• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran memiliki komponen-komponen pembelajaran yang perlu diketahui oleh para guru untuk memaksimalkan penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dipilih. Artinya, ada pengetahuan lanjutan tentang pemanfaatan strategi pembelajaran ketika mengetahui seluk beluk strategi itu sendiri.

Komponen-komponen strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Pengelompokkan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran (Iskandarwassid dan Dadang, 2011: 22). Dengan adanya pengelompokkan dengan sejenis akan memudahkan bagi guru untuk mengelola pembelajaran menjadi lebih baik dan kondusif.

Menurut Abuddin Nata, komponen-komponen strategi pembelajaran terbagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Penetapan perubahan yang diharapkan

Penetapan perubahan ini dimaksudkan dengan adanya usaha secara terencana dan sistematis yang ditujukan untuk mewujudkan adanya

perubahan pada diri peserta didik, baik pada aspek wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya.

Artinya, guru harus sudah memetakan aspek perubahan bagi peserta didik ketika memperoleh pengetahuan, tentu permasalahan ini tidak mudah, maka butuh kesungguhan guru untuk benar-benar memaksimalkan usaha interaksi edukasinya bagi peserta didik, agar tujuan yang telah ditetapkan dan dipetakan dapat tercapai.

2. Penetapan pedekatan

Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan dalam memahami suatu masalah. Pendekatan ini terkadang menggunakan tolok ukur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang akan digunakan, atau sasaran yang dituju.

Menurut penulis, pendekatan tersebut merupakan cara pandang seorang guru dalam memahami dan memberikan solusi dari masalah yang muncul. Pendekatan ini harus pula dilakukan dengan melihat kronologis peserta didik, lingkungan belajar, dan kesiapan guru sendiri dalam memberikan pembelajaran dengan baik dan menarik. 3. Penetapan metode

Penetapan dan penggunaan metode selain harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, juga harus memperhatikan bahan pelajaran yang akan diberikan, kondisi peserta didik, lingkungan, dan kemampuan dari guru itu sendiri. Metode tertentu mungkin hanya cocok buat sasaran peserta didik dan lingkungan tertentu, namun belum tentu cocok bagi peserta didik dan lingkungan yang lain. 4. Penetapan norma keberhasilan

Menetapkan norma keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaran merupakan hal yang penting, untuk menjadi pegangan guru dalam menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru dapat diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi (Nata, 2014: 210-214).

Dalam poin ke-3, dapat pula ditambahkan dengan penjelasan metode seperti berikut “Metode pembelajaran mempunyai kedudukan yang penting bagi guru dalam menyampaikan bahan pelajarannya, karena kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka

berpikir seperti ini memang betul-betul harus dipikirkan oleh guru (Djamarah dan Aswan, 2010: 72).”

Menurut penulis, keberhasilan suatu pembelajaran sangat tergantung dari aktivitas yang dilakukan oleh guru, maka dari itu disamping memilih metode, teknik, media pembelajaran, juga perlu menetapkan norma keberhasilan dari semua aktivitas yang dilakukan. Ini penting untuk menjadi perhatian, karena dengan adanya evaluasi maka dapat diketahui sejauhmana strategi pembelajaran itu efektif dilakukan selama proses pembelajaran.

Seyogyanya, guru harus memahami strategi pembelajaran yang akan dipakai di dalam kelas, pemahaman yang secara utuh ini merupakan kajian keseluruhan yang harus dipersiapkan guru sebelum memberikan materi pelajaran kepada peserta didik. Maka sudah sangat tepat, jika strategi pembelajaran merupakan faktor penting keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen strategi pembelajaran dimaknai dan pahami secara mendalam dan dipakai dengan optimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Strategi pembelajaran hanyalah salah satu komponen dari kebijakan yang terdiri dari banyak unsur: penetapan tujuan, perencanaan strategis, pemantauan, pengetahuan, manajemen waktu, efisien, hasil keluaran, minat ketertariakan, evaluasi dan pengembangan diri, umpan balik, dan lain lain (Kavaliauskiene and Kaminskiene, 2009: 159). Keterangan ini menunjukan bahwa strategi memiliki banyak turunan atau unsur implementasi, maka kompetensi seorang guru dituntut untuk bisa memahami dan menjalankan praktik pembelajaran dengan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan pendidikan.

Sedangkan Dick dan Carey menjelaskan empat komponen dalam strategi pembelajaran, yaitu :

1. Rangkaian/ keurutan dan pengelompokkan konten 2. Komponen belajar, teridiri dari :

a. Mendapatkan perhatian peserta didik

b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada peserta didik

c. Merangsang pengulangan kembali pelajaran sebelumnya sebagai prasyarat belajar materi lanjutan

d. Menyajikan material ajar

e. Menyediakan bimbingan belajar f. Membangun kinerja (praktik)

g. Memberikan umpan balik h. Menilai kinerja

i. Meningkatkan retensi dan transfer 3. Pengelompokkan peserta didik

4. Pemilihan media dan sistem pengajaran, teridiri dari : a. Pemilihan media untuk domain belajar

b. Pemilihan media (ketersediaan media) c. Kondisi belajar (Majid, 2013: 47-61)

Pendapat di atas, komponen strategi pembelajaran sudah terurut dengan baik, mulai dari pengelompokkan konten, menyiapkan metode dan teknik pembelajaran, mengkondisikan peserta didik, dan melakukan pembelajaran dengan media untuk memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran. Komponen tersebut di atas, merupakan satu sistem dalam mewujudkan tujuan pembelajaran.

Begitu luasnya strategi pembelajaran maka sudah menjadi keharusan bagi guru untuk menyiapkan semua pembelajarannya dengan baik. Beberapa komponen strategi pembelajaran yang dapat dilihat yaitu “Strategi pembelajaran merujuk pada teknik, perilaku, tindakan, proses berpikir, pemecahan masalah, atau kemampuan belajar yang dilakukan oleh pelajar agar belajar lebih mudah, lebih cepat, lebih mandiri, lebih efektif, dan lebih ditransfer ke situasi baru dan memungkinkan lebih mandiri, otonom, belajar seumur hidup (Abhakorn, 2008: 191).”

Juga pendapat Dick dan Carey tentang komponen strategi pembelajaran, yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Kegiatan peserta didik perlu mendapat perhatian dari guru, secara khusus sebelum memulai menerima informasi yang lebih mendalam. Maka bagi guru, perlu memberikan gambaran-gambaran materi yang akan disampaikan, yang disertai dengan membaca doa dan motivasi pada peserta didik agar lebih semangat dan serius dalam menerima pelajaran.

2. Penyampaian informasi

Guru hendaknya memberikan informasi dengan mudah dan jelas pada peserta didik, dan diupayakan agar dalam penyampaian materi pelajaran dengan menarik serta mengkondusifkan isi kelas.

3. Partisipasi peserta didik

Guru mengupayakan agar peserta didik menimbulkan inisiatif dan rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk menanyakan perihal yang belum diketahuinya ataupun dapat menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh gurunya.

4. Tes

Materi pelajaran yang telah disampaikan pada peserta didik, dilakukan tes untuk mengukur dan menilai sejauhmana tingkat pemahaman peserta didik akan materi yang telah diberikan. Hasil tes ini dapat dievaluasi untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik di kegiatan tes selanjutnya.

5. Kegiatan lanjutan

Memberikan tugas atau kegiatan pada peserta didik yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah diberikan, agar peserta didik dapat mengulang-ulang dan mempraktikkanya dalam pemahaman sehari-hari. Kegiatan lanjutan ini merupakan bagian bentuk menjaga ingatan terhadap materi pelajaran dan pengawasan yang dilakukan pendidik pada peserta didik untuk selalu termotivasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar (Uno, 2007: 3).

Selain strategi pembelajaran, perlu juga untuk diketahui tentang metode pembelajaran, hal ini dikarenakan hubungan yang dekat antara keduanya. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran (Majid, 2013: 7). Berikut, penulis menguraikan beberapa definisi mengenai metode pembelajaran sebagai bentuk tambahan pengetahuan dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas.

“Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran secara spesifik” (Pribadi, 2011: 80). Metode mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dan pemilihan metode menjadi hal penting bagi para guru dalam menyampaikan bahan pelajarannya (Fathurrohman dan Sobry, 2009: 56).

Metode pembelajaran sangat erat sekali dengan strategi pembelajaran, karena secara prinsip metode pembelajaran manjadi salah

satu faktor dari strategi pembelajaran yang dipakai. Metode pembelajaran yang tepat dan efektif akan dapat mengantarkan atau menyampaikan pengetahuan pada peserta didik dengan jelas dan detail. Pemilihan metode yang menarik dengan memperhatikan situasi dan kondisi peserta didik dan lingkungan pendidikan akan sangat membantu bagi guru dalam memaksimalkan penyampaian materi ajarnya.

“Metode seringkali disamakan maknanya dengan teknik pembelajaran. Metode mengajar merupakan perangkat atau komponen yang berasal dari strategi pembelajaran” (Usman, 2002: 22). Menurut penulis bahwa metode pembelajaran adalah cara mendidik untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik sesuai dengan bahan ajar dan tujuan pembelajaran. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Komaruddin dan Yooke Tjuparmah, yang mengatakan bahwa :

Metode adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mengajar, mendidik, meneliti dan aspek-aspek relevan lainnya. Suatu metodik yang berhubungan dengan peraturan-peraturan, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum yang berlaku untuk kegiatan belajar-mengajar secara keseluruhan disebut metodik umum (Komaruddin dan Tjuparmah, 2000: 153).

Sedangkan teknik pembelajaran adalah langkah-langkah penggunaan metode pembelajaran yang sifatnya lebih operasional dan implementatif, dengan melihat faktor kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan peserta didik (Susarno, 2010: 1). Metode pembelajaran lebih bersifat prosedur yaitu berisi tahapan tahapan-tahapan pemilihan, sedangkan teknik adalah usaha yang ditempuh untuk menerapkan metode pembelajaran. Sebagai contoh; guru PAI memilih metode ceramah dalam memberikan materi ajar, namun menggunakan teknik yang berbeda di masing-masing kelas.

Untuk mempermudah, berikut tabel tentang perbedaan masing-masing; strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran.

Strategi pembelajaran Metode pembelajaran Teknik pembelajaran - Seluruh penggunaan

pembelajaran, mulai dari awal sampai akhir belajar, yang di dalamnya terdapat ; metode, teknik, dls. - Alat penyampaian materi ajar. Contoh: ceramah, diskusi, dls - Langkah-langkah penggunaan alat penyampain. Contoh: ceramah dengan sambil berdiri, duduk, atau sambil menggambar.

Tabel 2.1

Dalam penelitian Goran Opacic and Snezana Mirkov mengenai strategi pembelajaran, mereka menyebutkan dan mengkonfirmasi adanya tiga sumber yang mendasari perbedaan individu dalam pemilihan tujuan belajar dan strategi. Dari tiga faktor yang didapatkan, dua sesuai dengan temuan langsung, mendalam dan pendekatan lebih, yang diidentifikasi dalam studi sebelumnya.

1. Ditentukan oleh indikator tujuan menunjukkan orientasi informasi, strategi pembelajaran yang tampak dan menghindari tindakan. Indikator kesadaran akademik dan kurangnya kepentingan pribadi juga dihubungkan dengan faktor ini.

2. Ditentukan oleh tujuan yang terukur, strategi untuk memahami dan indikator strategi yang jelas (melakukan dengan tujuan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan) dan indikator kesadaran akademik.

3. Ditentukan oleh indikator strategi untuk perencanaan dan pengorganisasian waktu untuk belajar, orientasi pencapaian, indikator strategi yang berorientasi pada pencapaian dan berorientasi pada umpan balik dari peserta didik (pengujian kemampuan sendiri) (Opacic and Mirkov, 2010: 37).

Begitu juga dengan Ali Ozel, dkk menyebutkan dalam temuan penelitiannya tentang strategi pembelajaran, mereka memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam studi, ditemukan bahwa strategi organisasi adalah strategi yang diajarkan secara berkelompok dan pembelajaran yang singkat.

Dalam kasus seperti itu, peserta didik juga harus diajarkan strategi organisasi secara memadai.

2. Guru harus dibekali dengan strategi pembelajaran dan pedoman acuan strategi pembelajaran. Jadi, pelatihan dengan layanan baik harus disusun dengan acuan strategi pembelajaran dan harus ada kelompok yang peduli untuk pengembangan penelitian strategi ini. Selain itu, guru harus secara berkala menginformasikan melalui buku catatan dan mereka harus mengikuti pembelajaran dengan pendekatan yang baru.

3. Strategi pembelajaran adalah bentuk kelompok dimana peserta didik membentuk dan melakukan belajar bersama dengan lebih mudah dan permanen. Oleh karena itu, peserta didik perlu belajar strategi pembelajaran yang berbeda dari tingkat pendidikan dan jenis sekolah mereka. Instruksi strategi pembelajaran adalah hal utama yang membutuhkan profesionalisme; dengan demikian, sangat penting memberikan strategi pembelajaran baik di universitas dan di dalam program pelatihan layanan (Ozel dkk, 2007: 2589).

Dengan demikian, seluruh komponen pelajaran yang telah dikemukakan di atas merupakan bagian terpenting yang patut menjadi perhatian penuh bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut penulis, penguasan strategi pembelajaran dengan utuh dan implementatif akan membawa pada perubuhan bagi peserta didik, juga perubahan bagi guru itu sendiri. Maka sudah tepat bila komponen strategi pembelajaran harus dipahami dan diamalkan dengan baik untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.

Dari uraian panjang terkait variabel strategi pembelajaran, penulis memilih menggunakan konsep strategi pembelajaran yang tertuang dalam artikel Saskatchewan Education. Dengan harapan, konsep ini akan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian di lokasi penelitian. Berikut konsep penulis dalam bentuk gambar terkait proses penelitian ke lokasi penelitian :

Gambar 2.1

Penerapan strategi pembelajaran

Sumber : Artikel Saskatchewan Education (Majid, 2013: 11-12)

Dokumen terkait