• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF)

2.2.1.5 Kohesi Grammatikal (Grammatical Cohesion)

Halliday dan Hasan (1976:6-7) menjelaskan bahwa kohesi Grammatikal (Grammatical Cohesion)

adalah kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi jenis ini ditandai dengan adanya referensi (pronomina, demonstrative, comparative), substitusi (nominal, verbal, dan clausal), elipsis (nominal, verbal, dan clausal) dan konjungsi (additive, adversative, causal dan temporal).

2.2.1.5.1Referensi (Perujuk)

Referensi adalah hubungan antara suatu elemen dalam teks dengan sesuatu yang dirujuknya sesuai dengan konteksnya. Hal ini senada dengan pendapat Halliday & Hasan (1976:31) bahwa referensi sebagai a cohesive device that allows the reader/hearer to trace participants, events, entities, etc. in texts. Jadi, referensi adalah perangkat kohesi yang memungkinkan pembaca atau pendengar untuk melacak peserta, peristiwa, entitas, dan lain-lain dalam teks. Halliday dan Hasan (1976:37) menyakini bahwa ada unsur tertentu dalam setiap bahasa yang memiliki sifat referensi. Dalam bahasa Inggris, berdasarkan tipe objeknya, referensi terbagi tiga yaitu referensi personal (kata ganti diri atau pronomina), referensi demonstratif (penunjuk) dan referensi komparatif (perbandingan). Penggunaan referensi ini dapat dilihat pada

a. Three blind mice, three blind mice, see how they run! See how they run. contoh berikut:

b. Doctor Foster went to Gloucester in a shower of rain.

He stepped in the puddle right up to his middle and never went there again.

c. There were two wrens upon a tree. Another came, and there were three. d. This is how to get the best result. You let the berries dry in the sun till

all the moisture has gone out of them. Then you gather them up and chop them very fine.

e. For he is a jolly good fellow. And so say all of us.

(Halliday dan Hasan, 1976: 17-32)

Pada contoh kalimat (a), kata ganti they merujuk ke frasa kata benda three blind mice; sedangkan pada kalimat (b) kata ganti orang ketiga he dan kata ganti petunjuk there, merujuk ke masing-masing frasa kata benda Dr Foster dan kata benda Gloucester. Dalam kalimat (c), kata ganti another, dalam kalimat kedua merujuk ke kata benda wrens yang dinyatakan dalam kalimat yang pertama. Dalam kalimat (d), kata ganti petunjuk this merujuk ke depan untuk seluruh uraian yang mengikutinya. Dalam contoh kalimat (e), kata ganti he tidak merujuk pada identitas dalam teks, hanya meru- juk kepada sebuah identitas yang dalam konteks situasi. Meskipun teks tidak menerangkan secara jelas kata ganti he merujuk pada seseorang, para peserta dalam acara pidato mampu mengidentifikasi referen dengan konteks di mana situasi pidato terjadi.

a. Referensi Persona

Halliday and Hasan (1976:37) menyatakan referensi personal (personal reference) adalah referensi yang merujuk pada kategori personal (kata ganti orang). Kata ganti orang dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu orang pertama (I, we), orang kedua (you), dan orang ketiga (he, she, they, it). Menurut konsep semantik perbedaan kata ganti didasarkan pada peran (role) yang dijalankan dalam proses komunikasi.

Halliday dan Hasan (1976:38) menyebutnya sebagai speech roles dan other roles. Yang termasuk speech roles adalah peran penutur (speaker roles): I, we, dan peran mitra tutur (addressee roles): you. Yang termasuk other roles adalah he, she, it, they. Referensi di dalam bahasa Melayu ditujukan dengan pemakaian kata ganti persona pertama seperti kata aku (ku), hamba, beta, teman, diri, awak, nama diri, kami, kita. Kata ganti persona kedua seperti kata engkau (kau), tuan, teman/kawan, awak, Kamu-kamu, kamu-kamu sakalian, sagala orang itu. Kata ganti persona ketiga seperti ia (dia), die, hamba itu, orang itu, dirinya, Mereke, mereka (Van Wijk, 1985:154). Tabel 2.1 dan tabel 2.2 beri- kut ini menunjukkan perbedaan bentuk referensi persona antara bahasa Melayu dan bahasa Inggris:

Tabel 2.1. Referensi Persona bahasa Ingggris (Halliday dan Hasan, 1976: 37-38)

Tunggal Jamak

Persona Pertama I We

Persona Kedua You

Persona Ketiga Maskulim Feminin Netral

They He She It

Tabel 2.2. Referensi Persona bahasa Melayu (Van Wijk, 1985:154) Tunggal Jamak

Persona Pertama Akrab Formal Akrab Formal Aku, Daku,

Hamba

Saya, Patik, Kalian Persona Kedua Kau/kamu Anda,

Engkau

Kalian, Kami, Kita Persona Ketiga Dia, ia Beliau Mereka

b. Referensi Demonstratif

Halliday dan Hasan (1976:37) menyatakan referensi demonstratif (demonstrative reference) adalah referensi yang didasarkan pada posisi partisipan

bahasa, dan dapat jauh dari pemakai bahasa seperti ini, itu, di sini, dan di situ. Dalam bahasa Inggris, referensi penunjuk dekat seperti kata this, these, dan referensi penunjuk jauh seperti that, those. Dalam bahasa Melayu, referensi penunjuk dekat ini direalisasikan dengan ini, orang ini, pada zaman ini; dan referensi penunjuk jauh direalisasikan dengan itu, oleh itu, seperti anak itu, rumah itu (Van Wijk, 1985:156). Tabel 2.3 dan tabel 2.4 berikut ini menunjukkan perbedaan bentuk referensi demonstratif antara bahasa Melayu dan bahasa Inggris:

Tabel 2.3. Referensi Demonstratif bahasa Inggris (Halliday, 1976:38) Kategori Referensi Demonstratif Kata Keterangan

Dekat Tunggal Jamak Tempat Waktu This These Here Now Jauh That Those There Then

Tabel 2.4. Referensi Demonstratif bahasa Melayu (Van Wijk Kategori

, 1985:156) Referensi

Demonstratif

Kata Keterangan Dekat Ini Tempat Waktu

Disini Saat ini, tahun ini, sekarang ini Jauh Itu Disana, disitu Saat itu

c. Referensi Komparatif

Halliday dan Hasan (1976:37) menyatakan referensi komparatif adalah referensi yang digunakan untuk membandingkan dua proses, partisipan, atau sirkumstan atau lebih pada perspektif pemakai bahasa dengan pendapat proses, partisipan, atau sirkumstan tertentu sama dalam kualitas, lebih dalam kualitas dari yang lain, atau paling dalam kualitas dari sejumlah proses, partisipan, atau sirkumstan yang lain, seperti besar, lebih besar, paling besar.

Referensi komparatif menurut Halliday dan Hasan (1976) terbagi dua yaitu referensi komparatif umum dan referensi komparatif khusus. Adapun bentuk-bentuk komparatif pada BSa dapat dilihat pada gambar berikut ini :

identitas : same, equal, identical; identically umum kesamaan : such, similar; so, similarly, likewise

perbedaan: other, different, else; differently, otherwise

Perbandingan

numeratif : more, fewer, less, further, additional; so- as- equally- + quantifier. Contoh: so many khusus

epitet : adjektif komparatif dan adverbia, Contoh: better; so- as- more- less- equally- + Adj komp dan Adv komparatif, contoh: equally good.

Gambar 2.1 Kategori Referensi Komparatif (Halliday dan Hasan, 1976: 76)

Dari gambar diatas dinyatakan bahwa referensi komparatif terbagi dua yaitu: perbandingan yang bersifat umum (general comparison) dan perbandingan yang bersifat khusus (particular comparison). Perbandingan yang bersifat umum adalah perbandingan yang ditinjau dari kesamaan dan ketidaksamaan sesuatu yaitu bahwa dua hal/benda bisa sama, serupa atau berbeda. (Halliday dan Hasan, 1976: 76).

Perbandingan yang bersifat umum dinyatakan oleh kelompok ajektiva dan adverbia tertentu. Fungsi ajektiva dalam kelompok nominal adalah sebagai deiktis atau sebagai epitet. Contoh: sebagai deiktis: the identical three books sebagai epitet: two

identical books. Sedangkan adverbia berfungsi sebagai keterangan (adjunct). Contoh: both of computers made identically. Perbandingan umum juga digunakan untuk menyatakan referen sebagai penunjuk fungsi identitas (same, equal, identical; identically), kesamaan (such, similar, so, similarly, likewise), dan perbedaan (other, different, else, differently, otherwise). Contoh: You think this was the book I read yesterday, but as for me this is different.

Kalimat diatas mengandung referensi perbandingan umum yakni: different. Di sini different mengacu secara anaforis kepada klausa yang telah disebutkan sebelumnya yaitu you think this is the book I read yesterday. Adapun secara makna, si penutur dan lawan bicara mempunyai pemikiran yang berbeda dengan apa yang diyakini masing- masing.

Perbandingan khusus adalah perbandingan pada kuantitas dan kualitas. Halliday dan Hasan (1976) mengungkapkan bahwa perbandingan khusus membandingkan antar referen dari segi kualitas atau kuantitasnya, dengan kata lain ada referen yang dianggap superior (lebih unggul), inferior (lebih rendah), dan atau equal (sama). Contoh: Indian film is more interesting than Indonesian film this year. “

Dari contoh kalimat diatas terdapat referen yang lebih unggul dalam kualitas dari referen yang lain. Perbandingan khusus ini juga dinyatakan oleh ajektiva dan adverbia. Adapun fungsi ajektiva dalam kelompok nominal adalah sebagai numeratif dan epitet, contoh: more cars (numeratif), better cars (epitet). Sedangkan fungsi adverbia adalah selain sebagai epitet dan numeratif, juga berfungsi sebagai adjunct (keterangan), contoh: an identically distributed product (epitet), so many cars (numeratif), the others made equally badly (adjunct).

Dalam bahasa Inggris, perbandingan positif dapat direalisasikan dengan kata as same as, as well as, like. Perbandingan komparatif direalisasikan dengan kata sifat + er atau more + kata sifat seperti taller, more beautiful dan perbandingan superlatif direalisasikan dengan kata sifat + est atau most + kata sifat seperti tallest, most beautiful. Perbandingan positif dalam bahasa Melayu dapat direalisasikan dengan kata sama seperti. sama, persis, serupa, seperti, setinggi, secantik, dan lain-lain. Perbandingan komparatif direalisasikan dengan kata lebih cantik daripada, lebih jelek daripada. Dan perbandingan superlatif direalisasikan dengan kata tertinggi, tercantik, terlalu, terlampau. (Van Wijk, 1985:365). Tabel 2.5 berikut ini menunjukkan bentuk referensi komparatif antara bahasa Melayu dan bahasa Inggris:

Tabel 2.5. Referensi Komparatif bahasa Melayu dan bahasa Inggris (Van Wijk, 1985: 200; Halliday dan Hasan, 1976: 242-243) Bentuk Bahasa Melayu Struktur Bahasa Inggris Struktur Perbandingan po- sitif sama, persis, serupa, seperti, setinggi, secantik, dll Se + kata sifat/ kata keterangan as same as, as well as, like as + kata sifat/ kata keterangan+ as Perbandingan komparatif lebih cantik daripada, lebih jelek daripada Lebih + kata sifat + daripada taller, More beautiful, -er, atau more + kata sifat+ than Perbandingan su- perlatif tertinggi, tercantik, terlalu, terlampau, Ter + kata sifat/ kata keterangan + kata sifat/ kata keterangan sangat, amat dan maha Tallest, most beautiful -est, atau most + kata sifat

Terkait dengan objek perujukannya, referensi dibedakan atas referensi endofora dan referensi eksofora. Halliday and Hasan (1976:33) menjelaskan referensi endofora terjadi ketika objek rujukannya ada di dalam teks sehingga referensi ini bersifat tekstual. Referensi ini dibedakan menjadi referensi anafora dan referensi katafora. Referensi anafora adalah menampilkan pronomina setelah partisipan dimunculkan atau partisipan yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh: Maka Raja Muhammad itu pergilah ia dengan segala rayatnya menebas rimba itu. Pronomina ia dan -nya mengacu pada Raja Muhammad yang telah ditampilkan sebelumnya. Referensi katafora menampilkan pronomina sebelum partisipan atau partisipan disebutkan sesudahnya. Contoh, maka ada raja dua bersaudara saorang namanya Raja Ahmad. Dan saorang namanya Raja Muhammad. Referensi -nya disini mengacu pada Raja Ahmad dan Raja Muhammad.

Halliday dan Hasan (1976:33) menambahkan bahwa referensi eksofora adalah tidak merujuk kebelakang atau kedepan partisipan yang telah ditampilkan sebelum atau sesudahnya tetapi, keluar dari yang diucapkan atau dituliskan. Contoh, maka Raja Ahmad titah untuk berjumpe mereke. Mereke sebagai perujuk partisipan yang teridentifikasi dengan melihat atau mencari keluar dari yang tertulis.

2.2.1.5.2 Substitusi (Pengganti)

Halliday dan Hasan (1976:88) menjelaskan substitusi sebagai replacement of one item by another. Substitusi adalah penggantian suatu elemen dengan elemen lain. Substitusi atau pengganti adalah salah satu kohesi gramatikal yang mengganti satuan lingual tertentu (yang telah disebut) dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Dalam bahasa Inggris, substitusi atau pengganti dapat berfungsi menggantikan kata benda atau kata kerja atau klausa. substitusi terbagi tiga yaitu: substitusi nomina, verba, dan klausa.

a. Substitusi Nomina

Halliday dan Hasan (1976:91) menyatakan substitusi nomina adalah penggantian satuan lingual yang berkategori nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang juga berkategori nomina. Contoh: We have no coal fires; only wood ones. (Halliday dan Hasan, 1976:93). Kalimat pertama adalah We have no coal fires; dan kalimat kedua adalah only wood fires. Kata fires pada kalimat pertama disulih dengan kata ones pada kalimat kedua.

b. Substitusi Verba

Halliday dan Hasan (1976:112) menyatakan substitusi verba adalah penggantian satuan lingual yang berkategori kata kerja (verba) dengan satuan lingual do. Substitusi verba dalam bahasa Inggris adalah do. Meskipun demikian, wujud dari substitusi verba ini tidak selalu dengan do, namun, wujudnya dapat berupa does, did, atau done. Subtitusi ini menggantikan kata kerja dalam frasa kata kerja yang berfungsi sebagai inti kelompok verba yang telah disebutkan sebelumnya dan posisinya selalu di akhir group (1976:118). Contoh:

a. Does Granny look after you every day? – She can’t do at weekends, because she has to go to her own house.

b. Have they removed their furniture?

They have done the desks, but that’s all so far.

(Halliday dan Hasan, 1976:114)

Pada contoh di atas, (a) kata do menyulih look after dan (b) done menyulih removed.

c. Subtitusi Klausa

Halliday dan Hasan (1976:130) menyatakan substitusi klausa adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa klausa atau kalimat dengan satuan lingual so, not. Dalam bahasa Inggris, yang termasuk unsur pengganti klausa adalah so dan not. So sebagai pengganti yang bersifat positif, dan not sebagai pengganti yang bersifat negatif. Contoh:

a. Is there going to be an earthquake? - It says so. b. Has everyone gone home? - I hope not.

(Halliday dan Hasan, 1976:130)

Pada contoh (a) di atas so dalam kalimat kedua menyulih keseluruhan klausa there’s going to be an earthquake. Dan pada kalimat (b) bentuk negatif not menyulih klausa everyone has gone home.

2.2.1.5.3Elipsis (Pelesapan)

Larson (1984:347) menyatakan bahwa istilah elipsis merujuk pada informasi yang sudah diberikan dan kemudian dibiarkan implisit. Setiap bahasa memiliki alat kohesi gramatikal tersendiri untuk menunjukkan informasi yang implisit. Informasi yang telah disampaikan sebelumnya tidak perlu dinyatakan berulang kali. Dengan demikian, elipsis merupakan penghilangan sebagian unsur penting pada kalimat atau klausa, sehingga informasi yang disampaikan secara implisit namun maknanya dapat dipahami dengan merujuk pada teks yang sebelumnya.

Halliday dan Hassan (1976:142) menyatakan bahwa substitusi dan ellipsis termasuk hubungan kohesi yang sama karena pada dasarnya keduanya merupakan proses yang sama dalam suatu teks namun mempunyai pola yang berbeda. Substitusi

merupakan penggantian suatu unsur dengan unsur yang lain, sedangkan elipsis merupakan penghilangan suatu unsur. Penghilangan unsur pada elipsis dikenal juga dengan zero substitution atau penggantian nol. Ada tiga jenis elipsis yang membentuk ikatan kohesif, yaitu: elipsis nominal, ellipsis verba, dan elipsis klausa.

a. Elipsis Nomina

Halliday dan Hasan (1976:148) menyatakan bahwa elipsis nomina sebagai any nominal group having the function of head filled by a word that normally functions within the modifier is an elliptical one. Hal ini berarti bahwa elipsis nomina adalah penghilangan suatu bagian di dalam kelompok atau frasa nomina. Kelompok nomina adalah kelompok kata yang mempunyai unsur inti benda. Dalam bahasa Inggris kelompok nomina terdiri dari unsur makna inti (head) dan unsur penjelasnya (modifier). Elipsis nomina ini ditandai dengan hilangnya inti (head) kelompok nomina. Inti yang hilang digantikan suatu kata yang berfungsi sebagai modifier dalam kelompok atau frasa nomina. Contoh:

a. Here are my two white silk scarves. All were very beautiful. b. Here are my two white silk scarves. I used to have three. c. Here are my two white silk scarves. Can you see any black?

d. Here are my two white silk scarves. Or would you prefer the cotton?

(Halliday dan Hasan, 1976:130) Pada (a) deiksis all merupakan elipsis yang menduduki status head dan mengacu pada two white silk scarves. Pada (b) numeratif three merupakan elipsis yang menduduki status head dan mengacu pada white silk scarf. Pada (c) epitet any black merupakan elipsis yang menduduki status head dan mengacu pada silk scarf. Pada (d)

classifier cotton mengacu pada scarf. Dari uraian dan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa status head yang hilang dapat ditempati deiksis, numeratif, epitet, atau classifier.

b. Elipsis Verba

Halliday dan Hasan (1976:167) menyatakan elipsis verba adalah penghilangan bagian kelompok verba. Elipsis verba yang membentuk ikatan kohesi mengacu pada satu kata atau lebih suatu kelompok kata yang telah disebutkan sebelumnya. Ada dua jenis pelesapan verba yaitu pelesapan kata kerja leksikal dan pelesapan operator. Frasa verba yang mengalami pelesapan kata kerja leksikal disebut elipsis leksikal, sedangkan frasa verba yang mengalami pelesapan operator disebut elipsis operator. Halliday dan Hasan (1976:170) menjelaskan elipsis leksikal adalah penghilangan kata kerja leksikal suatu kelompok kata. Bagian kelompok kata yang hilang dimulai dari susunan yang paling kanan menuju ke kiri, sehingga yang tersisa hanyalah unsur operator. Unsur operator ini berasal dari kelompok verba yang diacu atau operator baru. Unsur operator adalah: can, could, will, would, shall, should, may, might, must, ought to, is to, have. Contoh:

a. Have you been swimming?. – Yes, I have (been swimming) b. What have you been doing?. – (I have been) Swimming

(Halliday dan Hasan, 1976:167)

Halliday dan Hasan (1976:170) menambahkan elipsis operator adalah elipsis dari kiri. Elipsis operator ditandai dengan hilangnya unsur operator suatu verbal group, sehingga yang tersisa adalah kata kerja leksikalnya.

c. Elipsis Klausa

Halliday dan Hasan (1976:196) menjelaskan elipsis klausa adalah pelesapan klausa. Dalam bahasa Inggris, struktur klausa terbagi dua yaitu elemen modal dan elemen proposisional. Elemen modal terdiri dari subjek dan unsur finit dalam kelompok verba. Finit adalah unsur kelompok verba yang dapat menunjukkan tense, polaritas dan modalitas. Selebihnya dari elemen modal dalam sebuah klausa termasuk elemen proposisional. Elemen proposisional terdiri dari selain subjek dan selain finit dalam kelompok verba dan jika dalam klausa terdapat komplemen dan adjunct maka elemen ini termasuk proposisional. Contoh: The duke was going to plant a row of poplars in the park.

(elemen modal) (elemen proposisional)

(Halliday dan Hasan, 1976:197)

Dari contoh klausa diatas, elemen modal adalah The duke was yang terdiri dari the duke sebagai subjek dan was sebagai finit. Elemen proposisional adalah going to plant a row of poplars in the park yang terdiri dari going to plant sebagai predikator, a row of poplars sebagai komplemen, dan in the park sebagai adjunct.

2.2.1.5.4 Konjungsi (Conjunction)

Halliday dan Hasan (1976:238) menyatakan konjungsi atau kata penghubung adalah alat kohesi grammatikal yang berfungsi menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Berbeda dengan alat kohesi lainnya. Konjungsi tidak mengacu pada teks- teks sebelumnya atau yang disebut dengan hubungan anaforik. Konjungsi merupakan alat kohesi yang menandai hubungan antar bagian dari sebuah teks sehingga teks tersebut dapat dipahami sepenuhnya. Berikut ini empat bentuk konjungsi dalam buku

Cohesin in English oleh Halliday dan Hasan (1976, 244-245) yaitu konjungsi aditif, konjungsi adversatif, konjungsi kausal dan konjungsi temporal.

a. Konjungsi Aditif

Halliday dan Hasan (1976:244) menyatakan konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi memberikan keterangan tambahan tanpa mengubah keterangan dalam klausa atau kalimat sebelumnya. Konjungsi aditif dalam bahasa Inggris meliputi and, or, nor, in addition, furthermore, besides, similarly, likewise, by contrast, for instance. Contoh: I was very nearly opening the window, and putting you out into the snow! And you had have deserved it.

(Halliday dan Hasan, 1976:245)

Contoh di atas menunjukkan penggunaan konjungsi and. Konjungsi and ini sering digunakan untuk menambah informasi atau gagasan dalam satu kalimat.

Van Wijk (12T1985:242) menyatakan bahwa 12Tkonjungsi aditif dalam bahasa Melayu meliputi maka, dan, misalnya, tambahan lagi, sebagai contoh. Contoh: Maka genderang kembali pun dipalu oranglah. Maka kedua pihak lashkar pun kembalilah masing-masing pada tempatnya. (HRRP, 1914: 99). Kata maka yang terdapat pada setiap awal kalimat berfungsi sebagai pembuka kalimat. Dan konjungsi maka sangat penting untuk menggerakkan cerita dan menyatakan fakta.

b. Konjungsi Adversatif

Halliday dan Hasan (1976:245) menyatakan konjungsi adversatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua gagasan yang menyatakan kontras. Konjungsi ini meliputi but, however, and though, yet. Contoh:

b. He’s not exactly good-looking. But he’s got brains.

(Halliday dan Hasan, 1976:252) Kata however dan but tersebut berfungsi menyatakan pertentangan atau kontras dua gagasan di atas.

Van Wijk (1985:243) menyatakan bahwa

c. Konjungsi Kausal

konjungsi adversatif dalam bahasa Melayu meliputi tetapi, manakala, padahal, melainkan, sungguhpun, sebaliknya, dan berbeda daripada. Contoh: Satelah beberapa lamanya maka pikir Sang Nata, ‘Semuanya negeri habis ta'alluq melainkan Pulau Percha juga yang belum lagi ta'alluq,baiklah aku menyuroh Pulau Percha dengan sasuatu hikma (HRRP, 1914:98). Kata melainkan digunakan untuk menyatakan pertentangan antara kalimat sebelumnya.

Halliday dan Hasan (1976:256) menyatakan konjungsi kausal adalah konjungsi yang menghubungkan dua gagasan yang mempunyai hubungan sebab-akibat. Konjungsi ini dapat berupa so, thus, hence, therefore, consequently, as a result (of that), because of that, in consequence (of that). Contoh: ... she wouldn’t have heard it at all, if it hadn’t come quite close to her ear. The consequence of this was that it tickled her ear very much, and quite took off her thoughts from the unhappiness of the poor little creature.

(Halliday dan Hasan, 1976:256) Van Wijk (1985:242) menyatakan bahwa konjungsi kausal dalam bahasa Melayu meliputi Hingga, sampai, supaya, agar, oleh itu, oleh yang demikian, jadi, akibatnya, akhirnya, kesudahannya, karena, sebab. Contoh: Karna Tuan Puteri itu tiada ia bersuami, sebab ia hendak bersuamikan daripada segala anak raja yang bijaksana dan yang perkasa.

Kata karna dan sebab yang terdapat pada setiap awal kalimat berfungsi sebagai penyebab. Dan konjungsi sebab dan karna untuk menyatakan akibat dari suatu persitiwa.

d. Konjungsi Temporal

Halliday dan Hasan (1976:261) menyatakan konjungsi temporal adalah konjungsi yang digunakan untuk menyatakan hubungan kronologis peristiwa-peristiwa di dalam teks selama proses kejadian tersebut. Konjungsi ini meliputi then, and then, next, afterwards, after that, dan lain-lain. Contoh:

(Alice) began by taking the little golden key and unlocking the door that led into

Dokumen terkait