• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tumbuhan Lumut

Dalam dokumen sma10bio Biologi HerniBudiati (Halaman 131-134)

BAB VII Regnum Plantae

A. Tumbuhan Lumut

Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2005

Gambar 7.3 Lumut menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.

Pada fase ini lumut membentuk struktur batang dan daun, melakukan fotosintesis, membentuk organ reproduksi/ gametangia (anteridium dan arkegonium), gamet, dan spora. Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut

berumah satu (monoisous atau autoisous) dan jika terpisah pada

dua individu disebut berumah dua (dioisous) sehingga terdapat

lumut jantan dan betina. Generasi sporofit memperoleh makanan dari generasi gametofit, sehingga hidupnya tergantung pada generasi gametofit.

Siklus hidup lumut dimulai ketika spora berkecambah

menghasilkan protonema. Protonema kemudian tumbuh dan

berdiferensiasi membentuk rizoid, batang, dan mikrofil. Dari ujung batang berkembang organ reproduksi. Organ reproduksi

betina disebut arkegonia yang dilindungi oleh modifikasi daun

yang disebut perisaeta. Organ reproduksi jantan disebut

anteridium yang ditutupi oleh modifikasi daun yang disebut

perigonium. Arkegonium menghasilkan sel telur atau ovum dan anteridium menghasilkan sperma yang berflagela dua. Sperma kemudian berenang untuk membuahi sel telur. Pembuahan ini hanya dapat berlangsung bila lingkungannya basah atau berair. Gerakan sperma ke arah sel telur berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Hasil pembuahan membentuk zigot yang kemudian tumbuh memjadi sporofit yang bersifat haploid. Ketika sporofit masak (menjadi dewasa, yaitu berumur antara

¼ – ½ tahun) akan membentuk tangkai panjang (disebut seta)

yang ujungnya berupa kapsul yang disebut sporogonium. Di

dalam kapsul, setiap sel induk spora membelah menghasilkan empat spora yang berkumpul membentuk tetrad. Ketika spora telah masak, kapsul pelindungnya pecah dan spora dibebaskan. Spora kemudian dilepaskan yang dapat berkecambah dan memulai siklus hidup lumut lagi. Secara singkat daur hidup

lumut dapat kamu amati pada Gambar 7.4

Gambar 7.5 Lumut mengalami pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.

Sumber: Encyclopedia Britannica, 2006

spora protonema tumbuhan lumut (gametofit)

zigot

sporogonium (sporofit) spora

anteredium arkegonium spermatozoid sel telur/ovum

Gambar 7.4 Daur hidup tumbuhan lumut.

Sumber: Ensiklopedia Umum

arkegonium sporofit dewasa sperma ovum anteridium sporangium operkulum

spora dilepaskan spora

protonema tunas rizoid organ seks gametofit betina embrio arkegonium gametofit jantan

Kegiatan 7.1

Struktur Tumbuhan Lumut A. Tujuan

Mengamati struktur tumbuhan lumut.

B. Alat dan Bahan

1. Tumbuhan lumut 2. Kaca pembesar 3. Pisau

C. Cara Kerja

1. Carilah tumbuhan lumut yang ada di sekitar rumah atau sekolahmu, kemudian dengan hati-hati ambillah contoh beserta medianya menggunakan pisau.

2. Amatilah struktur tumbuhan lumut dengan cermat menggunakan kaca pembesar. 3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan berilah keterangan bagian-bagian tumbuhan

lumut.

D. Pertanyaan

1. Dari hasil pengamatanmu, bagaimanakah struktur tumbuhan lumut? Apakah fungsi bagian-bagian tumbuhan lumut itu?

2. Bagian apakah yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan lumut?

3. Lumut yang kamu amati termasuk generasi gametofit ataukah sporofit? Tunjukkan ciri-ciri fase gametofit dan fase sporofit.

4. Jelaskan daur hidup tumbuhan lumut.

Untuk memahami struktur tumbuhan lumut, lakukan

Kegiatan 7.1.

3. Klasifikasi Lumut

Tumbuhan lumut meliputi tiga divisi yaitu lumut hati (Hepatophyta), lumut daun (Bryophyta), dan lumut tanduk (Anthocerophyta).

a. Divisi Hepatophyta

Hepatophyta meliputi sekitar 8.000 jenis yang kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang pohon, tanah, atau batu cadas. Lumut ini membentuk massa berupa lembaran dengan tepi yang terbelah-belah (disebut talus) yang berbentuk seperti hati. Pada beberapa jenis, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati dapat dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun (sering disebut lumut sisik). Contoh lumut hati bertalus yaitu

Marchantia polymorpha, M. berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii. Lumut hati berdaun misalnya Porella.

b. Divisi Bryophyta

Meliputi sekitar 14.000 jenis lumut daun yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Semua lumut daun mempunyai batang dan daun semu yang berdiri tegak. Pada ujung batang terdapat alat perkembangbiakan generatif yaitu anteridium

Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Gambar 7.6 Marchantia polymorpha

salah satu jenis lumut hati.

Tugas 7.1

dan arkegonium. Contoh dari ordo Bryales adalah

Juni-perinum sp, Polytricum sp, Pogonatum sp, dan Funaria sp.

Dari ordo Shpagnales misalnya Sphagnum fimbriatum,

S. acutilfolium, S. squarrosum dan S. ruppinense. Semua jenis

Sphagnum sering dinamakan lumut gambut dan dapat disterilkan untuk digunakan sebagai pengganti kapas.

c. Divisi Anthocerophyta

Divisi Anthocerophyta meliputi sekitar 300 jenis lumut yang kebanyakan tumbuh tanpa daun. Banyak ditemukan hidup di tanah lembab sepanjang aliran sungai. Generasi gametofitnya berbentuk pipih seperti cuping yang

bentuknya tak beraturan. Contohnya adalah Anthoceros sp.

Carilah informasi mengapa lumut sering disebut tumbuhan perintis. Apa yang menyebabkan lumut dapat hidup di tempat yang tidak dapat ditumbuhi oleh tumbuhan lain?

Tumbuhan paku-pakuan (atau disingkat tumbuhan paku,

dikenal pula sebagai pakis) telah memiliki sistem pembuluh sejati

(kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Sebagai gantinya tumbuhan paku menghasilkan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya sehingga tumbuhan paku sering

disebut kormofita berspora.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi.

1. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, atau hidrofit. Biasanya tumbuhan paku berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau pohon yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi, dapat mencapai tinggi 6 m). Daun yang masih muda selalu meng-gulung sebagai ciri khas tumbuhan paku. Daun paku hampir selalu berupa daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku hidup mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga mem-bentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

Dalam dokumen sma10bio Biologi HerniBudiati (Halaman 131-134)