• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komitmen dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB)

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

1.2.13 Komitmen dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB)

Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, Balai Besar POM di Pontianak sebagai UPT Badan POM melaksanakan reformasi birokrasi sesuai PP Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design reformasi birokrasi 2010 – 2025. Upaya

25 atau proses RB yang dilakukan Balai Besar POM di Pontianak merupakan pengungkit dalam pencapain sarasan sebagai hasil yang diharapkan dari pelaksanaan RB Pola piker pelaksanaan RB Balai Besar POM di Pontianak mengacu kepada pola pikir pelaksanaan RB Badan POM sebagaimana Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3

Pola Pikir Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Badan POM

a. Penataan dan Penguatan Struktur Organisasi

Balai Besar POM di Pontianai merupakan pelaksana tugas dan fungsi Badan POM RI di Provinsi Kalimantan Barat.Untuk menunjang pengawasan Obat dan Makanan di wilayah terpencil, terluar, dan wilayah perbatasan Balai Besar POM di Pontianak memiliki Pos POM Entikong dan Pos POM Aruk. Peran Balai Besar POM di Pontianak khususnya Pos POM Entikong sebagai pengejawantahan Nawacita butir ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan (pengurangan ketimpanganantar kelompok ekonomi masyarakat), perlu dilakukan penataan dan penguatan baik dari segi struktur organisasi, kompetensi dan kuantitas SDM, sarana dan prasarana, maupun koordinasi dengan lintas sektor agar pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan dapat dilakukan secara lebih optimal. Tantangan Balai Besar POM di Pontianak ke depan adalah melakukan kajian, penataan, dan evaluasi organisasi dalam rangka

26 meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara proporsional menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar POM di Pontianak.

b. Penataan Tatalaksana

Sebagai organisasi penyelenggara pelayanan publik, Balai Besar POM Pontianak berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan dan secara terus-menerus meningkatkan pengawasan serta memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan.Komitmen Balai POM Pontianak tersebut dilakukan melalui penerapan sistem mutu secara konsisten dan ditingkatkan secara berkelanjutan yang dibuktikan dengan pemenuhan atau perolehan Quality Management System ISO 9001:2008 dan Akreditasi Laboratorium IEC 17025:2005.

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan juga dilakukan melalui penerapan e-government atau penggunaan teknologi informasi di lingkungan Balai Besar POM di Pontianak diantaranya melaui recruitment, e-procurement, dan Sistem Informasi Pelaporan Terpadu (SIPT). Berbagai sistem mutu dan pengembangan e-government yang dapat meningkatkan kinerja Balai Besar POM di Pontianak tersebut seyogyanya dapat diintegrasikan sesuai dengan ruang lingkupnya agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

c. Penataan Peraturan Perundang-undangan dan Penegakkan Hukum

Telah banyak Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang menjadi landasan teknis pelaksanaan tugas fungsi BPOM.Namun, Peraturan Perundang-undangan yang ada selama ini kurang mendukung tercapainya efektivitas pengawasan Obat dan Makanan.Demikian pula sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran di bidang Obat dan Makanan belum memberikan efek jera sehingga sering terjadi kasus berulang.

27 Kaitannya dengan pengawasan Obat dan Makanan di daerah, selainketersediaan NSPK, perlu didorong terbitnya aspek legal berupa Peraturan/SKGubernur dan ditindaklanjuti dengan Peraturan/SK Bupati/Walikota.Pada level operasional, Balai Besar POM di Pontianak telah memiliki Pedoman Pengawasan yang jelas.

Tantangan ke depan, Balai Besar POM di Pontianak harus membuat terobosan dalam penegakan hukum seperti memperkuat kemitraan untuk pengawasan, penindakan,maupun persamaan persepsi dengan kepolisian, kejaksaan, dan instansiterkait, menggeser pengawasan ke area preventif, serta memperkuat kerjasamadi Free Trade Zone Area. Upaya ini pun perlu diikuti dengan peningkatan kajian dampak ekonomi maupun kesehatan akibat pelanggaran obat dan makanan.

d. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Penguatan Akuntabilitas Kinerja bertujuan untuk meningkatkankapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hal ini terutama dijalankan melalui sembilan program Percepatan Reformasi Birokrasi. Untuk mencapaitujuan tersebut, Balai POM di Pontianak telah mengimplementasikan Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan baik, dibuktikan dengan hasilevaluasi Badan POM RI terhadap Laporan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memperoleh nilai A di tahun 2013.

Komitmen pimpinan yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan SAKIPmenjadi kekuatan penting dalam upaya penguatan akuntabilitas kinerjaBalai Besar POM di Pontianak.Namun, Balai Besar POM di Pontianak masih perlu melakukan penyempurnaan dalampenatausahaan manajemen pemerintahan (keuangan dan BMN) dalammewujudkan pemerintahan yang akuntabel.

e. Penguatan Pengawasan

Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraanpemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).Melalui upaya pengawasan yang dilakukan Balai Besar POM di

28 Pontianak, diharapkan dapatmeningkatkan kepatuhan dan efektivitas pengelolaan keuangan negara diserta menghindari tingkat penyalahgunaan wewenang. Pengawasan yang dilakukan antara lain melalui kebijakanpenanganan gratifikasi, penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah(SPIP), pengelolaan pengaduan masyarakat, implementasi whistle-blowingsystem, penanganan benturan kepentingan, pembangunan zona integritasmenuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih danMelayani (WBBM), dan pendayagunaan Aparat Pengawasan InternalPemerintah (APIP) dalam perencanaan dan penganggaran.

f. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematisdan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir danbudaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuaidengan tujuan dan sasaran RB. Untuk menggerakkan organisasi dalammelakukan perubahan, Balai POM di Pontianak telah membentuk agent of change sebagai role model serta forum bagi pembelajaran atau inovasi dalam proses perubahan yang dilakukan. Komitmen dan keterlibatan pimpinan dan seluruh pegawaiBPOM secara aktif dan berkelanjutan merupakan unsur pendukung palingutama dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja dalam rangkapelaksanaan RB.Untuk mengurangi risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinantimbulnya resistensi terhadap perubahan dibutuhkan media komunikasisecara reguler untuk mensosialisasikan RB atau perubahan yang sedang danakan dilakukan, termasuk pentingnya peran agent of change dan manfaat dariforum pembelajaran atau inovasi.

29 Tabel 5.

Rangkuman Analisis SWOT

HASIL PEMBAHASAN (SWOT) Kekuatan

(Strengths)

1. Integritas Pelayanan Publik diakui secara Nasional

2. Pimpinan dan SDM memiliki komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi.

3. Kualitas SDM memadai.

4. Kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan

5. Laboratorium yang telah terakreditasi.

Kelemahan (Weaknesses)

1. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama

2. Masih kurangnya dukungan IT

3. Kelembagaan Pusat dan Balai belum sinergi.

4. Kuantitas SDM belum memadai

5. Belum optimalnya struktur organisasi dan tata kerja

Peluang (Opportunities)

1. Adanya pedoman dan acuan pengawasan yang jelas

2. Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait

3. Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Tantangan (Threats)

1. Letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan luasnya wilayah cakupan pengawasan.

2. Kurangnya komitmen pelaku usaha untuk mematuhi aturan.

3. Perkembangan teknologi yangbelum dapat diimbangi dengan teknologi pengawasan.

30 HASIL PEMBAHASAN (SWOT)

4. Lemahnya penegakan hukum yang belum memberi efek jera.

Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Balai Besar POM di Pontianak perlu melakukan penguatan organisasi dan kelembagaan, agar faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi baik dari internal maupun eskternal tidak akan menghambat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Balai Besar POM di Pontianak periode 2015-2019. Dilihat dari keseimbangan pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan serta pengaruh lingkungan eskternal antara peluang dan ancaman, posisi organisasi Balai Besar POM di Pontianak harusnya melakukan pengembangan dan perluasan organisasi agar dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi Balai Besar POM di Pontianak periode 2015-2019.

Selama periode 2010-2014, pelaksanaan peran dan fungsi Balai Besar POM di Pontianak tersebut di atas telah diupayakan secara optimal untuk mencapai target hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat, antara lain:, (1) belum optimalnya pengawasan Obat dan Makanan yang beredar di masyarakat (post-market) dan (2) belum efektifnya pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab yang dianggap sangat krusial dan strategis bagi peran Balai Besar POMdi Pontianak dalam melakukan pembenahan di masa mendatang, sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada gambar 1.4 terdapat diagram yang menunjukkan analisis permasalahan pokok dan isu-isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Balai Besar POM di Pontianaksebagai berikut:

31 Gambar 4

Diagram permasalahan dan isu strategis, kondisi saat ini dan dampaknya

Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Balai Besar POM di Pontianak sebagai lembaga pengawasan obat dan makanan masih perlu terus dilakukan penguatan, baik secara kelembagaan maupun dari sisi manajemen sumber daya manusianya, agar pencapaian kinerja di masa datang semakin membaik dan agar dapat memastikan berjalannya proses pengawasan obat dan makanan yang lebih ketat dalam menjaga keamanan, mutu serta khasiat/manfaat produk yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan kesehatan masyarakat.

Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis dari permasalahan pokok yang dihadapi Balai Besar POM di Pontianak sesuai dengan peran dan kewenangannya agar lebih

PERAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PONTIANAK Peningkatan Kinerja

Pengawasan Obat dan Makanan di Kalimantan Barat

Kemitraan dan pembinaan kepada pemangku kepentingan

32 optimal, yang perlu terus diperkuat dalam peningkatan kinerja di masa yang akan datang sebagai berikut:

1. Penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan,

2. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta mendorong peningkatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan,

3. Penguatan kapasitas kelembagaan Balai Besar POM di Pontianak, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya.

Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, Balai Besar POM di Pontianak perlu terus melakukan perbaikan dan pengembangan secara kelembagaan serta penguatan regulasi. Di samping itu, kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat cepat, menuntut Balai Besar POM di Pontianakdapat melakukan evaluasi dan mampu beradaptasi dalam pelaksanaan peran-perannya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman.

Dengan etos tersebut, diharapkan Balai Besar POM di Pontianak mampu menjadi katalisator dalam proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.

33 BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN ORGANISASI

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Balai Besar POM di Pontianak sebagai unit kerja dari Badan POM RI sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga Pengawasan Obat dan Makanan dituntut untuk dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat/khasiat Obat dan Makanan tersebut sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk itu, disusun visi dan misi serta tujuan dan sasaran BPOM.

Gambar 5.

Peta Strategis Balai Besar POMdi Pontianak Periode2015-2019

Dokumen terkait