• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

Dalam dokumen profil danau limboto 2009 (Halaman 29-35)

b. Keanekaragaman Hayati

C. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

Danau Limboto sangat dibanggakan oleh masyarakat Gorontalo disamping sebagai sumber mata pencaharian juga merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki panorama indah, terlebih apabila dilihat dari puncak bukit yang berada di sekelilingnya.

Danau Limboto telah dimanfaatkan sejak dulu oleh penduduk Gorontalo. Pemanfaatan Danau Limboto pada masa penjajahan Belanda terlihat dengan adanya bangunan pelabuhan dan pasar ikan. Bangunan pelabuhan dan pasar ikan didirikan tahun 1932 dan digunakan sebagai tempat pelelangan ikan dari Danau Limboto.

Perkembangan Danau Limboto rnengalami penurunan dari tahun ke tahun. Adanya proses geologi dan campur tangan manusia merupakan penyebabnya. Penurunan luas maupun kedalaman danau terjadi pada

periode 1930-an hingga tahun 1970-an. Pada tahun 70-an luas danau diperkirakan sekitar 3.500 ha. Luas danau relatif stabil hingga menjelang abad 20. Luas danau berfluktuasi mengikuti musim.

Fluktuasi luas danau berpengaruh terhadap sikap penduduk di sekitarnya. Adanya perubahan danau menimbulkan daerah bantaran danau yang berubah-ubah. Kecenderungan masyarakat di sekitar danau memanfaatkan danau sebagai salah satu sumber mata pencaharian ikan dan memiliki areal tersendiri, sehingga daerah bantaran danau menjadi suatu daerah yang dimiliki secara individual.

Kepemilikan lahan dibagian bantaran secara sah akan merubah struktur danau, sehingga luas danau maksimum akan terbatas sampai pada batas kepemilikan lahan. Sikap masyarakat di sekitar Danau Limboto nampaknya agak apatis. Pada umumnya penduduk menerima apa adanya. Akan tetapi, bedasarkan aspirasi masyarakat mengenai pengembangan danau melalui survei lapangan menunjukkan bahwa seluruh responden menghendaki danau dilestarikan. Hal ini berarti masyarakat di sekitar menyadari pentingnya keberadaan danau.

c.1. Penduduk

Secara administratif, Danau Limboto dikelilingi oleh tujuh kecamatan. Yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Tilango, Telaga Biru dan Batudaa yang merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo serta Kecamatan Kota Barat yang merupakan wilayah Kota Gorontalo. Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2008 terdapat pada Kecamatan Limboto dengan jumlah penduduk sebanyak 68.314 jiwa.

Mata Pencaharian Penduduk di wilayah DAS Limboto sebagian besar adalah petani 26.099 KK (74,49%), kemudian berturut-turut buruh 11.526 KK (34,63%), pegawai/pensiunan ABRI 2.223 KK (15,46%), lain-lain 3.465 KK (9,64%), pedagang 2.842 KK (7,8%) dan yang paling kecil adalah pengrajin yang hanya mencapai 255 KK (1,07%). Tingkat pendapatan petani rata-rata di wilayah DAS Limboto adalah sebesar Rp. 1.176.250,-/kapita/tahun.

Salah satu penyebab sedimentasi pada Danau Limboto adalah penggunaan area konservasi hutan menjadi lahan pertanian. Sedangkan aktivitas penduduk di Kabupaten Gorontalo ini sebagian besar adalah pertanian yang meliputi usaha tani tanaman pangan (padi dan jagung), pekarangan dan peternakan. Hal ini menjadi sangat komplek karena akibat sedimentasi tersebut dan pendangkalan di Danau Limboto, beberapa areal ladang jagung dan persawahan tadah sering terendam banjir. Genangan banjir ini selain menimbulkan kerugian secara material juga moril petani terganggu dalam melakukan usaha tani karena banjir dapat datang sewaktu-waktu.

Perairan Danau Limboto dikelilingi 23 desa yang tersebar di 4 kec. dan 2 Kota/Kab.

Jumlah penduduk di 4 Kecamatan sekitar danau 463.563 jiwa (43.649 KK)

Kepadatan penduduknya 469 jiwa/km2

30-64% jumlah rumah tangga yang bermata pencahariannya sebagai nelayan

Jumlah nelayan yang ada disekitar danau sebesar 2000 orang

Kisaran usia nelayan antara 41-51 tahun dengan komposisi terbesar 25-44 tahun (68,52%)

Penghasilan rata-rata nelayan antara Rp. 1,5-3,5 juta per tahun

Pendidikan. Sarana pendidikan baik secara kuantitas dan kualitas yang memadai tentunya sangat diperlukan oleh suatu daerah dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusianya. Gambaran secara umum mengenai fasilitas pendidikan untuk tingkat TK dan SD yang ada di Kabupaten Gotontalo disajikan pada tabel 4. Fasilitas pendidikan tersedia sampai tingkat SMA walaupun berada di daerah perdesaan. Tiap kecamatan mempunyai paling sedikit satu SMA dan lebih dari dua SMP. Distribusi pengajar/guru berbeda antara kecamatan, tetapi statistik menunjukkan rasio murid/guru pada umumnya antara 12 sampai16 murid per guru.

Tabel 4 : Fasilitas Pendidikan dan Jumlah Guru.

G edung Murid G uru G edung Murid G uru

1 B A T UD A A P A NT A I 3 54 2 21 2689 111 2 B A T UD A A 18 598 38 25 3806 180 3 B O NG O ME ME 8 258 13 30 5144 197 4 T IB A W A 13 410 14 31 5174 191 5 P UL UB A L A 6 163 5 25 3475 149 6 B O L IY O H UT O 8 219 3 21 3231 124 7 MO O T IL A NG O 14 561 14 2358 73 8 T O L A NG O F IUL A 8 260 1 21 4733 113 9 S UMA L A T A 4 134 4 22 1896 86 10 T O L ING G UL A 15 1906 69 11 T IL A NG O 11 326 17 31 4728 148 12 A NG G R E K 2 36 17 2329 66 13 L IMB O T O 25 865 42 30 5066 246 14 L IMB O T O B A R A T 13 408 21 19 2731 157 15 T E L A G A 24 747 48 38 4423 302 16 T E L A G A B 1R U 13 418 22 34 3454 208 17 A T ING G O L A 6 181 5 25 2374 110 176 5638 235 419 59517 2530 K ec amatan No.

S umber: B ag ian P emerintahan D es a S etda K ab. G orontalo dan B P S K ab. G orontalo

T K S D dan MI

Kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dengan pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat merupakan prakondisi yang mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah ini. Gambaran mengenai ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di desa-desa daerah studi disajikan pada Tabel 5

Tabel 5. Sarana kesehatan per kecematan Kab. Gorontalo Tahun 2008

Tenaga kerja. Penduduk yang berumur lebih 15 tahun adalah 448.000 orang di seluruh Provinsi Gorontalo atau 66 % dari seluruh penduduk yang ada. Dari jumlah tersebut, sekitar 65 % atau 295.000 orang ikut di tenaga kerja pasar sebagai penduduk aktif. Dapat dicatat bahwa 261.000 orang bekerja di Kabupaten Gorontalo. Disamping sektor ekonomi yang mayoritas, sektor pertanian menyerap sebanyak 160.000 orang atau 64 % dari total angkatan kerja dan 24 % kerja di sektor jasa. Sektor industri menyerap hanya 12 %. Struktur tenaga kerja sedikit berbeda dengan struktur nasional, yaitu 43 % pertanian, 18 % industri dan 39 % jasa. Pendapatan regional per kapita GRDP (Gross Regional Domestic

P u s k es m a s P u s k e s m a s P em b a n tu K e lilin g I B A T U D A A P A N T A I 1 10 2 B A T U D A A 1 5 1 3 B O N G O ME ME 1 5 1 4 T IB A W A 2 8 2 5 P U L U B A L A 1 3 6 B O L IY O H U T O 1 11 1 7 MO O T IL A N G O 8 T O L A N G O F IU L A 1 3 9 S U MA L A T A 1 3 1 10 T O L IN G G U L A 1 5 11 T IL A N G O 1 4 1 12 A N G G R E K 1 4 1 13 L IMB O T O 1 14 1 14 L IMB O T O B A R A T 15 T E L A G A 2 10 2 16 T E L A G A B IR O 1 7 1 17 A T IN G G O L A 1 5 1 17 97 13

S umber : B a g ia n P emerinta ha n D es a S etda K a b. G oronta lo da n B P S K a b. G oronta lo K e c a m a ta n P u s k es m a s

Product) dari Kabupaten Gorontalo dan Kotamadya Gorontalo adalah sebesar Rp. 1.160.000,- hingga Rp. 2.390.000,-/orang/tahun, yang hanya 18-38 % terhadap ukuran nasional.

Kegiatan ekonomi dari Kabupaten Gorontalo adalah khusus produk pertanian dan Kota Gorontalo khusus jasa dan perdagangan. Sektor-sektor lain, seperti peternakan menyerap angkatan kerja 10%, perikanan 7%, kehutanan 26%, pertanian bukan makanan 18%.

III. PEMANFAATAN

Dalam dokumen profil danau limboto 2009 (Halaman 29-35)

Dokumen terkait