• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengulangan adalah kohesi yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebutkan sebelumnya. Perhatikan contoh berikut.

(38) (a) Citra dunia penerbangan Indonesia kembali terpukul. (b)

Belum lagi selesai pemulihan citra penerbangan kita di mata Uni Eropa, kini muncul ‘vonis’yang cukup menyakitkan, yakni predikat sebagai salah satu maskapai penerbangan yang masih kategori ‘paling tidak aman’ di dunia. (c) Dalam siaran Stasiun TV ‘Saluran Tujuh’ Australia, disebutkan bahwa Indonesia, Angola, Liberia, Sudan, dan korea Utara dinilai sebagai lima negara dengan maskapai penerbangan ‘paling tidak aman’ di dunia (KR, 30/6).

(d) Bahkan, dalam acara yang diisi dengan wawancara dengan Redaktur Senior Jurnal Manajemen Penerbangan “Air Transport World’, Geoffrey Thomas itu, terungkap bahwa tingkat keselamatan berbagai maskapai penerbangan Indonesia, termasuk Garuda, masih dipandang jelek. (e)Lebih menohok lagi, dalam dialog itu juga sempat dipertanyakan mengapa pemerintah Australia tidak mengikuti langkah Uni Eropa yang sudah terlebih dahulu melarang maskapai penerbangan dari 18 negara, termasuk Indonesia.

(Kedaulatan Rakyat, 1 Juli 2009)

Contoh (38) terdiri dari dua paragraf, yaitu paragraf pertama yang terdiri dari (38a), (38b), dan (38c), dan paragraf kedua yang terdiri dari (38d), (38e). Frase maskapai penerbangan pada kalimat (38b) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (38c), (38d) dan (38e). Frase maskapai penerbangan pada kalimat (38b), (38c), (38d), dan (38e) mempunyai referen yang sama, yaitu perusahaan

yang bergerak dalam penerbangan (KBBI, 2008:884). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan. Contoh (38A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi antara maskapai penerbangan dan maskapai penerbangan.

(38A) (a) Citra dunia penerbangan Indonesia kembali terpuruk. (b) Belum lagi selesai pemulihan citra penerbangan kita di mata Uni Eropa, kini uncul ‘vonis’ yang cukup menyakitkan, yakni predikat sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam penerbangan yang masih kategori ‘paling tidak aman’ di dunia. (c) Dalam siaran Stasiun TV ‘Saluran Tujuh’ Australia, disebutkan bahwa Indonesia, Angola, Liberia, Sudan, dan Korea Utara dinilai sebagai lima Negara dengan perusahaan yang bergerak dalam penerbangan ‘paling tidak aman’ di dunia (KR, 30/6).

(d) Bahkan, dalam acara yang diisi dengan wawancara dengan Redaktur Senior Jurnal Manajemen Penerbangan ‘Air Transport World’, Geoffrey Thomas itu, terungkap bahwa tingkat keselamatan berbagai perusahaan yang bergerak dalam penerbangan Indonesia, termasuk Garuda, masih dipandang jelek. (e) Lebih menohok lagi, dalam dialog itu juga sempat dipertanyakan mengapa pemerintah Australia tidak mengikuti langkah Uni Eropa yang sudah terlebih dahulu melarang perusahaan yang bergerak dalam penerbangan dari 18 negara, termasuk Indonesia.

(39) (a) Mau tidak mau, momentum pemilihan presiden akan datang

juga. (b) Jika kita menunggu momentum tersebut, maka pada

Rabu, 8 Juli 2009, itulah saatnya tiba. (c) Pada saat itu kita harus menentukan pilihan dengan tegas setelah mencermati, memperhatikan, mengamati dan mengikuti kampanye yang dilakukan tiga calon presiden dan calon wakil presiden. (d) Karena formatnya adalah kampanye, maka isinya adalah memperkenalkan program-program, mungkin juga termasuk janji-janji yang akan dilaksanakan, dan meyakinkan rakyat agar menentukan pilihan pada dirinya.

Contok (39) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (39a), (39b), (39c), dan (39d). Kata momentum pada kalimat (39a) diulang kembali pada kalimat

(39b). Kata momentum pada kalimat (39a) dan (39b) mempunyai referen yang

sama, yaitu saat yang tepat (KBBI, 2008:926). Oleh karena itu, contoh (39) terdapat kohesi pengulangan. Hubungan kohesi terjadi antara kata momentum dan momentum. Contoh (39A) menjelaskan hal tersebut.

(39A) (a) Mau tidak mau, saat yang tepat pemilihan presiden akan datang juga. (b) Jika kita menunggu saat yang tepat tersebut, maka pada Rabu, 8 Juli 2009, itulah saatnya tiba. (c) Pada saat itu kita harus menentukan pilihan dengan tegas setelah mencermati, memperhatikan, mengamati dan mengikuti kampanye yang dilakukan tiga calon presiden dan calon wakil presiden. (d) Karena, formatnya adalah kampanye, maka isinya adalah memperkenalkan program-program, mungkin juga termasuk janji-janji yang akan dilaksanakan, dan meyakinkan rakyat agar menentukan pilihan pada dirinya.

(40) (a) Ledakan di Hotel JW Marriott Jakarta bukan saja mengoyak

kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia, tapi juga mempurukan sistem keamanan-intelijen di Tanah Air. (b) Mengapa terjadi kecolongan yang sama? (c) Seperti kita ketahui, pada tanggal 5 Agustus 2003 bom meledak di Hotel JW Marriott dan menewaskan 12 orang dan 150 luka-luka. (d) Pasca ledakan, pengamanan di seluruh hotel diperketat. (e) Pengamanan di Hotel JW Marriott pun super ketat. (f) Namun, pada Jumat 17 Juli 2009 tragedi kemanusiaan kembali terulang. (g) Hotel JW Marriott dibom dan selang beberapa menit giliran Ritz Carlton. (h) Sedikitnya Sembilan orang meninggal dan 53 luka-luka.

Contoh (40) terdiri dari delapan kalimat, yaitu kalimat (40a), (40b), (40c), (40d), (40e), (40f), (40g), dan (40h). Kata Hotel JW Marriott yang terdapat pada kalimat (40a) diulang kembali pada kalimat (40c), (40e), dan (40g). Frase Hotel JW Marriott pada kalimat (40a), (40c), (40e), dan (40g) merupakan nama hotel. Jadi pada contoh (40) terdapat kohesi pengulangan. Hubungan kohesi terjadi antara frase Hotel JW Marriott dan frase Hotel JW Marriott.

(41) (a) Personel Densus 88 juga telah disebar ke berbagai tempat.

(b) Densus 88 menyisir berbagai lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian Noordin M Top dan anak buahnya, baik Jateng, DIY maupun luar Jawa. (d) Dalam beberapa

penggerebekan yang dilakukan Densus 88, Noordin M Top

selalu lolos. (d) Ia dikenal licin seperti belut. (e) Lantas, dimana sesungguhnya Noordin M Top bersembunyi? (f) Tak ada yang bisa menjawabnya. (g) Karena itu, polisi terus menyebar foto gembong teroris itu dengan berbagai versi.

(Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2009)

Contoh (41) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (41a), (41b), (41c), (41d), (41e), (41f), dan (41g). Kata densus 88 yang terdapat pada kalimat (41a) diulang kembali pada kalimat (41b) dan (41d), sehingga pada contoh (41) merupakan kohesi pengulangan. Densus 88 pada kalimat (41a), (41b), dan (41d) merupakan nama dari tim kepolisian yang bertugas menangani masalah terorisme. Hubungan kohesi terjadi antara densus 88 dan densus 88.

2.2.2 Hiponimi

Hiponimi adalah kohesi yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan yang lainnya. Relasi makna terlihat dari konstituen yang memiliki hubungan makna umum (superordinat) dan yang memiliki hubungan makna khusus (hiponim).

(42) (a) Pada debat terbuka di TV, ketiga calon presiden menegaskan

akan mengurangi angka pengangguran lewat pemerataan pembangunana dan peningkatan kegiatan usaha. (b) Langkah-langkah ini menurut Susilo Bambang Yodhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 10 juta orang.

(Kedaulatan Rakyat. 4 Juli 2009)

Contoh (42) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (42a) dan (42b). Kata ketiga calon presiden pada kalimat (42a) dan Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla pada kalimat (42b) mempunyai hubungan hiponimi. Kata ketiga calon presiden merupakan superordinat karena merangkul kata Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Hubungan hiponimi terjadi antara tiga calon presiden dan Suilo Bambang Yodhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi hiponimi. Contoh (42A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan hiponimi ini dapat dilihat pada bagan 1.

(42A) (a) Pada debat terbuka di TV, Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla menegaskan akan mengurangi angka pengangguran lewat pemerataan

pembangunan dan peningkatan kegiatan usaha. (b) Langka-langkah ini menurut ketiga calon presiden dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 10 juta orang.

Bagan 1: Bagan Relasi Hiponimi

Hiponim

(43) (a) Jumlah rekaning tersebut, berasal dari seluruh instansi

pemerintah dan berada di bank-bank nasional. (b) Tentu, dalam melakukan gerakan ini, Departemen Keuangan tidak bekerja sendiri, namun melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. (c) Tak heran

kalau kemudian dilaporkan pula ada beberapa rekening yang terindikasi korupsi, yang ada di beberapa departemen, seperti di Departemen Sosial dan Departemen Tenaga Kerja.

(Kedaulatan Rakyat, 8 Juli 2009)

Contoh (43) terdirii dari tiga kalimat, yaitu kalimat (43a), (43b), dan (43c). Kata instansi pemerintahan pada kalimat (43a) dan Departemen Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan pada kalimat (43b), Departeman Sosial, dan Departemen Tenaga Kerja pada kalimat (43c) mempunyai hubungan hiponimi. Kata instansi pemerintahan

Ketiga Calon Presiden (Superordinat)

Susilo Bambang

Yudhoyono Soekarnoputri Megawati

Jusuf Kalla

merupakan superordinat karena merangkul Departemen Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pengawas Keuangan dan Pemabangunan, Departemen Sosial, dan Departemen Tenaga Kerja. Hubungan hiponimi ini dapat dilihat pada bagan 2.

Bagan 2: Hubungan Relasi Hiponimi

Hiponimi

(44) (a) Dalam hitung-hitungan politik, wajar bila nanti parpol

pendukung pasangan SBY-Boediono, minta ‘jatah’ di kursi kabinet. (b) Beberapa nama telah dimunculkan, misalnya dari PKS ada Tifatul Sembiring, dari PAN Hatta Rajasa, PPP Suryadharma Ali dan sebagainya. (c) Namun, itu semua masih dalam tataran isu.

(d) Sedang sikap Partai Golkar, sampai saat ini masih belum

jelas apakah akan merapat ke SBY-Boediono atau tidak. (e) Secara resmi hal itu akan ditentukan Munas – walaupun banyak

Instansi Pemerintahan (Superordinat) Departemen Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Departemen Sosial Departemen Tenaga Kerja Kohiponim

kalangan meragukan Golkar memilih oposisi. (f) Koalisi besar yang dibangun dengan PDIP, Hanura, dan Gerindra pun terancam pecah.

(g) Meski secara resmi Golkar tidak masuk dalam koalisi pendukung SBY-Boediono – karena menjagokan Jusuf Kalla-Wiranto (Hanura) – namun suaranya di parleman dukup signifikan. (h) Partai besar lainnya, seperti PDIP misalnya, sikapnya lebih jelas untuk memilih oposisi. (i) Sikap Partai Gerindra juga cukup jelas terbaca untuk beroposisi. (j) Dalam pilpres partai ini berkoalisi dengan PDIP dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai cawapres mendampingi Megawati. (k) Melihat komposisi kursi di parlemen, dimana Partai Demokrat mandominasi, ditambah dengan partai pendukung koalisi, semestinya ada kekuatan lain untuk mengimbangi pemerintahan SBY-Boediono (bila memang terpilih sebagai presiden-wakil presiden.

(Kedaulatan Rakyat, 14 Juli 2009)

Contoh (44) terdiri dari empat paragraf. Paragraf pertama terdiri dari kalimat (44a), (44b), dan (44c). Paragraf kedua terdiri dari kalimat (44d), (44e), dan (44f). Paragraf ketiga terdiri dari kalimat (44g), (44h), dan (44j). Sedangkan paragraf keempat terdiri dari satu kalimat, yaitu kalimat (44k). Kata parpol pada kalimat (44a) merupakan superordinat (kata umum) yang mengacu pada kata khusus yang terdapat pada kalimat (44d), (44f), (44h), dan (44k), yaitu kata Partai Golkar, PDIP, Hanura, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat. Oleh karena itu, pada contoh (44) terdapat kohesi hiponimi. Hubungan hiponiminya dapat dilihat pada bagan 3.

Bagan 3: Hubungan Relasi Hiponimi

Hiponimi

(45) (a) Karena, dalam beberapa waktu, masyarakat sempat dibuat

sesak napas lantaran kenaikan BBM yang beruntun, walau

kemudian juga dilanjutkan dengan langkah atau kebijakan penurunan harga BBM adalah benar-benar karena logika perhitungan rasional yang bisa dipahami dan diterima sebagian besar masyarakat. (b) Kalau pun ada motif politis dari kebijakan tersebut, biarlah menjadi tanggungjawab yang bersangkutan saja. (c) Satu hal perlu dicatat, sekecil apa pun kenaikan BBM, dampaknay akan sangat luas danberantai. (d) Sedangkan ketikan harga BBM diturunkan, dampak lanjutnya tak seketika mengikutinya.

(e) Sebagaimana diketahui, harga Bensin Premium saat ini sebesar Rp 4.500 per liter, Minyak Solar (Gas Oil) Rp 4.500 per liter dan Minyak Tanah (Kerosene) sebesar Rp 2.500 per liter. (f) Ditegaskan pemerintah, terhitung mulai pukul 00.00 waktu setempat tanggal 15 Juli 2009 ditetapkan bahwa harga jual eceran BBM tertentu, yaitu Bensin Premium, Minyak Solar (Gas Oil) dan Minyak Tanah (Kerosene) dinyatakan tidak berubah. (Kedaulatan Rakyat, 15 Juli 2009)

PDIP Hanura Partai

Gerindra Partai Demokrat Partai Golkar Parpol (Superordinat) Kohiponim

Contoh (45) terdiri dari dua paragraf, paragraf pertama terdiri dari kalimat (45a), (45b), (45c), dan (45d). Sedangkan paragraf kedua terdiri dari

kalimat (45e), dan (45f). Kata BBM pada kalimat (47a) dan Bensin Premium,

Minyak Solar (Gas Oil), dan Minyak Tanah (Kerosene) pada kalimat (45e) mempunyai hubungan hiponimi. Kata BBM merupakan kata umum (superordinat) yang mengacu pada kata khusus yang terdapat pada kalimat (45e), yaitu Bensin Premium, Minyak Solar (Gas Oil), dan Minyak Tanah (Kerosene). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi hiponimi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hubungan hiponimnya pada bagan 4.

Bagan 4: Hubungan Relasi Hiponimi

Hiponimi Minyak Tanah (Kerosene) Minyak Solar (Gas Oil) Bensin Premium BBM (Superordinat) Kohiponim

(46) (a) Terkait dengan pergerakan mata uang, khususnya yang jadi acuan bisnis dan perdagangan internasional, seperti dolar AS maupun euro, tentu akan sangat peka terhadap setiap peristiwa yang terjadi. (b) Sebagaimana dilaporkan, pasca bom di Jakarta, euro melemah menjadi 1,4096 dolar pukul 21.00 GMT dari 1,4150 di New York pada kamis. (c) Sementara dolar naik menjadi 94,17 yen dari 93,89 yen.

(Kedaulatan Rakyat, 22 Juli 2009)

Contoh (46) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (46a), (46b), dan (46c). Kata mata uang pada kalimat (46a) dan euro (46b) dan dolar (46c) merupakan hubungan hiponimi. Kata mata uang merupakan superordinat karena merangkul euro dan dolar. Hubungan hiponimnya dapat dilihat pada bagan 5.

Bagan 5: Hubungan Relasi Hiponimi

Hiponimi

2.2.3 Sinonimi

Kohesi sinonimi adalah kohesi yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan yang lain. Sinonimi juga sering disebut sebagai ekuivalensi leksikal.

Mata Uang (Superordinat)

Dolar Euro

(47) (a) Sengaja kita kutipkan pernuataan Ketua Mahkamah Konstitusi

(MK) Prof Dr HM Mahfud MD SH di atas sebagai acuan dalam

menyikapi hasil Pilpres 8 Juli 2009. (b) Alasan yang dikemukkan Guru Besar Hukum Politik UII itu, kalau keabsahan Pemilu (pilpres-red) tergantung dengan tanda tangan disa dipastikan hasil pemilu di Indonesia tidak ada yang tidak tanda tangan.

(c) Kita meyakini pernyataan Mahfud itu tentunya didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. (d) Sebagai awam kita mempercayai saja. (e) Sebab mungkin pada kesempatan lain Prof Mahfud akan berkesempatan menulis di harian lain, dasar dan landasan hukum yang menyertai pernyataan.

(Kedaulatan Rakyat, 27 Juli 2009)

Contoh (47) terdiri dari dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari kalimat (47a) dan (47b), sedangkan paragraf kedua terdiri dari kalimat (47c), (47d), dan (47e). Contoh (47) tampak bahwa konstituen Prof Dr HM Mahfud MD SH memiliki makna yang sama dengan Mahfud, dan Prof Mahfud. Pada kalimat (47a)

nama Prof Dr HM Mahfud MD SH ditulis secara lengkap, pada kalimat (47d)

penulisan nama hanya ditulis Mahfud, dan pada kalimat (47e) dituliskan Prof

Mahfud, tetapi ketiganya memiliki makna yangsama. Oleh karena itu pada contoh (47) terdapat kohesi sinonimi. Contoh (47A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi anrata Prof Dr HM Mahfud MD SH, Mahfud, dan Prof Mahfud.

(47A) (a) Sengaja kita kutipkan pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi

(MK) Prof Dr HM Mahfud MD SH di atas sebagai acuan dalam

menyikapi hasil Pilpres 8 Juli 2009. (b) Alasan yang dikemukakan Guru Besar Hukum Politik UII itu, kalau keabsahan Pemilu (pilpres-red) tergantung dengan tanda tangan bisa dipadtikan hasil pemilu di Indonesia tidak ada yang tidak tanda tangan.

(c) Kita meyakini pernyataan Prof Dr HM Mahfud MD SH itu tetunya didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. (d) Sebagai awam kita mempercayai daja. (e) Sebab mungkin pada

kesempatan lain Prof Dr HM Mahfud MH SH akan berkesempatan menulis di harian lain, dasar dan landasan hokum yang menyertai pernyataan.

 

(48) (a) Tidak bisa tidak. (b) Kita harus mewaspadai serta mengabil

langkah cepat dan tepat dalam mengantisipasi penyebaran flu babi. (c) Menyosialisasikan gejala-gejalanya, penyebab dan sumber penularannya. (d) Berikut tindakan pertama yang perlu dilakukan bila samapai mengetahui atau menemukan warga yang diduga suspek flu babi.

(e) Kita tentu tidak menginginkan flu babi mewabah seperti halnya flu burung. (f) Menimbulkan kekhawatiran dimana-mana. (g) Memunculkan kepanikan karena tingkat keganasannya, sehingga merengut banyak nyawa manusia. (h) Dalam kaitan ini, tanggung jawab untuk mengantisipasi tidak hanya terbeban di pundak Depkes beserta jajarannya di daerah-daerah. (i) Namun, juga perlu keterlibatan instansi dan institusi lain seperti Dephub yang mengelola transportasi lalu lintas manusia.

(j) Keterlibatan instansi lain seperti Dephub sangat diperlukan, seperti tercermin dalam kasus dugaan suspek flu babi yang menimpa AR, pemuda asal Sleman tersebut. (k) Dua bandara yang dilaluinya sepulang dari California, Soekarno-Hatta Jakarta dan Adisutjipto Yogyakarta tidak mendeteksi adanya tanda-tanda yang bersangkutan terjangkit suspek flu babi.

( Kedaulatan Rakyat, 13 Juli 2009)

(49) (a) Kini nampak semakin banyak wisatawan datang di Yogya. (b)

Hal ini menandakan citra aman di Yogya khususnya dan Indonesia umumnya sudah punya gaung di luar negeri. (c) Pemilu dan Pilpres yang berjalan tanpa gejolak juga menambah citra aman di mancanegara. (d) Tapi terjadinya bom di Ritz Carlton dan JW Marriott yang di pastikan akan tersiara ke seluruh dunia bisa membuyarkan industri pariwisata yang mulai beranjak naik.

Contoh (48) terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf (48a), (48e), dan (48j). Paragraf pertama terdiri dari empat kalimat, yaitu (48a), (48b), (48c), dan (48d). Paragraf kedua terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (48e), (48f), (48g), (48h), dan (48i). Paragraf ketiga terdiri dari dua kalimat yaitu kalimat (48j) dan (48k). Kata tanda-tanda pada kalimat (48c) memiliki makna yang sama dengan

kata gejala-gejala yang terdapat pada kalimat (48k). Dari contoh (48) tersebut

tampak adanya konesi sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara tanda-tanda dan gejala-gejala. Contoh (48A) menjelaskan hal tersebut.

(48A) Tidak bisa tidak. Kita harus mewaspadai serta mengabil langkah cepat dan tepat dalam mengantisipasi penyebaran flu babi.

Menyosialisasikan tanda-tandanya, penyebab dan sumber

penularannya. Berikut tindakan pertama yang perlu dilakukan bila samapai mengetahui atau menemukan warga yang diduga suspek flu babi.

Kita tentu tidak menginginkan flu babi mewabah seperti halnya flu burung. Menimbulkan kekhawatiran dimana-mana. Memunculkan kepanikan karena tingkat keganasannya, sehingga merengut banyak nyawa manusia. Dalam kaitan ini, tanggung jawab untuk mengantisipasi tidak hanya terbeban di pundak Depkes beserta jajarannya di daerah-daerah. Namun, juga perlu keterlibatan instansi dan institusi lain seperti Dephub yang mengelola transportasi lalu lintas manusia.

Keterlibatan instansi lain seperti Dephub sangat diperlukan, seperti tercermin dalam kasus dugaan suspek flu babi yang menimpa AR, pemuda asal Sleman tersebut. Dua bandara yang dilaluinya sepulang dari California, Soekarno-Hatta Jakarta dan Adisutjipto Yogyakarta tidak mendeteksi adanya gejala-gejala yang bersangkutan terjangkit suspek flu babi.

Contoh (49) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (49a), (49b), (49c), dan (49d). Kata luar negeri pada kalimat (49b) memiliki makna yang sama

dengan kata mancanegara yang terdapat pada kalimat (49c). Oleh karena itu contoh (49) terdapat kohesi sinonimi. Contoh (49A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi antara luar negeri dan macanegara.

(49A) (a) Kini nampak semakin banyak wisatawan datang di Yogya. (b) Hal ini menandakan citra aman di Yogya khususnya dan Indonesia umumya sudah punya gaung di mancanegara. (c) Pemilu dan pilpres yang berjalan tampa gejolak juga menambah citra aman di luar negeri. (d) Tapi terjadinya bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott yang dipastikan akan tersiar ke seluruh dunia bisa membuyarkab industri pariwisata yang mulai beranjak naik.

(50) (a) Flu babi masuk Yogyakarta. (b) Demikian judul berita koran kita hari Sabtu (11/7) yang lalu. (c) Diberitakan, seorang pelajar pria berinisial AR, 18 tahun, warga Sleman diduga suspek flu babi dirawat di ruang isolasi Kartika RS Dr Sardjito Yogyakarta. (d) Menurut Ketua Tim Satuan Penanggulangan Flu Burung dan Flu Babi rumah dakit tersebut, dr Sumardi SpPD-KP, AR baru saja

pulang dari daerah yang terjangkit H1N1 yakni California Amerika

Serikat.

(Kedaulatan Rakyat, 13 Juli 2009)

Contoh (50) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (50a), (50b), (50c), dan (50d). Kata Flu babi pada kalimat (50a) memiliki makna yang sama dengan

kata H1N1 pada kalimat (50d). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara flu babi dan H1N1. Contoh (50A) akan menjelaskan hal tersebut.

(50A) (a) H1N1 masuk Yogyakarta. (b) Demikian judul berita Koran kita

hari Sabtu (11/7) yang lalu. (c) Diberitakan, seorang pelajar pria berinitial AR, 18 tahun, warga Sleman diduga suspek flu babi dirawat di ruang isolasi Kartika RS Dr Sardjiti Yogyakarta, (d)

Menurut Ketua Tim satuan Penanggulangan Flu Burung dan Flu Babi rumah sakit tersebut dr Sumardi SpPD-KP, AR baru saja pulang dari daerah yang terjangkit flu babi yakni California Amerika Serikat.

(Kedaulatan Rakyat, 13 Juli 2009)

2.2.4 Antonimi

Antonimi merupakan kohesi yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan. Perhatikan contoh berikut.

(51) (a) Dalam kampanye pemilihan kepala daerah bahkan sampai pada

kepala Negara, isu pendidikan memang mudah ditiupkan. (b) Ada sejumlah janji yang disampaikan kepada calon-calon pemilihnya atau konstituennya, berkaitan dengan pendidikan ini. (c) Salah satunya, isu pendidikan gratis. (d) Mereka yang menempuh pendidikan di sekolah negeri bisa gratis alias tidak ada pungutan, (e) Padahal, daya tampungnya terbatas, mereka akhirnya memilih sekolah swasta. (f) Ternyata sekolah swasta tidak sama dengan sekolah negeri. (g) Sebab kalau dikatakan pendidikan itu gratis, hanya berlaku untuk pendidikan di sekolah negeri.

(Kedaulatan Rakyat, 30 Juli 2009)

Contoh (51) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (51a), (51b), (51c), (51d), (51e), (51f), dan (51g). Pada contoh (51) ini terdapat satu pasang kata yang memiliki makna yang saling bertentangan, yaitu sekolah negeri dengan sekolah swasta. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara sekolah negeri dan sekolah swasta. Contoh (51A) menjelaskan hal tersebut.

(51A) Dalam kampanye pemilihan kepala daerah bahkan sampai pada kepala negara, isu pendidikan memang mudah ditiupkan. Ada sejumlah janji yang disampaikan kepada calon-calon pemilihnya atau konstituennya, berkaitan dengan pendidikan gratis. Salah satunya, isu pendidikan gratis. Mereka yang menempuh pendidikan di sekolah pemerintah bisa gratis alias tidak ada pungutan. Padahal, daya tampungnya terbatas, mereka akhirnya memilih sekolah bukan milih pemerintah. Ternyata sekolah swasta tidak sama dengan sekolah negeri. Sebab kalau dikatakan pendidikan itu gratis, hanya belaku untuk pendidikan di sekolah negeri.

(52) (a) Memasuki pemilihan presiden tahun 2009 ini, semua pihak

sepakat untuk menyelenggarakannya dengan damai. (b) tidak untuk

saling menyerang, menyebarkan kampanye hitam, tapi bersaing

dengan sehat dihadapn rakyat. (c) Tidak sekedar obral janji, akan tetapi menyampaikan program konkret yang bisa diwujudkan bila terpilih nanti. (d) Bukan hanya teringat pada rakyat ketika membutuhkan dukungan, kemudian melupakannya setelah terpilih. (e) Bagaimanapun rakyat adalah kekuatan. (f) Kalau bukan kekuatan yang menentukan, maka tak ada ungkapan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.

(Kedaulatan Rakyat, 2 Juli 2009)

Contoh (52) terdiri dari enam kalimat, yaitu kalimat (52a), (52b), (52c), (52d), (52e), dan (52f). pada contoh (52) terdapat satu pasang kata yang memiliki

makna yang saling berlawanan, yaitu kata damai dengan menyerang. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, damai memiliki tiga arti, yaitu 1) tidak ada

perang; tidak ada kerusuhan; aman; 2) tentram; tenang; 3) keadaan tidak bermusuhan; rukun, sedangkan menyerang adalah 1) mendatangi untuk melawan (melukai, memerangi, dsb); menyerbu; 2) menimpa (tt bencana, penyakit, dsb); melanda; melanggar; 3) menentang (spt melancarkan kritik). Oleh karena itu, pada contoh (54) terdapat kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara kata damai dan menyerang.

2.2.5 Kolokasi

Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan dalam lingkungan yang sama antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Berikut ini dikemukakan contohnya.

(53) (a) Mau tidak mau, momentum pemilihan presiden akan datang

juga. (b) Jika kita menunggu momentum tersebut, maka pada Rabu, 8 Juli 2009, itulah saatnya tiba. (c) Pada saat itu kita harus menentukan pilihan dengan tegas setelah mencermati, memperhatikan, mengamati dan mengikuti kampanye yang dilakukan tiga calon presiden dan calon wakil presiden. (d) Karena formatnya adalah kampanye, maka isinya adalah memperkenalkan program-program, mungkin juga termasuk janji-janji yang akan dilaksanakan, dan meyakinkan rakyat agar menentukan pilihan pada dirinya.

(Kedaulatan Rakyat, 2 Juli 2009)

Contoh (53) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (53a), (53b), (53c),

dan (53d). Kata kampanye pada kalimat (53c) berkolokasi dengan

memperkenalkan program-program, janji-janji yang akan dilaksanakan, dan meyakinkan rakyat agar menentukan pilihan pada dirinya, karena keduannya memiliki makna yang saling berdekatan yaitu memperkenalkan program-program, janji-janji yang akan dilakukan, dan meyakinkan rakyat agar menentukan pilihan pada dirinya merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat kampanye. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara kampanye dan memperkenalkan program-program, janji-janji yang

Dokumen terkait