• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen-Komponen Utama Sistem Distribusi  Gardu Induk Distribusi

Dalam dokumen Laporan Akhir MP RSUD Saumlaki (Halaman 130-134)

Gardu Induk (GI) Distribusi merupakan komponen utama sistem distribusi yang berfungsi sebagai catu daya, yang didalamnya terdapat peralatan-peralatan utama sistem tenaga listrik.

Saluran Distribusi Primer

Saluran distribusi primer merupakan media untuk menyalurkan daya listrik dari Gardu Induk Distribusi ke gardu-gardu distribusi (GD) yang tersebar sepanjang jaringan. Saluran distribusi ini beroperasi pada tegangan menengah. Dikenal dua macam saluran, yakni saluran kabel tanah yang ditanam dibawah permukaan tanah dan saluran udara tegangan menengah yang dipasang diatas tiang-tiang saluran (besi, beton, atau kayu).

Gardu Distribusi

Gardu distribusi berfungsi menurunkan tegangan menengah dari saluran distribusi primer menjadi tegangan rendah sebelum didistribusikan lebih lanjut ke pelanggan melalui saluran distribusi sekunder.

Saluran Distribusi Sekunder

Sistem distribusi sekunder merupakan tahap paling akhir dari sistem penyaluran tenaga listrik. Saluran distribusi sekunder atau disebut juga jaringan tegangan rendah (JTR) berfungsi menyalurkan energi listrik tegangan rendah (TR) dari gardu-gardu distribusi kepada para pelanggan. Sebagai saluran biasanya digunakan media hantaran udara yang direntangkan di atas tiang-tiang saluran tegangan rendah.

Key Point

Untuk memperbaiki keandalan dan keluwesan oprasi pada sistem radial terutama yang menggunakan media saluran udara, maka antara penyulang

(feeder) satu sama lain dipertemukan pada titik-titik terutama yang dinamakan key point, sehingga membentuk suatu hubungan interkoneksi.

Beban

Dalam sistem tenaga listrik beban merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Beban diderfinisikan sebagai unsur dalam sistem yang menyerap energi dari sumber tenaga listrik. Oleh karena itu penentuan besar beban sangat penting sebagai dasar dalam merencanakan suatu sistem tenaga listrik, dan menentukan kapasitas pembangkit, transformator daya, saluran, alat pemutus tenaga, serta peralatan-peralatan lain yang mendukung sistem, sehingga diperoleh suatu sistem distribusi tenaga listrik yang aman, andal dan ekonomis dengan mutu tegangan yang baik dan dalam batas frekuensi yang diijinkan.

Klasifikasi Beban

Secara umum beban listrik dibagi atas tiga kelompok : 1) Beban Domestik

Merupakan kelompok beban, sebagian besar bebannya terdistribusi pada daerah pemukiman penduduk. Jenis beban domestik terdiri dari peralatan rumah tangga seperti lampu penerangan, lemari pendingin, alat pemanas (setrika, kompor) listrik, pesawat TV, radio, mesin cuci, dan lain-lain. 2) Beban Komersil

Merupakan kelompok beban, sebagian besar bebannya terdistribusi pada daerah pusat perkantoran, pusat pemerintahan, perdagangan, hotel, dsb. Jenis beban pada kelompok ini antara lain terdiri dari lampu penerangan, air conditioning, dll.

3) Beban industri

Merupakan kelompok beban bagian terbesar beban-bebannya tersebar pada daerah atau kawasan tertentu yang jauh dari pemukiman penduduk, agar limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan pemukiman. Rencana jaringan listrik di kawasan perencanaan mengikuti pola yang sudah ada di mana pemasangannya direncanakan di bawah tanah. Hal ini didasarkan atas pertimbangan segi keamanan dan keteraturan, sehingga tidak akan terjadi kesemerawutan yang diakibatkan oleh jaringan listrik tersebut.

Kebutuhan Rumah Sakit diperkirakan sebesar 400 KVA. Sesuai dengan pedoman dan persyaratan instalsi listrik di Rumah Sakit, maka satu daya utama listrik tegangan menengah 20 KV serta fasilitas transformer 2 x 1000 kVa sesuai dengan kebutuhan daya listrik yang diperkirakan sebesar 1600 kVa. Catu daya cadangan

sebagai bagian dari sistem emergency menggunakan Genset kapasitas 2 x 1000 kVa (maksimum) dan harus dilengkapi dengan AMF dan ATS.

Beberapa kondisi persyaratan sistem kelistrikan yang dikembangkan yaitu:

 UPS dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan melayani Sentral bedah dan UGD.

 Sistem grounding yang baik, termasuk pemisahan grounding listrik dengan sistem grounding peralatan medik.

 Emergency lighting pada ruang tertentu termasuk pada jalur darurat kebakaran.

Sistem penerangan ruang (type armature) direncanakan sebagai berikut:  Penerangan langsung dengan kuat cahaya 250–500 lux (istirahat/tidur)

 Penerangan langsung dengan kuat cahaya 500–750 lux (bekerja/ periksa/ tindakan)

 Penerangan langsung dengan kuat cahaya 750–1000 lux (bedah, laboratorium) Dengan kategori diatas, ditetapkan penerangan setiap ruang sesuai fungsi dan sifat kegiatan. Transformer Panel Utama Genset dengan AMF/ATS Panel Distribusi UPS Sentral Bedah

5.6 TELEKOMUNIKASI

Rencana jaringan telepon di kawasan perencanaan untuk masa yang akan datang, dalam pemasangannya sama halnya dengan jaringan listrik, yaitu terpasang di bawah tanah. Untuk menunjang kecepatan pelayanan maka sistem Telekomunikasi di rumah sakit dilengkapi sesuai jenis kebutuhannya yaitu:

 Telepon dengan hunting system

 Public Address (PA) dengan sound system (tata suara) terpusat.  Nurse call perzona (modul layanan) nurse station di ruang perawatan.

Selain itu perlu disediakan pula telepon-telepon umum atau wartel bagi pengunjung untuk memudahkan komunikasi.

5.7 RENCANA PERSAMPAHAN

Adapun prosedur pembuangan sampah di kawasan perencanaaan adalah sebagai berikut:

 Penyediaan bak/tong sampah di setiap ruang dan tempat terbuka di dalam banguann dan lingkungan rumah sakit.

 Pengambilan sampah dari bak-bak sampah yang tersedia oleh petugas kebersihan dengan menggunakan gerobak atau alat pengangkut tertutup lainnya yang selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan sementara (TPS).

 Pengangkutan sampah dengan menggunakan truck container sampah dari TPS ke tempat pembuangan akhir (TPA).

5.8 RENCANA LOKASI HIDRAN DAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Lokasi hidran diletakan di jalan utama di depan kawasan rumah sakit, yaitu pada jaringan jalan yang dilalui oleh saluran primer air bersih. Sedangkan di dalam kawasan direncanakan menggunakan instalasi pemadam kebakaran atau mengunakan alat

Telepon Hunting

PSWT PSWT

Sentral Sound System

pemadam kebakaran yang berupa tabung pemadam kebakaran atau kotak hidran yang juga dihubungkan dengan saluran air bersih.

Keselamatan pasien, petugas dan seluruh pengguna-penghuni rumah sakit dari ancaman kebakaran merupakan persyaratan mutlak yang harus diprioritaskan dalam fasilitas bangunan. Program proteksi dibagi atas:

1. Sistem dan Peralatan

a. Fire alarm (smoke dan heat detector, break glass dan bell alarm) b. Fire fighting (extinghuiser, splinker dan hydrant)

c. Fire escape (ruang transfer dan tabung tangga landai bebas asap/api, chute) 2. Prosedur dan Proses Kegiatan

a. Pembunyian bel tanda bahaya dari lokasi api oleh yang melihat kebakaran pertama kali atau otomatis berbunyi melalui detector.

b.

Peralatan otomatis bekerja (splinker, pompa-pompa, pressurized fan / di

vestibule)

c.

Petugas dan staf (nurse) per lantai melakukan evakuasi seluruh pasien

Dalam dokumen Laporan Akhir MP RSUD Saumlaki (Halaman 130-134)

Dokumen terkait