• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas di TK

BAB II KAJIAN TEOR

6. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas di TK

Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal serta (2) keterampilan yang berkaitan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal (E. Mulyasa, 2006: 91). Pendapat yang sama disampaikan oleh Djauhar Sidiq, dkk. (2006: 54) dan Moh. Uzer Usman (2011: 98-100) bahwa komponen keterampilan pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal serta (2) keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen keterampilan pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal serta keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

a. Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi enam keterampilan yaitu: (1) menunjukkan sikap tanggap, (2) memberi perhatian, (3) memusatkan perhatian, (4) memusatkan perhatian kelompok, (5) memberikan petunjuk yang jelas, dan (6) menegur.

48

Keterampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal sebagai berikut:

1) Menunjukkan sikap tanggap

Tanggap merupakan tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan anak dalam tugas-tugas di kelas. Melalui

perbuatan sikap tanggap tersebut, anak akan merasa bahwa “guru hadir bersama dengan mereka” dan “tau apa yang mereka perbuat” (Withitness). Menurut Moh. Uzer Usman (2011: 98-99) kesan tersebut dapat ditunjukkan dengan cara sebagai berikut:

- Memandang kelas secara seksama: memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandangan serta interaksi antar pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untukbercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan. - Gerak mendekati: gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau

individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau memberi kritikan dan hubungan.

- Memberikan pernyataan: pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah dihindari hal-hal yang menunjukkan dominasi guru, misalnya dengan komentas atau pernyataan yang mengandung ancaman.

- Memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan anak. Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan, guru dapat memberikan reaksi dalam bentuk teguran. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.

2) Membagi perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Menurut

49

Novan Ardy Wiyani (2013: 93) membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara:

- Visual: mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok anak atau seorang anak secara individual.

- Verbal: guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang anak sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.

3) Memusatkan perhatian kelompok

Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 151-155) hal tersebut dapat dilaksanakan dengan cara berikut:

- Memberi tanda: dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topic, dengan memilih anak didik secara random untuk meresponnya.

- Pertanggungjawaban: setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadap kegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada anak untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.

- Pengarahan dan petunjuk jelas: pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahsa dan tujuan yang jelas.

- Penghentian: apabila terjadi gangguan tingkah laku anak, guru dapat menghentikan gangguan tersebut secara verbal. Cara lainnya adalah guru dan anak membuat persetujuan mengenai prosedur dan aturan yang merupakan bagian dari pelaksanaan rutin proses belajar mengajar, sehingga menghentikan gangguan dengan peringatan.

- Penguatan: penggunaan penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau yang tidak melakukan tugas. Penggunaan penguatan positif digunakan ketika anak telah menghentikan gangguan atau ketika anak tidak mengganggu.

- Kelancaran (smoothness): kelancaran anak dalam belajar adalah indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajarn yang diberikan di kelas.

50

- Kecepatan (pacing): terdapat dua kesalahan kecepatan yang harus dihindari apabila kecepatan yang tepat mau dipertahankan yaitu bertele- tele dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu.

4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri anak. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.

5) Menegur

Apabila terjadi tingkah laku anak yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaknya guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif adalah yang memenuhi syarat menurut pendapat Moh Uzer Usman (2011: 99) yaitu:

- Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.

- Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.

- Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan. 6) Memberi penguatan

Pemberian penguatan dapat dilakukan kepada anak yang suka mengganggu kemudian jika pada suatu saat anak tertangkap melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan

51

demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.

b. Pengembalian Kondisi Belajar yang Optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan anak yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Bukanlah kesalahan profesional guru apabila guru tidak dapat menangani setiap problem siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut antara lain:

1) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. Modifikasi tingkah laku dapat dilakukan dengan (a) mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan, (b) meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan, dan (c) mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. 2) Pengelolaan Kelompok: pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat

dikerjakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah- masalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelompok dapat dilakukan dengan cara (a) peningkatan kerjasama dan keterlibatan, serta (b) menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.

52

3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya. Seperangkat cara yang dapat dikerjakan menurut Marshall (J. J. Hasibuan & Moedjiono, 2012: 85) antara lain: (a) pengabaian yang direncanakan, (b) campur tangan dengan isyarat, (c) mengawasi dari dekat, (d) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negatif, (e) mengungkapkan perasaan siswa, (f) memindahkan masalah yang bersifat mengganggu, (g) menyusun kembali rencana belajar, (h) menghilangkan ketegangan dengan humor, (i) memindahkan penyebab gangguan, (j) pengekangan fisik, dan (k) pengasingan.

Dokumen terkait