• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir MP RSUD Saumlaki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir MP RSUD Saumlaki"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan

Akhir ini. Laporan ini merupakan tahapan akhir dari seluruh kegiatan “Penyusunan

Master Plan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. P.P. Magretti Saumlaki” yang

merupakan kerja sama antara RSUD P.P. Magretti dengan Konsultan PT. Arenco

Binatama.

Laporan Akhir ini berisikan uraian Bab Pendahuluan, Kecenderungan Eksternal,

Gambaran Umum dan Kecenderungan Internal, Master Porgram dan Program Fungsi,

Rencana Konsep Utilitas, dan Rencana Penyediaan dan Pengadaan RSUD Dr. P.P.

Magretti Saumlaki dalam 10 tahun ke depan.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan

Laporan Akhir ini, kami sampaikan terima kasih.

Bandung, Agustus 2015

(3)

Uraian

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii BAB 1 PENDAHULUAN ... I - 1 1.1 Latar Belakang ... I - 1 1.2 Tujuan ... I - 2 1.3 Sasaran ... I - 3 1.4 Ruang Lingkup ... I - 3 1.5 Metodologi Penyusunan Master Plan... I - 4 BAB 2 KECENDERUNGAN EKSTERNAL ... II - 1 2.1 Kebijakan ... II - 1 2.2 Geografis ... II - 2 2.2.1 Letak Geografis ... II - 2 2.2.2 Kondisi Fisik ... II - 7 2.3 Kondisi Kependudukan ... II - 11 2.3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk ... II - 22 2.4 Sosial Ekonomi dan Pendidikan ... II - 23 2.4.1 Kondisi Perekonomian ... II - 23 2.4.1.1 PDRB ... II - 23 2.4.1.2 Potensi Perekonomian ... II - 25 2.4.2 Tenaga Kerja ... II - 31 2.4.3 Sarana ... II - 31 2.4.3.1 Sarana Peribadatan ... II - 32 2.4.3.2 Sarana Perdagangan Dan Jasa ... II - 32 2.4.3.3 Sarana Pendidikan ... II - 33

(4)

2.4.5 Ketenagakerjaan Kesehatan dan Sarana Kesehatan ... II - 37 2.4.5.1 Ketenagakerjaan Kesehatan ... II - 37 2.4.6 Sarana/Utilitas Perkotaan dan Transportasi ... II - 39 2.4.6.1 Sarana/Utilitas Perkotaan ... II - 39 2.4.6.2 Sistem Transportasi ... II - 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KECENDERUNGAN INTERNAL ... III - 1 3.1 Kondisi RSUD DR.P.P.Magretti Saumlaki Eksisting ... III - 1 3.1.1 Sejarah ... III - 1 3.1.2 Moto, Visi dan Misi ... III - 1 3.1.3 Kondisi Fisik ... III - 2 3.1.4 Jenis Layanan RSUD Dr.P.P.Magretti Saumlaki Eksisting . III - 7 3.2 Analisa Lokasi ... III - 9 3.2.1 Analisa Orientasi Matahari dan Bangunan ... III - 9 3.2.2 Analisa Kebisingan ... III - 11 3.2.3 Analisa Arah Pengembangan ... III - 13 3.2.4 Analisa Bentuk Pengembangan ... III - 13 3.2.5 Analisa Kinerja ... III - 14 3.2.6 Analisis Rasio Keuangan ... III - 20 3.2.7 Analisis Kemandirian Daerah... III - 21 3.2.8 Analisis Efektifitas ... III - 21 3.2.9 Analisis Aktifitas ... III - 22 3.3 SDM Dan Organisasi... III - 24 3.4 Kecenderungan Internal ... III - 26 BAB 4 MASTER PROGRAM DAN PROGRAM FUNGSI ... IV - 1 4.1 Kebutuhan Fasilitas RSUD dr P.P Magretti Saumlaki ... IV - 1 4.1.1 Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit ... IV - 1 4.1.2 Kebutuhan Kebutuhan Tempat Tidur ... IV - 6 4.1.3 Kebutuhan Fasilitas Perparkiran ... IV - 8 4.1.4 Kebutuhan Peralatan RSUD DR P.P Magretti Saumlaki ... IV - 9 4.2 Kebutuhan Sumber Daya Manusia RSUD DR P.P Magretti

(5)

4.3.3 Pola Sirkulasi Rawat Jalan ... IV - 25 4.3.4 Pola Sirkulasi Instalasi Bedah Central ... IV - 26 4.3.5 Pola Sirkulasi Instalasi Farmasi ... IV - 27 4.3.6 Pola Sirkulasi Ruang Sterilisasi... IV - 27 4.3.7 Pola Sirkulasi Instalasi Radiologi ... IV - 28 4.3.8 Pola Sirkulasi Instalasi Laboratorium ... IV - 29 4.3.9 Pola Sirkulasi Instalasi Administrasi dan Rekam Medik ... IV - 30 4.3.10 Pola Sirkulasi Dapur/Instalasi Gizi ... IV - 30 4.3.11 Pola Sirkulasi Ruang Cuci/ Laundry ... IV - 31 4.3.12 Pola Sirkulasi Instalasi Bengkel (Work Shop) ... IV - 32 4.3.13 Sirkulasi Kendaraan Pasien, Pengunjung/Petugas, Service .. IV - 32 4.3.14 Sirkulasi Pejalan Kaki ... IV - 32 4.4 Arahan Strategi Operasional RSUD DR P.P Magretti Saumlaki ... IV - 33 BAB 5 RENCANA KONSEP UTILITAS ... V - 1 5.1 Sistem Air Bersih ... V - 1

5.1.1 Rencana Kebutuhan Air Bersih RSUD DR. P.P Magretti

Saumlaki ... V - 5 5.2 Sistem Drainase ... V - 6 5.3 Sistem Air Kotor ... V - 7 5.4 Pengelolaan Air Limbah... V - 8 5.4.1 On Site System ... V - 9 5.5 Jaringan Listrik ... V - 13 5.6 Telekomunikasi... V - 17 5.7 Rencana Persampahan ... V - 17 5.8 Rencana Lokasi Hidran dan Alat Pemadam Kebakaran ... V - 17 5.9 Konsep Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan... V - 18 BAB 6 RENCANA PENYEDIAAN DAN PENGADAAN RUMAH SAKIT

RSUD P.P. MAGRETTI SAUMLAKI ... VI - 1 6.1 Rencana Pentahapan Penyediaan Fisik Rumah Sakit ... VI - 1

6.1.1 Pola Aktifitas dan Pola Sirkulasi RSUD DR.P.P. Magretti

Saumlaki ... VI - 2 6.1.1.1 Pola Aktifitas ... VI - 2 6.1.1.2 Pola Sirkulasi ... VI - 3 6.1.2 Hubungan Fungsional RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 4 6.1.3 Pengelompokan Ruang Menurut Sifat, Fungsi Dan

(6)

6.2 Rencana Pentahapan Sumber Daya Manusia ... VI - 25 6.3 Rencana Pentahapan Penyediaan Pembiayaan Pembangunan

Rumah Sakit ... VI - 26 6.3.1 Tahap Pra Proyek ... VI - 26 6.3.2 Tahap Pembangunan ... VI - 26 6.3.3 Tahap Pra Operasional... VI - 26 6.3.4 Tahap Operasional... VI - 26 6.4 Rencana Pentahapan Penyediaan Fasilitas Prasarana dan Sarana

(Peralatan) Rumah Sakit ... VI - 27 6.5 Rekomendasi Masterplan Pengembangan dan Optimalisasi RSUD

(7)

DAFTAR TABEL

Uraian

Halaman

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat ... II - 3 Tabel 2.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk1990,

2000, dan 2010 di Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 12

Tabel 2.3 Kepadatan penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten maluku Tenggara Barat Tahun 1990, 2000, dan 2010 .. II - 12

Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Menurut Kecamatan Hasil Sensus Tahun 1990, 2000, Dan 2010 ... II - 12 Tabel 2.5 Jumlah, Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara

Barat Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... II - 13

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Usia Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... II - 14

Tabel 2.7 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat Tahun 2011-2013 ... II - 16 Tabel 2.8 Skenario Pesimistis Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Maluku Tenggara Barat ... II - 17 Tabel 2.9 Skenario Optimistis Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Maluku Tenggara ... II - 20 Tabel 2.10 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah) ... II - 23 Tabel 2.11 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah) ... II - 24

Tabel 2.12 Produksi Dan Nilai Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan Di

Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 ... II - 24 Tabel 2.13 Rekapitulasi Produksi Perikanan Rumput Laut Kabupaten

Maluku Tenggara Barat Tahun 2014 ... II - 25 Tabel 2.14 Produksi Kayu Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat Tahun 2013 (M2)... II - 26 Tabel 2.15 Populasi Ternak Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat Tahun 2013 ... II - 27 Tabel 2.16 Populasi Unggas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat Tahun 2013 ... II - 27 Tabel 2.17 Banyaknya Pelaku Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Menurut

(8)

Tabel 2.19 Produksi Bahan Galian C Menurut Kecamatan Di Kabupaten

Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 (M3) ... II - 29 Tabel 2.20 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Sektor Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat Tahun 2013 ... II - 29 Tabel 2.21 Jumlah Sarana Peribadatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2013 ... II - 30 Tabel 2.22 Jumlah Sarana Perdagangan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2013 ... II - 31 Tabel 2.23 Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2013 ... II - 32 Tabel 2.24 Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat, 2013 ... II - 34 Tabel 2.25 Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2013 ... II - 35 Tabel 2.26 Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Tahun 2013 ... II - 36 Tabel 2.27 Tenaga Listrik yang Diusahakan Oleh Pt Pln Pada Ranting/Sub

Ranting Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012 ... II - 36

Tabel 2.28 Banyaknya Pelanggan Pdam Menurut Jenis Konsumen Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2013 ... II - 37

Tabel 3 .1 Indikator Kinerja RS ... III - 8 Tabel 3 .2 Posisi Keuangan RSUD Dr. P.P Magretti Tahun 2014 ... III - 22 Tabel 4.1 Kebutuhan TT Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... IV - 7

Tabel 4.2 Rencana Jumlah Tempat Tidur Ruang Rawat Inap di RSUD P.P. Magretti Saumlaki ... IV - 7

Tabel 4.3 Standar Kebutuhan Parkir Pengunjung Rawat Inap: ... IV - 9 Tabel 4.4 Daftar Peralatan yang Diperlukan ... IV - 10 Tabel 4.5 Kebutuhan SDM RSUD DR P.P Magretti Saumlaki ... IV - 20 Tabel 4.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit RSUD DR P.P Magretti

Saumlaki... IV - 21 Tabel 6.1 Luas Bangunan RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 9 Tabel 6.2 Pentahapan Pembangunan Fisik RSUD DR. P.P. Magretti

Saumlaki... VI - 16 Tabel 6.3 Outline Spesifikasi Teknis Material Interior RSUD DR.P.P.

Magretti Saumlaki ... VI - 18 Tabel 6.4 Outline Spesifikasi Teknis Material Eksterior RSUD DR.P.P.

(9)

DR.P.P.Magretti Saumlaki ... VI - 27

TABEL 6. 1 : LUAS BANGUNAN RSUD DR.P.P. MAGRETTI SAUMLAKI 9

TABEL 6. 2 : PENTAHAPAN PEMBANGUNAN FISIK RSUD DR. P.P. MAGRETTI SAUMLAKI 16

TABEL 6. 3 : OUTLINE SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL INTERIOR RSUD DR.P.P.

MAGRETTI SAUMLAKI 18

TABEL 6. 4 : OUTLINE SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL EKSTERIOR RSUD DR.P.P.

MAGRETTI SAUMLAKI 24

TABEL 6. 5 : PENTAHAPAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR 25 TABEL 6. 6 : PENTAHAPAN SUMBER DAYA MANUSIA 25

TABEL 6. 7 : REKAPITULASI DAN PRAKIRAAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN RSUD DR.P.P.MAGRETTI SAUMLAKI 27

(10)

Uraian

Halaman

Gambar 1.1 Sistematika Penyusunan Masterplan RSUD Dr. P.P. Magretti

Saumlaki... I - 5 Gambar 2.1 Letak Geografi ... II - 5 Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 8 Gambar 2.3 Peta Topografi Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 9 Gambar 2.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun

2011-2013 ... II - 13

Gambar 2.5 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Usia Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... II - 14

Gambar 2.6 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... II - 15 Gambar 2.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(Skenario Pesimis) Tahun 2014 -2023 ... II - 17 Gambar 2.8 Skanario Moderat Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Maluku Tenggara Barat ... II - 18 Gambar 2.9 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(Skenario Moderat) Tahun 2014 -2023 ... II - 19 Gambar 2.10 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(Skenario Optimis) Tahun 2014 -2023... II - 20 Gambar 2.11 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014-2023 ... II - 22 Gambar 2.12 Angka Partisipasi Sekolah Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 32 Gambar 2.13 Banyaknya Kelahiran Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat... II - 33 Gambar 2.14 Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat, 2013 ... II - 34 Gambar 2.15 Peta Jaringan Jalan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 39 Gambar 2.16 Peta Sistem Transportasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat ... II - 40 Gambar 3.1 Lokasi Bangunan RSUD Dr.P.P.Magretti Saumlaki ... III - 3 Gambar 3.2 Kondisi Fisik Bangunan RSUD Dr. P.P. Magretti Saumlaki

Eksisting ... III - 4 Gambar 3.3 Analisa Orientasi Matahari dan Bangunan... III - 10 Gambar 3.4 Analisa Kebisingan ... III - 11

(11)

Gambar 3.7 Distribusi Kunjungan Pasien Menurut Pelayanan di RSUD DR. P.P

Magretti Tahun 2014 ... III - 15 Gambar 3.8 Distribusi Kunjungan Pasien Menurut Kepesertaan di RSUD DR.

P.P Magretti Tahun 2014 ... III - 15 Gambar 3.9 Kasus Kematian di RSUD DR. P.P Magretti Tahun 2014 ... III - 16 Gambar 3.10 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap di RSUD DR. P.P Magretti

Tahun 2014 ... III - 16 Gambar 3.11 Sepuluh Besar Penyakit Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD

DR. P.P Magretti Tahun 2014 ... III - 17 Gambar 3.12 Struktur Organisasi RSUD Dr.P.P.Magretti Saumlaki Eksisting ... III - 25 Gambar 4.1 Pola Sirkulasi Unit Gawat Darurat ... IV - 24 Gambar 4.2 Pola Sirkulasi Ruang Perawatan ... IV - 25 Gambar 4.3 Pola Sirkulasi Rawat Jalan ... IV - 26 Gambar 4.4 Pola Sirkulasi Instalasi Bedah Central ... IV - 27 Gambar 4.5 Pola Sirkulasi Instalasi Farmasi ... IV - 27 Gambar 4.6 Pola Sirkulasi Ruang Sterilisasi ... IV - 28 Gambar 4.7 Pola Sirkulasi Instalasi Radiologi ... IV - 29 Gambar 4.8 Pola Sirkulasi Instalasi Laboratorium ... IV - 29 Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Instalasi Administrasi dan Rekam Medik ... IV - 30 Gambar 4.10 Pola Sirkulasi Dapur/Instalasi Gizi ... IV - 31 Gambar 4.11 Pola Sirkulasi Ruang Cuci/ Laundry ... IV - 31 Gambar 4.12 Pola Sirkulasi Instalasi Bengkel (Work Shop) ... IV - 32

Gambar 5.1 Rencana Sistem Pembuangan Limbah Cair RSUD DR. P.P Magretti Saumlaki ... V - 11

Gambar 5.2 Rencana Sistem Pengolahan Limbah Padat RSUD DR. P.P

Magretti Saumlaki ... V - 12 Gambar 6.1 Konsep Pengelompokkan Berdasarkan Fungsi RSUD dr.P.P.

Magretti Saumlaki ... VI - 6 Gambar 6.2 Konsep Pengelompokkan Berdasarkan Sifat RSUD dr.P.P.

Magretti Saumlaki ... VI - 7 Gambar 6.3 Konsep Hubungan Antar Fungsi RSUD dr.P.P. Magretti Saumlaki . VI - 8 Gambar 6.4 Skematik Zoning RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 10 Gambar 6.5 Blok Plan RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 11 Gambar 6.6 Aksesibilitas RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 12 Gambar 6.7 Perspektif RSUD DR.P.P. Magretti Saumlaki ... VI - 13

(12)

Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. P.P. Magretti - Saumlaki

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mengemban misi untuk mencapai tujuan pembangunan. Misi rumah sakit dikatakan berhasil dengan baik seandainya rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang bermutu dengan berusaha meningkatkan mutu pelayanan secara intensif dan berkesinambungan serta ditunjang oleh kelengkapan prasarana dan sarana yang memadai. Rumah Sakit akan melayani kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat baik pelayanan secara umum maupun pelayanan spesialis.

Rencana pengembangan Rumah Sakit Dr. P.P. Margretti Saumlaki ini dilatar belakangi oleh 3 hal yaitu :

1. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka persyaratan umum tentang Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

a. Tugas Rumah Sakit

Memberikan Pelayanan Kesehatan Perorangan secara Paripurna. b. Fungsi Rumah Sakit

1) Penyelenggaraan Pelayanan Pengobatan dan Pemulihan Kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit

2) Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan Perorangan melalui Pelayanan Kesehatan yang Paripurna dengan tingkat sesuai Kebutuhan Medis

3) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia dalam rangka Peningkatan Kemampuan dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan serta Penapisan Teknologi Bidang Kesehatan dalam rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan Memperhatikan Etika Ilmu Pengetahuan Bidang Kesehatan

Pendahuluan

Bab

(13)

2. Perkembangan Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam hal ini Kecamatan Rupat seiring pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kegiatan kota dan perkembangan layanan kesehatan maka Rumah Sakit ini berencana untuk memberikan layanan kesehatan serta menjangkau pangsa pasar berdasarkan segmentasi yang ada.

3. Meningkatnya permintaan dan kebutuhan layanan kesehatan yang terjadi di puskesmas yang ada di sekitar Wilayah Jangkauan yaitu puskesmas disejitarnya, sehingga kondisi ini menjadi pertimbangan untuk perkembangan Rumah Sakit ini sebagai pusat rujukan puskesmas-puskesmas serta layanan kesehatan lainnya dengan melihat proyeksi kondisi tahun mendatang, sehingga Rumah Sakit Baru dapat mempersiapkan pelayanan kesehatan Rumah Sakit kedepannya.

Untuk melakukan pembangunan suatu Rumah Sakit akan dilakukan proses awal berupa perumusan konsep pengembangan guna mengetahui jenis layanan kesehatan. Setelah itu dilanjutkan dengan kajian Rencana Induk/Master Plan yang menggambarkan rencana pembangunan dan pengembangannya serta pentahapanya dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan. Pekerjaan Penyusunan Masterplan/ Rencana Induk ini adalah salah satu bagian pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan yang dilakukan oleh Konsultan terhadap kondisi potensi yang ada. Dengan adanya Masterplan/ Rencana Induk ini diharapkan pihak pemilik melalui pengelola dapat menjalankan rencana pengembangan dan pengadaan prasarana dan sarana Fisik dan Non fisik sesuai dengan tahapan kebutuhan dan rencana pengembangannya secara berkesinambungan dan tertata dengan baik. 1.2 TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

 Tersusunnya Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan pembangunan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki.

 Mendapatkan pemanfaatan ruang kawasan yang serasi dan seimbang dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan dan pengembangan kota dengan memperhatikan keserasian lingkungan hidup.  Tersedianya rencana pengembangan kawasan yang dapat berfungsi sebagai

wadah keterpaduan bagi kepentingan semua pihak. B. TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus dari RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki adalah untuk melaksanakan fungsi sepenuhnya sebagai rumah sakit dengan tersusunnya tahapan-tahapan pengadaan baik sumber daya manusia, pembiayaan, dan fisik bangunan yang diharapkan menjadi suatu perencanaan yang berkesinambungan berupa Master Plan/ Rencana Induk pengembangan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki

(14)

1.3 SASARAN

Sasaran yang akan dicapai dalam pekerjaan ini adalah :

 Dapat memperlancar pelaksanaan rencana dan pembangunan prasarana dan sarana RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki serta tertatanya rencana peruntukkan lahan di sekitar kawasan rumah sakit.

 Terciptanya kondisi wilayah sekitar RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki yang mendukung kelancaran aktivitas rumah sakit.

1.4 RUANG LINGKUP A. LINGKUP PEKERJAAN

Dalam penyusunan Masterplan/Rencana Induk pengembangan Rumah Sakit perlu dilakukan lingkup-lingkup pekerjaan berupa kajian yang terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Kajian eksternal meliputi hubungan keterkaitan antara kawasan perencanaan (site/lahan) dengan kawasan sekitarnya dalam skala pengembangan Kota serta proyeksi perkembangan penduduk Kota serta perkembangan Kota di masa mendatang sebagai pertimbangan terhadap Kesiapan Rumah Sakit untuk menghadapi perkembangan dimasa mendatang, terutama dalam hal persiapan prasarana dan sarana rumah sakit .

b. Kajian Internal dikhususkan pada kajian site/lahan secara khusus meliputi unsur-unsur dalam site/lahan (lingkungan dalam RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki saat ini sebagai indikator RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki) dalam memenuhi kebutuhan yang ada sehingga diketahui kecenderungan yang dapat dijadikan gambaran dalam penyusunan rencana Pengembangannya berupa Block Plan serta kebutuhan fasilitas dan pengembangan rumah sakit lainnya.

B. LINGKUP KEBIJAKAN

Kebijakan yang akan digunakan dalam penyusunan Masterplan pengembangan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki ini adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28 tentang Hak warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Keputusan Menteri Kesehatan No. 333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

c. Undang – undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. d. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

(15)

e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tanggal 1 Desember 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

f. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Kementerian Kesehatan RI. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan 2010/2011. g. Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan– Kementerian

Kesehatan RI Dit Jend Bina Upaya Kesehatan– Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Tahun 2011.

h. Pedoman Penyusunan Master Plan Rumah Sakit– Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Tahun 2012.

i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit.

j. Undang-undang No 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

Sesuai dengan lingkup pekerjaannya, konsultan akan melakukan Pekerjaan Penyusunan Master Plan / Rencana Induk pembangunan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki yang akan melaksanakan keseluruhan pekerjaan dengan melalui tahapan pekerjaan sesuai dengan kebutuhannya dalam mencapai sasarannya yaitu Tersusunnya, Master Plan/ Rencana Induk RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki.

1.5 METODOLOGI PENYUSUNAN MASTER PLAN

1. Tahap Persiapan, melakukan pengumpulan data baik eksternal maupun internal dari berbagai sumber untuk dilakukan kompilasi data terkait penyusunan Master plan pengembangan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki

2. Melakukan Analisa kondisi baik eksternal maupun internal berdasarkan kompilasi data dan berbagai informasi data yang dimiliki.

3. Perumusan kecenderungan eksternal dan internal Rumah Sakit sehingga didapat suatu informasi untuk rencana pembangunan dan pengembangannya di masa mendatang yang teridentifikasi dalam suatu Master Program Rumah Sakit. 4. Melakukan kajian Program fungsi berdasarkan Master Program dengan

merencanakan:

a. Program ruang berdasarkan aktivitas kerja. b. Hubungan fungsional.

c. Kebutuhan fasilitas Rumah Sakit. d. Kebutuhan tenaga

e. Kebutuhan pembiayaan

(16)

a. Kebutuhan luas ruangan berdasarkan program fungsi beban kerja. b. Pengelompokan ruangan berdasarkan fungsi menjadi Blok Bangunan. c. Penyusunan Blok Bangunan menjadi komposisi massa.

d. Konsep Arsitektur pembangunan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki dan Konsep Utilitas pembangunan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki.

6. Menyusun Master Plan/Rencana induk Rumah Sakit berupa rencana bangunan secara keseluruhan beserta pentahapannya, rencana pembangunan Rumah Sakit secara keseluruhan beserta rencana pentahapannya berupa aspek :

a. Fisik Bangunan b. Sumber Daya Manusia c. Sumber Daya Alat d. Pembiayaan

(17)

Penyusunan Master Plan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. P.P. Magretti - Saumlaki

Analisa kondisi eksternal RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki akan ditentukan terlebih dahulu Variabel eksternal. Variabel eksternal bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan faktor eksternal untuk masa mendatang dengan menetapkan terlebih dahulu faktor-faktor eksternal yang terkait dengan perkembangan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki dalam rangka pengembangan layanan dimasa mendatang dengan menetapkan variabel-variabelnya. Adapun variabel-variabel tersebut adalah variabel sebagai berikut: 1. Kebijakan

2. Geografi 3. Demografi

4. Sosial Ekonomi dan Pendidikan 5. Derajat Kesehatan

6. Sarana dan Ketenagakerjaan Kesehatan 7. Sarana/Utilitas Perkotaan dan Transportasi 2.1 KEBIJAKAN

Kebijakan yang akan digunakan dalam menyusun dokumen Master Plan RSUD Dr P.P Magretti Saumlaki ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28 tentang Hak warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

3. Pedoman Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Komisi Akreditasi RS dan Sarana Kesehatan Lainnya, Tahun 2004.

4. Undang – undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Kecenderungan Eksternal

Bab

(18)

5. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 6. UU No. 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran

7. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Kementerian Kesehatan RI. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan 2010/2011.

8. Persyaratan Teknis Ruang Perawatan Intensif RS dan Ruang Operasi RS. Yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan 2010.

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tanggal 1 Desember 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

10. Pedoman Teknis penyusunan Master Plan Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan– Kementerian Kesehatan RI Dit Jend Bina Upaya Kesehatan– Dit Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Tahun 2012.

11. Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit. 12. Undang – undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

UU No. 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran merupakan Tantangan yang apabila tidak di antisipasi bisa menjadi Ancaman bagi Pengembangan RS, karena pembatasan praktek dokter / dokter spesialis, namun secara segmen pasar layanan terhadap masyarakat, uu no 24 tahun 2011 tentang BPJS justru akan menjadi peluang terhadap pengembangan RSUD DR. P.P. MAGRETTI SAUMLAKI

2.2 GEOGRAFIS 2.2.1 Letak Geografis

Kabupaten Maluku Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2000 UU tentang Perubahan sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan salah satu dari 9 Kabupaten dan 2 Kota di propinsi Maluku. Secara geografis Kabupaten Maluku Tenggara Barat terletak antara 6o35’24” – 8o24’36” Lintang Selatan dan 130o37’47” – 132o4’12” Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah:

 Sebelah Utara : Laut Banda

 Sebelah Selatan : Laut Timur dan Lautan Arafura  Sebelah Barat : Kabupaten Maluku Barat Daya  Sebelah Timur : Laut Arafura

Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan wilayah gugus Pulau Tanimbar dengan luas 52.995,19 km, yang terdiri dari wilayah darat sebesar 10.102,92 km2 (19,06%) dan

(19)

luas wilayah laut sebesar 42.892,27 km2 (80,94%) secara administratif Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan, 75 Desa, 9 anak Desa/Dusun.

Tabel 2. 1 : Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

NO KECAMATAN DARAT (KM2) (KM2) LAUT WILAYAH LUAS (KM2) 1 Tanimbar Selatan 825,69 3.505,48 4.331,17 2 Wertamrian `.298,45 5.512,62 6.811,07 3 Wemaktian 2.941,16 12.486,79 15.427,95 4 Selaru 826,26 3.507,9 4.334,16 5 Tanimbar Utara 1.075,74 4.567,1 5.642,84 6 Yaru 79,42 337,2 416,62 7 Wuarlabobar*) 654,74 2.779,71 3.434,45 8 Nirunmas 1.468,3 6.233,7 7.702,00 9 Komomolin 933,16 3.961,77 4.894,93 10 Molu Maru - - - Jumlah 10.102,92 42.892,27 52.995,19

(20)
(21)
(22)

2.2.2 Kondisi Fisik

Kondisi fisik lingkungan Kabupaten Maluku Tenggara Barat diantaranya : 1. Topografi

Di utara Pulau Yamdena terdapat sederet pulau – pulau kecil. Deretan pulau-pulau tersebut terpisah oleh selat yang dangkal dengan kedalaman tidak lebih dari 20 m, sehingga apabila terjadi pasang surut terbentuk daratan kering yang luasnya bisa mencapai setengah kilometer dari tepi pantai Yamdena. Yamdena Utara umumnya datar dengan ketinggian kurang dari 50 m, sedang daerah perbukitan di bagian selatan tingginya melebihi 200 Meter.

Secara keseluruhan morfologi didaerah ini dapat dibedakan menjadi tiga satuan morfologi yaitu perbukitan, dataran rendah, dan teras/undak. Daerah perbukitan seperti yang terdapat di Pulau Labobar dengan puncak tertinggi mencapai lebih dari 300 m diatas permukaan laut. Di pulau Yamdena bagian tenggara terdapat perbukitan bergelombang dengan ketinggian mencapai 260 m. Dataran rendah mengikuti aliran sungai. Dataran rendah terpanjang terdapat di sepanjang sungai Ranarmoje. Undak batu gamping terdapat di sejumlah pulau kecil seperti Pulau Selaru, Larat, dan Fordata. Undak tersebut dibatasi lereng terjal tetapi puncaknya hampir datar dengan puncak tertinggi 104 m.

2. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di wilayah Kabupaten MalukuTenggara Barat sangat dipengaruhi oleh sirkulasi angin musim yang bergerak dari dan ke arah ekuator. Sehingga, pola iklim di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah pola ekuatorial yang dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat bimodal (dua puncak hujan) yaitu pada bulan Desember/Januari dan April/Mei.

Selama periode April – September sirkulasi udara didominasi oleh angin pasat tenggara atau angina timuran dari Australia yang dingin dan relatif kering sehingga kurang mendatangkan hujan, terutama pada bulan Juli, Agustus, dan September. Selama periode Oktober – Maret, angin pasat timur laut dari lautan pasifik dan Asia yang lembab dan panas bertiup secara dominan dan konvergen menuju ekuator dan berubah arah menjadi barat laut atau angina baratan menuju bagian selatan ekuator, diantaranya melewati laut Banda yang cukup luas. Angin tersebut banyak mengandung uap air yang tercurah sebagai hujan di wilayah Maluku Tenggara Barat. Curah hujan cukup tinggi pada bulan Desember, Januari, Februari dan Maret.

(23)
(24)

Gambar 2. 3 : Peta Topografi Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(25)

Jumlah curah hujan selama tahun 2013 sesuai data dari Stasiun Meteorologi Saumlaki adalah 2.369,8 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 447,0 mm. sedangkan jumlah hari hujan selama tahun 2013 adalah 198 hari, dengan hari hujan terbanyak pada bulan Juni yaitu sebanyak 26 hari.

Suhu rata-rata untuk tahun 2013 sesuai data dari Stasiun Meteorologi Saumlaki adalah 27,40 C dengan rata kelembaban udara relative 83%, tekanan udara rata-rata 1.010,9 milibar dan kecepatan angina rata-rata-rata-rata 6,3 knot.

Berdasarkan Peta Zona Agroklimat Propinsi Maluku (LTA-72, 1986) dan klasifikasi Oldeman (1980), gugus pulau Tanimbar termasuk dalam 3 zona agroklimat, yaitu : 

Zona II.3 : curahhujan tahunan 1500–1800 mm, tercakup dalam Zona D3

menurut Oldeman, dengan bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering 4–6 bulan.

Zona II.4 : curah hujan tahunan 1800–2100 mm, tercakup dalam Zona C3

menurut Oldeman, dengan bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 4 – 6 bulan.

Zona IV.1 : curah hujan tahunan 3000–4000 mm, tercakup dalam Zona A3

menurut Oldeman, dengan bulan basah lebih dari 9 bulan dan bulan kering

kurang dari 2 bulan.

3. Geologi

Menurut peta Geologi Indonesia [1965], Pulau/Kepulauan di Maluku Tenggara Barat terbentuk/tersusun dari berbagai formasi batuan. Formasi-formasi tersebut didominsi oleh berbagai macam batuan, seperti : batuan metamorf, sedimen klastik, terumbu karang, batuan beku dan sedimen aluvial.

Klasifikasi unsur Geologi sesuai kondisi eksisting wilayah Maluku Tenggara Barat yang mengacu kepada pusat penelitian geologi. Sesuai klasifikasi yang dibuat, Kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki beberapa jenis batuan, yaitu:

 Aluvium terdiri dari liat, debupasir, kerikil, lumpur dan gambut.

 Batu gamping koral, konglomerat, fosil foran, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung.

 Napal, napal pasiran, kalsiluti, lutitrijangan, dan konglomerat.  Berbagai macam bongkah asing dengan massa dasar lempung.  Batu gamping dengan sisipan napal dan serpih.

 Batu malihan berderajat rendah filit, batu sabak, arkesameta, grey wakemeta, batu pualam dan gesis.

(26)

 Batu gamping sisipan rijangan perulangan dari batu pasir, batu lanau dan batu lempung.

 Sekis, filit, batu pasir, batu gamping, dolomit, kalkarenit, serpih, napal, batu lanau dan konglomerat.

 Batu sabak, greywakemeta, arkosameta, batu gamping dan konglomerat. 4. Rawan Bencana

Berdasarkan kondisi struktur geologi, geomorfologi dan tektonik, maka potensi bencana yang terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah gempa bumi tsunami, kemudian disusul dengan tanah longsor di wilayah morfologi berbukit. Tanah longsor yang terjadi sampai saat ini belum menimbulkan kerugian yang cukup signifikan, ini karena lokasi tanah longsor terdapat di wilayah perbukitan yang cukup terjal dan merupakan hutan lindung.

5. Jenis Tanah

Jenis tanah menurut peta geografis Indonesia (1965) di wilayah Maluku Tenggara Barat tergambar sebagai berikut:

 Kepulauan Tanimbar terbentuk dari jenis tanah podzolik, alluvial, mediteran, brownforestsoil, kambisol dan glaiso.

 Keputusan Babar terbentuk dari jenis tanah renzina, lithosol, aleirol, mediteran dan brownforestsoil.

Pada dasarnya jenis tanah pada wilayah Maluku Tenggara Barat digolongkan atas tiga kelompok yaitu: (1). Tanah arsonal alluvial, (2). Interasional rensina, mediteran dan (3). Zona padzolik merah kuning.

2.3 KONDISI KEPENDUDUKAN

Sumber Utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah dilaksanakan sebanyak enam kali sejak Indonesia merdeka, dan yang terakhir adalah Sensus Penduduk Tahun 2010. jumlah penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1990, 2000, dan 2010; dimana pada tahun 1990 penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat 73.000 jiwa, tahun 2000 adalah 85.014 jiwa, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 105.341 jiwa. Perkembangan Kepadatan Penduduk, yaitu pada tahun 1990 sebanyak 7,2 orang per km2, tahun 2000 adalah 8,4 orang per km2 dan tahun 2010 sebanyak 10,40 orang per km2.

Laju pertumbuhan antar sensus terlihat adanya kenaikan antara lain pada kurun waktu 1990–2000 laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,65% per tahun sedangkan pada kurun waktu 2000–2010 mencapai 2,10% per tahunnya.

(27)

Tabel 2. 2 : Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 1990, 2000, dan 2010 di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

No Luas (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa)

31-10-1990 30-06-20000 01-05-2010

1 10.102,92 73.000 85.014 105.341

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

Tabel 2. 3 : kepadatan penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten maluku Tenggara Barat Tahun 1990, 2000, dan 2010

No Kepadatan Penduduk Per Km2 Laju Pertumbuhan Penduduk 1990 2000 2010 1990-2000 2000- 2010

1 7,2 8,4 10,40 1,65 2,10

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

Tabel 2. 4 : Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menurut Kecamatan Hasil Sensus Tahun 1990, 2000, Dan 2010

No Kecamatan 1990 Sensus Penduduk 2000 2010 1990-2000 Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-2010

1 Tanimbar Selatan 39.974 19.375 31.571 1,99 5,00 2 Wertamrian 8.723 9.708 1,08 3 Wemaktian 9.133 10.905 1,79 4 Selaru 10.680 12.249 1,38 5 Tanimbar Utara 33.026 11.972 13.226 1,23 1,00 6 Yaru 4.768 4.810 0,09 7 Wuarlabobar 7.426 c 7.132 2,92 c 8 Molu Maru - 2.775 - 9 Nirunmas 7.189 7.044 -0,20 10 Komomolin 5.748 5.921 0,30 Jumlah 73.000 85.014 105.341 1,65 2,10

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014 Keterangan :

Termasuk Wertamrian, Wermaktian, Selaru Termasuk Yoru, Wuarlabobar, Nirunmas, Komomolin Termasuk Molu Waru

Jumlah penduduk di Kabupaten Maluku Tanggara Barat berdasarkan data tahun 2013 sebesar 108.665 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 11 jiwa/km2. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tanimbar Selatan sebanyak 32.567 jiwa dengan kepadatan 39 jiwa/km2. Hal ini dikarenakan Kecamatan Tanimbar Selatan merupakan ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan hampir seluruh aktivitas perekonomian berada disana. Untuk lebih jelasnya jumlah, kepadatan penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

(28)

Tabel 2. 5 : Jumlah, Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menurut Kecamatan Tahun 2013

No

Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1

Tanimbar Selatan 825,69 32.567 39

2

Wertamrian 1.298,45 10.015 8

3

Wermaktian 2.941,16 11.249 4

4

Selaru 826,26 12.636 15

5

Tanimbar Utara 1.075,74 13.644 13

6

Yaru 79,42 4.962 63

7

Wuarlabobar 654,74 7.357 11

8

Molu Maru *) 2.862 -

9

Nirunmas 1.468,30 7.265 5

10

Kormomolin 933,16 6.108 7 Jumlah 10.102,92 108.665 11

Sumber: Kabupaten Maluku Tenggara Barat Dalam Angka, Tahun 2014

Gambar 2. 4 : Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011-2013

(29)

Tabel 2. 6 : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Usia Menurut Kecamatan Tahun 2013

Gambar 2. 5 : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Usia Menurut Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tanibar Selatan 16,490 16,077 32,567 2 Wertamrian 4,975 5,040 10,015 3 Wermaktian 5,723 5,526 11,249 4 Selaru 6,284 6,352 12,636 5 Tanibar Utara 6,774 6,870 13,644 6 Yaru 2,454 2,508 4,962 7 Wuarlabonar 3,760 3,597 7,357 8 Nirunmas 1,476 1,386 2,862 9 Kormomolin 3,590 3,675 7,265 10 Molu Maaru 3,063 3,045 6,108 Jumlah 54,589 54,076 108,665

(30)

Terlihat jumlah penduduk di kabupaten maluku tenggara barat berdasarkan usia , anak-anak (0-14 tahun) dan usia produktif (15-55) merupakan jumlah penduduk terbanyak.

Gambar 2. 6 : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2013

Dari data 3 tahun terakhir di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dihitung laju pertumbuhan pada masing-masing Kecamatan. Jumlah penduduk di Kabupaten Maluku

(31)

Tenggara Barat ini mengalami menurunan jumlah penduduk seperti terlihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2. 7 : Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011-2013

No Kecamatan Lp 1 Tanibar Selatan 0.17% 2 Wertamrian 0.18% 3 Wermaktian 0.15% 4 Selaru 0.18% 5 Tanibar Utara 0.15% 6 Yaru 0.18% 7 Wuarlabobar 0.17% 8 Molu Maru 0.14% 9 Nirunmas 0.17% 10 Kormomolin 0.17% Sumber : Analisa, 2015

Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk yang berfluktuatif selama enam tahun terakhir serta untuk mencapai proyeksi jumlah penduduk yang relatif mendekati kebenaran, maka pendekatan analisis proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu Skenario Pesimis, Skenario Moderat dan Skenario Optimis.

Skenario Pesimis

Skenario Pesimis dilakukan dengan memperhatikan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) pada kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2013 (3 tahun). Asumsi yang dipakai adalah LPP yang fluktuatif selama 3 tahun terakhir tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Skenario Pesimis pada tahun 2008 sampai dengan 2013 adalah :

(32)

Tabel 2. 8 : Skenario Pesimistis Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

NO KECAMATAN LP 1 Tanibar Selatan -1.54% 2 Wertamrian -1.50% 3 Wermaktian -2.44% 4 Selaru -1.54% 5 Tanibar Utara -2.76% 6 Yaru -1.53% 7 Wuarlabonar -1.54% 8 Molu Maru -1.57% 9 Nirunmas -1.56% 10 Kormomolin -1.54%

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Sehingga Proyeksi Penduduk untuk 10 tahun mendatang dengan skenario pesimis adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 7 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Skenario Pesimis) Tahun 2014 -2023

(33)

Sumber : Hasil Analisa 2014

Skenario Moderat

Skenario Moderat dilakukan dengan memperhatikan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) pada kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2013 (3 tahun). Asumsi yang dipakai adalah LPP yang fluktuatif selama 3 tahun terakhir tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Skenario Moderat pada tahun 2008 sampai dengan 2013 adalah :

Gambar 2. 8 : Sekanario Moderat Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat

NO KECAMATAN LP 1 Tanimbar Selatan 0.17% 2 Wertamrian 0.18% 3 Wermaktian 0.15% 4 Selaru 0.18% 5 Tanibar Utara 0.15% 6 Yaru 0.18% 7 Wuarlabonar 0.17% 8 Molu Maru 0.14% 9 Nirunmas 0.17% 10 Kormomolin 0.17%

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Sehingga Proyeksi Penduduk untuk 10 tahun mendatang dengan skenario moderat adalah sebagai berikut :

(34)

Gambar 2. 9 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Skenario Moderat) Tahun 2014 -2023

Sumber : Hasil Analisa 2014

Skenario Optimis

Skenario Optimis dilakukan dengan memperhatikan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) pada kurun waktu 2011 sampai dengan tahun 2013 (3 tahun). Asumsi yang dipakai adalah LPP yang fluktuatif selama 3 tahun terakhir tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Skenario Optimis pada tahun 2008 sampai dengan 2013 adalah :

(35)

Tabel 2. 9 : Skenario Optimistis Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara

No Kecamatan LP 1 Tanimbar Selatan 1.88% 2 Wertamrian 1.86% 3 Wermaktian 2.73% 4 Selaru 1.89% 5 Tanibar Utara 3.06% 6 Yaru 1.89% 7 Wuarlabobar 1.87% 8 Molu Maru 1.86% 9 Nirunmas 1.90% 10 Kormomolin 1.89%

Sehingga Proyeksi Penduduk untuk 10 tahun mendatang dengan skenario optimis adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 10 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Skenario Optimis) Tahun 2014 -2023

(36)

Sumber : Hasil Analisa 2014

2.3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk dilakukan berdasarkan hasil analisis Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dengan Skenario optimis. Asumsi yang mendasari digunakannya skenario tersebut adalah:

1. Persentase kelompok umur produktif relatif cukup besar yaitu sekitar 56 %. 2. Rasio rata-rata jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif berimbang.

3. Laju pertumbuhan penduduk menggunakan laju pertumbuhan rata-rata masing-masing kecamatan-kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Laju pertumbuhan penduduk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan pelayanan kesehatan rumah sakit dan segmentasi akan digunakan Skenario Optimis.

(37)

Gambar 2. 11 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014-2023

Sumber : Hasil Analisa 2014

2.4 SOSIAL EKONOMI DAN PENDIDIKAN 2.4.1 Kondisi Perekonomian

2.4.1.1 PDRB

Perkembangan perekonomian di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan dan masyarakat sudah merasakan pembangunan di bidang ekonomi yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi kabupaten adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan ukuran PDRB harga berlaku tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 834.911 juta rupiah sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2013 sebesar 340.018 juta rupiah.

(38)

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2013 atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 117,86%. Struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat sejak tahun 2010-2013 masih didominasi oleh tiga sektor utama yang memberikan konstribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yaitu Pertanian memberikan Distribusi terhadap PDRB sebesar 51,16%, Perdagangan, Hotel dan Restauran 25,66%; dan jasa-jasa 13,31%. Sedangkan sektor lainnya memberikan andil yang relative kecil.

Berbagai upaya peningkatan perekonomian terus dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dikabupaten Maluku Tenggara Barat yakni penaggulangan kemiskinan, perkembangan usaha produktif, perluasan dan pengembangan di bidang ketenaga kerjaan,Pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan, pengembangan UKM dan koperasi, Pengembangan ekspor, peningkatan investasi, pengembangan kepariwisataan dan promosi, pengembangan kewirausahaan, peningkatan penerimaan daerah dan implementasi perimbangan keuangan propinsi dan daerah serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Tabel 2. 10 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013*)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 293.369 325.089 376.116 425.124

2 Pertambangan dan Penggalian 5.286 6.127 7.148 8.123

3 Industry Pengolahan 2.922 3.470 4.014 4.476

4 Listrik dan Air Bersih 2.391 2.589 2.752 2.920

5 Bangunan 12.942 15.413 18.013 21.420

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 132.104 156.119 188.610 215.945 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8.346 10.450 11.840 13.121 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 22.616 25.069 28.808 32.792

9 Jasa-Jasa 61.511 79.371 97.808 110.991

Jumlah 541.487 623.717 735.108 834.911

(39)

Tabel 2. 11 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013*)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 158.904 163.952 174.454 182.794 2 Pertambangan dan Penggalian 2.374 2.582 2.778 2.929

3 Industry Pengolahan 1.501 1.670 1.765 1.842

4 Listrik dan Air Bersih 1.007 1.071 1.095 1.135

5 Bangunan 6.849 7.529 7.916 8.590

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 62.619 68.027 74.626 79.572 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.869 5.050 5.363 5.682 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13.667 14.069 14.747 15.685

9 Jasa-Jasa 34.118 36.968 40.270 41.788

Jumlah 285.908 300.917 323.012 340.018

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

2.4.1.2 Potensi Perekonomian

Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) memiliki potensi perekonomian yang besar di sektor perikanan, kelautan, kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, dan pertambangan.

 Perikanan

Jumlah potensi Perikanan di Laut Banda dan Laut Arafura yaitu sekitar 1.034.174 ton, dengan jenis ikan yang bervariasi antara lain cakalang, tongkol, tuna, marlin, ikan pedang, tenggiri, ikan karang, lobster, udang, udang, dan cumi-cumi. Dari potensi tersebut yang baru di produksi sebesar 6.895 ton atau sebesar 0,66 %.

Tabel 2. 12 : Produksi Dan Nilai Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

NO KECAMATAN PRODUKSI (TON) NILAI (MILYAR RUPIAH)

1 Tanimbar Selatan 1.474,92 19,38 2 Wertamrian 458,74 5,85 3 Wermaktian 1.287,75 16,89 4 Selaru 937,96 12,52 5 Tanimbar Utara 1.382,76 17,88 6 Yaru 487,74 6,15 7 Wuarlabobar 1.169,60 15,66 8 Nirunmas 447,44 5,47 9 Kormomolin 458.68 5,69 10 Molu Maru 464,97 5,93 Jumlah 8.570,56 111,41

(40)

Hal ini disebabkan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana kelautan dan perikanan masih terbatas, serta penangkapan ikan masih tradisional dan belum berfungsinya pelabuhan pendaratan ikan (PPI) karena sementara dalam tahap pembangunan.

 Kelautan

Potensi di bidang kelautan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berupa rumput laut, dimana sebaran pembudidaya rumput laut terbanyak berada di Kecamatan Selaru sebesar 1.669 RTPB atau 3.352 pembudidaya. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi produksi perikanan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 13 : Rekapitulasi Produksi Perikanan Rumput Laut Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014

No Kecamatan RTPB Pembudidaya

Produksi Basah Produksi Kering Produksi

(ton) Nilai (Rp) Produksi (Ton) Nilai (Rp)

1 Tanimbar Selatan 257 527 4.292,88 21,46 536,61 4,83 2 Wertamrian 10 16 26,61 0,13 3,33 0,03 3 Wermaktian 755 1.512 11.024,9 55,12 1.378,11 12,4 4 Selaru 1.669 3.352 14.652,56 73,26 1.831,57 16,48 5 Tanimbar Utara 403 1.070 4.368,27 21,84 546,03 4,91 6 Molu Maru 16 32 35,48 0,18 4,44 0,04 7 Wuarlabobar 496 1.022 3.139,83 15,7 392,48 3,53 8 Nirunmas 86 172 523,31 2,62 65,41 0,59 9 Kormomolin 5 7 8,87 0,04 1,11 0,01 10 Yaru 277 578 6.275,23 31,38 784,4 7,06 Jumlah 3.974 8.288 44.347,94 221,74 5.543,49 49,89 Sumber : DKP. Kab. MTB 2014  Kehutanan

Pada tahun 2013 di Kabupaten MTB memiliki luas kawasan hutan seluas 425.812,81 ha yang terdiri dari kawasan hutan suaka alam seluas 75.093,05 ha (17,64%), cagar alam seluas 720,52 ha (0,17), hutan lindung seluas 10.445,73 (2,45%), hutan produksi terbatas seluas 63.865,03 (15,00%), hutan produksi tetap seluas 115.267,39 (27,07%), hutan konversi seluas 155.530,61 ha (36,53%) dan lainnnya seluas 4.890,48 ha (1,15%). Sedangkan produksi kayu menurut kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

(41)

Tabel 2. 14 : Produksi Kayu Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 (M2)

NO. KECAMATAN MERANTI KAYU KAYU RIMBA CAMPURAN KAYU INDAH JUMLAH

1 Tanimbar Selatan 38 82 33 153 2 Wertamrian 18 12 0 30 3 Wermaktian 50 30 7 87 4 Selaru 0 0 0 0 5 Tanimbar Utara 115 100 52 267 6 Yaru 0 0 0 0 7 Wuarlabobar 0 0 0 0 8 Nirunmas 12.683,18 4.447,98 9.717,82 26.848,98 9 Kormomolin 18 0 0 18 10 Molu Maru 0 0 0 0 Jumlah 12.922,18 4.671,98 9.809,82 27.403,98

Sumber : MTB Dalam Angka Tahun 2014

 Pertanian

Komoditi tanaman pangan yang cukup potensial dan mempunyai pasar untuk di jadikan komoditi unggulan yaitu padi ladang (beras merah), jagung, ketela, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar serta sayur-sayuran (Hortikultura). Sementara untuk komoditi unggulan lokal yang potensial yaitu buah-buahan seperti jeruk kisar, pisang, jagung, kacang tanah serta bawang merah.

 Perkebunan

Potensi perkebunan yang dimiliki Kabupaten MTB antara lain kelapa, kakao, jambu mete, pala dan rempah-rempah yang terdapat pada Gugus Kepulauan Tanimbar, Babar, Lemola dan Pulau-pulau Terselatan.

 Peternakan

Ternak umumnya dimiliki oleh masyarakat di seluruh

wilayah Maluku Tenggara Barat. Jenis – jenis ternak yang diusahakan antara lain Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Babi dan unggas. Untuk lebih jelasnya populasi ternak dan unggas menurut kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

(42)

Tabel 2. 15 : Populasi Ternak Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

NO. KECAMATAN SAPI POTONG KERBAU KAMBING DOMBA BABI

1 Tanimbar Selatan 826 0 102 0 1.642 2 Wertamrian 241 32 25 0 1.732 3 Wermaktian 30 0 0 0 993 4 Selaru 151 0 26 0 1.252 5 Tanimbar Utara 174 0 311 0 1.370 6 Yaru 0 0 51 0 1.105 7 Wuarlabobar 0 0 220 0 35 8 Nirunmas 0 0 36 0 372 9 Kormomolin 0 18 136 0 151 10 Molu Maru 0 0 80 0 0 Jumlah 1.422 50 987 0 8.652

Sumber : MTB Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 2. 16 : Populasi Unggas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No. Kecamatan kampung Ayam Ayam petelor pedaging Ayam Itik

1 Tanimbar Selatan 2.066 0 1.500 13 2 Wertamrian 1.315 0 0 15 3 Wermaktian 1.170 0 0 0 4 Selaru 1.015 0 0 13 5 Tanimbar Utara 1.400 0 0 25 6 Yaru 960 0 0 47 7 Wuarlabobar 603 0 0 0 8 Nirunmas 1.130 0 0 0 9 Kormomolin 1.150 0 0 0 10 Molu Maru 300 0 0 0 Jumlah 11.109 0 1.500 113

Sumber : MTB Dalam Angka Tahun 2014

 Perindustrian

Sektor Industri merupakan sector utama dalam perekonomian Indonesia, tetapi hal ini tidak berlaku bagi Kabupaten Maluku Tenggara Barat karena perkembangan industri yang lambat dan didominasi oleh industri kecil dan industri mikro. Pada tahun 2013, jumlah pelaku dan jumlah tenaga kerja industri di Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada tahun 2013 yaitu 443 pelaku usaha dan 1.179 tenaga kerja industri.

(43)

Tabel 2. 17 : Banyaknya Pelaku Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Menurut Jenis Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No Jenis usaha Pelaku usaha Tenaga

kerja Mikro Kecil Menengah Jumlah

1 Makanan, Minuman, Tembakau 104 5 - 109 439

2 Tekstil, Barang Kulit, Alas Kaki 152 1 - 153 379

3 Barang Kayu dan Hasil Hutan 42 6 - 48 126

4 Kertas dan Barang Cetakan 2 4 1 7 17

5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet - - - - -

6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 6 - - 6 20

7 Logam Dasar Besi dan Baja 2 - - 2 4

8 Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya 41 - - 41 77

9 Barang Lainnya 75 2 - 77 117

Jumlah 424 18 1 443 1.179

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

Pada tahun 2013, nilai investasi usaha industri di Kabupaten Maluku Tenggara barat sebesar 5.475,79 juta rupiah dengan berbagai jenis usaha industri.. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 18 : Nilai Investasi Usaha Industri Menurut Jenis Usaha Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 (Juta Rupiah)

No Jenis usaha Pelaku usaha

Mikro Kecil Menengah Jumlah

1 Makanan, Minuman, Tembakau 1.081,83 125,95 0,00 1.207,78 2 Tekstil, Barang Kulit, Alas Kaki 76,11 11,08 0,00 87,19 3 Barang Kayu dan Hasil Hutan 686,78 439,80 0,00 1.126,58 4 Kertas dan Barang Cetakan 23,50 1.262,00 600,00 1.885,50 5 Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 6 Semen dan Barang Galian Bukan Logam 39,17 0,00 0,00 39,17 7 Logam Dasar Besi dan Baja 20,00 238,00 0,00 258,00 8 Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya 607,38 0,00 0,00 607,38

9 Barang Lainnya 264,20 0,00 0,00 264,20

Jumlah 2.798,96 2.076,83 600,00 5.475,79

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

 Pertambangan

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan benilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air. Untuk Kabupaten Maluku Tenggara Barat sendiri kegiatan pertambangan yang ada hanya penggalian bahan-bahan galian yang termasuk dalam bahan galian C. Jenis – jenis bahan tambang yang potensial antara lain emas di Pulau

(44)

Wetar, serta minyak bumi di pulau Marsela, Letti dan Adodo Fordata yang sampai saat ini telah dilakukan eksplorasi oleh perusahan asing.

Tabel 2. 19 : Produksi Bahan Galian C Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 (M3)

No Kecamatan

Batu Pasir Tanah

Batu

Karang Kerikil Batu Pasir Urug Pasar Pasir Tanah Urug Urugan Pilihan Sirtu

1 Tansel 3.310,71 5.992,93 221,58 3.470,21 5.456,41 11.607,19 4.458,37 2 Wertamrian 4.572,20 546,36 22,14 786,42 590,32 351,60 234,00 3 Wemaktian 65,96 246,15 8,23 261,99 20,26 - 4,50 4 Selaru 4.961,14 115,62 80,98 2.597,62 2.386,72 - 98,16 5 Tanimbar Utara 1.281,82 127,10 97,71 836,77 5.082,79 - 511,25 6 Yaru 132,60 26,79 3,66 228,19 28,92 1.350,00 - 7 Wuarlabobar 242,59 49,35 62,30 252,02 233,72 - - 8 Nirunmas 1.439,03 45,32 11,77 356,65 1.932,28 13.350,00 2.617,50 9 Komomolin 266,61 13,27 8,92 159,95 103,75 - 186,23 10 Molu Maru 160,91 35,30 33,95 166,93 87,77 - - Jumlah 16.433,57 7.198,19 551,24 9.116,75 15.922,94 26.658,79 7.650,01

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

2.4.2 Tenaga Kerja

Sektor lapangan kerja di Maluku Tenggara Barat tahun 2013 sebanyak 7 (tujuh) sektor dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.431 jiwa. Dimana jumlah tenaga kerja tertinggi berada di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebanyak 232 jiwa, sedangkan terendah berada di sektor keuangan dan sejenisnya sebanyak 36 jiwa.

Tabel 2. 20 : Jumlah Tenaga Kerja Menurut Sektor Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No. Sektor Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 138 11 149

2 Bangunan 94 16 110

3 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 210 22 232

4 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 118 87 205

5 Keuangan dan Sejenisnya 315 21 36

6 Jasa Kemasyarakatan 85 28 113

7 Lainnya 182 104 286

Jumlah 1.142 289 1.431

(45)

2.4.3 Sarana

2.4.3.1 Sarana Peribadatan

Indikator makin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat diantaranya adalah semakin mudahnya masyarakat melakukan ibadah menurut agama yang dianutnya. Untuk kemudahan tersebut diantaranya tersedia tempat untuk melakukan ibadah. Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat diantaranya masjid dan gereja. Untuk jumlah masjid sebanyak 10 unit dan gereja protestan sebanyak 71 unit serta gereja katholik sebanyak 52 unit. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 21 : Jumlah Sarana Peribadatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No Kecamatan

Sarana Peribadatan (Unit) Masjid Gereja Katholik Protestan 1 Tanimbar Selatan 5 17 19 2 Wertamrian - - 11 3 Wemaktian - 6 1 4 Selaru - 15 - 5 Tanimbar Utara 1 9 5 6 Yaru - 6 3 7 Wuarlabobar 4 5 3 8 Nirunmas - 5 - 9 Komomolin - 2 9 10 Molu Maru - 6 1 Jumlah 10 71 52

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

2.4.3.2 Sarana Perdagangan Dan Jasa

Perdagangan merupakan suatukegiatan yang penting dalam perekonomian suatu wilayah, karena pada saat itulah terjadi kegiatan tukar menukar barang atau jasa, tanpa adanya perdagangan maka akan sulit bagi kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Sarana perdagangan yang terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat diantaranya pasar tradisional, pasar modern, toko, kios, warung/rumah makan, restoran, bank dan koperasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(46)

Tabel 2. 22 : Jumlah Sarana Perdagangan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No Kecamatan

Sarana perdagangan (unit) Pasar

Tradisional Modern Pasar Toko Kios Rumah Makan Restoran Warung/

1 Tanimbar Selatan 6 3 145 321 37 7 2 Wertamrian - - 2 118 1 - 3 Wemaktian 2 - 10 14 1 - 4 Selaru 1 - 5 98 1 - 5 Tanimbar Utara 2 - 40 105 10 - 6 Yaru - - 2 40 - - 7 Wuarlabobar - - 1 49 - - 8 Nirunmas - - 2 57 - - 9 Komomolin - - - 97 - - 10 Molu Maru - - - 34 - - Jumlah 11 3 207 933 50 7

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

2.4.3.3 Sarana Pendidikan

Kondisi sarana dan prasarana di Kabupaten Maluku Tenggara Barat meliputi:

 Keberhasilan pembangunan di suatu daerah, diantaranya dapat di lihat dari tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju

tingkat pendidikan penduduknya, maka akan membawa kepada tingkat kesejahteraan bagi penduduk tersebut. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) satu di antaranya diupayakan melalui pembangunan di bidang pendidikan, terutama melalui pendidikan formal. Sementara itu, untuk memajukan dunia pendidikan upaya yang dilakukan di antaranya meningkatkan prasarana dan sarana agar dapat

memperluas jangkauan pelayanan dan kesempatan kepada masyarakat dalam memperoleh pendidikan.

 Tersedianya sarana pendidikan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan salah satu wujud nyata pembangunan dalam bidang pendidikan. Pada tahun 2013 jumlah sarana pendidikan berupa TK sebanyak 99 unit, Sekolah Dasar sebanyak 123 unit, SMP sebanyak 62 unit, SMA sebanyak 18 unit, serta SMK sebanyak 8 unit baik swasta maupun negeri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(47)

Tabel 2. 23 : Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013 No Kecamatan TK SD SMP SMA SMK N S J N S J N S J N S J N S J 1 Tanimbar Selatan 1 20 21 6 18 24 9 5 14 3 2 5 3 1 4 2 Wertamrian - 9 9 1 11 12 4 2 6 1 - 1 1 - 1 3 Wemaktian - 8 8 5 8 13 3 2 5 1 - 1 1 - 1 4 Selaru - 10 10 7 6 13 5 1 6 1 - 1 - - - 5 Tanimbar Utara - 11 11 7 9 16 5 3 8 2 2 4 1 -- 1 6 Yaru - 9 9 3 5 8 1 3 4 1 - 1 - - - 7 Wuarlabobar - 12 12 4 8 12 5 2 7 1 - 1 1 - 1 8 Nirunmas - 6 6 4 6 10 5 - 5 2 - 2 - - - 9 Komomolin - 9 9 1 9 10 3 2 5 1 - 1 - - - 10 Molu Maaru - 4 4 - 5 5 2 - 2 1 - 1 - - - Jumlah 1 98 99 38 85 123 42 20 62 14 4 18 7 1 8

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

Gambar 2. 12 : Angka Partisipasi Sekolah Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 7-12 13-15 16-18 2009 2010 2011 2012

(48)

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012

1 7-12 96.70 96.53 98.37 99.10

2 13-15 95.73 94.26 93.41 96.33

3 16-18 67.61 67.87 59.71 78.46

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2010 - 2013

Secara sosial ekomoni dan pendidikan, terlihat tingkat pendidikan sd masih dominan, penyuluhan kesehatan terkait tingkat pendidikan di wilayah studi perlu sering atau banyak dilakukan.

2.4.4 Derajat Kesehatan 2.4.4.1 Angka Kelahiran

Dilihat dari angka kelahiran bayi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dari tahun 2009 hingga tahun 2012 terus mengalami penurunan, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali dari tahun 2012 atau tahun sebelumnya.

Gambar 2. 13 : Banyaknya Kelahiran Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(49)

2.4.4.2 Angka Kesakitan

Angka kesakitan yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat dari kasus atau pola penyakit 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, P penyakit terbanyak yang terjadi adalah jenis penyakit ISPA, Reumatik serta Tekanan daarah tinggi. Hal ini yang perlu dia ntisipasi RSUD Dr. P.P Magretti Saumlaki untuk mempersiapkan penyediaan jenis layanan kesehatan terkait dengan kasus 10 penyakit terbanyak tersebut.

Tabel 2. 24 : Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2013

No Jenis Penyakit Banyak Kasus

1 ISPA 22.136

2 Reumatik 12.240

3 Tekanan Darah Tinggi 4.041

4 Infeksi Penyakit Usus Lain 3.742

5 Penyakit Kulit dan Infeksi 2.988

6 Diare 2.606

7 Penyakit Kulit Alergi 2.040

Sumber : Kabupaten Maluku Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2014

Gambar 2. 14 : Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2013

(50)

2.4.5 Ketenagakerjaan Kesehatan dan Sarana Kesehatan 2.4.5.1 Ketenagakerjaan Kesehatan

Tabel 2. 25 : Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

No Kecamatan Tenaga Medis

Dokter Perawat Bidan Farmasi

1 Tanimbar Selatan 20 105 29 10 2 Wertamrian 3 28 8 1 3 Wemaktian 2 12 4 - 4 Selaru 4 26 4 - 5 Tanimbar Utara 6 24 4 2 6 Yaru 2 13 2 - 7 Wuarlabobar 1 11 3 - 8 Nirunmas 2 17 3 - 9 Komomolin 2 23 4 - 10 Molu Maru 2 6 1 - Jumlah 44 265 62 13

Sumber : BPS, MTB Dalam Angka, 2014

1. Sarana Kesehatan

Agar derajat kesehatan masyarakat dapat terus meningkat, maka perlu diupayakan terus menerus pembangunan di bidang kesehatan. Dengan harapan semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berupaya terus melakukan pembangunan di bidang kesehatan dengan melakukan berbagai program-program pembangunan. Diantaranya adalah dengan menyediakan prasarana dan sarana kesehatan, agar jangkauan pelayanan kesehatan makin meluas sehingga semua lapisan sosial-ekonomi masyarakat dapat dilayani dengan biaya yang terjangkau. Jumlah Rumah Sakit di KabupatenMaluku Tenggara Barat tahun 2013 sudah ada tiga rumah sakit yang berada pada Kecamatan Tanimbar Selatan (Saumlaki) dan rumah sakit bersalin di Kecamatan Tanibar Utara sebanyak 1 unit. Puskesmas yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berjumlah 11 unit tersebar di 10 Kecamatan, selain itu juga terdapat 4 buah Klinik/ Balai Kesehatan serta 9 unit Poliklinik Desa dan 125 unit posyandu. Banyaknya tenaga kesehatan menurut kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu 44 dokter, 265 perawat, 62 bidan dan 13 farmasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Gambar

Tabel 2. 1 : Luas Wilayah Menurut Kecamatan                                                                                                             Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Tabel 2. 4 : Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menurut Kecamatan                            Hasil Sensus   Tahun 1990, 2000, Dan 2010
Tabel 2. 5 : Jumlah, Kepadatan Penduduk                                                                                                                        Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menurut Kecamatan Tahun 2013
Tabel 2. 6 : Jumlah Penduduk  Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat                                                    Berdasarkan Usia Menurut Kecamatan Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadwal Penelitian Hubungan Pola Konsumsi Vitamin C terhadap Kadar Glukosa Darah dan Trigliserida pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Berdasarkan uji F diketahui konflik kerja, beban kerja, dan waktu kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai medis di RSUD dr

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola kuman penyebab bakteremia pada neonatus dan kepekaannya terhadap antibiotika di RSUD Dr. Moewardi

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Dr. Dari 4 bayi yang mendapat ASI eksklusif 2 bayi terjadi diare, dan 6 bayi yang menggunakan botol susu 5 bayi terjadi diare. Dari

Hasil analisis di atas juga menunjukkan bahwa perbedaan terbesar konflik antara pekerjaan dan keluarga terjadi pada kelompok responden penuh waktu dan kelompok

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pola penggunaan albumin dan masalah terkait pemberian albumin pada pasien luka bakar di RSUD Dr.. Penelitian ini

Titik akhir titrasi dari larutan HCl sampel ditentukan dengan cara melihat lonjakan perubahan pH yang terjadi secara drastis dengan perubahan volume pentiter

Sketsa Konflik lalu lintas pada persimpangan Jalan Teuku Umar – Jalan Gatot Subroto Pada simpang tak bersinyal, terdapat 9 titik konlik yang terjadi, bisa dilihat pada Gambar 57,