• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Seni Rupa

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

H. Komponen Seni Rupa

Dalam buku Pengetahuan Seni yang disusun oleh P.Mulyadi diterangkan di dalam karya seni terdapat komponen sebagai berikut :

1. Tema

Tema adalah, sesuatu (persoalan) yang akan diungkapkan pada suatu dalil atau prinsip yang dipertahankan atau diperjuangkan dalam suatu karya. Sekalipun tema selalu ada pada suatu karya, ini tidak berarti bahwa tema mengikat

commit to user

senimannya. Menurut Ocvirk, tema yang digunakan seniman dalam hal ini bisa saja berfungsi sebagai perangsang kreativitas.

2. Bentuk

Bentuk dikenal pula sebagai “totalitas” karya yang merupakan organisasi unsur-unsur sehingga terwujud apa yang disebut karya. Unsur-unsur yang dimaksudkan adalah garis, shape, gelap terang, warna. Ini berarti bahwa bentuk adalah sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indera. Dengan kata lain bisa dilihat, diraba, atau didengar (dalam musik).

3. Isi

Isi dalam sebuah karya seni sangat mempengaruhi penghayat atau orang yang melihat karya tersebut. Isi dalam karya seni juga disebut sebagai kualitas atau arti. Isi juga dimaksudkan sebagai final statement, suasana hati ataupun pengungkapan penghayatan. Isi merupakan arti yang esensial sebagai jenis emosi atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu karya yang diciptakan.

I. Unsur/Elemen Seni dan Desain 1. Titik

Sebuah hasil sentuhan alat gambar yang meninggalkan tanpa pergeseran yang meninggalkan bekas pada bidang gambar disebut titik. Sebesar apapun bentuknya tetaplah disebut titik asalkan bentuk itu merupakan hasil sentuhan tanpa pergeseran dari suatu alat tulis. Secara umum dimengerti bahwa suatu bentuk disebut sebagai titik karena ukurannya yang kecil. Sebenarnya dikatakan kecil manakala objek tersebut berada pada area yang luas. Sebongkah batu

commit to user

dikatakan kecil bila diletakkan di lapangan sepak bola, bintang di langit terlihat kecil dilihat dari bumi. Objek tersebut akan dikatakan besar apabila diletakkan pada area sempit.

Titik yang dihasilkan dari cipratan,tetesan, semprotan, cap, tutulan, disebut spot. Melukis atau menggambar dengan teknik titik-titik disebut pointilisme. Eksperimen menyusun titik-titik dapat dilakukan denan berbagai alat, misal kuas, pena, lidi, kayu, dan lainnya. Dapat pula dengan alat untuk cap dengan berbagai motif. Dalam bentuk titik tiga dimensi dapat menggunakan susunan biji-bijian (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:94).

2. Garis

Goresan yang dihasilkan dari sebuah alat gambar atau lainnya pada sebuah bidang disebut garis. Ada dua pengertian mengenai garis, yang pertama yaitu suatu hasil goresan yang disebut garis nyata atau kaligrafi. Kaligrafi sering digunakan untuk menyebut seni menulis huruf yang dilakukan dengan goresan langsung secara manual. Namun sesungguhnya kaligrafi tak sebatas itu saja. Semua hasil goresan langsung manual tangan disebut kaligrafi. Pengertian yang kedua yaitu batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk massa, rangkaian masa, dan lain-lain disebut garis semu, maya atau imajiner (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:96).

3. Shape/bidang

Garis yang digoreskan memutar dan kembali lagi bertemu dengan titik awalnya, akan menghasilkan bidang. Dengan demikian bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi panjang dan lebar serta menutup

commit to user

permukaan. Bidang dapat diartikan sebagai bentuk yang menempati ruang, dan bentuk bidang sebagai ruangnya sendiri disebut ruang dwimatra, tempat dimana objek-objek berada (exist). Bidang sebagai ruang bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu ruang positif (ruang yang terisi objek) dan ruang negatif (ruang yang kosong tanpa objek).

Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non-geometri. Bidang geometri adalah bidang teratur yang dibuat secara matematis, misalnya segitiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi delapan, lingkaran dan sebagainya. Sedangkan bidang non geometri adalah bidang yang dibuat secara bebas. Bidang non geometri dapat berbentuk bidang organik, bidang bersudut bebas, bidang gabungan, dan bidang maya.

Bidang organik yaitu bidang-bidang yang dibatasi garis-garis lengkung bebas, bidang bersudut bebas yaitu bidang yang dibatasi garis patah-patah bebas, bidang gabungan yaitu bidang gabungan antara lengkung dan bersudut. Sedangkan bidang maya yaitu bidang yang seolah meliuk, bentuk bidang seolah

miring membentuk perspektif, bidang seolah melintir, dan lain-lain (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:117).

4. Warna

Warna merupakan getaran/gelombang yang diterima indera penglihatan. Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian pengalaman indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat dilihat dari panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata

commit to user

merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Secara subjektif atau psikologis penampilan warna dikategorikan ke dalam hue (rona warna atau corak warna), value (kualitas terang-gelap warna, atau tua-muda warna), chroma (intensitas/kekuatan warna yang murni-kotor warna, cemerlang-suram warna, atau cerah-redup warna).

Sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan, warna merupakan pantulan cahaya dari sesuatu yang disebut pigmen atau warna bahan yang lazimnya terdapat pada benda-benda, misalnya cat, rambut, batu, daun, tekstil, kulit, dan lain-lain. Warna menjadi terlihat dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan memantulkan cahaya ke mata (retina) yang kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai warna tertentu manakala pemilik otak tersebut tidak buta warna.

Terdapat lima klasifikasi warna,yaitu warna primer (warna pokok, dapat digunakan sebagai bahan pokok pencampuran untuk memperoleh warna-warna lain), warna sekunder (hasil pencampuran dua warna primer), warna intermediate (warna perantara, warna yang ada diantara warna primer dan sekunder dalam lingkaran warna), warna tersier (hasil pencampuran dua warna sekunder), warna kuarter (hasil pencampuran dua warna tersier) (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:13-32).

5. Value

Value adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah ligtness atau keterang-an warna. Value

commit to user

merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:61).

6. Tekstur

Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu pemukaan atau raut. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos, bermotif/bercorak, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya. Secara sederhana tekstur dapat dikelompokkan ke dalam tekstur nyata dan tekstur semu.

Tekstur nyata adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indera peraba, artinya dilihat tampak kasar, diraba pun kasar. Sedangkan tekstur semu adalah tekstur yang dirasakan lewat indera penglihatan, artinya tekstur yang terlihat kasar jika diraba ternyata bisa halus. Namun tekstur semu dapat pula bersifat nyata di mana dilihat kasar diraba pun kasar (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:137).

J. Prinsip-Prinsip Dasar Seni dan Desain

Dokumen terkait