• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Kajian Variabel Penelitian .1 Kinerja Guru .1 Kinerja Guru

2.1.2.4 Kompetensi Kepribadian

2.1.2.4.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 dijelaskan bahwa kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan beakhlak mulia. Kompetensi kepribadian menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi guru yang lainnya, karena pribadi guru yang baik dapat menciptakan pribadi siswa yang baik dan juga sebaliknya. Menurut Mulyasa (2013) menyatakan bahwa komptensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi

kepribadian memiliki peranan penting dalm membentuk karakter peserta didik dan juga kepribadian peserta didik, sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang optimal.

2.1.2.4.2 Standar Kompetensi Kepribadian

Berdasarkan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaksan bahwa ada beberapa standar kompetensi kepribadian yaitu:

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

4) Menunjukan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 2.1.2.4.3 Indikator Kompetensi Kepribadian

Menurut PP No 74 Tahun 2008 tentang Guru, dijelaskan bahwa ada beberapa indikator kompetensi kepribadian yaitu:

1) Beriman, bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana 2) Demokratis, mantap, berwibawa, stabil dan dewasa

3) Jujur, sportif dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 4) Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri

5) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan 2.1.2.5 Kompetensi Sosial

2.1.2.5.1 Pengertian Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 dijelaskan bahwa yang dimaksud kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali, dan masyarakat sekitar.

2.1.2.5.2 Standar Kompetensi Sosial

Berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa ada beberapa standar kompetensi sosial seorang guru yaitu:

1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskrimintif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan budaya.

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

2.1.2.5.3 Indikator Kompetensi Sosial

Menurut PP No 74 Tahun 2008 tentang Guru, dijelaskan bahwa ada beberapa indikator kompetensi sosial yaitu:

1) Berkomunikasi lisan, tulis atau isyarat secara santun.

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga. kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik. 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku.

5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 2.1.2.6 Principal Transformational Leadership

2.1.2.6.1 Pengertian Principal Transformational Leadership

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang ada dalam sebuah organisasi. Menurut Usman (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindakseperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Unsur-unsur yang terdapat dalam kepemimpinan yaitu orang atau sekelompok orang, adanya tindakan yang diharapkan, adanya tujuan yang hendak dicapai, da nada cara untuk mecapai tujuan tersebut.

Menurut Usman (2009) menyatakan bahwa tujuan yang dimiliki pemimpin secara tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi, nilai-nilai yang dianutnya, situasi-situasi, etika dan budaya. Tujuan pemimpin, etika dan budaya berpengaruh langsung terhadap cara pemimpin mengarahkan, menentukan

tujuan, sasaran, dan keterbatasan untuk bertindak. Akan tetapi secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan harapan. Pengarahan, tujuan, sasaran dan keterbatasan untuk bertindak berpengaruh langsung terhadap kegiatan-kegiatan pemimpin. Akhirnya hasil atau dampak secara langsung dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh harapan.

Menurut Anderson dalam Usman (2009) menyatakan bahwa yang dimaksud kepemimpinan transformasi yaitu visi, perencanaan, komunikasi dan tindakan kreatif yang memiliki efek positif pada sekelompok orang dalam sebuah susunan nilai dan keyakinan yang jelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas dan dapat diukur. Pendekatan transformasi akan berpengaruh secara simultan terhadap perkembangan personal dan produktivitas usaha dari semua pihak yang terkait.

2.1.2.6.2 Indikator Principal Transformational Leadership

Menurut Bass dan Aviola dalam Usman (2009) menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang terdapat pada kepemimpinan transformasional. Pertama, karisma yang dipengaruhi oleh jelas atau idealized influence. Karisma dapat didefinisikan sebagai proses seorang mempengauhi pengikutnya dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat sehingga merasa kagum dan segan dengan dirinya. Para pemimpin transformasional mengubah nilai-nilai dengan bertindak sebagai pelatih, guru atau mentor. Para pemimpin transformasional mencoba untuk memberi kekuasaan dan meninggikan para pengikutnya. Para pemimpin transformasional dapat dijumpai pada organisasi mana saja dan pada tingkatan mana saja.

Indikator kedua yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional yaitu motivasi inspirasi atau inspiration motivation. Motivasi inspirasi mencakup kapasitas seorang pemimpin untuk mennjadi panutan bagi bawahannya. Pemimpin menyampaikan tujuan yang jelas dan menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.

Indikator ketiga yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional yaitu rangsangan intelektual atau intellectual simulation. Rangsangan intelektual merupakan proses seorang pemimpin untuk meningkatkan kesadaran pengikutnya terhadap masalah-masalah dan mempengaruhi pengikutnya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan perspektif baru.

Indikator terakhir yang terdapat dalam kepemimpinan transformasional yaitu perhatian secara individu atau individualized consideration.Perhatian secara individu meliputi dukungan, membesarkan hati, dan memberikan pengalaman-pengalaman kepada pengikutnya untuk lebih berprestasi.

Dokumen terkait