• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi

Dalam dokumen TESIS S431308023 Adi Juniarso (Halaman 53-62)

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4. Kompetensi

D. KERANGKA BERPIKIR

Adanya kasus-kasus korupsi keuangan daerah yang melibatkan PNS seharusnya tidak terulang lagi apabila APIP berpedoman kepada Permenpan No :

PER/04/M.PAN/03/2008. Dalam peraturan tersebut terkandung unsur-unsur yang melandasi prinsip perilaku APIP sehingga diharapkan apabila unsur-unsur tersebut terpenuhi maka akan meningkatkan kualitas audit APIP sehingga APIP mampu lebih menjalankan fungsinya sebagai auditor internal pemerintah dalam mencegah terjadinya korupsi. Berdasarkan hipotesa yang telah diberikan, maka model kerangka berpikir dalam penelitian ini diusulkan sebagai berikut :

Gambar 1

Model awal Kerangka Berfikir Penelitian Sumber : diolah oleh penulis (2014)

BAB III METODE PENELITIAN H2 + H1 + H3 + H4 + KUALITA S AUDIT Integritas Obyektivitas Kerahasiaan Kompetensi commit to user

A. Jenis Penelitian

Penelitian berjudul “Prinsip Perilaku APIP dan Kualitas Audit” ini merupakan penelitian dengan tipe basic research, yang bertujuan untuk menghasilkan suatu pengetahuan terhadap sebuah fenomena tertentu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memberikan kuesioner secara langsung dari peneliti kepada responden (personally administered questionnaires). Selain menggunakan data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder yaitu data kepegawaian yang meliputi pendidikan terakhir, jabatan fungsional, masa kerja serta data berupa peraturan-peraturan yang terkait dengan penelitian.

B. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Aparat Pengawas Internal Pemerintah di Jawa Tengah. Sedangkan sampel yang digunakan yaitu Aparat Pengawas Internal Pemerintah di Pemerintah Daerah se-Subosukowonosraten (Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Karanganyar). Sampel tersebut dipilih karena pertimbangan berikut:

1. Pemerintah Daerah se-Subosukowonosraten memiliki latar belakang akar budaya yang sama, dikarenakan satu daerah asal Soloraya (sebagai eks karesidenan Surakarta).

37 commit to user

2. APIP pada Pemerintah Daerah se-Subosukowonosraten memiliki forum pertemuan rutin antar APIP sebagai media tukar menukar informasi dan pengalaman dalam melakukan pemeriksaan.

Pengambilan sampel menggunakan sampling non probabilitas dengan metode

purposive sampling, dengan kriteria APIP yang memiliki sertifikat kompetensi APIP & calon APIP, serta pejabat fungsional P2UPD. Menurut informasi dari rekan-rekan mahasiwa Maksi Star BPKP yang rata-rata juga merupakan APIP di masing-masing Instansi di Subosukowonosraten, jumlah APIP dan Calon APIP se-Subosukowonosraten per tanggal 16 Desember 2014 adalah 172 personil.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Integritas (X1)

Konsep integritas menurut United States Government Accountability Office

(US GAO) tahun 2011 yaitu meliputi sikap yang obyektif, berdasarkan fakta, non-partisan, dan tidak terkait dengan ideologi tertentu, serta mempertimbangkan entitas yang diaudit dan pengguna auditor laporan. Tuntutan bagi auditor dalam prinsip perilaku integritas menurut BPKP (2008) dan Permenpan No:PER/04/M.PAN/03/2008 antara lain yaitu mampu melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh; mampu menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan organisasi dalam melaksanakan tugas; mampu mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh

peraturan perundang-undangan dan profesi yang berlaku; mampu menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi; mampu untuk tidak ikut serta dalam kegiatan illegal atau pada tindakan-tindakan yang dapat merugikan profesi APIP ataupun organisasinya; mampu menjalin dan membuat kerjasama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaan audit; serta mampu untuk saling membimbing dan mengingatkan perilaku antara sesama profesi auditor.

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 5 poin dengan skala interval. Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju) menggunakan instrument penelitian yang digunakan Sukriah, et al. (2009) dengan penyesuaian. Untuk menyesuaikan dengan penelitian ini, penulis dibantu oleh Pengendali Teknis Tim Audit dan Ketua Tim Audit melakukan justifikasi dari instrument penelitian Sukriah, et al. (2009).

Sebagai contoh dalam pernyataan nomer 1 : Auditor harus taat pada peraturan-peraturan baik ketika diawasi maupun tidak diawasi. Justifikasi yang diberikan oleh penulis yaitu perubahan kata ‘auditor’ dengan ‘saya’ karena penelitian ini ingin mengetahui persepsi diri responden, bukan penilaian responden terhadap auditor. Sehingga pernyataan hasil justifikasi yang digunakan untuk pilot kuesioner adalah ‘dalam pemeriksaan, saya harus taat pada peraturan-peraturan bahkan ketika sedang tidak diawasi.’ Setelah dilakukan justifikasi terhadap semua instrument dari variabel Integritas Sukriah, et al. (2009), instrument kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten integritas untuk pilot test terdiri dari 6 pernyataan dari yang sebelumnya 14 pernyataan. Justifikasi lengkap untuk variabel laten Integritas disajikan dalam lampiran 1.

2. Obyektivitas (X2)

Mengambil definisi dari BPKP (2008) dan Permenpan No:PER/04/M.PAN/03/2008, obyektivitas dalam pemeriksaan merupakan sikap ketidak berpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan memproses data/informasi audit. APIP harus mampu membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan dalam suatu permasalahan.

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 5 poin dengan skala interval. Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju) menggunakan instrumen penelitian yang digunakan Sukriah, et al. (2009) dengan penyesuaian. Untuk menyesuaikan dengan penelitian ini, penulis dibantu oleh Pengendali Teknis Tim Audit dan Ketua Tim Audit melakukan justifikasi dari instrument penelitian Sukriah, et al. (2009).

Sebagai contoh dalam pernyataan nomer 1 : Auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil pemeriksaan. Justifikasi yang diberikan oleh penulis yaitu perubahan kata ‘auditor’ dengan ‘saya’ karena penelitian ini ingin mengetahui persepsi diri responden, bukan penilaian responden terhadap auditor. Sehingga pernyataan hasil justifikasi yang digunakan untuk pilot kuesioner adalah ‘Saya dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas

hasil pemeriksaan.’ Setelah dilakukan justifikasi terhadap semua instrument dari

variabel Obyektivitas Sukriah, et al. (2009), instrument kuesioner yang digunakan commit to user

untuk mengukur variabel laten integritas untuk pilot test terdiri dari 5 pernyataan dari yang sebelumnya 8 pernyataan. Justifikasi lengkap untuk variabel laten Obyektivitas disajikan dalam lampiran 2.

3. Kerahasiaan (X3)

Menggunakan definisi dari BPKP (2008) dan Permenpan No:PER/04/M.PAN/03/2008, kerahasiaan dalam pemeriksaan merupakan sikap auditor dalam menghargai dan menjaga nilai kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan. Auditor hanya mengungkapkan informasi yang diperolehnya kepada yang berhak untuk menerimanya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Variabel ini dukur menggunakan skala Likert 5 poin dengan skala interval. Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Instrumen penelitian dikembangkan oleh penulis menggunakan referensi dari Permenpan No : PER/04/M.PAN/03/2008, Modul Kode Etik dan Standar Audit (BPKP, 2008), Kode Etik Profesi Akuntan Publik (IAPI, 2008), Government Auditing Standards, December 2011 Revision (US GAO, 2011) serta Peraturan BPK No 2 Tahun 2011. 4. Kompetensi (X4)

Menggunakan definisi dari BPKP (2008) dan Permenpan No:PER/04/M.PAN/03/2008, dalam melaksanakan tugasnya auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. Tuntutan ini bukan saja dilakukan berdasarkan

penugasan keikutsertaan dalam seminar, lokakarya atau pelatihan dari instansinya saja melainkan juga dilakukan secara mandiri oleh auditor yang bersangkutan.

Variabel ini diukur menggunakan Skala Likert 5 poin dengan skala interval. Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju) menggunakan instrumen penelitian yang digunakan Sukriah, et al. (2009) dengan penyesuaian. Untuk menyesuaikan dengan penelitian ini, penulis dibantu oleh Pengendali Teknis Tim Audit dan Ketua Tim Audit melakukan justifikasi dari instrument penelitian Sukriah, et al. (2009).

Sebagai contoh dalam pernyataan nomer 1 : Auditor harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikiran luas dan mampu menangani ketidakpastian. Justifikasi yang diberikan oleh penulis yaitu perubahan kata ‘auditor’dengan ‘saya’ karena penelitian ini ingin mengetahui persepsi diri responden, bukan penilaian responden terhadap auditor. Sehingga pernyataan hasil justifikasi yang digunakan

untuk pilot kuesioner adalah ‘Saya memiliki rasa ingin tahu yang besar,

berpikiran luas dan mampu menangani ketidakpastian.’ Setelah dilakukan justifikasi, instrument kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten Kompetensi untuk pilot test terdiri dari 6 pernyataan dari yang sebelumnya 10 pernyataan. Justifikasi lengkap untuk variabel laten Obyektivitas disajikan dalam lampiran 3.

5. Kualitas Audit (Y)

Dang (2004) mengatakan bahwa kualitas audit menggambarkan sebaik apa sebuah audit dapat mendeteksi dan melaporkan adanya salah saji material dari

laporan keuangan, mengurangi adanya asimetri informasi antara manajemen dan stockholder, serta membantu melindungi kepentingan dari stockholder. Kualitas audit yang baik erat kaitannya dengan kualitas dari laporan keuangan karena laporan keuangan yang diaudit oleh auditor yang berkualitas seharusnya tidak memiliki salah saji dalam penyajiannya. Karena penelitian ini dilakukan pada sektor publik, maka kualitas audit berpedoman pada standar audit APIP yang telah diamanatkan dalam Permenpan Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit APIP dan definisi dari BPKP (2008). Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan ukuran kualitas audit adalah persepsi APIP terhadap kualitas audit yang dikembangkan sesuai dengan Permenpan No:PER/05/M.PAN/03/2008.

Variabel ini diukur menggunakan Skala Likert 5 poin dengan skala interval. Jawaban 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju) menggunakan instrumen penelitian yang digunakan Sukriah, et al. (2009) dengan penyesuaian. Untuk menyesuaikan dengan penelitian ini, penulis dibantu oleh Pengendali Teknis Tim Audit dan Ketua Tim Audit melakukan justifikasi dari instrument penelitian Sukriah, et al. (2009).

Sebagai contoh dalam pernyataan nomer 1 : Saat menerima penugasan, auditor menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi pemeriksaan. Justifikasi yang diberikan oleh penulis yaitu perubahan kata ‘auditor’ dengan ‘saya’ karena penelitian ini ingin mengetahui persepsi diri responden, bukan penilaian responden terhadap auditor. Sehingga pernyataan hasil justifikasi yang digunakan untuk pilot kuesioner adalah : Saat menerima penugasan, saya menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi pemeriksaan. Setelah dilakukan justifikasi, instrument

kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten Kualitas Audit untuk

pilot test terdiri dari 6 pernyataan dari yang sebelumnya 10 pernyataan. Justifikasi lengkap untuk variabel laten Obyektivitas disajikan dalam lampiran 4.

Dalam dokumen TESIS S431308023 Adi Juniarso (Halaman 53-62)

Dokumen terkait