• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pelatihan

2.3.1. Pengertian Pelatihan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pelatihan,

berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli

Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135) menjelaskan bahwa,

Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu

serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung

jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Sedangkan menurut Solo

(2003:170), Pelatihan adalah hubungan kemitraan antara pelatih dank klien atau

berkesinambungan, pertumbuhan, dan perubahan, yang membawa hasil dalam

pembangunan keterpenuhan kebutuhan sumber daya internal seseorang.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan

merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan

rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan

dalam pekerjaannya.

2.3.2. Tujuan Pelatihan

Perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja

karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martoyo

(1997:45) latihan mempunyai tujuan-tujuan antara lain :

1. Mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap efisiensi dan kinerja

pegawai.

2. Mengetahui efektivitas dan kecakapan para pelatih.

3. Mengetahui apakah fasilitas-fasilitas latihan cukup memadai.

4. Mengetahui apakah rencana penyusunan program latihan cukup baik.

5. Mengetahui efektivitas seleksi peserta latihan

6. Mengetahui kelemahan-kelemahan program latihan.

7. Menentukan apakah kegiatan - kegiatan latihan perlu dilanjutkan.

8. Mengetahui apakah hasil latihan sesuai dengan apa yang telah di tentukan.

9. Mengetahui apakah latihan merupakan investasi tenaga kerja dan uang

dalam mengembangkan pegawai.

11.Mengetahui penerapan hasil-hasil latihan oleh peserta pada instansi

masingmasing dan masalah-masalahnya.

12.Mengetahui kaitan program latihan dengan kebutuhan.

Pelaksanaan penilaian atas program latihan yang telah dilakukan

merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam manajemen sumber daya

manusia. Dari penilaian atas latihan kerja inilah akan dapat diketahui hal-hal yang

telah diuraikan diatas. Tujuan pelatihan tersebut akan terlaksana dengan baik

apabila pelatihan diberikan secara tepat dan adanya kerjasama yang baik antara

karyawan maupun pimpinan.

2.3.3. Faktor-Faktor Pelatihan

Menurut Hasibuan (2002:75-76) keefektifan pelatihan dipengaruhi

beberapa faktor yaitu sarana pelatihan, instruktur/pelatih, materi pelatihan, metode

metode pelatihan, dan peserta yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Sarana Pelatihan

Sarana pelatihan diharapkan berfungsi baik dan memiliki kelengkapan

sesuai kebutuhan peserta karena akan mendorong keefektifan pelatihan.

2. Instruktur Pelatihan

Instruktur pelatihan hendaknya mampu menguasai ilmu baik secara teoritis

maupun praktis dan mampu menyampaikannya dengan baik pada peserta.

3. Materi yang diberikan

Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan bentuk

4. Metode yang digunakan

metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang

akan dilaksanakan

5. Peserta pelatihan

penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan

dilatih untuk disesuaikan dengan materi pelatihan yang diberikan.

2.3.4. Metode-Metode Pelatihan Karyawan

Setiap perusahaan yang menjalankan pelatihan, membutuhkan metode yang

tepat agar isi pelatihan tersebut dapat dengan mudah diresap oleh para peserta.

Berikut ini merupakan bagan metode pelatihan menurut Mangkunegara (2006:67):

Gambar 2.3 Bagan Metode Pelatihan

Sumber : Mangkunegara P Anwar, Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung: Refika Aditama. ( 2006 : 67)

Metode Pelatihan Metode On the job Metode Balai (vestibule) Metode demonstr asi dan Metode Apprenti ceship Metode Simulasi Metode Ruang Kelas Metode magang Metode kuliah Metode studi kasus Metode konferen si Metode bermain peran Metode bimbinga n

1. Metode Pekerjaan (On The Job Training).

Sebagian besar pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode

on the job training. Metode ini merupakan suatu bentuk pelatihan dimana

karyawan mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang

sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Contoh metode

ini misalnya, magang. Magang dinilai efektif, mengingat karyawan dapat

bersentuhan langsung dengan masalah dan kegiatan yang ada.

2. Metode Balai (Vestibule).

Metode ini menggunakan suatu ruangan terpisah sebagai tempat

pelatihan bagi karyawan baru yang akan menduduki suatu pekerjaan.

Metode ini cocok untuk peserta dalam jumlah banyak yang dilatih dengan

jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama. Pelaksanaan

metode ini dilakukan dalam beberapa hari sampai beberapa bulan dengan

pengawasan instruktur. Misalnya, metode kuliah.Kuliah merupakan suatu

caramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan.

3. Metode Demonstrasi dan Contoh

Metode demonstrasi akan menunjukan dan merencanakan

bagaimana suatu pekerjaan tersebut dikerjakan. Metode ini melibatkan

pemeragaan contoh. Misalnya, metode studi kasus.Studi kasus adalah

uraian tertulis atau lisan tentang masalah yang ada. Peserta diminta untuk

mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan pemecahannya. Metode

4. Metode Apprenticeship

Adalah suatu cara mengembangkan keterampilan. Metode ini

membuat pekerja seolah-olah sedang bekerja namun juga sambil belajar.

Metode ini memiliki kemiripan dengan metode on the job training. Tetapi

metode apprenticeship dikhususkan untuk ketrampilan, yang hanya

mendapatkan bimbingan dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.

Misalnya, metode konferensi. Dalam metode ini, peserta merasakan suasana

formal dengan diskusi kelompok yang dapat melibatkan peserta secara aktif.

5. Metode Simulasi

Yakni suatu metode yang membuat suatu situasi atau peristiwa

menciptakan bentuk realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini

merupakan pelengkap sebagai teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata

pada pekerjaan.Misalnya, metode bermain peran. Disini terlihat suatu bentuk

perilaku yang diharapkan. Peranan peserta disini adalah menjelaskan situasi

dan peran mereka yang harus diperankan dalam pemecahan suatu kasus.

6. Metode Ruang Kelas

Metode ini dipakai untuk menambah pengetahuan pekerja. Metode

ini lebih mudah dipelajari dalam ruangan, karena yang dibahas biasanya

mengenai konsep, dan kemampuan memecahkan masalah. Misalnya, metode

bimbingan berencana yang meliputi pembelajaran prosedur yang

berhubungan dengan penguasaan ketrampilan umum yang dibutuhkan

ditempat kerja. Untuk itu, di samping mengedepankan pengalaman, Alat

Dokumen terkait