• Tidak ada hasil yang ditemukan

Varian dan Pilihan Strategi Pembelajaran yang Dipakai

BAB III METODE PENELITIAN

C. Strategi Pembelajaran Guru PAI …

3. Varian dan Pilihan Strategi Pembelajaran yang Dipakai

Peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI untuk mengetahui strategi pembelajaran apa yang digunakan dalam menyampaikan materi ajaran Islam kepada peserta didik. Untuk mempermudah melakukan pencarian data dan informasi di lokasi penelitian, peneliti menggunakan standar pengukuruan strategi pembelajaran berdasarkan artikel Saskatchewan Education yang menyebutkan strategi pembelajaran terdiri dari, yaitu : 1) strategi pembelajaran langsung, 2) strategi pembelajaran tidak langsung, 3) strategi pembelajaran interaktif, 4) strategi pembelajaran melalui pengalaman, dan 5) strategi pembelajaran mandiri.

Mengacu pada panduan penelitian yang menyebutkan lima bentuk strategi pembelajaran, peneliti menemukan di lokasi penelitian kesemua strategi tersebut digunakan oleh guru PAI dalam pembelajarannya. Berikut peneliti melakukan analisis dari kelima strategi pembelajaran yang diterapkan di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

a. Strategi Pembelajaran Langsung

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan guru PAI, bahwa guru tersebut menggunakan strategi pembelajaran langsung. Mengenai strategi pembelajaran langsung adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, memberikan pertanyaan-pertanyaan didaktik, memberikan latihan dan demonstrasi.

Strategi yang diterapkan guru ini merupakan pilihan varian strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi ajarnya, seperti menerangkan kisah-kisah perjuangan Nabi dan para sahabat, dan tokoh-tokoh yang menginspirasi. "Saya menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda-beda setiap menyampaikan materi, terkadang saya memilih salah satunya dan terkadang

menggabungkannya, seperti ceramah, tanya jawab…." Sebut

Fahrudin, S.Pd.I (wawancara 17 maret 2015, terlampir pada hal 127-135)

Peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, guru PAI menyampaikan pelajaran dengan strategi pembelajaran langsung. Seperti; mengulas materi pelajaran yang telah lalu dan menghubungkan materi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga mempersilahkan kepada peserta didik untuk memberikan Gambar 4.6:

Wawancara dengan Guru PAI (06042015)

pertanyaan dan tanggapan terkait materi pelajaran yang diterimanya. “Saya menggunakan strategi langsung seperti

ceramah, tanya jawab, dengan melihat kesesuaian sub pokok bahasan materi. Dengan menggunakan ceramah pada awal sebagi pengantar dan diakhir kesimpulan untuk memantapkan

pemahaman kepada peserta didik.” (wawancara dengan Fahrudin,

S.Pd.I pada 25 juni 2015, terlampir pada hal 127-135)

Guru PAI juga menyampaikan materi ajarnya berdasarkan dengan pedoman pembelajaran, hal ini peneliti ketahui dengan melihat dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan demikian, peneliti menemukan bahwa guru PAI telah mempraktikkan kegiatan pembelajaran dengan baik, secara khusus penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.

Demikian juga pada materi pelajaran PAI, peneliti menemukan bahwa materi pelajaran disusun oleh tim yang dibentuk Yayasan Pendidikan Al-Azhar. Penyusunan materi ajar ini merupakan kombinasi atau gabungan dari kurikulum 2013 dengan kurikulum di Al-Azhar itu sendiri. Oleh karena itu, buku ajar PAI hanya dapat dipakai di lembaga Al-Azhar saja. Penggunaan strategi pembelajaran langsung ini diterapkan guru PAI pada materi Dinul Islam, Iman kepada Allah, Dakwah Nabi Muhammad SAW periode Mekkah, Iman kepada Malaikat, Haji, Wakaf, dan Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah. Pada beberapa materi di atas, penggunaan strategi pembelajaran

langsung akan memberikan kepahaman yang utuh tentang informasi dan pengetahuan kepada peserta didik.

Penggunaan strategi pembelajaran langsung ini tentu sangat baik dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik. Agar kepahaman lebih komprehensif hendaknya guru memberikan ruang dan waktu bagi peserta didik untuk mempertanyakan hal seputar materi yang diterimanya. Dan bagi guru PAI hendaknya juga memberikan tanggapan yang baik atas pertanyaan atau jawaban yang diberikan peserta didik.

Guru PAI memakai strategi pembelajaran langsung pada kajian yang bersifat umum dan harus diperdengarkan secara bersama dengan jumlah peserta didik yang banyak. Karena efektifitas strategi pembelajaran langsung sangat baik bila dilakukan berpusat pada guru yang menjadi lebih dominan dalam memberikan informasi secara utuh kepada peserta didik.

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru PAI yang memberikan pelajaran di kelas, menggunakan cara yang berbeda-beda setiap sesinya dan disampaikan dengan baik, namun yang kerap dipakai di dalam kelas adalah dengan ceramah yaitu memberikan informasi dan penjelasan terlebih dahulu pada peserta didik. Guru membolehkan bagi peserta didik untuk menginterupsi penjelasan jika ada suatu hal yang kurang jelas, atau guru sering kali memberikan pertanyaan dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya serta menyimpulkan hasil pembelajaran.

Strategi pembelajaran langsung ini sangat efektif jika digunakan untuk memperluas informasi dan pengetahuan pada peserta didik, guru akan dengan mudah memaparkan materi yang telah disiapkannya sebelum pembelajaran dimulai. Dan inilah yang dilakukan guru PAI SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dalam memberikan pemahaman kepada peserta didiknya.

Ditinjau dari teori prinsip strategi, penggunaan strategi pembelajaran langsung diorientasikan pada tujuan pembelajaran yang dilakukan guru. Pengukuran dan pencapaian akan hasil belajar menjadi faktor keberhasilan dalam pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran. Guru PAI telah melakukan

pemetaan dan pengukuran atas strategi yang dipakainya dalam memberikan pelajaran agama Islam di dalam kelas.

Perihal tersebut, peneliti dapatkan atas keterangan dari guru PAI bahwa sebelum melakukan pembelajaran, guru telah memprediksi hasil yang akan dicapai dengan menggunakan strategi pemilihan yang tepat dalam pencapaian pelajarannya. Tujuan pembelajaran yang diukur secara sistematis akan memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran secara tepat, baik, dan kondusif.

Guru PAI juga telah memposisikan peserta didik sebagai objek yang dituntut melakukan kegiatan belajar secara aktif, walaupun dalam strategi pembelajaran langsung peran peserta didik lebih banyak mendengar/mengamati. Namun, peserta didik diupayakan dapat melakukan tanggapan dan respon atas penyampaian materi ajar dari gurunya. Dengan adanya aktivitas tersebut, akan mendorong peserta didik melakukan pergerakan baik verbal maupun psikis yang akan mempertebal rasa percaya dirinya dan mental yang kuat guna mewujudkan peserta didik yang aktif dan kreatif.

Aktivitas perserta didik menjadi titik awal dari permulaan munculnya semangat dan rasa percaya diri yang tinggi, mampu menyampaikan pertanyaan, tanggapan, sanggahan, dan juga saran atas pelajaran yang diterimanya. Hemat peneliti, peserta didik yang lebih banyak diam tentu akan memperlambat pengetahuan yang akan diperoleh secara cepat, aktif, dan kreatif. Tentu, tugas gurulah menjadi pembimbing dalam mengarahkan peserta didik sesuai dengan orientasi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Guru PAI memberikan keterangan bahwa peserta didik di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta tergolong aktif dan kreatif. Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti di dalam kelas disaat pembelajaran berlangsung, terlihat pada peserta didik memberikan umpan balik pada pelajaran agama Islam. Antusias atas materi pelajaran bagi peserta didik merupakan gambaran keberhasilan guru dalam memposisikan peserta didik melakukan aktivitas secara optimal. Secara khusus, keberhasilan

guru PAI adalah menggunakan strategi pembelajaran secara tepat fungsi dan tepat guna.

Selain itu, strategi pembelajaran langsung juga tepat digunakan guru PAI dalam mengembangkan keterampilan peserta didik selangkah demi selangkah. Karena memang dapat diketahui pemahaman tentang ajaran agama Islam harus pula diimbangi dengan pengamalan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Maka sudah menjadi kepatutan bersama, baik guru maupun peserta didik untuk saling melakukan peran aktif dalam pembelajaran agama Islam.

Secara khusus, guru PAI telah menggunakan strategi pembelajaran ini di setiap kelas dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan dari pelajaran yang ditetapkan. Hemat peneliti, penggunaan akan strategi pembelajaran langsung harus pula diimbangi dengan pemahaman situasi dan kondisi perserta didik dan kelas agar materi dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik.

Pada sisi yang lain, peneliti mengamati bahwa peserta didik yang bersekolah di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta merupakan anak dari orang tua yang memiliki kemampuan finansial menengah ke atas, ini peneliti temukan bahwa dominan peserta didik di sekolah unggul tersebut selalu dijemput oleh orang tuanya atau supir keluarga. Peneliti tertarik menanyakan kepada wakil kepala sekolah, ternyata benar adanya bahwa dominan peserta didik yang bersekolah di kawasan elit itu merupakan dari keluarga kemampuan finansial menengah ke atas, ditambah lagi bahwa biaya sekolah di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta lebih tinggi dibanding lembaga pendidikan Islam lainnya.

Peneliti menanyakan kepada wakil kepala sekolah, apakah ada peserta didik yang susah diatur atau diarahkan karena memandang lebih tinggi strata sosialnya (finansial) dibanding dengan gurunya yang biasa saja. Ternyata, peserta didik yang mengenyam pendidikan di lembaga Islam tersebut tampil lebih sopan dan penurut, karena semua sudah ada aturannya, baik dari anak keluarga menengah ke atas atau menengah ke bawah akan

diperlakukan sama, jika berprestasi akan mendapatkan reward dan jika lalai (melanggar tatakrama) akan diberikan sanksi (punisment). Proporsional dalam memberikan janji (wa’d, targhib) yang menggembirakan dan ancaman (wa’id, tarhib) untuk mendidik kedisiplinan. Pembiasaan terhadap hal-hal yang terpuji membutuhkan kedisiplinan, dan kedisiplinan akan berjalan jika ada hukuman (punishment), sedangkan yang berprestasi diberikan hadiah (reward) agar mereka selalu mengulang kebaikan dan prestasi yang diraihnya sekaligus menjadi tradisi dalam hidupnya (Moh.Roqib, 2009: 98). b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung

Guru PAI juga menggunakan strategi pembelajaran tidak langsung dalam memberikan materi ajarnya kepada peserta didik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru PAI menjelaskan bahwa dalam pembelajaran agama Islam menggunakan varian strategi pembelajaran menjadi pilihan, penggunaan strategi ini akan menumbuhkan keaktifan peserta didik di dalam kelas. Dalam pengamatan peneliti di dalam kelas, guru menyampaikan pelajaran dengan memberikan kesempatan pada peserta didik memetakan terlebih dahulu materi yang akan dipelajarinya.

Perihal tersebut peneliti ketahui bahwa sebelum menyampaikan paparan terhadap hasil temuan dan kajian diskusi kelompok, para peserta didik melakukan pemetaan bersama dan rancangan sub-sub materi pelajaran yang diberikan guru. Maka, strategi pembelajaran tidak langsung ini juga menjadi pilihan karena peserta didik merasa bahagia dalam belajarnya dan dapat memberikan umpan balik secara langsung.

Strategi seperti ini sangat membantu peserta didik dalam proses mengingat lebih kuat, bertanggung jawab atas hasil temuan dan meningkatkan percaya diri dalam mempersentasikan pembahasan di depan kelas. “Saya menggunakan strategi ini juga

melihat sub pokok bahasan materi PAI. Strategi ini digunakan untuk mengarahkan peserta didik agar menemukan ide dan

gagasan dengan materi yang diberikan.” (wawancara dengan

Strategi pembelajaran tidak langsung ini digunakan guru PAI pada mata pelajaran yang dapat dilakukan pengamatan terlebih dahulu oleh peserta didik lalu dilanjutkan dengan persentasi hasil temuannya di depan teman sekelas. Materi pelajaran tersebut antara lain adalah sumber hukum Islam, akhlak karimah dan akhlak mazmumah. Peserta didik diarahkan untuk meneliti dan melakukan pengamatan tentang sumber/dasar hukum Islam yang dihubungkan dengan kasus/fenomena yang ada. Selain itu, peserta didik diarahkan dapat melakukan pengamatan atas kebiasaan/kepribadian teman sekelas, kelurga, lingkungan sekitar, mencari dan mencatat kebiasaan serta yang baik serta mempersentasikan hasil temuannya.

Posisi guru PAI adalah menjadi fasilitator yang merancang kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan. Bentuk pembelajaran yang dilakukan adalah dengan melibatkan peserta didik menemukan dan melakukan konfirmasi pengetahuan, dan menyimpulkannya serta mempresentasikan hasil temuannya di dalam kelas. Strategi ini tentu sangat membantu dalam peningkatan pemahaman dan mengasah kreatifitas dan inovatif pada peserta didik.

Adanya pelibatan peserta didik atau partisipasi merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses pembelajaran. Karena, dengan adanya partisipasi akan mempermudah transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Di samping itu, partisipasi peserta didik akan memunculkan motivasi dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dari gurunya.

Berdasarkan dari keterangan peserta didik bernama Waisya bahwa guru pernah memberikan suatu sub-tema pembelajaran, yang mana peserta didik diinstruksikan untuk memberikan analisis, dan menyimpulkan dan saling memberikan komentar baik secara

individu maupun kelompok. “Kami sungguh belajar keras di sini kak, karena pelajarannya berat, tapi kami senang kak.” ucap

peserta didik tersebut (wawancara 23 maret 2015, terlampir pada hal 127-135)

Peneliti mengkonfirmasi kepada guru PAI, bahwa strategi itu akan mulai dirutinkan penerapannya dalam pembelajaran di kelas. Agar guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan pengamatan terhadap suatu sikap atau perilaku keberagamaan. Contoh; peserta didik diwajibkan melakukan pengamatan jumlah dan usia yang shalat berjamaah pada waktu subuh di masjid atau mushallah di lingkungan tempat tinggal. Setelah melakukan pengamatan, maka peserta didik diharuskan memberikan komentar dan alasan melakukan pengamatan pada obyek tersebut, dan apa yang terjadi dalam momentum tersebut. Pengamatan dari masing-masing peserta didik selanjutnya dipersentasikan di depan kelas dan ditanggapi oleh peserta didik yang lain.

Strategi pembelajaran tidak langsung ini, terkadang tidak banyak dilakukan di satuan lembaga pendidikan, namun peneliti menemukan bahwa SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta, secara khusus guru PAI mempraktikkan strategi pembelajaran ini, tentu ini menjadi poin pembeda dibanding dengan lembaga pendidikan lain ataupun lembaga pendidikan Islam lainnya. Pemahaman guru PAI tentang strategi pembelajaran dapat diimplementasikan dalam bentuk konkrit pada peserta didiknya. Kompetensi seperti ini agar selalu diperbaiki, ditingkatkan, dan dikembangkan sehingga varian-varian baru muncul menjadi sebuah bentuk strategi pembelajaran yang dapat membantu memudahkan pemahaman peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan.

Dalam pengamatan peneliti, para penyelenggara pendidikan di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta menjalankan aktivitas pembelajaran dengan sangat baik, mereka seperti sebuah tim yang saling mendukung dan menasehati satu sama lain. Kegitan tersebut terlihat, pada pola kegiatan yang dilakukan seperti sebuah keluarga yang tahu dan sadar dengan posisi, tugas, dan tanggung jawab yang dibebankan pada masing-masing individu.

Suasana yang diciptakan oleh pimpinan sekolah sangat membantu dalam menumbuhkan saling kepercayaan dan meningkatkan persaudaraan, sudah sangat tepat bila para penyelenggara pendidikan di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dapat

menjadi contoh dan tauladan bagi peserta didik dalam menyempurkan pemahaman pengetahuannya dengan melihat secara langsung sikap dan kepribadian gurunya di lingkungan sekolah.

Peneliti mengamati, bahwa begitu sopannya wakil kepala sekolah menyambut baik para tamu yang hadir mengeluhkan tentang anaknya agar dipindahkan dari jurusan IPS kepada jurusan IPA, beliau menolak permintaan orang tua calon peserta didik dengan sangat lembut dan bersahaja. Wakil kepala sekolah tersebut mengatakan kepada peneliti “Ini terjadi bukan hari ini saja mas,

setiap hari saya harus melayani laporan, keluhan, dan permintaan orang tua/wali calon peserta didik untuk dapat diterima atau meminta pemindahan jurusan yang telah ditentukan, namun ini sudah peraturan maka saya pun menegaskan itu kembali bahwa hal

tersebut sudah ada peraturannya.” (keterangan dari Drs. Ngadiman pada 17 maret 2015, terlampir pada hal 127-135)

Peneliti mengamati bahwa dewan guru dan kepala sekolah hadir bersama shalat berjamaah dengan tepat waktu di Mushalla yang tersedia, setelah melakukan shalat dilanjutkan dengan kultum yang selalu bergilir pada setiap guru di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Terlihat hangat kedekatan para penyelenggara pendidikan ini, canda tawa dan saling menasehati bukan hal yang sulit untuk ditemukan di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta ini. Begitu juga, pada setiap berpapasan dewan guru tidak merasa rendah memanggil dan menanyakan kabar terlebih dahulu kepada peserta didik, contoh tersebut merupakan keteladan yang baik.

Urian di atas mengenai teladan yang diberikan guru secara prinsip merupakan bagian dari dilakukannya pembelajaran tidak langsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran tidak langsung juga bisa diterapkan di luar kelas, dan diterapkan oleh semua guru yang diorientasikan pada pengembangan kepribadian peserta didik, mengasah kecerdasan dan kreativitasnya sehingga ilmunya berguna bagi lingkungan sekitar dan masa depannya.

Dilihat dari sisi prinsip strategi pembelajaran, integritas yang dilakukan guru dan penyelenggara pendidikan di SMA Al-Azhar sudah sangat baik. Integritas yang dimaksud yaitu penerapan pola

dan strategi pembelajaran yang membawa perubahan dan perbaikan bagi peserta didik secara totalitas, yang mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya (sikap, kreativitas, dan pengetahuan).

Jadi, jelas bahwa SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta mempraktikkan strategi pembelajaran tidak langsung dalam setiap pembelajarannya, secara khusus pelajaran agama Islam. Hemat peneliti, faktor keberhasilan pembelajarannya adalah menggunakan banyak varian dalam pembelajaran, salah satunya strategi pembelajaran tidak langsung yang dapat bermanfaat bagi proses transfer informasi kepada peserta didik.

c. Strategi Pembelajaran Interaktif

Guru PAI SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta juga menggunakan strategi pembelajaran interaktif, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran ini agar memudahkan bagi guru menyampaikan materi pelajarannya. Bentuk dari strategi pembelajaran ini adalah dengan berdiskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Dengan adanya diskusi dan saling konfirmasi dari peserta didik akan meningkatan pemahaman dan ingatan, juga melahirkan ide-ide segar dalam mendukung hasil paparan yang dikerjakan secara berkelompok.

Strategi pembelajaran interaktif dapat dikembangkan dengan membentuk kelompok-kelompok, dan mengkategorisasi sub-sub materi pelajaran yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok. Dari adanya diskusi yang ketat dan padat akan mampu membangkitkan semangat kreatifitas dan inovasi pada diri peserta didik. Tentu inilah yang menjadi tujuan strategi pembelajaran interaktif dipakai oleh setiap satuan pendidikan dalam pembelajarannya. Strategi ini dipakai guru PAI pada materi pembahasan terkait Hikmah ibadah dan Zakat. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan diberikan sub pokok bahasan, lalu melakukan diskusi dan mempersentasikannya di depan kelas.

Peneliti mengkonfirmasi pada guru PAI, bahwa strategi itu memang diterapkan dalam pemberian materi ajar agama Islam. Guru membagi peserta didik dalam bentuk kelompok, dan kelompok tersebut mendapatkan sub-sub tema pembahasan, selanjutnya kelompok tersebut diberikan kebebasan untuk berekspresi dan menganalisis sub tema yang diberikan. Setelah selesai, maka masing-masing kelompok akan mempersentasikan hasil ide dan temuan yang dilakukan, dan guru menyempurnakan diakhir dari paparan masing-masing kelompok tersebut. “Strategi ini merupakan strategi yang paling sering saya gunakan, karena dengan adanya interaksi yang baik akan memudahkan melekatnya informasi dan pemahaman kepada peserta didik, biasanya saya melakukan dengan membentuk kelompok dan mempersilahkan diskusi, saling bertanya, dan menyimpulkannya.” sebut Fahrudin, S.Pd.I (wawancara pada 25 juni 2015, terlampir pada hal 127-135) Dalam pengamatan peneliti di dalam kelas, guru melaksanakan pembelajaran dengan strategi yang tepat, seperti membentuk kelompok kecil, mengedepankan keaktifan peserta didik dalam mempersentasikan materi pelajaran. Perihal ini sejalan pula dengan praktik yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan diharapkan berhasil mengembangkan kemampuan dan pemahaman peserta didik secara komprehensif.

Peneliti menemukan bahwa disela-sela aktivitas peserta didik dalam belajar, mereka selalu membuat lingkaran dalam bentuk kelompok, baik itu dalam hal menghafal pelajaran untuk ujian, atau dalam berinteraksi dan berdiskusi. Ini merupakan cerminan bahwa strategi pembelajaran sudah mulai terbiasa dilakukan oleh peserta didik di sekolah unggul tersebut. Peserta didik juga diberikan kebebasan dalam mengakses komputer/laptop yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang disampaikan, tentu hal ini diperbolehkan setelah mendapat izin guru atau di luar rungan kelas.

Di samping itu, sekolah juga memfasilitasi dengan menyediakan fasilitas internet gratis di sekolah; Free access Com-Net. Dengan adanya fasilitas ini akan mempermudah aktivitas

tersebut dalam memperkaya informasi yang dapat diakses dengan mudah dan gratis bagi peserta didik.

Pimpinan sekolah juga memberikan fasilitas yang lengkap, baik itu internet gratis ataupun kebebasan dalam mengekspresikan potensi yang dimiliki, seperti yang memiliki Gambar 4.7: Fasilitas Pembelajaran (13032015)

hobi musik maka sekolah memfasilitasinya, ada yang hobi olahraga sekolah juga memfasilitasinya, ada yang ingin menambah keahlian verbal menjadi muballigh atau dai, maka sekolah juga memberikan fasilitas yang cukup, dan seterusnya.

SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta telah menerapkan strategi pembelajaran interaktif, secara khusus pada pelajaran agama Islam, sehingga tampak pada peserta didik menjadi individu yang aktif dalam kegiatan keorganisasian, pengembangan keterampilan, keikutsertaan perlombaan, keikutsertaan menjadi agen dakwah.

Dalam pandangan peneliti, ini diketahui dengan banyaknya prestasi yang di raih oleh alumni dan peserta didik dalam ajang berbagai perlombaan dan keikutsertaan dalam kegiatan baik nasional maupun internasional. Capaian dari banyaknya prestasi yang diraih merupakan sebuah gambaran atas keberhasilan pembelajaran, secara khusus strategi pembelajaran yang dipakai guru. Karena individu yang aktif dan produktif adalah buah dari strategi pembelajaran interaktif yang diterapkan dalam pembelajaran di setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

Perihal ini sejalan dengan komponen strategi pembelajaran yaitu adanya Kegiatan lanjutan. Artinya, kegiatan lanjutan yang difokuskan pada aktivitas peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang telah dimiliki dapat digunakan sebagai bekal dan menambah pengetahuan bagi kehidupan masa depannya. Sedangkan posisi lembaga pendidikan, yaitu dengan menjadwalkan

agenda pertemuan/reunian bagi alumni peserta didik yang telah keluar dari lembaga pendidikan tersebut. Agenda reunian bertujuan

Dokumen terkait