BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
4.5. Perencanaan Site Plan
4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum
Dari berbagai fungsi yang terdapat dalam sistem sebuah kampung, terdiri atas beberapa komponen fisik utama yaitu pondok untuk putra, rumah ustadz, bangunan komposting dan kandang-kandang.
4.5.1.1. Pondok Untuk Putra
Pondok untuk putra, direncanakan dengan luas (panjang x lebar ) 34 m x 14, 5 m tetapi pada kenyataannya nanti, pondok ini dapat berkembang dan dibangun lebih besar lagi. Untuk perencanaan awal, pembangunan dengan luas 493 m2 yang mempunyai 6 kamar dan masing-masing kamar mempunyai kamar mandi didalamnya. Kapasitas orang yang dapat menghuni kamar tersebut adalah 40 orang pemuda tunanetra.
4.5.1.2. Rumah Ustadz 2 Lantai
Rumah ustadz direncanakan dengan luas rumahnya adalah 252 m2mempunyai 3
kamar yang berada di lantai 2 untuk 1 keluarga. Penggunaan atau fungsi bangunan lantai 1 lebih di khususkan untuk menerima tamu dan sebagai tempat rapat ustadz.
4.5.1.3. Bangunan Komposting
Sebelum merencanakan bangunan komposting, terlebih dahulu harus dipikirkan bagaimana sampah-sampah tersebut dapat dipisahkan sewaktu dibuang ke tempat sampah. Penyediaan sampah dengan dua macam tempat sampah yang diberi tulisan sampah organik dan sampah non organik akan mempermudah dalam pengambilan dan pemanfaatan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah organik akan di bawa ke tempat pembuatan kompos dan sampah non organik akan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Kabupaten Karanganyar.
commit to user
Luas bangunan komposting ini adalah 50 m2
dengan panjang x lebar adalah (5mx10m) yang akan dibangun di atas lahan yang berbentuk miring pada bagian pojok utara. Bangunan ini tidak seluruhnya ditutup dengan dinding bata tetapi hanya sebagian atau separuhnya saja yang ditutup oleh dinding bata dan selebihnya dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara didalamnya tidak terlalu menyengat. Lalu atapnya ditutup dengan genting secara keseluruhan.
dalam pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik juga.
Dalam pengelolaan sampah yang berada di bangunan komposting, maka harus ada fasilitas penunjang untuk untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan berkelanjutan. Dengan menggunakan alat yang dinamakan Rotary Klin Manual Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, reducer, konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada dasarnya bangunan komposting tidak perlu membutuhkan lahan yang banyak.
Untuk pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik juga.
commit to user
Gambar 4.6. Bangunan Komposting
4.5.1.4. Kandang-kandang
Ada tiga kandang yang direncanakan, yaitu kandang ayam, sapi dan kambing. Untuk penempatannya sendiri akan diberi jarak untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi hewan-hewan ternak tersebut.
1. Kandang Ayam
Kandang ayam akan dibuat dengan luas kandangnya adalah 8 x 5m dengan prinsip separuh dibuat bangunan yang tertutup dan separuhnya lagi terbuka dengan diberi pagar pada sekelilingnya sistem kandang ini adalah sistem kandang ren. Dimaksudkan agar sewaktu pagi, ayam-ayam dapat keluar dihalaman yang terbuka tetapi tidak akan keluar karena sudah ada pagarnya. Sewaktu malam, ayam-ayam akan masuk ke kandang dengan nyaman dan sebagai tempat untuk berkembang biak juga. Dimaksudkan juga untuk menjadi pengaman untuk anak-anak yang akan melihat ayam-ayam dengan berada di luar pagar kandang ayamnya.
Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat, kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan syarat-syarat kandang yang sehat.
commit to user
Bentuk kandang, dibuat dengan sistem kandang ren. Kandang ayam sistem ren adalah kandang ayam yang menggunakan halaman pengumbaran. Bentuk kandang ini sangat sederhana, yaitu areal halaman tempat ayam dibuat pagar sekelilingnya. Untuk lantai dasar dibuat dari peluran semen yang siap diisi dengan litter yang terdiri dari campuran pasir, sekam, kapur tohar, dan butiran-butiran arang dengan perbandingan 3 : 2 : 1
2 1
:
2 1
. Kerangka dibuat dari kayu yang kuat slah satunya adlah kayu dolken, sedang dindingnya dibuat dari kawat ram dan papan. Untuk atapnya dipakai asbes gelombang. Tempat pengumbaran, dibuat semakin luas akan lebih baik. Dan di dalam tempat pengumabran ini akan lebih asri jika diberi batu-batuan, tanaman hias dalam pot, rumput, dan sebagainya sehingga suasana dalam kandang tampak seperti hutan buatan.
Gambar 4.7. Kandang Sistem Ren
2. Kandang Kambing
Kandang kambing dibuat dengan bentuk seperti gaya panggung. Luas kandangnya adalah 70 m2 (10x7m) dengan banyaknya kambing ±35 ekor kambing. Lantai kandang berada setinggi 50 cm dari permukaan tanah. Jadi pada saat kambing akan masuk ke kandang, harus naik dahulu melalui tangga yang berada di belakan kandang. Ketinggian kandang dari tanah samapi atapnya adalah setinggi 200 cm. Tepat dibawah kandang tersebut, di buat lubang selebar 200 cm yang berfungsi untuk menampung kotorannya. Nantinya kotoran tersebut akan dibawa atau
commit to user
ditampung di tempat pembuatan pupuk kompos. Bahan yang digunakan untuk membuat kandangnya sendiri adalah dengan menggunakan bambu dan kayu. Atapnya menggunakan genteng. Agar lebih jelas mengenai desain kandang kambingnya, maka akan dijelaskan pada gambar 4.7. seperti dibawah ini.
Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat
Gambar 4.8. Desain kandang kambing
3. Kandang Sapi
Kandang sapi, direncanakan dengan luas lahannya adalah 108 m2 (12x9m) dibuat dengan awalan pengerasan tanah yang akan digunakan sebagai kandang dan pondasi untuk memperkokoh kandang. Karena sapi adalah hewan yang tergolong mempunyai badan besar, maka perlakuan pembuatan kandangnya pun berbeda. Apabila kandanya tidak kokoh, dikhawatirkan sapi akan lepas karena kekuatan kandanya kurang memadai. Atapnya sama seperti kandang-kandang yang lain yaitu menggunakan genteng. Karena sifat genteng yang tahan lama dan kuat menahan terjangan angin tetapi angin yang tidak begitu besar kekuatannya.
commit to user
Bahan konstruksi menggunakan kayu gelondong yang besar dan kuat yang di tutup dengan perkerasan semen. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Kandang lebih baik atau harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang.Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m dengan banyaknya sapi adalah 15 ekor. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m adalah 15 ekor dan untuk seekor anak sapi, sepuluh ekor cukup 1,5×1 m. Konstruksi kandang sapi dibuat salah satu atau kedua sisinya miringkearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering. Banyaknya sapai yang dapat ditampung dengan luas lahan seperti diatas adalah ± 40 ekor sapi.
Gambar 4.9. kandang sapi
4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi