• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

C. Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian a.Uji Validitas

Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Item kuisioner dinyatakan valid apabila nilai

pearson correlation berbintang dua dengan tingkat signifikan pada level 5% dan berbintang satu pada tingkat signifikan pada level 1%. Untuk menguji apakah dari masing-masing indikator valid atau tidak, berikut merupakan tabel hasil uji validitas :

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Item Pertanyaan Total Score

Correlation

Keterangan

Promosi Jabatan (X1)

Promosi jabatan 1 0,708** Valid

Promosi jabatan 2 0,865** Valid

Promosi jabatan 3 0,814** Valid

Promosi jabatan 4 0,788** Valid

Promosi jabatan 5 0,843** Valid

Promosi jabatan 6 0,864** Valid

Promosi jabatan 7 0,790** Valid

Promosi jabatan 8 0,798** Valid

Disiplin Kerja (X2)

Disiplin Kerja 1 0,933** Valid

Disiplin Kerja 2 0,961** Valid

Disiplin Kerja 3 0,955** Valid

Disiplin Kerja 4 0,922** Valid

Disiplin Kerja 5 0,955** Valid

Disiplin Kerja 6 0,923** Valid

Disiplin Kerja 7 0,933** Valid

Disiplin Kerja 8 0,798** Valid

Motivasi Spiritual (X3) Motivasi Spiritual 1 0,799** Valid Motivasi Spiritual 2 0,803** Valid Motivasi Spiritual 3 0,701** Valid

Kinerja Karyawan (Y) Kinerja Karyawan 1 0,890** Valid Kinerja Karyawan 2 0,890** Valid Kinerja Karyawan 3 0,916** Valid Kinerja Karyawan 4 0,871** Valid Kinerja Karyawan 5 0,886** Valid Kinerja Karyawan 6 0,658** Valid

Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner adalah valid, semua item pertanyaan dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikan pada level 5%, sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunakan pada kesuluruhan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas.

Menurut Ghozali (2013:47) realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Menurut Nunnally dalam Bawono (2006:68) suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0.60, sehingga data tersebut bisa dikatakan reliabel untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Promosi Jabatan (X1) 0,922 Reliable

Disiplin Kerja (X2) 0,974 Reliable

Motivasi Spiritual (X3) 0,652 Reliable

Kinerja Karyawan (Y) 0,917 Reliable

Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai Cronbach Alpha

yang lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti bahwa seluruh instrumen dalam penelitian ini reliabel, sehingga semua butir pertanyaan dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 2. Uji Asumsi Klasik.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus

dilakukan, yakni Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas, dan Uji Linieritas.

a. Uji Multicollinearity

Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006:116).

Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya Multikolonieritas adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6

Hasil Uji Multicolinierity

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.943 3.229 -1.221 .226

PROMOSI .327 .056 .481 5.890 .000 .824 1.213

DISIPLIN .210 .061 .293 3.452 .001 .762 1.312

MOTIVASI .798 .232 .277 3.444 .001 .850 1.177

a. Dependent Variable: KINERJA

Pada hasil uji multikolonieritas substruktur I menunjukkan nilai tolerance untuk variabel promosi jabatan, disiplin kerja, dan motivasi spiritual masing-masing sebesar 0.824, 0.762, dan 0.850.

Nilai tolerance yang diperoleh pada variabel tersebut lebih dari 0.1 serta nilai VIF untuk variabel promosi jabatan, disiplin kerja , dan motivasi spiritual yaitu masing-masing sebesar 1.213, 1.312 dan 1.177. Dimana nilai VIF Pada variabel tersebut kurang dari 10. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas pada model substruktur I.

b. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.008 1.962 1.024 .310 PROMOSI -.040 .034 -.159 -1.187 .239 DISIPLIN .015 .037 .055 .394 .695 MOTIVASI .015 .141 .014 .104 .918

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dalam tabel terlihat bahwa nilai signifikan variabel independen variabel tingkat pendidikan, budaya organisasi, pengalaman kerja dan disiplin kerja masing sebesar 0.239, 0.695, dan 0.918. Nilai sig dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pada pengujian ini peneliti menggunakan analisa statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 70 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1.75263155 Most Extreme Differences Absolute ,153 Positive ,067 Negative -,153 Kolmogorov-Smirnov Z 1,282

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data yang diperoleh, 2017

Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.075 sedangkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05. hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan adalah data yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 (0.075 > 0.05).

d. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2013: 166). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Durbin Watson. Uji ini biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi.

Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas dengan Metode Durbin-Watson model linier

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .798a .637 .620 1.792 2.040

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, PROMOSI, DISIPLIN

b. Dependent Variable: KINERJA

Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas dengan Metode Durbin-Witson model kuadrat

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .804a .647 .631 1.766 2.013

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI2, PROMOSI2, DISIPLIN2

b. Dependent Variable: KINERJA

Sumber : Data primer yang diolah, 2018.

Berdasarkan hasil tabel di atas, maka dapat diketahui besarnya nilai durbin-watson keduanya yaitu untuk persamaan linier sebesar 2,013. Sedangkan nilai tabel durbin-watson, diketahui sebagai berikut : jumlah sampel atau observasi adalah 70, jumlah variabel bebas adalah 3. Dengan asumsi derajat kepercayaan 5% nilai tabel dL = 1,52 nilai tabel du = 1,70. maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesalahan spesifikasi model tersebut layak dipakai. Dengan kata lain spesifikasi model linier layak untuk digunakan untuk model regresi

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006: 85). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi jabatan (X1), disiplin kerja (X2),

motivasi spiritual (X3) terhadap kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang (Y). Persamaan regresi linear berganda dicari dengan rumus:

Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 +e Tabel 4.11

Hasil Uji Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.943 3.229 -1.221 .226 PROMOSI .327 .056 .481 5.890 .000 DISIPLIN .210 .061 .293 3.452 .001 MOTIVASI .798 .232 .277 3.444 .001

a. Dependent Variable: KINERJA

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regeresi sebagai berikut :

Y = -3,943 + 0,327 X1 + 0,210 X2 + 0,798 X3 + 0,05 Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Konstanta sebesar -3,943 menyatakan jika promosi jabatan (X1), disiplin kerja (X2), dan motivasi spiritual (X3), konstan atau tidak ada atau nol, maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan sebesar -3,943.

b. Koefisien regresi promosi jabatan (X1) sebesar 0,327 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point (X1) akan meningkatkan

kinerja karyawan sebesar 0,327 dengan anggapan disiplin kerja (X2), dan motivasi spiritual (X3) tetap.

c. Koefisien regresi disiplin kerja (X2) sebesar 0,210 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point disiplin kerja (X2) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,210 dengan anggapan promosi jabatan (X1), dan motivasi spiritual (X3) tetap.

d. Koefisien regresi motivasi spiritual (X3) sebesar 0,798 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point motivasi spiritual (X3) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,798 dengan anggapan promosi jabatan (X1), dan disiplin kerja (X2) tetap.

4. Uji Hipotesis.

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan secara parsial menggunakan uji t dan pengujian secara simultan menggunakan uji F, serta pengujian Koefisien determinasi (R2).

a. Uji Statistik t

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89). Berdasarkan tabel 4.9, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alfa 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan positif mempengaruhi variabel dependennya. Dari hasil uji analisis regresi berganda pada tabel 4.11, peneliti mendapatkan nilai t hitung masing-masing untuk motivasi spiritual (X1), disiplin kerja (X2), dan motivasi spiritual (X3) yaitu:

1) Koefisien promosi jabatan (X1) sebesar 0,327 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point (X1) akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,327 dengan t hitung sebesar 5,890 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel promosi jabatan (X1) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan demikian hasil penelitian ini secara empiris menolak Ho dan menerima hipotesis pertama (H1), yang menyatakan bahwa promosi jabatan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi promosi jabatan maka semakin tinggi pula kinerja tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yng disampaikan oleh Winda (2015) yaitu dengan adanya pelaksanaan promosi jabatan pada suatu perusahaan akan membuat karyawan lebih giat lagi bekerja, bersemangat dan berdisiplin, sehingga menciptakan suatu peningkatan kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bagia (2016) dan Yani dkk (2016), pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Khoirul (2015), menunjukkan hasil yang berbeda, hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa promosi jabatan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Artinya ketika promosi jabatan meningkat ataupun menurun , maka kinerja karyawan tersebut tidak ada perubahan atau tetap. H1 diterima: Promosi Jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

2) Koefisien disiplin kerja (X2) sebesar 0,210 menyatakan bahwa

Dokumen terkait