• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kohesi Gramatikal

2.1.2.3 Penggantian dengan Penanda Kata Ia

(24) (a) Kita juga menengarai betapa sangat terpukulnya keluarga besar Nur Said maupun Ibrahim saat keduanya diberitakan secara intensif terlibat dalam pemboman kedua hotel tersebut. (b) Secara spesifik, pukulan itu tercermin dari pernyataan Siti Lestari yang selama 3 malam tidak tidur dan tidak makan. (c) Ia menjadi tersiksa secara lahiriah dan batiniah. (d) Menanggung malu yang tak terperikan karena harkat dan martabat keluarga menjadi tercabik secara tiba-tiba. (e) Untung Mabes Polri melakukan klarifikasi tepat pada waktunya. (f) Sebelum keluarga dekat Nur Said maupun Ibrahim mendaat sanksi sosial. (g) Misalnya, masyarakat sekitar mengucilkan dari pergaulan lingkungan.

(Kedaulatan Rakyat, 24 Juli 2009)

Contoh (24) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (24a), (24b), (24c), (24d), (24e), (24f), dan (24g). Kata ia pada kalimat (24c) merupakan pengganti Siti Lestari yang ada pada kalimat (24b). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Contoh (24A) berikut akan menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi antara ia dan Siti Lestari.

(24A) Kita juga menenggarai betapa sangat terpukulnya keluarga besar Nur Said maupun Ibrahim saat keduannya diberitakan secara intensif terlibat dalam pemboman kedua hotel tersebut. Secara spesifik, pukulan itu tercermin dari pernyataan Siti Lestari yang selama 3 malam tidak tidur. Siti Lestari menjadi tersiksa secara lahirian dan batiniah. Menanggung malu yang tak terperikan karena harkat dan martabat keluarga menjadi tercabik secara tiba-tiba. Untung Mabes Polri melakukan klarifikasi tepat pada waktunya. Sebelum keluarga dekat Nur Said maupun Ibrahim mendapat sanksi social. Misalnya, masyarakat sekitar mengucilkan dari pergaulan lingkungan.

(25) (a) Cawapres Prabowo Subianto menilai DPT menjadi catatan cacat Pemilu 2009. (b) Ia memperkirakan terdapat sekitar 2 juta suara yang tidak beres di Jawa Timur. (c) Menurutnya, kalau

masalah itu dibiarkan berarti terdapat 2 juta suara potensial yang tidak sah.

(Kedaulatan Rakyat, 3 Juli 2009)

Contoh (25) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (25a), (25b), dan

(25c). Kata ia pada kalimat (25b) merupakan pengganti Cawapres Prabowo

Subianto pada kalimat (25a). Oleh karena itu pada contoh (25) terdapat kohesi pernggantian. Contoh (25A) berikut menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi antara ia dan Cawapres Prabowo Subianto. Kata ia berfungsi sebagai pengganti dari bagian kalimat (25a), yaitu Cawapres Prabowo Subianto.

(25A) Cawapres Prabowo Subianto menilai DPT menjadi catatan cacat

Pemilu 2009. Cawapres Prabowo Subianto memperkirakan terdapat sekitar 2 juta suara yang tidak beres di Jawa Timur. Menurutnya kalau masalah itu dibiarkan berarti terdapat 2 juta suara potensial tidak sah.

(26) (a) Personel Densus 88 juga telah disebar ke berbagai tempat. (b)

Densus 88 menyisir berbagai lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian Noordin M Top dan anak buahnya, baik di Jateng, DIY maupun luar Jawa. (c) Dalam beberapa penggerebekan yang dilakukan Densus 88, Noordin M Top selalu lolos. (d) Ia dikanal licin seperti belut. (e) Lantas, dimana sesungguhnya Noordin M Top bersembunyi? (f) Tak ada yang bisa menjawabnya. (g) Karena itu, polisi terus menyebar foto gembong teroris itu dengan berbagai versi.

(Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2009)

Contoh (26) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (26a), (26b), (26c), (26d), (26e), (26f), dan (26g). Ia pada kalimat (26d) merupakan pengganti

Noordin M Top pada kalimat (26c). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara ia dan Noordin M Top.

2.1.3 Pelesapan

Pelesapan adalah kohesi gramatikal yang merupakan penghilangan konstituen yang sudah disebutkan sebelumnya pada kalimat berikutnya. Perhatikan contoh berikut.

(27) (a) Pemilihan presiden sudah di ambang. (b) Ø Tinggal hitungan

hari saja. (c) Marilah kita memanfaatkan momentum Ø tersebut sebaik-bakinya untuk memilih masa depan bangsa. (d) Datanglah ke bilik-bilik yang telah disediakan, untuk mencontreng. (e) Jangan salah pilih, oleh sebab itu kita perlu merenungkan siapa yang pantas dicontreng dari ketiga calon tersebut. (f) Di sisi lain, siapa pun presidennya nanti, itulah pilihan rakyat. (g) Kita berharap ke depan bisa membawa perahu bangsa ini belayar lebih stabil menuju cita-cita. (h) Sungguh, kita mendambakan pemimpin yang baik, yang sesuai, yang bisa membaca keinginan rakyat dan mampu membawa bangsa ini lebih bermartabat.

Kedaulatan Rakyat, 2 Juli 2009

Contoh (27) terdiri dari delapan kalimat, yaitu kalimat (27a), (27b), (27c), (27d), (27e), (27f), (27g), dan (27h). Konstituen Ø pada kalimat (27b) dan (27c) memiliki referensi yang sama dengan kata pemilihan presiden yang telah disebutkan pada kalimat (27a). Kata pemilihan presiden pada kalimat (27a) diulang pada kalimat (27b) dan (27c) dalam bentuk zero (Ø). Jadi, contoh (27) merupakan kohesi pelesapan. Contoh (27A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan pemilihan presiden.

(27A) (a) Pemilihan presiden sudah diambang. (b) Pemilihan presiden tinggal hitungan hari saja. (c) Marilah kita manfaatkan

momentum pemilihan presiden tersebut sebaik-baiknya untuk

memilih masa depan bangsa. (d) Datanglah ke bilik-bilik yang telah disediakan, untuk mencontreng. (e) Jangan salah pilih, oleh sebab itu kita perlu merenungkan siapa yang pantas dicontreng dari ketiga calon tersebut. (f) Disisi lain, siapa pun presidennya nanti, itulah pilihan rakyat. (g) Kita berharap kedepan bisa membawa perahu bangsa ini berlayar lebih stabil menuju cita-cita. (h) Sungguh kita memimpikan pemimpin yang baik, yang sesuai, yang bisa membaca keinginan rakyat dan mampu membawa bangsa ini lebih bermartabat.

(28) (a) Selama masa kampanye, ketiga pasangan capres-cawapres

beserta tim suksesnya menyosialisasikan visi misinya. (b) Ø Menawarkan program kerja yang akan dilakukan bila dipercayai memegang kemudi pemerintahan masa bakti 2009-2014. (c) Dalam bahasa awam, mereka berkesempatan mengobral janji.

(d) Kita mencermati janji-janji Ø itu, ada yang membumi. (e)

Ada yang sekedar rayuan gombal atau retorika belaka. (f) Membumi, karena menyangkut problem dan kebutuhan masyarakat bangsa. (g) Sekedar rayuan gombal atau retorika, karena berisi janji yang muluk-muluk – tanpa mendasarkan diri pada situasi serta kondisi kehidupan bangsa dan Negara.

(Kedaulatan Rakyat, 6 Juli 2009)

Contoh (28) terdiri dari dua paragraf, yaitu paragraf (28a) dan (28d). Paragraf pertama terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (28a), (28b), dan (28c). Paragraf kedua terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (28d), (28e), (28f), dan (28g). Kata ketiga pasangan capres-cawapres pada kalimat (28a) diulang kembali pada kalimat (28b) dan (28d) dalam bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut, tampak adanya kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi antara zero dan ketiga capres-cawapres.

(29) (a) Dalam konteks itu, kita mengharapkan Partai Golkar lebih berani untuk beroposisi, karena suaranya cukup signifikan di parlemen. (b) Sebaliknya, bila Ø Golkar merapat ke SBY-Boediono, sulit rasanya mengahrapkan kekuatan yang seimbang di eksekutif dan parlemen. (c) Lagi pula, secara etika politik, rasanya tidak pantas bila Ø Golkar meminta ‘jatah’ kursi kabinet, sementara partai tersebut telah mengajukan calon sendiri ketika pilpres.

(Kedaulatan Rakyat, 14 Juli 2009) Contoh (29) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (29a), (29b), dan (29c). Kata partai pada kalimat (29a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (29b) dan (29c) dalam bentuk zero (Ø). Jadi, contoh (29) terdapat kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi antara zero dan partai.

2.1.4Perangkaian

Perangakaian adalah kohesi gramatikal yang beerwujud konjungsi. Perangkaian berbeda dengan kohesi gramatikal lainnya. Perangkaian yang berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu. Perhatikan contoh berikut.

Dokumen terkait