• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.3.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika

data normal, maka digunakan statistik parametrik. Adapun pedoman pengambilan

keputusan rentang data distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov

yang dapat dilihat dari:

1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal

2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal

Tabel 4.43 Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kompetensi

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .25677700 Most Extreme Differences Absolute .062 Positive .030 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .591

Asymp. Sig. (2-tailed) .876

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.43 diperoleh besarnya

Kolmogorov-Smirnov adalah 0.591 dan signifikan pada 0.876. Nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi

normal. Selain menggunakan angka Kolmogorov-Smirnov, pendeteksian

normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik (Grafik Normal P-P Plot of Regression), yaitu jika data (titik)

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini

menunjukkan data yang telah terdistribusi normal:

Gambar 4.2. Kurva Normalitas

Sumber: data yang diolah peneliti, 2013

Grafik Normal P-P Plot of Regression pada gambar 4.2 memperlihatkan

titik-titik menyebar berhimpitan di sekitar diagonal dan ini menunjukkan data

dalam model regresi berdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah

4.3.1.2. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Adapun nilai cut-off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance

< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Hasil uji multikolinearitas disajikan

dalam tabel 5.7.

Tabel 4.44 Tabel Uji Multikolinieritas Variabel

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Rekrutmen .816 1.226 Pelatihan .816 1.226

a. Dependent Variable: Kompetensi

Sumber: Data yang diolah penulis, 2013

Dari hasil pengujian tabel 4.44 di atas, dapat dilihat bahwa angka

tolerance yaitu 0.816 > 0,10 dan VIFnya yaitu 1.226 < 10. Ini mengindikasikan

bahwa tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen dalam

4.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot

antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang

digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pada grafik scatterplot dari gambar 4.3, dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa

tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk

memprediksi Kompetensi di PT Perkebunan Nusantara III, berdasarkan masukan

variabel independen yaitu Rekrutmen dan Pelatihan.

4.3.2. Uji Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat

disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah

memenuhi model estimasi dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya,

yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan

analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.45 dibawah ini.

Tabel 4.45 Tabel Koefisien Beta

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .575 .283 2.028 .046 Rekrutmen .328 .069 .324 4.732 .000 Pelatihan .545 .060 .624 9.122 .000

a. Dependent Variable: Kompetensi

Berdasarkan tabel 4.45 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B

diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y= 0.575 + 0.328X1 + 0.545X2 + e

Dimana :

Y = Debt to Equity Ratio

X1 = Free Cash Flow

X2 = Return on Investment

e = Tingkat kesalahan pengganggu

Penjelasan dari nilai β0, β1 dan β2 pada Unstandardized Coefficients

tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.

a. β0 = 0.575

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel

Rekrutmendan Pelatihan, maka nilai variable kompetensi adalah sebesar 0.575

b. β1 = 0.328

Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel rekrutmenmeningkat satu satuan, maka nilai variable kompetensiakan bertambah sebesar 0.328 dengan

asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

Koefisisen regresi β2 menunjukkan bahwa setiap variabel pelatihan meningkat sebesar satu satuan, maka perubahan nilai variable kompetensi yang dilihat dari

nilai Y akan bertambah sebesar 0.545 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4.3.3. Koefisien Determinasi

Tabel 4.46 Tabel Koefisien

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .817a .668 .660 .25971

a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Rekrutmen

b. Dependent Variable: Kompetensi

Sumber: Data yang diolah penulis, 2013

Pada tabel 4.46 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi R

menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel

independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila

nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati angka 1. Koefisian determinasi (R

square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel

dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan angka 1. Apabila nilai R

square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.

Pada model summary diatas di atas, angka R sebesar 0,817 menunjukkan

(X2) mempunyai korelasi yang kuat karena R > 0,5 (50%). Dimana nilai R yaitu

0,817 atau 81,7%. Sedangkan angka adjusted R Square atau koefisien determinasi

adalah 0,668 atau 67%. Angka ini mengindikasikan bahwa variasi dari kedua

variabel independennya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar

67 % dan sisanya 33 % (100% - 67%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate

adalah sebesar 0,25971, di mana semakin kecil angka ini akan membuat model

regresi semakin tepat untuk memprediksi nilai variable kompetensi. Untuk

mengetahui apakah masing – masing variabel yaitu Rekrutmen dan Pelatihan yang

dianggap secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kompetensi,

dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan

dengan menggunakan uji T dan uji F.

4.3.4. Uji Hipotesis

4.3.4.1. Uji T (T - Test) / Uji Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Secara

Dokumen terkait