• Tidak ada hasil yang ditemukan

Principal Transformational Leadership memoderasi pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.2 Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

2.2.6 Principal Transformational Leadership memoderasi pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 kompetensi pedagogik merupakan kemampuan pemahaman peserta didik, perancangan pembelajaran, pengembangan peserta didik untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Sholeh (2017) dan Hakim (2015) menunjukan bahwa kompetensi pedagogik berpengaruh kuat terhadap kinerja guru. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2017) menunjukan bahwa kompetensi pedagogik berpengaruh lemah terhadap kinerja guru.

Menurut Bass dalam Robbins (2006) Kepemimpinan transformasional merupakan suatu model kepemimpinan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan hubungan pengaruh atau efek pemimpin terhadap bawahan. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat menguatkan pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat berupa perhatian secara individu atau

individualized consideration. Kepala sekolah memperhatikan kebutuhan guru

dalam mengajar seperti mempersiapkan rancangan pembelajaran, strategi dan metode yang digunakan, sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran. Kepala sekolah yang memperhatikan kebutuhan guru dalam pembelajaran tentu kepala sekolah yan diidamkan oleh setiap guru. Guru akan berusaha lebih optimal lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Semakin besar kepala sekolah memperhatikan kebutuhan guru dalam mengajar maka akan menguatkan

pengaruh kompetensi pedagogik guru yang berkaitan dengan perancangan pembelajaran di kelas terhadap kinerja dari guru tersebut.

Berdasarkan keterkaitan teori, penalaran logika dan penelitian terdahulu maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H6: Principal transformational leadership mampu memperkuat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru.

2.2.7 Principal Transformational Leadership memoderasi pengaruh

Kompetensi Kepribadian terhadap Kinerja Guru

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana dan menjadi teladan bagi peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Sopandi (2019) menyatakan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh kuat terhadap kinerja guru, akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Sudarlan (2016) menemukan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh lemah terhadap kinerja guru.

Menurut Robbins (2006) Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mampu memiliki pengaruh yang kuat. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat menguatkan pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat berupa dengan memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik melalui idealized influence.

dijadikan stimulus dalam penguatan pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru. Kepala sekolah harus memiliki sifat dan perilaku yang baik dalam menerapkan idealized influence. Kepala sekolah memiliki sifat dan perilaku yang dapat dijadikan panutan bagi guru. Apabila pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru sudah baik dan kepala sekolah menerapkan kepemimpinan transformasional maka setelah adanya kepemimpinan transformasional, pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru akan semakin kuat.

Berdasarkan keterkaitan teori, penalaran logika dan penelitian terdahulu maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H7: Principal transformational leadership mampu memperkuat pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru.

2.2.8 Principal Transformational Leadership memoderasi pengaruh

Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru

Kompetensi sosial berkaitan dengan bagaimana guru menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014, kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dalam berkomunikais dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2014) menemukan bahwa kompetensi sosial berpengaruh kuat terhadap kinerja guru, akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2016) menemukan bahwa kompetensi sosial berpengaruh lemah terhadap kinerja guru.

Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang banyak diterapkan di dunia pendidikan. Menurut Burns dalam Robbins (2006) kepemimpinan transformasional dicirikan sebagai pemeimpin yang berfokus pada pencapaian perubahan sikap dan perilaku, emosional, dan kebutuhan menuju perubahan yang lebih baik. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat menguatkan pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru. Apabila pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru yaitu kuat dan kepala sekolah menerapkan kepemimpinan transformsional maka pengaruh dari kompetensi sosial terhadap kinerja guru tersebut akan semakin kuat. Penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat berupa

inspiration motivation. Inspiration motivation atau motivasi yang menginspirasi

dapat ditampilkan oleh kepala sekolah dengan memberikan contoh bagaimana kepala sekolah berhubungan sosial dengan seluruh elemen masyarakat sekolah. Kepala sekolah harus mampu menjalin hubungan sosial yang bagus dengan siswa, guru, tenaga kependidikan lainnya, dan masyarakat sekitar guna memberikan gambaran kepada guru bagaimana menjalin hubungan sosial yang baik di seluruh elemen masyarakat sekolah.

Berdasarkan keterkaitan teori, penalaran logika dan penelitian terdahulu maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H8: Principal transformational leadership mampu memperkuat pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru.

Dari uraian hipotesis diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian untuk variabel independen yaitu: kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan komepetnsi sosial, variabel dependen yaitu: kinerja guru dengan principal transformational leadership sebagai variabel moderasi digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Principal Transformational Leadership Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Kinerja Guru H1 H2 H3 H4 H 6 H 5 H 7 H 8

128 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1) Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

2) Kompetensi pedagogik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

3) Kompetensi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

4) Kompetensi sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

5) Principal transformational leadership tidak mampu memperkuat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

6) Principal transformational leadership mampu memperkuat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

7) Principal transformational leadership tidak mampu memperkuat pengaruh kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

8) Principal transformational leadership tidak mampu memperkuat pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja guru SMK Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga se Kota Semarang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1) Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Guru perlu meningkatkan pemahaman materi serta memperbanyak literasi dan juga perkembangan materi terbaru tentang tentang akuntansi dan keuangan lembaga.

2) Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi pedagogik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Upaya yang dapat dilakukan guru berkenaan kompetensi pedagogik yaitu guru perlu menyiapkan rancangan pembelajaran yang menarik serta memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

3) Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Guru harus menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dicontoh bagi peserta didik, serta memberikan

character building guna meningkakan pembentukan karakter peserta didik

4) Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi sosial berpengaruh terhadap kinerja guru. Guru sebaiknya menjaga kehidupan sosial yang baik dengan cara menjalin silaturahmi antar semua warga sekolah baik itu peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat sekitar sehingga kehidupan sosial guru menjadi lebih harmonis.

5) Hasil penelitian menunjukan bahwa principal transformational leadership mampu memperkuat pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru. Pemberian kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam bentuk

motivation inspiration rancangan pembelajaran perlu lakukan lebih intens lagi

guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rancangan kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif.

6) Hasil penelitian menunjukan bahwa principal transformational leadership tidak mampu memoderasi pengaruh kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial terhadap kinerja guru. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menambahkan variabel independen dan memilih variabel moderasi yang lebih tepat guna menghasilkan pengaruh baik secara langsung maupun moderasi yang lebih signifikan.

131

Dokumen terkait