• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Penyusun Ekosistem

Dalam dokumen sma10bio Biologi HerniBudiati (Halaman 188-192)

BAB IX Ekosistem

A. Komponen Penyusun Ekosistem

Gambar 9.2 Dalam suatu ekosistem tumbuhan hijau berperan

sebagai produsen.

bahan organik berupa sisa-sisa organisme yang telah mati. Organisme ini menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh detrivor adalah cacing tanah, sedangkan contoh pengurai adalah bakteri dan jamur saprofit.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah segala sesuatu di luar makhluk hidup, terdiri dari komponen fisik dan kimia. Komponen fisik meliputi substrat, media, atau faktor fisik yang diperlukan untuk menunjang kehidupan, sedangkan komponen kimia berupa kondisi-kondisi yang mendukung kehidupan makhluk hidup. Beberapa komponen abiotik yang memengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.

a. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kehidupannya sehingga ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu

tertentu. Pada hewan poikiloterm, suhu tubuhnya dapat

berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Sedangkan

hewan homeoterm suhu tubuhnya relatif tetap meskipun suhu

lingkungan berubah-ubah.

b. Sinar matahari, memengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu Bumi. Sinar matahari juga diperlukan oleh tumbuhan (produsen) untuk melakukan fotosintesis.

c. Air, berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan untuk tumbuh, berkecambah, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan untuk minum, sarana hidup, dan tempat hidup bagi hewan air. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.

d. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi kehidupan organisme, terutama tumbuhan.

e. Ketinggian tempat, menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f. Angin, selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. g. Garis lintang, perbedaan garis lintang menunjukkan kondisi

lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada jenis-jenis organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

Gambar 9.3 Jamur berperan se-bagai dekomposer pada suatu ekosistem.

Kegiatan 9.1

Untuk memahami komponen penyusun ekosistem, lakukan

Kegiatan 9.1.

Komponen-Komponen Ekosistem A. Tujuan

Mengenal dan memahami komponen-komponen penyusun ekosistem.

B. Alat dan Bahan

- Kuadrat berukuran 50 cm × 50 cm.

- Kantong plastik.

C. Cara Kerja

1. Lemparkan kuadrat secara acak pada lingkungan sekolah yang sudah ditentukan baik di kebun, halaman, atau taman sekolah.

2. Catat semua komponen yang terdapat di dalam kuadrat pada tabel pengamatan. 3. Untuk makhluk hidup yang belum kamu ketahui nama jenisnya, masukkan sampelnya ke dalam kantong plastik untuk diamati ciri-cirinya guna mengetahui nama dan jenisnya.

4. Ulangi langkah di atas pada tempat berbeda.

D. Tabel Pengamatan

No. Nama Komponen Biotik Abiotik Keterangan

1. ... ... ... ... 2. ... ... ... ...

E. Pertanyaan

1. Sebutkan nama lingkungan tempat kegiatan ini kamu lakukan.

2. Tuliskan benda hidup dan tak hidup di luar kuadrat yang masih berada dalam lokasi kegiatan.

3. Dari hasil pengamatanmu, jenis individu dan populasi apa yang dapat kamu temukan?

4. Tentukan jenis interaksi yang terjadi pada lingkungan di tempat kamu melakukan kegiatan.

3. Tingkatan Organisasi dalam Ekosistem

Tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup di dalam ekosistem akan saling berinteraksi dan saling memengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan satu kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup dalam ekosistem adalah sebagai berikut.

a. Individu

Individu berasal dari kata Latin in (tidak) dan dividus (dapat

dibagi), jadi individu adalah organisme tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Seekor rusa, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia disebut individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem. Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan terpisah dan berbeda dengan individu lainnya.

Di dalam lingkungan, setiap jenis selalu dihadapkan pada masalah-masalah hidup, misalnya ketersediaan makanan, ancaman predator, berkembang biak, memelihara anak, dan sebagainya. Oleh karena itu setiap jenis mengembangkan

struktur dan tingkah laku tertentu yang disebut adaptasi.

b. Populasi

Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah

dan waktu tertentu disebut populasi. Setiap individu dalam

populasi selalu tumbuh dan berkembang, sehingga populasi juga mengalami pertumbuhan. Namun demikian populasi tidak tumbuh terus menerus. Batas kemampuan ekosistem

untuk mendukung kehidupan suatu populasi disebut daya

tampung yang dipengaruhi oleh makanan, predator, ketersediaan tempat, penyakit, dan faktor lingkungan lain. Setiap populasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu

kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian

(mortalitas), potensi biotik, sebaran umur, penyebaran anggota populasi, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi. Selain itu dinamika populasi juga dipengaruhi oleh imigrasi dan emigrasi terutama untuk organisme yang dapat

bergerak aktif. Imigrasi adalah masuknya satu atau lebih

organisme ke dalam populasi di daerah yang berbeda.

Imigrasi akan meningkatkan populasi. Emigrasi adalah

peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan

ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi.

Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 2001 populasi akasia di Kedungbaru adalah 700 batang. Kemudian pada tahun 2006 dihitung lagi ada 500 batang. Dari data tersebut kamu dapat mengetahui bahwa dalam waktu 2 tahun terjadi pengurangan pohon akasia sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui laju perubahan, kamu dapat membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan lamanya waktu pengamatan sebagai berikut.

200 batang 700 500

2006 2001 5 tahun

= 40 batang/tahun

Dari perhitungan di atas, kamu dapat mengambil ke-simpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon akasia di Kedungbaru tiap tahun adalah 40 batang.

Gambar 9.4 Populasi impala di padang rumput.

c. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Jadi organisme dalam suatu ekosistem saling berhubungan dan berinteraksi. Selain itu, lingkungan juga memengaruhi kehidupan organisme.

d. Ekosistem

Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Hal-hal yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan ekosistem yang lain adalah jumlah dan jenis produsen, jumlah dan jenis konsumen, keragaman mikroorganisme, jumlah dan macam komponen abiotik, kompleksitas interaksi, dan berlangsungnya berbagai proses dalam suatu ekosistem.

Komponen ekosistem selalu berhubungan dan berinteraksi

menurut dinamika tertentu.Interaksi antarkomponen ekologi

dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.

1. Interaksi Antarorganisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya antara capung dan sapi.

b. Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga ber-fungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh harimau dengan mangsanya yaitu rusa, burung hantu dengan tikus.

Dalam dokumen sma10bio Biologi HerniBudiati (Halaman 188-192)