• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIELLA ABIKA I 8709008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DIELLA ABIKA I 8709008"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERENCANAAN

SITE PLAN

KAMPUNG TUNANETRA

UMI MAKTUM, SISI UTARA (PUTRA), DESA POJOK,

KECAMATAN MOJOGEDANG, KARANGANYAR

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

DIELLA ABIKA NIM. I 8709008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

vii

ABSTRAK

Diella Abika, 2012, Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara (Putra) Desa Pojok Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar ,

Tugas Akhir Program D3, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Sebuah kampung akan menjadi sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya apabila didukung adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakatnya yang tinggal di tempat tersebut. Tidak hanya bagi para pemuda yang secara fisiknya normal saja, bahkan pemuda atau masyarakat yang mempunyai cacat fisik khususnya dalam hal penglihatan akan dapat merasakan dampak yang sangat besar apabila hal itu dapat terwujud. Pemerintah telah merencanakan pembangunan nasiaonal tentang Perencanaan Pembangunan Desa Melalui proses pelibatan masyarakat. Diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan bisa tercapai. Dengan adanya pembangunan kampung tunanetra Umi Maktum, diharapakan dapat membantu mewujudkan pembangunan nasional yang secara khusus dapat berguna bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat khususnya masyarakat tunanetra.

Dari hasil perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum diperoleh hasil kesimpulan : Luas total perencanaan kampung tunanetra Umi Maktum adalah 10.000 m2, site plan kampung tunanetra Umi Maktum menghasilkan beberapa komponen fisik yang utama yaitu pondok dengan luas 493 m2, rumah ustadz 2 lantai dengan luas 252 2

m , beberapa kandang luas total 218 m2dan bangunan komposting dengan luas 50 m2, rasio bangunan dan sarana prasarana yang terdapat pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, yaitu 15,06 % lahan terbangun : 84 % lahan terbuka, hasil rencana anggaran biaya pembuatan rumah ustadz 2 lantai dengan 3 kamar adalah Rp. 529.599.000,00, hasil rencana anggaran biaya pembuatan kampung tunanetra Umi Maktum adalah Rp. 841.145.000,00

(3)

commit to user

vii

ABSTRACT

Diella Abika, 2012, The site plan designing of Umi Maktum Blind Village, the north (male) side of Pojok Village of Mojogedang Subdistrict, Karanganyar

Regency. Final project of D3 Program, Civil Engineering Department of

Engineering Faculty of Sebelas Maret University.

A village will become the source of employment opportunity for its society when it is supported by adequate infrastructure to exert positive effect on the people residing within it. Not only the youths with normal physique but also the youths or people with physical disability particularly, visual disability, will be able to feel the great effect when it can be realized. The government had planned national development about Village Development Plan Through society involvement process. It is expected that the attempt of improving people prosperity evenly and justly will be achieved. In the presence of Umi Maktum blind village development, it is expected can help realize the national development that was

useful particularly for the improvement of people’s life prosperity, particularly the

blind people.

From the result of Umi Maktum Blind Village site plan it could be concluded that: The total width of Umi Maktum Blind Village site plan was 10.000 m2, the site plan of Umi Maktum Blind Village provided some physical main components: boarding school in 493 m2 width, two-storied ustadz house in 2522 house, several stalls in 218 m2 total width, and composting building in 50 m2 width, the ratio of building to infrastructure existing in Umi Maktum blind Village, Pojok Village, Mojogedang Subdistrict, Karanganyar Regency, was 15.06% built land: 84% open land, the result of cost budget plan for constructing two-storied ustadz house was IDR. 529,599,000.00, and the result of cost budget plan for constructing Umi Maktum blind village was IDR. 841,145,000.00.

(4)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah –

Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul

Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara, Desa Pojok,

Kecamatan Mojogedang, Karanganyar ini dengan baik.

Dengan adanya Tugas Akhir ini penyusun berharap agar laporan ini berguna bagi

para pembaca dalam memahami kampung tersebut, serta dapat memperoleh

pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam merencanakan suatu kawasan.

Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, antara lain

kepada :

1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta

stafnya.

2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta

beserta stafnya.

3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta stafnya.

4. Ir. JB Sunardi Wijdojo, MSI selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ir. Kuswanto Nurhadi MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.

6. Rekan – rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.

Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir

kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan seluruh

pembaca pada umumnya.

Surakarta, Mei 2012

(5)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah... 3

1.4. Tujuan Perencanaan ... 3

1.5. Manfaat Perencanaan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung ... 6

2.1.3. Konsep Pembangunan Desa ... 8

2.2. Landasan Teori... 10

2.2.1. Pengertian Site Plan ... 10

2.2.2. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak . 11 2.2.3. Ruang Terbuka Hijau ... 12

(6)

commit to user

2.2.6. Sarana, Prasarana dan Utilitas Lingkungan Kampung ... 23

2.2.6.1. Toko ... 24

2.2.6.2. Jalan ... 24

2.2.6.3. Tempat Pembuangan Sampah ... 26

2.2.6.4. Tempat Parkir ... 26

2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung .... 28

2.2.7.1. Sawah ... 28 3.1. Langkah-langkah Perencanaan ... 34

3.2. Mencari Data atau Informasi ... 34

4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah Terbuka..……….…….. 42

4.4. Perizinan ... 43

4.5. Perencanaan Site Plan ... 43

4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum ... 45

(7)

commit to user

xi

4.5.1.2. Rumah Ustadz ... 45

4.5.1.3. Bangunan Komposting ... 45

4.5.1.4. Kandan - Kandang ... 47

4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi Maktum... 50

4.5.2.1. Toko... 50

4.5.2.2. Jalan... 51

4.5.2.3. Saluran Air Bersih ... 52

4.5.2.4. Saluran Air Limbah... 52

4.5.2.5. Tempat Pembuangan Sampah... 53

4.5.2.6. Jaringan Listrik dan Jaringan Telekomunikasi... 54

4.5.2.7. Tempat Parkir... 54

4.5.3. Sarana Ruang Terbuka Hijau Kampung Tunanetra Umi Maktum... 54

4.5.3.1. Sawah... 54

4.5.3.2. Taman (Tanaman Obat) ... 55

4.5.3.3. Labirin... 58

4.5.3.4. Kolam... 59

4.5.3.5. Gazebo... 60

4.6. Rencana Anggaran Biaya ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

PENUTUP ... xiv

(8)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pengembangan sumber daya manusia pada saat ini, lebih menitik beratkan kepada

orang-orang yang secara fisiknya normal. Sudah sangat jarang apabila ada

pelatihan pengembangan sumber daya manusia untuk penyandang cacat, disini

lebih khusus kepada kaum tunanetra. Agar dapat terwujudnya masyarakat yang

mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya pembeda dari segi fisik

ataupun dari segi yang lainnya maka diperlukan suatu wadah yang dapat

menampung aspirasi dan tempat yang dapat dimanfaatkan sebagai pelatihan dan

pengembangan ilmu yang sudah mereka miliki.

Pengembangan kemampuan diri, tidak dapat berjalan apabila sarana dan

prasaranya tidak ada atau kurang memenuhi. Dengan demikian perlu adanya

sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk fasilitas pengembangan kemampuan

diri. Untuk dapat merealisasikan kegiatan tersebut, maka salah satu cara yang

dapat di tempuh adalah dengan pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum

di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Yang terdiri

dari rumah, bangunan komposting, kandang-kandang dan fasilitas pendukung

lainnya. Dengan dibangunnya kampung tersebut, diharapkan pemuda tunanetra

dapat bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat di sekitar daerah tersebut dan

mampu berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mampu menumbuhkan

perekonomian mereka.

Membahas mengenai pengembangan sumber daya manusia, tidak akan pernah

lepas dengan peran serta dari pemerintah yang telah merencanakan pembangunan

nasiaonal. Beberapa Peraturan baik pada Undang-Undang maupun Peraturan

Pemerintah, yaitu Adanya Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem

(9)

commit to user

Desa, dan Permendagri No. 66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa,

memberi amanah kepada pemerintah desa untuk menyusun program

pembangunannya sendiri. Forum perencanaannya disebut sebagai Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa). Melalui proses pelibatan

masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan desa,

diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan

berkeadilan lebih bisa tercapai. Tidak hanya untuk masyarakat yang secara

fisiknya normal saja melainkan kepada masyarakat yang tunanetrapun harus ada

upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan yang mandiri.

Pencapaian peningkatan kesejahteraan yang mandiri dapat diwujudkan dengan

berbagai cara. Salah satu yang dapat ditempuh misalnya dengan memberikan

kesempatan pada masyarakat khususnya masyarakat tunanetra untuk dapat

mewujudkan peningkatan kesejahteraan melalui kampungnya yang dapat

dijadikan sebagai kawasan wisata. Masyarakat dapat mengelola sendiri apabila

kampung tersebut memang berpotensi menjadi kawasan wisata.

Mengacu pada pentingnya fungsi kampung yang dapat mewujudkan proses

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum tunanetra, maka

diperlukan upaya untuk dapat memahami permasalahan dan potensi yang

terkandung dalam suatu kawasan kampung. Tugas akhir ini mengambil lokasi di

desa pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Wilayah

kabupaten Karanganyar terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º

28" – 7º 46" Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut,

dengan beriklim tropis dengan temperatur 22º – 33º.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di utarakan diatas maka dapat di

rumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan site plan perkampungan tunanetra yang berkualitas

(10)

commit to user

2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 rumah hunian

(rumah ustadz) ?

3. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu perkampungan

tunanetra?

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam perencanaan ini tidak terlalu melebar dan menjauh maka

permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Kajian ini dilakukan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten

Karanganyar.

2. Kajian ini hanya dalam lingkup perencanaan site plan dan tidak menganalilis

struktur ataupun arsitektur.

3. Kajian perencanaan ini adalah suatu gagasan untuk pembangunan kawasan

perkampungan tunanetra tersebut.

1.4. Tujuan Perencanaan

Perencanaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui cara merencanakan kampung tunanetra Umi Maktum di Desa

Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang dapat

dikembangkan menjadi kampung wisata.

2. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun 1 rumah

hunian (rumah ustadz).

3. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebuah

(11)

commit to user

1.5. Manfaat Perencanaan

Berdasarkan tujuan perncanaan di atas, diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat secara Teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai dengan teori

yang didapat di bangku perkuliahan.

2. Manfaat secara Praktis

 Kepada masyarakat tunanetra sebagai tempat yang tepat sasaran yang menyediakan pendidikan islami dan pelatihan untuk mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki seperti pelatihan beternak dan perikanan.

 Kepada masyarakat luas sebagai wadah perkampungan yang harmonis untuk bersama-sama meningkatkan kualitas perekonomian hidup yang lebih baik dan

semakin maju.

 Bagi penyusun sendiri yaitu sebagai media pembelajaran dalam usaha melatih diri menyusun ide dan buah pikiran secara sistematis dan tertulis dalam laporan

yang benar.

(12)

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pengertian kampung merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam hal ini, desa adalah sama pengertiannya dengan kampung. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, pengertian kampung adalah :

1. kelompok rumah yang merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang

berpenghasilan rendah).

2. desa; dusun.

3. kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di

bawah kecamatan.

Menurut Lory Nelson, (1955:88) pengertian kampung atau desa adalah : “Suatu

perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografi, sosial,

ekonomi, politis, dan hukum yang terdapat disitu dalam hubungan dengan

pengaruh timbal balik dengan daerah lainnya”.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan

berada di daerah Kabupaten. (UU no. 22 tahun 1999)

Otonomi daerah membawa konsekuensi terhadap penguatan peran masyarakat,

dan penguatan semangat tata pemerintahan yang baik ( Good governance).

Penguatan peran masyarakat, bukanlah sekedar memebrikan kesempatan bagi

(13)

commit to user

secara bertahap terlibat pada proses pengambilan keputusan dalam pembangunan.

Sedangkan penguatan semangat good governance menuntun semua pelaku

pembangunan untuk mengedepankan transparansi, akuntabilitas, meningkatkan

profesionalisme, kepedulian terhadap rakyat dan komitmen moral yang tinggi

dalam segala proses pembangunan. .Pentingnya partisipasi masyarakat dalam

semua tahapan proses pembangunan sesungguhnya telah disadari Pemerintah jauh

sebelum dilaksanakannya otonomi daerah. Pola perencanaan Pembangunan

melalui mekanisme Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian

Pembangunan (P5D.

Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah

lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung itu

sendiri. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi

pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan

perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi

dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan

kampung yang fungsional bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.

2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan telah dikembangkan sejak beberapa

tahun yang lalu. Pada awal tahun 1970an partisipasi masyarakat diterapkan untuk

memberdayakan masyarakat miskin dalam pembangunan. Menurut Cornwall

(2002), partisipasi pada tahun 1970an dikembangkan dalam formulasi kebijakan

sampai kepada konteks yang lebih luas di dalam pemerintahan. Partisipasi dalam

pandangan Cornwall akan memberikan tidak hanya peluang dan pengaruh yang

(14)

commit to user

Proses perencanaan pembangunan partisipatif harus menghasilkan dua hasil

keluaran, yaitu :

1. dalam jangka pendek, perencanaan partisipatif menghasilkan proses

pembelajaran dua arah, yang pada tahap selanjutnya akan menghasilkan proyek

yang sesuai dengan konteks lokal.

2. dalam jangka panjang, proses pembelajaran ini akan mengarah kepada

pemberdayaan masyarakat lokal untuk memberikan dukungan yang efektif

dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Kedua hasil dari proses perencanaan partisipatif di atas merupakan prekondisi

bagi penguatan kapasitas institusional desa untuk menangani proses perencanaan

yang terdesentralisasi dan meningkatkan kapasistas perencana lokal.

Dalam mengembangkan konsep perencanaan pembangunan masyarakat desa, ada

4 kategori untuk mengembangkan perencanaan partisipatif pembangunan

masyarakat desa yaitu:

 Planning Strategy

1. semakin luas dan intens basis partisipasi masyarakat dalam perencanaan

suatu kawasan, maka akan semakin besar kekuatan yang dimiliki untuk

mempengaruhi kebijakan public.

2. semakin luas basis partisipasi masyarakat, semakin potensial pengaruh

yang dapat dihasilkan oleh perencana untuk mempengaruhi perubahan

social.

3. semakin beragam latar belakang masyarakat yang berpartisipasi dalam

proses perencanaan semakin inovatif proposal yang mampu dilahirkan.

4. semakin terdesentralisasi kelompok masyarakat yang menjadi klien maka

semakin banyak invasi yang dapat diadopsi.

5. semakin tersentralisasi dan komprehensif proses pengambilan keputusan,

(15)

commit to user  Planning Method

1. goals perencanaan local akan semakin mengerucut kea rah keinginan

masyarakat jika didiskusikan secara luas oleh partisipan dan selanjutnya

dikominikasikan dengan badan pengambil keputusan.

2. aliran pengambilan keputusan yang bersifat satu arah akan mengurangi

ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi.

3. semakin banyak teknik konsultasi public yang dipergunakan maka akan

semakin meningkatkan daya tarik dan dukungan masyarakat.

 Planning program/content

1. semakin banyak proses perencanaan melibatkan partispasi public maka

akan meningkatkan kepeduliannya terhadap manfaat perencanaan sebagai

kekuatan demokratis kan kekuatan masyarakat

2. perencanaan partisipatif terbuka terhadap proposal yang bersifat radikal

untuk menghasilkan solusi inovatif untuk memecahkan permasalahan

lokal.

3. semakin luas batasan peencanaan yang disusun dan semakin lama timeline

yang buat maka akan semakin berkurang manfaat yang akan dihasilkan.

 Location of planning decision system

1. relevansi perencanaan dan pengaruhnya akan sangat tergantung pada

sebaran anggota masyarakat yang dilibatkan

2.1.3. Konsep Pengembangan Desa

Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar

utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa,

(16)

commit to user

1. Tata ruang desa

rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu

menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu

menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi

lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005.

2. Perekonomian Desa

meningkatkan penghidupan masyarakat dan pembangunan sarana ekonomi

berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro, kelembagaan ekonomi

dikaitkan dengan sumber daya manusia.

3. Sosial Budaya Desa

pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam

rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan

masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita.

4. Mitigasi bencana

penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa

pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang

digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana.

5. Lingkungan hidup

penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan

budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan

sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga terhadap pengelolaan di

sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, kehutanan untuk

(17)

commit to user

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Perencanaan Tapak (Site Planing)

Site plan merupakan tampak atas bangunan yang dilengkapi dengan lingkungan

sekitarnya. Sedangkan perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata

lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan

manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua

komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan

buatan manusia.

Faktor lingkungan alam merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi,

tanah, tumbuhan (vegetasi), dan bentuk-bentuk kehidupan yang saling

mempengaruhi dan membentuk suatu komunitas yang saling menyesuaikan diri

dan berkembang bila lingkungan berubah. Kegiatan manusia merupakan bagian

penting dari sistem ekologi ini. Karena itu dalam pembangunan yang menjadi

persoalan ialah bagaimana mempertahankan keselarasan dan tidak melampaui

kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang kegiatan manusia. Suatu

rancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia di samping

menonjolkan potensi tapak yang alami.

Faktor lingkungan buatan manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur kota

yang dibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola

perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Kedua

perspektif ini saling mempengaruhi. Seringkali dalam tata lingkungan terjadi

pelanggaran faktor lingkungan alam yang disengaja. Kota memiliki berbagai

sistem prasarana yang luas untuk air, energi listrik, transportasi, saluran

pembuangan air hujan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam perencanaan

dan perancangan tapak dikaji bagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai

sistem lingkungan binaan manusia ini. Jadi perencanaan dan perancangan tapak

meliputi hubungan dengan sistem alam maupun dengan sistem buatan manusia,

(18)

commit to user

2.2.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak

1. Luas tapak harus sesuai dibandingkan dengan luas bangunan atau fasilitas

lain.

2. Tapak merupakan persil yang tidak digunakan,status lahan & ruang bebas.

3. Memiliki topografi, seperti pohon peneduh, pemandangan bagus & lereng

yang menyenangkan.

4. Kualitas lingkungan (dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya).

5. Bahaya: Kemungkinan banjir, longsoran, kedekatan terhadap jalur kereta api,

lalu lintas cepat, bantaran tinggi, perairan yang tidak terlindungi, keberadaan

serangga pengganggu seperti rayap, nyamuk, muka air tanah yang tinggi

sehingga menyebabkan kelembaban pada bangunan.

6. Gangguan: kedekatan terhadap pabrik, rel kereta api, bengkel, lalu lintas dan

sebagainya, yang mengakibatkan gangguan suara, asap, debu, bau-bauan atau

getaran.

7. Pertimbangan lingkungan menjadi aspek penting dalam proses perencanaan

tapak, mencakup analisis iklim mikro dan makro, ekosistem dan

keterkaitannya, hidrologi, vegetasi, serta kondisi tanah bawah permukaan.

8. Kesesuaian terhadap Pola Perkotaan

 Kesesuaian terhadap rencana tata kota yang telah disetujui, rencana sementara atau beberapa kecenderungan dalam penggunaan tanah.

 Penzonaan (zoning); kemungkinan perubahannya.

 Persetujuan dari badan-badan perencanaan setempat.

 Kemungkinan penutupan jalan yang ada dan pembuatan jalan baru.

 Akibat peraturan bangunan serta kemungkinan rencana penyesuaian. 9. Ketersediaan pelayanan kota

 Pengumpulan dan pembuangan sampah.

 Perlindungan terhadap bahaya kebakaran yang dipengaruhi oleh lokasi dan pencapaian tapak.

 Jalan: penerangan, pembersihan, pemeliharaan, penanaman phonon dan sebagainya.

(19)

commit to user

10. Ketersediaan fasilitas lingkungan dan sosial.

2.2.3. Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara perencanaan lingkungan

perumahan di perkotaan, ruang terbuka merupakan komponen berwawasan

lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lanscap, hardscap, taman atau

ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan (RTHKP) ditetapkan dalam instruksi Mendagri no.1 tahun

2007, yang menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh

penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemnfaatan dan

fungsinya adalah areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan

wilayah pekotaan dengan besaran minimal 30% dari luas area.

Tujuan penataan RTHKP adalah :

1. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan

2. mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

3. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih.

Fungsi RTHKP adalah :

1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan

2. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara

3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati

4. Pengendali tata air; dan

5. Sarana estetika kota.

Manfaat RTHKP adalah :

1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah

2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan

3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial

4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan

(20)

commit to user

6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula.

Berikut ini adalah rumus-rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah

terbuka dengan wilayah terbangun

Tabel 2.1 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah Terbangun dengan

Luas lahan total

Tabel 2.2 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah terbuka dengan Luas Lahan Total

2.2.4. Pengertian Kampung

Secara garis besar, kampung adalah sama pengertiannya dengan desa. Maka di

bawah ini adalah penjelasan dan pengertian mengenai desa atau kampung.

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai

kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan

berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. (UU no. 5 tahun 1979)

Sedangkan menurut Paul H Landis, Desa adalah suatu wilayah yang jumlah

penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan

(21)

commit to user

3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,

sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Menurut aktifitasnya, Desa dapat dibagi menjadi tiga macam. Yaitu :

1. Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di

bidang pertanian dan perkebunanan.

2. Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah

di bidang industri kecil rumah tangga.

3. Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah

di bidang perikanan dan pertambakan.

Beberapa fakta juga membagi kampung menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Kampung di pesisir pantai

Pola pemukiman terbentuk karena adanya potensi dan kendala lingkungan. Pantai

landai dengan arus/ombak tenang akan lebih dominan dipakai sebagai lokasi

hunian dibanding dengan pantai curam. Struktur fisik lingkungan dominan

berperan sebagai lokasi.

2. Kampung di sepanjang sungai

Pola perkampungan di sepanjang sungai di pedesaan yang menggunakan sungai

sebagai prasarana transportasi, mempunyai kencenderungan pola yang linier

dengan orientasi mengikuti pola aliran sungai. Efektifitas pencapaian sarana

transportasi menjadi faktor dominan. Alat transportasi sungai sebagai sarana

transportasi utama mempengaruhi pola hunian, yang menuntut kemudahan moda

angkutan (perahu) sampai ke sampaing rumah. Pola diatas menunjukkan adanya

pola curva linier di sepanjang sungai dan mengumpul pada daerah "dalam". Pola

ini didapati pada lingkungan dengan aktifitas penduduk sebagai petani garam di

daerah dekat dengan pesisir pantai.

(22)

commit to user

3. Kampung di lingkungan pedalaman (pertanian)

Aktifitas pertanian sawah, atau ladang mempunyai pola yang spesifik sesuai

dengan kondisi lingkungan dan topografinya. Kendala-kendala lingkungan

mampu menjadikan perkampungan pedesaan ini terlihat menyatu dengan

lingkungan, suatu pertimbangan arif dalam mengelola lingkungan. Pada radius

"tertentu" satu kelompok hunian membentuk satu komuniti yang "harmonis".

Pertimbangan jangkauan pengawasan area garapan mereka menentukan

pengelompokan ini.

4. Kampung di pedalaman (lereng gunung)

Pola morfologi kampung di daerah ini sangat erat kaitannya dengan upaya

pengelolaan area matapencaharian penduduk sebagai petani (salah satu kasus).

Teknologi teracering untuk pengelolaan saluran irigasi dan pengelolaan pertanian

mempengaruhi bentuk-bentuk pengolahan lahan perumahannya. Merupakan

pemecahan lahan yang kontekstual dengan memunculkan vista pemukiman

pedesaan di pegunungan yang selaras.

Secara garis besar, dapat disimpulkan juga bahwa kampung tunanetra merupakan

kampung yang sama dengan kampung yang lain pada umumnya. Hanya saja

mempunyai sedikit perbedaan mengenai masyarakat yang tinggal di kampung

tersebut adalah kaum tunanetra yang membutuhkan pendamping khusus dalam hal

ini adalah masyarakat kaum awas yang berada di sekitar kampung tersebut.

Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah

lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung

tersebut. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi

pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan

perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi

dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan

(23)

commit to user

Beberapa komponen fisik yang ada pada lingkungan kampung, yaitu :

2.2.5. Komponen Fisik Kampung

2.2.5.1. Rumah

Rumah adalah salah satu produk terpenting yang dihasilkan manusia dalam usaha

mereka untuk memajukan peradaban karena rumah merupakan masalah yang

aktual, kompleks dan bersifat multidisipiner. (Jo Santoso, Budi P. Iskandar,

Parwoto, 2002).

Dengan menggunakan dasar dan acuan dari pembentukan suatu perumahan,

elemen terpenting dari sebuah kampung adalah rumah itu sendiri. Dengan singkat

dapat disebutkan beberapa ciri hakiki yang secara intrinsik menandai perumahan

manusia. Ciri-ciri hakiki itu adalah sebagai berikut :

1. Rumah memberikan kenyamanan

Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Sebagai keutuhan pribadi yang

jasmani ia membutuhkan pengamanan bagi badannya. Tempat berteduh untuk

menghindari teriknya panas matahari, dinginnya air hujan dan kepengapan

udara polusi. Rumah harus menjaga kesehatan badan.

2. Rumah memberikan ketenangan hidup

Dunia dalam jangka dewasa ini dipenuhi oleh keramaian dari hiruk pikuk yang

memekakan telinga. Kesibukan dan keramaian itu dapat menimbulkan

ketegangan patologis. Bahkan jaman teknologi yang begitu maju justru

merupakan ancaman yang meresahkan, karena manusia yang berada di tempat

tersebut merasa ketenangan terganggu. Rumah seharusnya menunjukkan

manfaat untuk tempat memperoleh jasmani dan rohani. Rumah adalah

rekoleksi kekuatan.

3. Rumah memberikan kebebasan

Kegiatan-kegiatan budaya merupakan proses pembebasab manusia. Karya

manusia pada hakekatnya adalah langkah-langkah menuju kepada penemuan

diri. Rumah memberikan kondisi kepada pencapaian kebebasan psikologis dan

(24)

commit to user

Menurut Eko Budhiarjo (1987:55) berbagai konsep tentang rumah, yaitu :

1. Rumah sebagai pengejawatan jati diri.

2. Rumah sebagai wadah keakraban.

3. Rumah sebagai menyendiri dan menyepi.

4. Rumah sebagai akar dan kesinambungan.

5. Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari.

6. Rumah sebagai pusat jaringan sosial.

7. Rumah sebagai struktur fisik.

Sedangkan menurut fritz wilkening (1989:9) nilai rumah tergantung pada empat

faktor, antara lain : luas rumah, hubungan antar ruang, penataan ruang dan denah

ruang.

2.2.5.2. Bangunan Pondok

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pondok adalah bangunan untuk tempat

sementara (seperti yang didirikan di ladang, di hutan. Terletak di tepi hutan yang

hendak dibuka itu didirikan beberapa buah.

2.2.5.3. Bangunan Komposting

Bangunan komposting adalah tempat untuk mengolah sampah agar menjadi

susuatu yang bermanfaat. Dengan mengolah sampah untuk dijadikan pupuk

kompos maka secara tidak langsung, dapat membantu pemerintah dalam

pengelolaan sampah tersebut. Untuk membuat atau mengelola sampah organik

agar dapat menjadi pupuk, di butuhkan alat untuk dapat menunjang pembuatan

pupuk organik tersebut. adanya penyediaan alat yang disebut Mesin Kompos atau

Mesin APPO (Alat Pembuat Pupuk Organik). Dapat juga menggunakan alat yang

dinamakan Rotary Klin Manual Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang

Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari

bahan fiber resin, reducer, konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada

(25)

commit to user

Gambar 2.1. Mesin Kompos atau Mesin APPO Gambar 2.2. Rotary Klin Manual

2.2.5.4. Kandang - Kandang

Kandang bertujuan untuk memelihara beberapa jenis hewan ternak agar dapat

dimanfaatkan oleh para pemuda tunanetra dalam berwirausaha. Kandang sangat

diperlukan dalam usaha beternak ayam, sapi, maupun kambing karena sebagai

tempat berlindung, berkembangbiak, dan memudahkan penanganan ternak dalam

proses produksi, pengawasan kesehatan, dan vaksinasi, serta mencegah gangguan

binatang pengganggu atau binatang buas. Beberapa jenis hewan yang dapat di

ternakkan adalah hewan ternak seperti ayam, kambing, dan sapi.

Seperti yang sering kita lihat, kandang untuk hewan ternak seperti sapi atau

kambing biasanya terbuat dari bahan bambu yang atapnya bisa dengan genting

dan tanah dasarnya diperkeras dengan semen. Atau apabila menginginkan tanah

dasarnya tidak diperkeras, bisa hanya ditambahkan jerami saja di atas tanahnya.

Dalam pembuatan kandang, perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

 Cukup mendapat sinar matahari

 Mempunyai ventilasi yang baik

 Letak kandang di tanah lebih tinggi dengan sistem drainase yang baik

(26)

commit to user

1. Kandang Ayam

Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat,

kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan

syarat-syarat kandang yang sehat seperti pada penjelasan dibawah ini :

1. Letak kandang

Lokasi untuk membangun kandang sebaiknya dicari tempat yang lebih tinggi

daripada lingkungan sekelilingnya. Pemilihan kandang yang tinggi bertujuan

agar pada musim hujan kandang tersebut tidak kebanjiran atau becek.

2. Ventilasi

Kandang ayam harus diberi ventilasi yang cukup agar udara dapat keluar

masuk secara berkesinambungan sehingga kondisi kandang selalu segar.

3. Sinar Matahari

Letak kandang sedapat mungkin menghadap ke timur agar sinar matahari,

terutama sinar pagi dapat masuk ke dalam kandang.

4. Kelembapan Udara

Kelembapan udara yang tinggi di dalam kandang dapat berpengaruh negatif

terhadap kesehatan ayam yang tinggal di dalamnya. Apabila kandang basah

karena kelembapan udara yang sangat tinggi, dapat menyebabkan terserangnya

penyakit di tubuh ayam-ayam tersebut.

5. Pohon Pelindung

Agar udara disekitar kandang terasa segar dan nyaman, di sekeliling kandang

sebaiknya ditanami pohon pelindung yang bermanfaat.

6. Pondasi Kandang

Pondasi kandang dibuat berdasarkan besar kecilnya kandang. Pondasi

kandang harus dibuat kokoh dan kuat serta dapat mencegah masuknya air ke

(27)

commit to user

Ada beberapa sistem kandang ayam yang dapat diterapkan untuk tempat

peternakan ayam, yaitu :

 Kandang sistem ren

Kandang sistem ren mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat

berjalan jalan dengan bebas, kandang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian

pertama terdiri atas kandang dengan atap beserta perlengkapannya seperti tempat

pakan, tempat minum, dan sarang untuk bertelur. Bagian kedua berupa lantai atau

halaman umbaran yang dibatasi pagar setinggi 2,5 m. Atap kandang terbuat dari

genting atau rumbia. Bahan dinding kandang dan pagar halaman umbaran

umumnya terbuat dari bambu, kayu, atau anyaman kawat di halaman umbaran ini

sebaiknya terdapat rumput atau tumbuhan perdu sehingga ayam yang diumbar

dapat memakan hijauan namun banyak memerlukan tempat, dan jika terjangkit

penyakit penjalarannya lebih cepat.

Gambar 2.3. Kandang Sistem Ren

 Kandang sistem portal (Litter)

Bangunan kandang sistem postal ini tidak mempunyai halaman pengumbaran.

Setiap hari ayam selalu berada di dalam kandang yang beralaskan litter (Misalnya

sekam padi dan serutan kayu) Oleh karena itu, kandang sistem ini juga disebut

kandang sistem litter. Keuntungan kandang sistem ini adalah menghemat tempat,

(28)

commit to user

vitamin B-12 dari hamparan penutup lantai (litter). Pada ayam petelur, konvensi

pakan cenderung lebih baik. Demikian juga produksi telurnya lebih tinggi dan

kulit telurnya lebih tebal. Kekurangannya adalah apabila terjadi suatu penyakit

maka penjalarannya sangat cepat, terutama disebabkan adanya cacing dan parasit.

Gambar 2.4. Kandang Sistem Postal (Litter)

2. Kandang Sapi dan Kandang Kambing

Persyaratan lokasi pembangunan kandang sapi atau kambing yang ideal untuk

membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman

penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari

rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat

menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya

dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Kandang untuk pemeliharaan sapi dan kambing harus bersih dan tidak lembab.

Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang

meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.

1. Konstruksi dan letak kandang

Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan

salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari

pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang.

(29)

commit to user

ke luar lantai kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu

gelondong/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh

tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.

2. Ukuran kandang

Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang

akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2

m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor

anak sapi cukup 1,5×1 m.

3. Perlengkapan kandang

Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang

sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan

dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur

kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan

sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

(30)

commit to user

Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat

Gambar 2.6. contoh desain kandang kambing

2.2.6. Sarana, Prasarana, dan Utilitas Lingkungan Kampung

Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses baik usaha, pembangunan, proyek. (Kamus Besar

BI, 2002:893). Sarana adalah Segala sesuatu (dapat berupa syarat atau upaya)

yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.

(Kamus Besar BI, 2002:999). Dalam prasarana kampung, maka pengertian

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan lingkungan

kampung dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas adalah sarana penunjang

untuk pelayanan kawasan-kawasan yang membutuhkan pengelolaan yang

berkelanjutan dan profesional agar dapat memberikan pelayanan memadai pada

masyarakat. Pengembang kampung harus menyediakan sarana, prasarana dan

utilitas pendukung yang sesuai agar dapat digunakan oleh penduduk kampung

sebagaimana mestinya. Misalnya toko, pembuatan saluran air bersih dan kotor,

pembuangan sampah, memasang jaringan listrik dan telekomunikasi, lahan parkir,

fasilitas sosial, melakukan perbaikan jalan agar mempermudah akses menuju

(31)

commit to user

2.2.6.1. Toko

Toko atau kedai adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan

perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku,

toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi ekonomi, istilah "toko" sesungguhnya

hampir sama dengan "kedai" atau "warung". Akan tetapi pada perkembangan

istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan

warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman.

Secara bangunan fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur

bangunannya daripada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang

yang dijual dan proses transaksinya.

2.2.6.2. Jalan

Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi

segala jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkak bagi lalu-lintas kendaraan, orang dan hewan. Ada beberapa jenis

jalan, salah satunya adalah jalan setapak. Jalan setapak dapat berupa deretan batu

lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit

yang ditaburi kerikil hias.

Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah

antara dua bagian taman. Jalan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar

menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan

setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak

(32)

commit to user

Tabel 2.3. Keuntungan Dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan

No .

Tipe Lapisan Permukaan

Keuntungan Kerugian

1. Rumput Permaukaan lunak, ideal untuk banyak tujuan

9. Aspal cork Melenting, permukaan sangat baik untuk banyak

10. Beton semen Utilitas sepanjang tahun, biaya perawatan minimum, permukaan baik untuk alat

(33)

commit to user

Sumber : Standar Perencanaan Tapak, Joseph De Chiara dan Lee E. Koppelman, 1990

2.2.6.3. Tempat Pembungan Sampah

Kawasan kampung yang sehat dan bersih adalah kawasan kampung yang

dilengkapi dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai, yaitu sistem

pengelolaan sampah yang aman, nyaman dan dapat menganut ketentuan sistem

pembuangan sampah di kawasan perumahan. Adanya TPS di sebuah kampung

bertujuan untuk menampung sampah rumah tangga yang berasal dari seluruh unit

tempat atau bangunan yang ada.

2.2.6.4. Tempat Parkir

Berikut adalah beberapa pengertian tentang tempat parkir :

1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. (Poerwadaminta,

1984)

2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama atau

sebentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya. (peraturan lalu lintas)

3. Parkir adalah tempat menempatkan dengan pemberhentian kendaraan

angkutan atau barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat

(34)

commit to user

Didalam menentukan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria, antara lain

sebagai berikut :

1. Parkir terletak pada muka tapak yang datar

2. Penempatan parkir tidak telalu jauh dari pusat kegiatan

Sistem parkir menurut Neufert Architect Data (NAD) terbagi dalam beberapa

jenis, yaitu:

1. Sistem parkir paralel

Karakter :

 Efisien diterapkan di badan jalan.

 Sirkulasi keluar-masuk sulit.

 Daya tamping kendaraan sedikit.

Gambar 2.7. Parkir Paralel

2. Sistem parkir menyudut 45o

Karakter :

 Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya).

(35)

commit to user  Daya tampung kendaraan cukup banyak.

Gambar 2.8. Parkir Menyudut 45o

3. Sistem parkir menyudut 90o

Karakter :

 Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya).

 Sirkulasi keluar-masuk lancar.

 Daya tampung kendaraan banyak.

Gambar 2.9. Parkir Menyudut 90o

2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung

2.2.7.1. Sawah

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi

oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya

(36)

commit to user

Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini,

sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan

penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi

sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang

terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah

irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland

rice).

Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari

erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau

gunung di Jawa dan Bali.

2.2.7.2. Taman (Tanaman Obat)

Menurut Laurie (dalam seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan

Pemukiman Kota.1983”), secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang

lahan berpagar yang digunakan untuk mendapat kesenangan, kegembiraan,

kenyamanan bagi penggunanya. Berikut adalah beberapa contoh tanaman obat

yang bisa ditanam di kampungan tunanetra, antara lain:

Tabel 2.4. contoh tanaman obat

No. Nama Tanaman Manfaat/Kegunaan

1. Alang-alang

radang ginjal akut, muntah darah, Kencing nanah, mimisan

2. Asam Kawak bisul, jerawat, nyeri haid, batuk kering, keputihan

3. Bangle

penurun panas, peluruh dahak, pembersih darah, sakit kepala,

4. Bidara Upas

radang usus buntu, muntah darah, batuk, keracunan makanan

5. Daun Suji leukimia, obat untuk mengompres luka pukul 6. Dringo sakit kuning, asma, obat penenang

(37)

commit to user

10. Jung Rahap bengkak pada kaki, sakit perut, demam 11. Katuk pelancar ASI, menurunkan kadar kolesterol 12. Kayu Angin infeksi saluran napas atas dan saluran urin 13. Manggis obat sariawan, wasir, dan luka

14. Kecubung asma, napas pendek, bronkitis, batuk 15. Kelembak sembelit, hepatitis, antivirus, luka bakar 16. Kapulaga obat batuk, mencegah keropos tulang

17. Kluih pembesaran prostat, gagal ginjal, menurunkan kadar gula darah

18. Kunci Pepet kembung, bengkak,masuk angin, pelangsing 19. Laos panu, perut sakit, rematik, sakit kepala 20. Lidah Buaya penyubur rambut, bisul, kencing manis, batuk 21. Mahoni hipertensi, kencing manis

22. Merica menambah nafsu makan, meluruhkan keringat 23. Mindi Kecil cacingan, darah tinggi, kudis, skabies

24. Petai Cina menyembuhkan diabetes melitus, luka bakar 25. Puyang obat demam, rematik, asam urat, pereda nyeri 26. Tapak Dara darah tinggi, kanker payudara, hipertensi Sumber:Prof.dr.H. Azwer Angoes, DAFK, Sp.FK

Taman biasanya memiliki beberapa aksesoris untuk memperindah tatanan taman

itu sendiri. Karena taman juga adalah sebagai unsur penyeimbang antara

bangunan dan alam. Berikut ini adalah contoh beberapa aksesoris taman yang

dapat dijadikan suatu unsur penting untuk memdukung seolah hidupnya taman.

1. Meja dan kursi taman

Meja dan kursi taman adalah salah satu aksesoris yang pentng untuk taman,

karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai

tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan

taman. Kursi dan meja taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata

(38)

commit to user

2. Fountain

Unsur air dalam sebuah taman mutlak dihadirkan karena merupakan dasar dari

kehidupan. Fountain adalah struktur yang terdiri dari wadah air berbentuk

mangkok atau kolam kecil dengan nozzel di tengahnya untuk memuncratkan air

yang menjadi elemen estetika taman. Air yang dimuncratkan ke udara olek nozzel

dibuat halus, dengan semburan yang tidak terlalu keras. Akan lebih baik

pengguanaan fountain kecil yang banyak dibandingkan satu atau beberapa

fountain yang besar.

Fountain biasanya berbentuk bintang 8 sudut, baik segi delapan atau mangkok

lebar yang rendah dengan permukaan berlekuk seperti kerang. Detail fountain

dapat diperindah dengan melapiskan keramik mozaik pada wadaha air, atau

membuat fountain tersebut dari marmer.

Gambar 2.10. Contoh fountain

3. Bak Tanaman (planter box)

Bak tanaman atau Planter Box dibuat untuk wadah tanaman semak yang

umumnya ditanam berderet. Bak tanaman biasanya berbentuk gometris seperti

persegi panjang, bintang bersudut delapan, belah ketupat atau segi delapan. Bak

(39)

commit to user

Gambar 2.11. Contoh bak tanaman (planter box)

4. Lampu Taman

Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi

sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan

menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam,

fiberglass, atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut –

sudut tertentu dari taman tersebut.

5. Bak Sampah

Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak

sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk

mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain

berdasarkan jenisnya.

Gambar 2.12. Contoh bak sampah

2.2.7.3. Labirin

Labirin adalah jaringan jalan yang rumit dan berliku-liku. Sejak zaman dahulu,

labirin telah digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai proteksi keamanan

(40)

commit to user

lorong yang berliku-liku dan simpang siur. Pada umumnya, labirin dibuat untuk

tujuan hiburan. dalam kehidupannya, labirin dapat ditemukan pada susunan jalan

kecil atau gang-gang di kawasan perumahan. sangat sulit bagi orang yang asing

dengan suatu daerah untuk mencari jalan. bila mengetahui metode untuk keluar

dari labirin, ia dapat dengan mudah mengatasi kesulitan.

Gambar 2.13. Contoh labirin

2.2.7.4.Kolam

Kolam untuk wilayah kampung, sering di buat untuk untuk usaha perikanan.

Contoh ikan yang dapat di jadikan usaha perikanan adalah ikan lele, ikan mas,

ikan merah, nila, tawes, gurame, bandeng air tawar, patin dan sebagainya.

Bagi masyarakat kampung, kolam ikan bertujuan juga untuk memenuhi kebutuhan

lauk pauk dalam menu makan sehari-hari. Memelihara ikan dianggap cukup

menguntungkan karena dapat memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan

sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pakan.

Dalam budidaya ikan, dikenal berbagai jenis kolam berdasarkan fungsinya.

Adapun kolam-kolam tersebut antara lain kolam pemeliharaan induk, kolam

pemijahan, kolam penetasan telur, kolam pendederan, kolam pembesaran, kolam

penumbuhan pakan alami ikan, kolam pengendapan, dan kolam penampungan

(41)

commit to user

2.2.7.5. Gazebo

Gazebo adalah sebuah bangunan permanen atau semi permanen yang diletakkan

di taman atau di atas kolam. Adapun fungsi Gazabo untuk sekedar santai sambil

menikmati keindahan pemandangan sekitarnya. Bentuk gazebo bermacam-macam

misalnya melingkar, segi empat, segi lima, segienam dan lain-lain. Bahan yang

dapat dipakai untuk membuat Gazebo misalnya: bambu, kayu, rotan, dan lain-lain.

Ukuran gazebo berkisar ± 2 x 2 m untuk menampung 4-5 orang. Gazebo dapat

menggunakan lantai bata merah, ubin, sekedar plasteran yang dihias khusus

dengan batu-batu kerikil, dari bambu atau dapat juga dengan kayu. Tiang

penyangga bisa dipilih dari kayu, besi, bambu atau beton. Sedangkan atapnya

dapat berupa genteng, sirap, ijuk, asbes, daun kelapa kering, atau juga bisa dengan

ilalang.

(42)

commit to user

34

BAB III

METODE PERENCANAAN

3.1.Langkah-langkah Perencanaan

Perencanaan ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah perencanaan ini

adalah:

1. Menentukan tema kawasan kampung tunanetra

2. Merancang kawasan kampung tunanetra

3. Memberikan komponen dan fasilitas kawasan kampung tunanetra

3.2.Mencari Data atau Informasi

Ada beberapa tahapan di dalam mencari data atau informasi, yaitu :

1. Tahap persiapan

Tahap yang dimaksudkan untuk mempermudah jalannya perencanaan, seperti

pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.

Tahap persiapan meliputi :

 Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan

sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, anlisis data maupun

dalam penyusunan hasil perencanaan.

 Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau

tempat dilakukannya data yang diperlukan dalam penyusunan

(43)

commit to user

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data yang dimilki oleh instansi

yang terkait dengan perencanaan pembangunan kampung.

3.3.Mengolah Data

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah

data tersebut. Pada tahap mengolah data atau menganalisis data dilakukan dengan

menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai. Hasil dari suatu pengolahan

data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis yang lainnya dan

berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir tentang pembuatan site plan

tersebut. Adapun urutan dalam analisis data dapat dilihat pada diagram alir pada

(44)

commit to user

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3.4.Penyusunan Laporan

Semua data atau informasi primer maupun sekunder yang sudah dikumpulkan

kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang

dapat memberikan solusi mengenai perencanaan pembangunan Kampung

Tunanetra Umi Maktum, Desa pojok, Mojogedang, Karanganyar.

Mulai

Latar Belakang

Perhitungan RAB, Perencanaan Site Plan Dan perhitungan RAB rumah ustadz

Hasil Pembuatan site plan kampung tuna netra Umi Maktum dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai Rumusan Masalah

Pemecahan Masalah

Perencanaan Site Plan kampung tuna netra Umi Maktum

Studi lapangan Literatur wawancara

Lokasi

(45)

commit to user

37

BAB IV

PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Lokasi

Sejarah singkat mengenai kawasan Mojogedang ini adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Nama kecamatan ini berasal dari kata

mojo yang berarti cita-cita, dan pepadang yang berarti petunjuk, karena di tempat

inilah Raden Mas Said (Mangkunagara I) mendapatkan petunjuk akan cita-citanya

menjadi penguasa setelah mendengar kicauan burung derkuku di wilayah ini.

Proyek pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum terletak di Desa Pojok

Kecamatan Mojogedang dan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kabupaten Karanganyar

terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º 28" – 7º 46" Lintang

Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut, dengan beriklim

tropis dengan temperatur 22º – 33º.

Yang secara umum masih banyak lahan persawahan yang sangat subur. Karena

lokasinya yang kurang strategis atau termasuk dalam kategori daerah terpencil,

pemanfaatan lahan di lingkup Kecamatan Mojogedang ini lebih banyak

dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam seperti padi, buah-buahan, dan

ladang. Pemilihan lokasi juga didasarkan pada pewakafan tanah yang di wakafkan

oleh wakif dengan tujuan untuk membangun sebuah perkampungan yang

membantu proses pemberdayaan kemampuan ketrampiran diri untuk masyarakat

tunanetra agar dapat berkembang. Dengan ditemani kaum awas untuk

memperlancar kehidupan yang selaras demi mewujudkan pertumbuhan

perekonomian yang lebih baik dan mewujudkan lingkungan kawasan

perkampungan yang islami dengan di wujudkan adanya pondok sebagai tempat

(46)

commit to user

Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada gambar 4.1 dan Kecamatan

Mojogedang dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Karanganyar

(47)

commit to user

Kecamatan Mojogedang yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar ini

secara umum masih bertempat dikawasan yang sejuk dan nyaman untuk

disinggahi atau untuk kawasan pariwisata. Pemanfaatan lahan yang berada di

kawasan Kecamatan Mojogedang pada umumnya digunakan sebagai lahan

bercocok tanam dengan macam tanamannya adalah padi.

Kampung Tunanetra Umi Maktum berada di desa Pojok Kecamatan Mojogedang

dengan suasana alamnya yang sejuk, nyaman, dan asri namun akses jalan untuk

menuju ke perkampungan tunanetra Umi maktum ini masih perlu banyak

perbaikan, namun seiring dengan pembangunan kampung yang bernuansa islami

ini akan di perbaiki pula jalan yang nantinya akan menghubungkan kampung

tunanetra Umi Maktum dengan kampung-kampung yang lainnya. Kampung

tunanetra Umi Maktum ini akan dibangun diatas lahan dengan luas adalah ±

10.000 m2.

Rencana pembangunan Kampung Tunanetra ini berawal dari diwakafkannya dua

bidang tanah yang berdampingan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang,

Kabupaten Karanganyar. Sebagai penggagas untuk memberikan tempat untuk

menampung kegiatan-kegiatan pemuda tunanetra yang awalnya berada di gedung

Yayasan Al-Ikhwan, Surakarta sudah tidak mampu lagi menampung

kegiatan-kegiatan pemuda tunanetra karena gedungnya terlalu kecil.

Lahan yang akan dibangun ini, memiliki kontur yang relatif berundak. Dengan

ketinggiannya berbeda-beda. Ada yang berada di atas, dan turun ke bawah.

Dengan kontur yang tidak rata tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan

perikanan mengingat aliran air yang turun ke bawah dapat dimanfaatkan.

Dalam pembahasan untuk tugas akhir ini, mengacu pada pembangunan pada sisi

utara (putra), dengan luas lahan ± 10.000 m2. Dengan ide perencanaan adalah :

1. Sebagai tempat untuk pembentukan sumberdaya manusia khususnya kaum

(48)

commit to user

ketrampilan-ketrampilan khusus dengan adanya fasilitas pendukung untuk

memberdayakan perekonomian yang lebih meningkat.

2. Sebagai tempat yang dapat berkembang menjadi kawasan wisata rekreasi bagi

anak-anak yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai dan

memungkinkan untuk dibangun di daerah kampung tunanetra Umi Maktum.

Adannya outbond, kolam ikan, kandang, kebun dan dilengkapi dengan gazebo

dimaksudkan menambah semangat dan keceriaan anak-anak yang akan

berekreasi di kampung tunanetra tersebut.

4.2.Kondisi Eksisting Lahan

Kondisi eksisting adalah kondisi sebenarnya yang ada di lahan yang akan

dibangun yaitu di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

1. Luas lahan ±10.000 m2

2. Batas-batas Lahan :

Sebelah Utara, selatan, timur, barat : Jalan Desa

3. Kondisi Lahan :

 Merupakan lahan kosong

 Potensi khusus yang dimiliki lahan adalah masih banyaknya lahan kosong yang tersedia untuk mengantisipasi pengembangan pembangunan.

Berikut adalah ukuran sket lahan seperti gambar 4.3. dibawah ini dan hasil

(49)

commit to user

Gambar 4.3. Sket Ukuran Lahan kampung Tunanetra Umi Maktum dengan kontur

(50)

commit to user

4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah Terbuka

Luas lahan yang dibangun pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok,

Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar terdiri dari :

- Luas fasilitas kampung (terbangun) : 1506 m2

- Luas fasilitas lingkungan (terbuka) :

Antara lain :

Pada perhitungan di atas, dapat diketahui besarnya perbandingan antara wilayah

terbangun dengan wilayah terbuka dengan perhitungan sebagai berikut :

Wilayah terbangun =

=

(51)

commit to user

Perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka pada kampung

tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten

Karanganyar adalah 15,06 % : 84 %

4.4. Perizinan

Dalam kegiatan pembangunan kampung ini diharuskan melalui proses perizinan

sebelum pelaksanaan berlangsung. Proses perizinan yang harus ditempuh oleh

pengembang kampung tunanetra Umi Maktum ini meliputi beberapa hal yaitu :

pertama kali perizinan yang diajukan adalah perizinan peruntukan kepada

pemerintah daerah setempat, dalam hal ini diajukan kepada pemerintah Kabupaten

Karanganyar. Setelah mengajukan peruntukan, maka akan dilakukan sidang yang

menghasilkan Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT). Karena proses

pembangunan dikerjakan pada lahan konversi yaitu dari lahan persawahan

menjadi lahan bangun, maka perlu dilakukan proses pengeringan sesuai dengan

proses perizinan. Setelah itu pengembang membuat site plan tantang bangunan

yang akan dibangun diatas lahan tersebut sesuai dengan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB). Proses perizinan yang ditempuh meminta persetujuan dari

Bupati melalui isntansi terkait yaitu Bappeda, KPT, BPN, Satpol PP, Camat

terkait.

4.5.Perencanaan Site Plan

Setelah mengetahui keadaan lokasi dan mengetahui fungsi atau kegunaan

pembangunan kampung tersebut, maka dapat merencanakan bentuk gambar

desain secara keseluruhan. Denah-denah dan gambar sketsa harus dimulai dengan

gambar sketsa tangan yang kasar kemudian dituangkan menjadi gambar yang

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah Terbangun dengan
Gambar 2.1.
Gambar 2.3. Kandang Sistem Ren
Gambar 2.4. Kandang Sistem Postal (Litter)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat untuk menentukan toleransi modelling dies ada 3 variabel dasar (Nevis dan Whitney, 1989) yaitu (a) perangkat fasilitas, yang diperlukan untuk mendukung

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai menumbuhkan minat membaca siswa kalas V SDN 186/1 sridadi yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat

dirawat di RS antara lain riwayat penyakit kardiovaskular (hipertensi, penyakit jantung koroner, atau kardiomiopati), ditemukan 28% kasus injuri miokard akut (yang ditandai

Kesehatan yang dimaksud bukan saja kondisi dimana terbebas dari penyakit, melainkan kesehatan optimal dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kualitas hidup

Keadaan ini dapat mengindikasikan bahwa kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah dari awal yang terkait dengan input produksi usahatani sampai pada pemasaran hasil

Analisis Performansi Kontroler JST online Pada pelatihan online ini dilakukan dengan meng- gabungkan hasil pelatihan sebelumnya yaitu pelatihan JST plant dan JST kontroller

Untuk mendapatkan hal tersebut, dibangun suatu sistem yang dapat melakukan monitoring kondisi jantung pasien secara real time dan hasilnya dapat disimpan ke dalam database

LƯU Ý: • Trong khi vận hành cần khởi động công tắc không thể thay đổi cấp độ lực bắt vít... Thay đổi cài đặt lực vặn xiết chế độ tuốcnơ-vít “ ” Lực vặn