• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Atribut Produk

2. Komponen Atribut Produk

Setelah diketahui pasar mana yang hendak dituju, maka yang harus diketahui oleh produsen dalam menyusun strategi produk adalah mengenai preferensi atribut produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk telepon seluler atau telepon genggam (handphone) Nokia. Dari atribut-atribut produk tersebut, suatu produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya.

Menurut Tjiptono (2008:103) komponen-komponen yang terdapat dalam atribut produk meliputi merek, harga, kemasan, pemberian label, layanan dan jaminan.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang dijadikan dasar dalam bahan penelitian atribut produk dan disesuaikan dengan produk yang diteliti berupa produk telepon seluler adalah harga, merek, mutu, desain produk, dan pelayanan.

a. Harga

1) Pengertian Harga

Asri Marwan (2000:301) mendefinisikan harga sebagai suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang.

Sedangkan menurut Sutojo (2009), harga diartikan sebagai sejumlah uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan

barang atau jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan konsumen. Sesuatu yang lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang telah terkenal mereknya, jaminan mutu, perasaan aman karena memiliki produk tersebut dan lain sebagainya. Produsen harus memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat agar bisa menarik minat calon pembeli. Bagi sebagian konsumen yang termasuk dalam economic man atau sekelompok orang yang hemat, harga produk yang rendah akan memberikan kepuasan yang tinggi. Sebaliknya bagi mereka yang termasuk golongan psycologic manatau mereka yang lebih mengutamakan gengsi, cenderung lebih menyukai barang-barang bergengsi dengan harga yang tinggi pula. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa harga yang tinggi biasanya ditemukan pada produk-produk dengan mutu premium atau produk-produk yang menawarkan manfaat lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain.

b. Merek

1) Pengertian Merek

Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing”. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. (Kotler, 2007:332).

Menurut UU Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf -huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa”.

Didalam merek terkandung berbagai muatan yang memberi makna pada produk bersangkutan. Bahkan kecenderungan akhir-akhir ini merek kadang lebih penting ketimbang produknya sendiri. Merek menjadi mantra ampuh bagi kesuksesan sebuah produk dalam merebut pasar. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu (Fandy Tjiptono, 2008:104) :

a) Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk

mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

b) Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

c) Untuk membina citra, yaitu dengan memberi keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. d) Untuk mengendalikan pasar.

Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, Tjiptono (2008:106) mengemukakan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Merek harus khas dan unik.

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya.

c. Merek harus menggambarkan kualitas produk. d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di

Negara dan dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.

c. Mutu

1) Pengertian Mutu

Dalam proses mengembangkan citra produk yang baik dimata konsumen, seorang pemasar harus menetapkan derajat mutu bagi produknya. Apabila mutu suatu produk semakin lama terus meningkat dan sesuai dengan keinginan konsumen, maka produk tersebut akan lebih disukai oleh konsumen.

Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan.

Kotler (2006:67) berpendapat bahwa “mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat.

d. Desain Produk

Menurut Daneil Will-Harris (2003), desain adalah cara komunikasi untuk menginsprirasi seorang desainer untuk memberikan pesan dan rasa yang ingin dicapai dan kebebasan untuk mencapainya dengan cara yang segar dan baru.

Sedangkan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008:95).

Dapat disimpulkan bahwa desain produk adalah keadaan suatu bentuk produk dimana terdapat pesan dan rasa suatu produk untuk ditawarkan kepada konsumen agar memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Desain produk saat ini telah menjadibuzzwordyang semakin sering dipakai di dunia korporasi, bahkan di luar industri seperti fashion yang memang telah mengutamakan desain sejak dulu.

Sekarang ini aspek-aspek estetika dan ergonomis sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari beberapa produk seperti telepon genggam atau kameradigitalkelas atas. Selain alat-alat elektronik konsumen, desain juga sudah merambah ke hampir semua industri. Perusahaan yang jeli tentu tidak melepaskan peluang tersebut begitu saja. Selain memenuhi keinginan emosional konsumen, desain juga mampu membantu produk keluar dari zona komoditi. Karena jarang ada dua desain produk yang sama, konsumen lebih sulit membandingkan harga dengan produk dari kompetitor.

Produk yang unik, sebagaimana sudah terbukti, selalu bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Andaikata perusahaan tidak tertarik dengan desain sekalipun, bila para kompetitornya telah beramai-ramai mengeluarkan produk dengan desain apik, tidak ada jalan lain untuk bersaing selain ikut berpartisipasi. Desain, singkatnya menjadi bagian yang semakin penting dalam strategi perusahaan.

e. Pelayanan

Dokumen terkait