• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi

2.1.1. Pengertian Kompetensi

Dalam lingkungan Human Resources, “Kompetensi” merupakan salah

satu kata yang paling sering disebut. Menurut Development Dimension

International (DDI) dalam Manopo (2011:12), kompetensi merupakan

sekumpulan perilaku, motivasi, dan pengetahuan yang dapat diobservasi dan

terukur serta memengaruhi seseorang untuk sukses atau gagal dalam

pekerjaannya. Sedangkan Spencer dalam Manopo (2011:30) mendefinisikan

kompetensi sebagai sejumlah karakteristik individu yang berhubungan dengan

acuan criteria perilaku yang diharapkan dan kinerja terbaik dalam sebuah

pekerjaan atau situasi yang diharapkan untuk dipenuhi.

Secara garis besar, Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di

tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing-masing

tingkatan, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang

diperlukan individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung

jawab secara efektif sehinggga mencapai standard kualitas profesional dalam

bekerja.

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Dalam bukunya, Zwell (2000:56-68) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang.

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang berpikir ke depan.

2. Keterampilan

Dengan memperbaiki ketrampilan, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman. Diantaranya pengalaman dalam mengoragnisasi orang lain, komunikasi dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dsb. Orang yang pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks biasanya mampu mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami dinamika lingkungan kerja.

4. Karakteristik kepribadian

Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang meresponse dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walupun dapat berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah. Tidaklah bijaksana mengharapkan orang memperbaiki kompetensinya dengan mengubah kepribadiannya.

5. Motivasi

Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat memberikan pengaruh positiv terhadap motifasi seseorang bawahan.

6. Isu Emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Misal, takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semubanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.

7. Kemampuan Intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti, pemikiran analitis, dan pemikiran konseptual.

8. Budaya Organisasi

Budaya organsiasi mempengaruhi kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan sebagai berikut; 1) Proses rekrutmen dan seleksi karyawan, 2) Sistem penghargaan, 3) Praktik pengambilan Keputusan, 4) Filosofi organisasi (misi-visi, dan nilai-nilai organisasi ), 5) Kebiasaan dan prsoedure, 6) Komitmen pada pelatihan dan pengembangan , 7) Proses Organisastional

2.1.3. Manfaat Kompetensi

Kompetensi pegawai sangat diperlukan setiap organisasi. Menurut

1. Prediktor kesuksesan kerja. Model kompetensi yang akurat akan dapat

menentukan dengan tepat pengetahuan serta ketrampilan apa saja yang

dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Apabila

seseorang pemegang posisi mampu memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan pada posisinya maka ia dapat diprediksikan akan sukses.

2. Merekrut karyawan yang andal. Apabila telah berhasil ditentukan

kompetensi- kopentensi apa saja yang diperlukan suatu posisi tertentu,

maka dengan mudah dapat dijadikan kriteria dasar dalam rekrutmen

karyawan baru.

a) Dasar penilaian dan pengembangan karyawan.Indentifikasi kompetensi

pekerjaan yang akurat juga dapat dipakai sebagai tolak ukur kemampuan

seseorang. Dengan demikian, berdasarkan sistem kompetensi ini dapat

diketahui apakah seseorang telah bagaimana mengembangkannya, dengan

pelatihan dan pembinaan atau perlu dimutasikan kebagian lain

2.1.4. Model Kompetensi Umum

Pada saat ini model kompetensi sangat dibutuhkan oleh banyak

perusahaan untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi keahlian,

pengetahuan, dan karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja

terbaik dalam pekerjaannya. Menurut spencer dalam Manopo (2012:30), Model

kompetensi akan memudahkan sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi secara

objektif dan terukur mengenai level kompetensi yang diharapkan dengan

pencapaian individu terhadap kompetensi yang dimaksud. Spencer telah

Spencer guna membuat rating terhadap penguasaan seseorang terhadap

kompetensi yang dimilikinya.

Tabel 2.1 Model Kompetensi Spencer

No Dimensi Definisi

1 Orientation for

achievement

Derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya sehingga ia terdorong untuk berusaha bekerja secara lebih baik atau diatas standar yang ditetapkan

2 Initiative Dorongan untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan dari pekerjaan, melaksanakan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu, tindakan ini dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah atau menciptakan peluang baru

3 Concern for Order

Dorongan dalam diri seseorang untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungan sekitarnya, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja, instruksi, informasi dan data

4 Emphaty Kemampuan untuk memahami dan mendengarkan hal-hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan, dapat berupa pemahaman atas perasaan, keinginan/pemikiran orang lain

5 Customer Service Orientation

Keinginan untuk menolong atau melayani pelanggan/orang lain. Pelanggan adalah pelanggan actual atau pengguna akhir dari organisasi yang sama

6 Impact and influence

Tindakan membujuk, meyakinkan, memengaruhi atau mengesankan sehingga orang lain mendukung agendanya

7 Organizati-onal and awareness

Kemampuan untuk memahami hubungan kekuasaan atau posisi dalam organisasi

8 Building relationship

Besarnya usaha untuk membina hubungan social atau jaringan hubungan social agar tetap hangat dan akrab

9 Developing others

Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan orang lain

10 Directive-ness

Kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai posisi dan kewenangannya

11 Teamwork Dorongan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, dalam melaksanakan suatu tugas.

12 Analytical Thinking

Kemampuan untuk memahami situasi dengan menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci (faktor penyebab masalah, atau mengamati akibat suatu keadaan tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu

13 Conceptual Thinking

Kemampuan memahami situasi dengan memandangnya sebagai satu kesatuan terintegrasi yang mencakup kemampuan mengidentifikasi keterkaitan pola permasalahan utama yang mendasar dalam situasi yang kompleks

Sumber: Manopo, Christine. Competence Based Talent and Performance

Management System, 2011, h.L5-L10 (Data diolah)

Dokumen terkait