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Bagi Penulis, penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar sarjana ekonomi serta diharapkan mampu

menjadi acuan dalam menambah pengetahuan sebagai bekal agar

dapat menerapkan ilmu yg sudah didapatkan di perkuliahan dengan

praktik yg sesungguhnya.

2. Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan yang lebih baik bagi lembaga untuk meningkatkan kinerja

(27)

3. Bagi Institusi, penelitian ini merupakan referensi dan informasi

bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa prodi perbankan syariah

sebagai jembatan untuk menjalin kerja sama dengan bank syariah

E. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas tentang pertama latar

belakang masalah yang berisi alasan penelitian ini perlu diteliti berupa data

atau fenomena empiris dari obyek yang akan diteliti, research gap, adanya

kesenjangan penelitian yang perlu diteliti dan alasan yang kuat bagi

peneliti untuk meneliti masalah yang diajukan. Kedua rumusan masalah

terdiri dari pernyataan masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian.

Ketiga tujuan penelitian, keempat kegunaan penelitian dan kelima

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini membahas tentang telaah pustaka

yang berisi penelitian yang terdaluhu yang mendukung penelitian ini,

kerangka teori yang digunakan yaitu berisi tentag teori dan konsep yang

aka digunakan untuk menganalisi dan mengambil kesimpulan, kerangka

penelitian yang berisi tentang telaahkritis untuk menghasilkan hipotesis

dan model penelitian yang akan diuji dalam bentuk gambar dan atau

persamaan, dan pengembangan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini membahas jenis penelitian,

(28)

pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,

instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis.

Bab IV Analisis Data. Dalam bab ini membahas tentang deskripsi obyek penelitian yang berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan hasil uji

analisis data dari data yang telah diperoleh, berupa uji asumsi klasik yang

meliputi uji multicollinearity, uji heteroscendasticity, uji normalitas, dan uji linearitas. Juga dibahas uji statistik berupa uji regresi berganda, uji

ttest, uji Ftest dan uji koefisien determinasi yang menggambarkan

pengaruh variabel yang digunakan

Bab V Penutup. Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran

untuk lembaga yang diteliti berdasarkan hasil penelitian yang telah

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan

kinerja karyawan telah diteliti pada berbagai penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti/Judul/ Tahun

Variabel Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian

tidak hanya variabel

promosi jabatan dan

disiplin kerja tetapi

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Religius Dosen

spiritual saja tetapi

(37)

karyawan di Bank

Syariah.

Pada penelitian ini, penulis lebih berfokus untuk mengetahui

apakah promosi jabatan, disilin kerja, dan motivasi spiritual

berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah. B. Kerangka Teori

1. Perilaku Organisasi

a. Pengertian Perilaku Organisasi

Menurut Cummings dalam Thoha (2014) perilaku organisasi

adalah suatu cara berfikir, suatu cara untuk memahami

persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut

tindakan-tindakan pemecahan.

Selanno (2014) mengungkapkan dalam sesuatu organisasi setiap

orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan masing masing,

bersaing untuk mencapai kepentingannya masing-masing dalam

organisasi tersebut. Hal ini juga ditandai dengan perbedaan yang ada

mengenai segala macam sifat dalam anggota organisasi, untuk itu

seorang karyawan maupum manajer dituntut untuk cerdas mengetahui

macam - macam karakter bawahan maupun rekan kerjanya, sehingga

bisa berinterkasi dengan baik dan menjadi menjadi manajer yang

mampu mengetahui arah pemikiran seluruh karyawan yang bekerja.

Sedangkan Robbin (2011:43) mengungkapkan perilaku organisasi

(38)

individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta

dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok,

maupun organisasi).

b. Faktor-faktor Perilaku Organisasi

Menurut Davis dalam Dharma (1993) faktor-faktor perilaku

organisasi adalah sebagai berikut

a) Orang-orang

Membentuk sistem sosial intern organisasi, mereka terdiri

dari orang-orang dan kelompok, baik kelompok besar maupun

kelompok kecil, selain itu ada kelompok yang lebih resmi dan

formal.

b) Struktur

Menentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi.

Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan

semua aktivitas organisasi, ada manajer dan pegawai.

c) Teknologi

Menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang

untuk bekerja dan sumber daya itu memoengaruhi tugas yang

mereka dapat menghasilkan banyak hal dengan tangan kosong.

Jadi, mereka mendirikan bangunan, merancang, mesin

mencipatakan proses kerja dan merakit sumber daya.

(39)

Semua organisasi beroperasi didalam lingkungan luar, organisasi

tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari sistem yang lebih

besar yang banyak memuat unsur lain, seperti pemerintah, keluarga

dan organisasi lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi

dalam suatu sistem yang rumit yang menjadi corak hidup

sekelompok orang.

2. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2008:67) istilah kinerja berasal dari kata

Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pengertian kinerja (prestasi

kerja) adalah hasil kerja seara kualitas dan kuantitas yang dicapi oleh

seorang pegawaai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Zainal dkk (2009) Kinerja adalah suatu tampilan keadaan

secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan

hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasioal

perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki .

Sedangkan menurut Mulyadi (2010) adalah penentuan secara

periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria dan kriteria

(40)

Menurut Aguins dalam Fattah (2014:13) kinerja adalah performanc is abaout behavior or what employees do, not abaout what employees produce or the outcomes of their work. Maksudnya kinerja adalah tentang perilaku atau apa yang dilakukan oleh karyawan, bukan

tentang apa yang diproduksi atau yang dihasilkan dari pekerjaan

mereka.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2008:67) faktor yang mempengaruhi

pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai pendapat yang dirumuskan oleh Keith Davis, (1964:484) yang merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability + Motivation Ability = Knowledge + Skill Motivation = Attitude + Situation

1) Faktor Kemampuan.

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yangbmemiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadsi untuk jabatannya dan terampil dalam engerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

(41)

sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job).

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong

diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara

maksimal. Sikap mentai seorang pegawai harus sikap mental

yang siap secara psikofisik ( siap secara mental, fisik, tujuan,

dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental,

maupun fisik , memahami tujuan utama dan target kerja yang

akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan mencapai situasi

kerja. Sikap mental yang siap secara psikofisik terbentuk

karena mempunyai MODAL dan KREATIF. Artinya, seorang

pegawai harus mampu mengolah otak dengan aktif dan lincah,

memiliki keinginan maju, rasa ingin tahu tinggi, energik,

analisis sistematik, terbuak untk menerima pendapat, inisiatif

tinggi, dan pikiran luas terarah.

c. Indikator Kinerja

Menurut Bernadin dalam Rojikin (2015) Indikator untuk mengukur

(42)

1) Kualitas

Merupakan tingkat di mana hasil aktivitas yang di

kehendaki mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa

cara ideal dari penampilan aktivitas, maupun memenuhi

tujuan-tujuan yang di harapkan dari suatu aktivitas, kualitas kerja diukur

dari presepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang di

hasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan karyawan.

2) Kuantitas

Merupakan jumlah yang di hasilkan dinyatakan istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang di selesaikan.

Kualtias yang diukur dari presepsi pegawai terhadap jumlah

aktivitas yang di tugaskan beserta hasilnya.

3) Ketepatan waktu

Merupakan tingkat aktivitas di selesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, di lihat dari sudut koordinasi dengan hasil output

sertamemaksimalkan waktu yang tersedia untuk akitivtas lain.

Ketepatan waktu diukur dari presepsi karyawan terhadap suatu

aktivitas yang di selesaikan di awal waktu sampai menjadi output.

4) Efektivitas

Efektivitas kerja dalam presepsi pegawai dalam menilai

pemanfaatan waktu dalam menjalankan tugas, efektifitas

(43)

5) Kemandirian

Merupakan tingkat seorang karyawan dapat menjalankan

fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dari orang lain

atau pengawas. Kemandirian dapat di ukur dari persepsi karyawan

terhadap tugas dalam melakukan fungsi kerjanya masung-masing

karyawan sesuai dengan tanggung jawab pegawai itu sendiri.

6) Komitmen kerja

Merupakan tingkat di mana karyawan mempunyai

komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan

terhadap kantor. Pengukuran dengan menggunakan persepsi

karyawan dalam membina hubungan instansi serta tanggung jawab

dan loyalitas karyawan.

d. Pengertian Penilaian Kinerja Karyawan (Prestasi Pegawai)

Menurut Mangkunegara (2008:69) penilaian prestasi pegawai

dikenal dengan “Performance appraisal is the process an employer uses to determine whether an employer uses to dtermine wheter an employee is performing the job as intended.”(Performance apprasial

adalah suatu prosses yang digunkan majikan untuk menentukan apakah

seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang

dimaksudkan).

Menurut Rivai dan Sagala dalam Solikhah (2015) penilaian kinerja

mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan

(44)

dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.

Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja

karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian

kinerja yang dilakukan dengan benar akan bermanfaat bagi karyawan,

manajer departemen SDM, dan pada akhirnya bagi perusahaan sendiri

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja karyawan adalah

suatu proses penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh atasab

perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya.

e. Tujuan Penilaian Karyawan

Menurut Sarwanto (2007) penilaian kinerja dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut:

1) Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi organisasi yang bersangkutan.

2) Nasihat yang perlu disampaikan kepada karyawan dalam

organisasi.

3) Alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong ke tahap

kemajuan dan kemungkinan memperbaiki atau meningkatkan

kualitas kerja bagi para karyawan.

4) Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari

(45)

5) Landasan atau bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada

bidang ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan

ketenaga kerjaan lainnya.

3. Disiplin Kerja

a. Pengertian Disiplin Kerja

Davis dalam Mangkunegara (2008:129) mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to enforce organization standards”.

Berdasarkan pendapatnya tersebut, disiplin kerja dapat diartikan

sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Hartatik (2014:195) secara etimologis, disiplin berasal

dari bahasa inggris disciple yang bearti “pengikut” atau “penganut”,

“pengajaran”,”latihan”, dan sebagainya. Disiplin merupakan suatu

keadaan tertentu dimana orang-orang tergabung dalam organisasi

tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati.

Hadad Nawawi dalam Hartatik (2014) yang menyatakan bahawa

disiplin adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran

terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan

kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau kelompok

dihindari. Menurut Hasibuan (2003) bahwa kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan

(46)

(2014) menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan manager untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meningkatkan kesadran dan kesediaan seseoarang

menaati semua peraturan perusahaan serta norma-norma sosial yang

berlaku.

b. Macam-Macam Disiplin Kerja

Menurut Hartatik (2014:209) macam-macam disiplin kerja dibagi

menjadi 5, yaitu sebagai berikut:

1) Disiplin diri

Disiplin diri sangat besar peranannya dalam mencapi tujuan

organisasai. Melalui disiplin diri, seorang karyawan akan

menghargai dirinya sendiri dan oang lain. Misalnya jika pegawai

mengerjakan tugas dan wewenang tanpa pengawasan atasan pada

dasarnya pegawai telah sadar melaksanakan tanggung jawab yang

telah di pikulnya. Hal ini berarti pegawai mampu melaksanakan

tugasnya. Di sisi lain bagi rekan sejawat dengan di terapkan

disiplin diri akan memperlancar kegiatan yang bersifat kelompok.

2) Disiplin kelompok.

Disiplin kelompok adalah patut,taat,dan tunduknya

kelompok terhadap peraturan, perintah dan ketentuan yang

berlaku, serta mampu mengendalikan diri dari dorongan

(47)

serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan

standar-standar organisasional.

3) Disiplin preventif.

Disiplin preventif adalah disiplin ysng di tujukan untuk

mendorong pegawai agar berdisiplin dengan menaati dan

mengikuti berbagai standar serta peraturan yang telah di tetapkan.

Dengan demikian disiplin preventif merupakan suatu upaya yang

di lalukukan oleh organisasi untuk menciptakan sikap dan iklim

organisasi, dimana semua anggota organisasi dapat menjalankan

dan mematuhi peraturan yang telah di tetapkan atas kemauan

sendiri. Disiplin preventif bertujuan untuk mendorong sikap

disiplin diri para pegawai sehingga mereka dapat menjaga sikap

sisiplin tersebut tanpa paksaan.

4) Disiplin korektif

Disiplin korektif merupakan suatu upaya untuk

memperbaiki dan menindak pegawai yang melakukan pelanggaran

terhadap peraturan yang berlaku dengan kata lain sasaran disiplin

korektif adalah para pegawai yang melanggar aturan dan di beri

sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku, disiplin ini dilalukan

untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain

melakukan perbuatan yang serupa dan mencegah tidak adanya lagi

(48)

5) Disiplin progresif

Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang

lebih berat terhadap pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah

memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengambil tindakan

korktif sebelum dilakukan hukuman yang lebih serius.

Dilaksanakan disiplin progresif ini memungkinkan manajemen

untuk membantu pegawai dalam memperbaiki kesalahan. Seperti

yang di kemukakan oleh Rifa‟i bahwa disiplin progresif dirancang

untuk memotifasi karyawan agar mengoreksi kekeliruannya secara

suka rela. Contohnya teguran secara lisan oleh atasan, skorsing

pekerjaan,di turunkan pangkat, atau di pecat

c. Pendekatan Disiplin Kerja

Ada 3 pendekatan disiplin menurut Mangkunegara (2008:130)

yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah

keperluan atau kebutan baru diluar hukuman. Pendekatan ini

berasumsi bahwa

a) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman secara fisik.

b) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

(49)

c) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

d) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah

pihak terhadap kasus disiplin.

2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi.

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin

dengan cara memberi hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

a) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

b) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

c) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

d) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras

e) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan.

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

a) Disiplin kerja harus diterima dan dipahami oleh semua

(50)

b) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku.

c) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

d) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya.

d. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Harlie (2010) indikator disiplin kerja adalah sebagai

berikut:

1) Selalu hadir tepat waktu.

2) Selalu mengutamakan presentase kehadiran.

3) Selalu mentaati ketentuan jam kerja.

4) Selalu menggunakan jam kerja dengan efektif dan efisien.

5) Memiliki keterampilan kerja di bidang tugasnya.

6) Memiliki semangat kerja yang tinggi.

7) Memiliki sikap dan kepribadian yang baik dengan menunjukkan

keteladanan dalam melaksanakan tugas.

8) Selalu kreatif dan inovatif dalam bekerja.

e. Sanksi Disiplin Kerja.

Menurut Hartatik (2014:202) pemberian hukuman atau sanksi

dalam upaya penegakan disiplin sangat diperlukan dalam sebuah

organisasi atau perusahaan. Agar pemberian hukuman bisa efektif

(51)

Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang pemberian

hukuman secara bertahap.

1) Menurut Sondang (2006) pemberian hukuman bertahap tersebut

adalah sebagai berikut.

a) peringatan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung.

b) penundaan kenaikan gaji berkala.

c) penundaan kenaikan pangkat.

d) pembebasan dari jabatan.

e) pemberhentian sementara.

f) pemberhentian atas permintaan sendiri.

g) Pemberhentian dengan hormat atas tidak permintaan sendiri.

2) Menurut Winardi (2001) mengatakan bahwa untuk mengajukan

disiplin, harus terdapat sejumlah peraturan sebagai suatu pedoman

dalam melaksanakan tindakan seperti :

a) Peraturan –peraturan perusahaan yang mencakup sejumlah hukum bagi pihak yang melanggarnya.

b) Ketentuan-ketentuan yang diberikan pada pegawai tentang apa

yang diharapkan mereka.

c) Prosedur-prosedur feed back yang memberitahukan kepada

mereka bagaimana hasil pekerjaan mereka dibandingkan

dengan standar-standar yang diharapkan.

d) Penelitian objektif tentang kasus individusal sebelum diadakan

(52)

e) Konsultasi yang disertai penerapan-penerapan sanksi yang

cepat apabila dianggap perlu.

3) Menurut Siswanto (2003) mengatakan bahwa secara umum,

sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak , tingkat dan

jenis sanksi disiplin kerja dapat dibedakan atas sanksi disiplin

berat, disiplin sedang, dan disiplin ringan.

4. Promosi Jabatan

a. Pengertian Promosi Jabatan

Menurut Siagian (2000:169) promosi jabatan ialah apabila seorang

pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang

tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan

lebih tinggi dan penghasilannya pun besar pula.

Menurut Winda (2015) Promosi jabatan merupakan salah satu

program yang secara berkala dilakukan oleh perusahaan, dimana

seorang karyawan akan mengalami perpindahan dari satu jabatan ke

jabatan lain yang lebih tinggi atas prestasi yang dicapai, dengan nilai

wewenang, tanggung jawab, kewajiban, hak, status, dan

penghasilannya lebih besar dari sebelumnya, sehingga dapat

meningkatkan gairah karyawan dalam bekerja yang dinyatakan dengan

kinerja yang maksimal. Sedangkan menurut Hasibuan (2008:108)

promosi jabatan adalah perpindahan yang memperbesar authority dan

(53)

organisasi sehingga kewajiban hak, status dan penghasilannya semakin

besar.

Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

promosi jabatan adalah perpindahan kekuasaan atau jabatan dari

jabatan yang rendah kejabatan yang lebih tinggi sesuai dengan hak dan

tanggung jawab yang telah ditentukan.

b. Dasar-dasar promosi jabatan

Menurut Hasibuan dalam Khoirul (2015) pedoman dasar

mempromosikan karyawan adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman (senioritas), Promosi Jabatan didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbanganya adalah

pengalaman kerja, bagi mereka yang paling lama bekerja

diperusahaan, akan mendapatkan kesempatan pertama untuk

dipromosikan.

2) Kecakapan (ability), Promosi Jabatan didasarkasn pada penilaian kecakapan. Bagi karyawan yang cakap atau ahli berkesempatan

mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.

3) Kombinasi pengalaman dan kecakapan, Promosi Jabatan

didasarkan pada pengalaman dan kecakapan. Pertimbanganya

berdasarkan lamanya dinas, ijazah formal yang dimiliki, dan hasil

(54)

Berdasarkan pemaparan diatas, cara ketiga bisa dibilang cara

yang terbaik dan paling tepat, karena mempromosikan orang yang

paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi

yang hanya berdasarkan pengalaman atau kecakapan saja dapat

diatasi.

c. Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan.

Menurut Mangkuprawira (2004:169) promosi jabatan mempunyai

manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawan yaitu sebagai berikut:

1) Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan

kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya.

2) Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik.

Karyawan umumnya berupaya melakukan pekerjaan sebaik

mungkin jika mereka percaya bahwa kinerja tinggi mengarah pada

adanya promosi.

3) Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan

pangkat dan tingkat kepuasan kerja

Pendapat yang diungkapkan Simamora (1999:587) bahwa manfaat

promosi jabatan adalah sebagai berikut :

1) Promosi jabatan memungkinkan perusahaan untuk

mendayagunakan keahlian dan kemampuan karyawan setinggi

mungkin.

2) Promosi jabatan diberikan karyawan seringkali sebagai imbalan

(55)

jabatan akan termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih

tinggi lagi.

3) Riset menunjukan bahwa kesempatan untuk promosi jabatan dan

tingkat kepuasan kerja mempunyai hubungan yang signifikan.

Sistem promosi jabatan yang efektif dapat mengakibatkan efisiensi

organisasi yang lebih besar dan tingkat moral karyawan yang lebih

tinggi.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

promosi jabatan dapat meningkatkan moral karyawan yang tinggi

ini diharapkan dapat meningkat kinerja karyawan dalam suatu

organisasi.

d. Syarat-syarat Promosi Jabatan.

Menurut Siagian (2009) syarat-syarat promosi jabatan adalah

sebagai berikut :

1) Pengalaman

Dengan pengalaman yang lebih banyak diharapkan

kemampuan yang lebih tinggi, ide-ide yang lebih banyak dan

sebagainya.

2) Tingkat Pendidikan

Ada perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan

untuk dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasannya adalah

bahwa dengan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pemikiran

(56)

3) Loyalitas

Dengan kesetiaan yang tinggi dapat diharapkan antara lain

tanggung jawab yang lebih besar.

4) Kejujuran

Untuk promosi jabatan-jabatan tertentu mungkin masalah

kejujuran merupakan syarat yang penting. Misalnya untuk jabatan

kasir pada umumnya syarat kejujuran merupakan syarat utama

yang harus diperhatikan.

5) Tanggung Jawab

Kadang-kadang sering kali suatu perusahaan diperlukan

suatu tanggung jawab yang cukup besar, sehingga masalah

tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi jabatan

6) Kepandaian bergaul.

Misalnya jabatan untuk salesman adalah sangat penting

untuk menetapkan kepandaian bergaul sebagai suatu syarat

promosi jabatan.

7) Prestasi kerja.

Pada umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan

syarat untuk prestasi kinerjanya.

8) Inisiatif dan Kreatif

Untuk syarat promosi jabatan terhadap jabatan tertentu,

(57)

harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena untuk jabatan

tersebut sangat diperlukan inisiatif dan kreatif.

e. Indikator Promosi Jabatan

Menurut Ardana dkk (2012) bahwa promosi jabatan diukur dengan

indikator sebagai berikut:

1) Memiliki kemampuan yang lebih tinggi.

2) Lama bekerja.

3) Gagasan yang lebih luas.

4) Manajerial yang rasional.

5) Prestasi/hasil pekerjaan yang tinggi.

6) Kesetiaan terhadap organisasi.

7) Bertanggung Jawab.

8) Tingkat kejujuran yang dimiliki.

5. Motivasi Spiritual a. Motivasi

1) Pengertian Motivasi

Menurut Robert dalam Mangkunegara (2008:93) motivasi

dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam

diri (drive arousal). Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan

motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu

(58)

Menurut Berelson dan Steiner dalam Shofwa (2013)

menyebutkan bahwa istilah motivasi merupakan kondisi internal

dari seorang individu yang dapat melahirkan kekuatan, kegairahan

dan dinamika serta pada akhirnya mampu mengarahkan dan

membentuk pola tingkah laku individu yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu dorongan untuk membangkitkan diri

seseorang agar mencapai suatu tujuan tertentu.

2) Teori-teori Motivasi Kerja

Ada beberapa teori motivasi konvensional yang di kemukakan

oleh Mangkunegara (2008:94) diantaranya

a) Teori Kebutuhan.

Teori ini menyimpulkan bahwa apabila pegawai

kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan

menununjukan perilaku kecewa sebaliknya, jika kebutuhannya

terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku

yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.

b) Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Aldefer

Teori ini mengatakan bahwa, manusia memunyai tiga

(59)

c) Teori Insting.

Teori ini timbul berdasarkan teori evolusi Charles Darwin

yaitu bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan

instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah

laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.

d) Teori Drive.

Teori ini menngunakan konsep drive sebagai energi yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata

drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang.

Muhammad Ismail dalam Jauhar (2014) menguraikan

beberapa motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan

perbuatan :

a) Motivasi Fisik-Material, meliputi tubuh manusia dan alat

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya

b) Motivasi emosional, motivasi yang berupa kondisi kejiwaan

yang senantiasa dicari dan ingin dimiliki seseorang,

sekalipun tidak permanen.

c) Motivasi spiritual, berupa kesadaran seseorang bahwa ia

memiliki hubungan dengan Allah, zat yang akan meminta

(60)

b. Spiritualitas.

1) Pengertian Spiritualitas.

Menurut Tischler (2002) spiritualitas mirip atau dengan

suatu cara, berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap

tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang yang spiritual

berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih.

Menurut Fernando (2006) bahwa spiritualitas juga bisa tentang

perasaan akan tujuan, makna, dan perasaan terhubung dengan

orang lain. Pendapat ini tidak memasukkan agama dalam

mendefinisikan spiritualitas dan spiritualitas.

Menurut Schreurs (2002) yang memberikan pengertian

spiritualitas sebagai hubungan personal terhadap sosok transenden.

Spiritualitas mencakup inner life individu, idealisme, sikap,

pemikiran, perasaaan dan pengharapannya terhadap yang mutlak.

Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu mengekspresikan

hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan

sehari-hari.

2) Aspek-Aspek Spiritualitas

Menurut Schreurs (2002) spiritualitas terdiri dari tiga aspek

yaitu aspek eksistensial, aspek kognitif, dan aspek relasional: a) Aspek eksistensial, dimana seseorang belajar untuk

(61)

defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek ini

dicirikan oleh proses pencarian jati diri (true self).

b) Aspek kognitif, yaitu saat seseorang mencoba untuk menjadi

lebih reseptif terhadap realitas transenden. Biasanya dilakukan

dengan cara menelaah literatur atau melakukan refleksi atas

suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk

konsentrasi, juga dengan melepas pola pemikiran kategorikal

yang telah terbentuk sebelumnya agar dapat mempersepsi

secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan

refleksi atas pengalaman tersebut, disebut aspek kognitif

karena aktivitas yang dilakukan pada aspek ini merupakan

kegiatan pencarian pengetahuan spiritual.

c) Aspek relasional, merupakan tahap kesatuan dimana seseorang

merasa bersatu dengan Tuhan (dan atau bersatu dengan

cintaNya). Pada aspek ini seseorang membangun,

mempertahankan, dan memperdalam hubungan personalnya

dengan Tuhan.

c. Motivasi Spiritual

1) Pengertian motivasi spiritual

Menurut Shofwa (2013) dalam Islam pembahasan motivasi

tidak bisa dilepaskan dari tahapan kehidupan manusia. Berkaitan

dengan aspek pemenuhan kebutuhan manusia,dalam Islam,

(62)

(lahiriyah) dan kebutuhan rohani (bathiniyah), maka tingkah laku

manusia tidak hanya dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan

jasmani, tetapi juga tingkah laku manusia dimotivasi untuk

memenuhi kebutuhan rohani/spiritual.

Menurut Jauhar (2014) dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa

tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah S.W.T.

Sementara itu, motivasi menjadi kunci utama dalam menafsirkan

dan melahirkan perbuatan manusia. Dalam konsep Islam, peranan

motivasi ini disebut dengan niat dan ibadah. Niat merupakan

pendorong utama manusia untuk berbuat atau beramal, sedangkan

ibadah adalah tujuan manusia berbuat atau beramal. Menurut

Maslow dalam Abdul (1997), motivasi spiritual merupakan

kebutuhan fitri yang pemenuhnya sangat tergantung pada

kesempurnaan pertumbuhan kepribadian dan kematangan seorang

individu.

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa motivasi spiritual adalah Dorongan-dorongan yang

memotivasi tingkah laku manusia untuk memenuhi kebutuhan

rohani.

2) Konsep Motivasi Spiritual

Menurut Muafi (2003) Konsep kehidupan religius didasarkan

pada ketiga motif spiritual dalam Islam yaitu berdasarkan motivasi

(63)

a) Motivasi Aqidah.

Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, fondasi dan dasar

dari kehidupan, yang dimaksud dengan akidah Islam adalah

Iman menurut hadist merupakan pengikraran yang bertolak

dari hati, pengucapan dengan lisan dan aplikasi dengan

perbuatan. Jadi motivasi akidah dapat ditafsirkan sebagai

dorongan dari dalam yang muncul akibat kekuatan tersebut.

b) Motivasi Ibadah.

Kaidah ibadah dalam arti khas (qoidah “ubudiyah) yaitu

tata aturan ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung

antara hamba dengan Tuhannya yang tata caranya telah

ditentukan secara rinci dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul..

Ibadah adalah suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan

oleh orang yang tidak beragama, seperti doa, shalat dan puasa

itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang beragama. Ibadah

bertitik tolak dari aqidah, jika aqidahh diibaratkan akar maka

ibadah adalah pohonnya. Jika ibadah masih dalam taraf proses

produksi, sedangkan output dari ibadah adalah mu‟amalah.

c) Motivasi Muamalah

Kaidah muamalah dalam arti luas adalah tata aturan ilahi

yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan

manusia dengan benda atau materi alam42. Muamalah

(64)

syarat untuk meningkatkan kinerja. Kebutuhan tersier dilarang

dalam Islam karena dipandang tidak untuk meningkatkan

kinerja tetapi dipandang sebagai pemborosan dan pemusnahan

sumber daya. Bekerja dan berproduksi adalah bagian dari

muamalah yang dapat dikategorikan sebagai prestasi kinerja

seorang muslim menuju tercapainya rahmatan lil’alamin.

3) Indikator motivasi spiritual

Menurut Anshari dalam Shofwa (2013) indikator motivasi

spiritual adalah sebagai berikut:

a) Motivasi Akidah

Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, yaitu pengikraran

yang bertolak dari hati. Jadi, motivasi akidah dapat ditafsirkan

sebagai motivasi dari dalam yang muncul akibat kekuatan

akidah tersebut. Ibadah merupakan tata aturan Illahi yang

mengatur hubungan ritual langsung antara hamba Allah

dengan Tuhannya yang tata caranya ditentukan secara rinci

dalam Al Qur‟an dan Sunnah Rasul.

b) Motivasi Ibadah

Motivasi ibadah merupakan motivasi yang tidak pernah

dilakukan oleh orang yang tidak memiliki agama, seperti

sholat, doa, dan puasa. Jika dikaitkan dengan kegiatan bekerja,

ibadah masih berada dalam taraf proses, sedangkan output dari

(65)

c) Motivasi Muamalah

Muamalat merupakan tata aturan Illahi yang mengatur

hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia

dengan benda atau materi. Motivasi muamalat ini berarti

mengatur kebutuhan manusia seperti: kebutuhan primer

(kebutuhan pokok), sekunder (kesenangan) dengan kewajiban

untuk dapat meningkatkan kinerja dan kebutuhan primer

(kemewahan) yang dilarang oleh Islam. B. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel

promosi jabatan terhadap kinerja karyawan, disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan dan motivasi spiritual terhadap kinerja karyawan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Promosi Jabatan

XI

Disiplin Kerja X2

Motivasi Spiritual

X3

Kinerja Karyawan

(66)

Maka penelitian di atas dapat dibuat persamaan matematis sebagai

berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = kinerja karyawan

β0 = konstanta (constant)

β1-3= koefisien regresi X1 = promosi jabatan X2 = disiplin kerja X3 = motivasi sipritual

e = kesalahan (error)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori ( Sugiono, 2009). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan.

Menurut Stone dalam Saydam (1995:4) bahwa pengembangan

karir karyawan adalah proses dan kegiatan mempersiapkan seorang

karyawan untuk menduduki jabatan dalam organisasi atau perusahaan,

yang akan dilakukan dimasa mendatang.

Mangkuprawira (2004:196) mengungkapkan promosi dapat

(67)

umumnya berupaya melakukan pekerjaan sebaik mungkin jika mereka

percaya bahwa kinerja tinggi mengarah pada adanya promosi. Menurut

Thoha (2005) promosi merupakan reward yang diberikan kepada

pegawai yang berprestasi untuk memangku tanggung jawab yang lebih

besar, berupa kenaikan pangkat atau jabatan. Sedangkan jabatan adalah

kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan

hak seorang karyawan dalam rrangka susunan suatu organisasi baik

jabatan struktural maupun jabatan fungsional.

Sedangkan promosi jabatan dari apa yang telah disampaikan oleh

Winda (2015) dalam penelitiannya mengatakan bahwa dengan adanya

pelaksanaan promosi jabatan pada suatu perusahaan akan membuat

karyawan lebih giat lagi bekerja, bersemangat dan berdisiplin,

sehingga menciptakan suatu peningkatan kinerja karyawan.

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh promosi jabatan

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yaitu Netra (2008), Bagia (2016), dan Yani dkk (2016) yang hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

promosi jabatan terhadap kinerja karyawan

.Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah

sebagai berikut:

(68)

2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

Menurut Davis dalam Mangkunegara (2004:129) disiplin kerja

dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman –pedoman organisasi. Pendapat lain yang diungkapkan oleh Bacal (2014:164) bahwa disiplin adalah sebuah proses yang

digunakan untuk menghadapi permasalahan kinerja, proses ini

melibatkan manajer dalam mengidentifikasikan dan

mengkomunikasikan masalah-masalah kinerja pada karyawan.

Menurut Pamalingo (2015) disiplin kerja salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Disiplin kerja merupakan suatu

sikap taat dan patuh serta tunduk pada aturan yang dilandasi oleh

kesadaran dari diri pribadi tanpa ada paksaan dari luar.Sikap semacam

ini tidak hanya dituntut dari pegawai sebagai individu, tetapi juga dari

kelompok orang yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Dengan disiplin kerja pegawai dapat lebih bertanggung jawab

terhadap tugasnya sehingga kinerjanya akan lebih baik, pegawai yang

memiliki disiplin kerja akan memiliki kinerja yang lebih baik yang

dapat membangun produktivitas pegawai tersebut disiplin kerja harus

dibangun pada setiap pegawai mulai dari dini. Dengan adanya sumber

daya yang baik, dan kedisiplinan kerja yang baik maka kompetensi

yang baik akan tercipta, sehingga kinerja yang baik akan ikut serta

(69)

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yaitu Pomalingo dkk (2015) dan Betaria (2016) yang hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Dari uraian di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan adalah

sebagai berikut:

H2: Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Pengaruh motivasi spiritual terhadap kinerja karyawan.

Menurut Steer dalam Ande (2017) salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah motivasi , lebih lanjut dikatakan bahwa

motivasi mempunyai kekuatan kecenderungan seseorang / individu

untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah kepada sasaran

dalam pekerjaan sebagai kepuasan, tetapi lebih lanjut merupakan

perasaan senang atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

Abdul (2000:113) mengungkapkan motivasi merupakan proses

psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk

mencapai tujuan. Manusia membutuhkan goal portofolio tiga dimensi untuk mengukur dirinya sendiri dalam tiga lapisan, yaitu : materi,

intelektual dan spiritual. Sedangkan Maslow dalam Abdul membagi

(70)

Menurut Ande (2017) matangnya motivasi spiritual yang

dimiliki pegawai akan membuat kinerjanya meningkat, karena

spiritualitas telah diterima dan dalam praktiknya generasi ini telah

menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana bagi pegawai untuk

beribadah, menyelenggarakan acara keagamaan, menyelenggarakan

pelatihan kecerdasan spiritual dan melaksanakan corporate social responsibility.

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yaitu Shofwa (2013) dan Ande (2017) yang hasilnya menunjukkan

bahwa variabel motivasi spiritual secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel kinerja religius. Dari uraian di atas,

maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Struktur OrganisasiGambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

belajar yang sangat rendah... Selain dari pada itu, bagi pihak sekolah dengan adanya internet ini maka segala. proses belajar mengajar antara siswa dengan guru

Pada hasil kuesioner angket kedua, yakni sikap terhadap tema maskulinitas Joe Taslim dalam iklan televisi LG G3 Stylus, tanggapan responden juga menyatakan kesetujuannya. Pada

Groundwater computation was based on meteorological data, water conditions, topography, vegetation, and surface water ÁRZSDWWHUQVLQWKHFDWFKPHQWDUHD<DQJ[LDR & Wenpeng,

Program SRE melalui multimedia ini merupakan program pendidikan seks yang bagus untuk anak-anak, karena dengan program ini pengetahuan anak

Maksud dari kegiatan kuliah lapangan adalah membuat peta geologi dan peta sebaran bahan galian batu pasir kuarsa dan batu gamping daerah Cibadak,

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak dalam penelitian pengaruh pemberian sari buah labu siam ( Sechium Edule ) terhadap perubahan

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Satu bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (21-06-2012), panitia pengadaan barang dan jasa pada Bagian Administrasi

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari