• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi dan Persyaratan Obat Tradisional

Dalam dokumen resum kesehatan masyarakat id. pdf (Halaman 140-147)

PERANAN OBAT TRAISIONAL DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

D. Komposisi dan Persyaratan Obat Tradisional

Dalam upaya pembinaan industri obat tradisional, pemerintah melalui Depkes telah memberikan petunjuk pembuatan obat tradisional dengan komposisi rasional melalui pedoman rasionalisasi komposisi obat tradisional dan petunjuk formularium obat tradisional. Perlu diketahui racikan simplisia yang rasional agar ramuan obat yang diperoleh mempunyai khasiat sesuai maksud pembuatan jamu tersebut.

Kesehatan Masyarakat | 140 Komposisi obat tradisional yang biasa diproduksi oleh industri jamu dalam jamu bentuk sederhana pada umumnya tersusun daei bahan baku yang sangat banyak bervariasi. Sedangkan bentuk obat ekstrak alam dan fitofarmaka pada umumnya tersusun dari simplisia tunggal atau maksimal 5 macam jenis bahan tanaman obat. Agar dapat disusun suatu komposisi obat tradisional maka beberapa hal yang perlu diketahui adalah :

1. Nama umum obat tradisional / jamu

Jamu yang diproduksi pada umumnya mempunyai tujuan pemanfaatan yang tercermin dari nama umum jamu. Perlu diketahui bahwa terdapat peraturan tentang pendanaan obta tradisional. Jamu yang diproduksi dan didistribusikan kepada konsumen harus diberi label yang menjelaskan manfaat – manfaat atau khasiat jamu.

Secara umum juamu dibedakan menjadi dua, yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan atau promotif dan mencegah dari kesakitan, serta jamu yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit. Tujuannya adalah : a. Tujuan promotif atau preventif

Ada beberapa jamu preventif atau promotif yang beredar di pasaran. Jamu tersebut diprpduksi oleh industri obat tradisional baik besar maupun kecil. b. Tujuan kuratif

Jamu dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit atau menghilangkan gejala penyakit cukup banyak dijumpai. Bahkan, saat ini industri farmasi bersaing dengan industri obat tradisional memproduksi berbagai obat tradisional yang berguna untuk terapai suatu penyakit. Obat tradisional ini sebagian telah diproduksi dalam bentuk ekstrak bahan alam, bahkan sebagian dalam bentuk fitofarmaka.

Kesehatan Masyarakat | 141 2. Komposisi bahan penyusun jamu

Menyususn kompisisi bahan penyususn jamu dilakukan dengan memperhatikan manfaat yang akan diambil dari ramuan yang dibuat serta kegunaan dari masing – masing simplisia penyusun obat tersebut. Tujuan pemanfaatan jamu untuk suatu jenis keadaan tertentu harus memperhatikan keluhan yang biasa dialami pada kondisi tersebut.

3. Simplisia dan kegunaan

Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Dari jenis simplisia yang umum digunakan oleh industri jamu, ada beberapa tanaman yang mempunyai kegunaan yang mirip satu dengan yang lainnya meskipun pasti juga terdapat perbedaan mengingat kandungan bahan berkhasiat antara satu tanaman dengan lainnya tidak dapat sama.

Pengetahuna tentang kegunaan dari maisng – masing simplisia sangat penting, sebab dengan diketahui kegunaan masing – masing simplisia, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pemnafaatan tanaman obat serta dapat mencarikan alternatif pengganti yang tepat apabila simplisia yang dibutuhkan ternyata tidak dapat ternyata tidak dapat diperoleh.

4. Penelitian yang telah dilakukan terhadap simplisia penyusun obat tradisional Obat tradisional terdiri dari berbagai jenis tanaman dan bagian tanaman. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional maka obat tradisional yang terbukti berkhasiat perlu dimanfaatkan dan ditingkatkan kualitasnya. Penelitian yang dlakukan terhadap tanaman obat sangat membantu dalam pemilihan bahan baku obat tradisonal. Pengalaman empiris ditunjang dengan penelitian semakin memberikan keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional.

Kesehatan Masyarakat | 142 Sehubungan dengan mutu, kepada para pengusaha yang bergerak di bidang industri obat khususnya obat tradisional dalam pembuatan obat harus memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu, sesuai dengan Keputusna Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 661/MENKES/SK/VII/1994. Secara garis besar pemerintah telah mengeluarkan beberapa petunjuk, yakni :

a. Kadar air tidak lebih dari 10%. Hal ini untuk mencegah berkembang biaknya bakteri, kapang dan khamir (ragi).

b. Jumlah kapang dan khamir tidak lebih dari 10.000 c. Jumlah bakteri non- patogen tidak lebih dari 1.000.000 d. Bebas dari bakteri patogen seperti salmonella.

e. Jamu yang berbentuk pil atau tablet, daya hancur tidak lebih dari 15 menit (menurut Farmakope Indonesia). Toleransi sampai 45 menit.

f. Tidak boleh tercemar atau diselundupi bahan kimia berkhasiat. E. Pemanfaatan dan Prospek Obat Tradisonal

Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya berlaku Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara – cara pengonatan ini menerapkn konsep „back to nature‟ atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat – obat modern. Obat tradisional tidak jarang dipakai untuk pengobatan penyakit yang belum ada obatnya yang memuaskan seperti penyakit kanker, penyakit virus termasuk AIDS dan penyakit degeneratif, serta pada keadaan terdesak di mana obat jadi tidak tersedia atau karena tidak terjangkau oleh daya beli bmasyarakat. Secara garis besar tujuan pemakaian obat tradisional dibagi dalam empat kelompok, yaitu :

Kesehatan Masyarakat | 143 2. Untuk mencegah penyakit (preventif).

3. Sebagai upaya pengobatan penyakit baik untuk pengobatan sendiri mau[un untuk mengobati orang lain sebagai upaya mengganti atau mendampingi penggunaan obat jadi (kuratif), dan

4. Untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif).

Agar pemanfaatan obat tradisioanl dapat dipertanggungjawbkan secara ilmiah terutama dari segi keamanan, khasiat dan penggunaannya \, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan dengan tahapan yang jelas dan isitematis. Tahapan tersebut adalah :

1. Pemilihan (seleksi) simplisia berdasarkan informasi dari masyarakat tentang pemanfaatan dan penelusuran pustaka tentang kandungan kimia dari tanaman tersebut.

2. Uji penyaringan biologik (skrinning biologic) yang meliputi uji farmakologik dan toksitas akut.

3. Uji farmakodiamik.

4. Uji tokstitas lanjut seperti uji toksitas sub – akut, kronis dan khusus.. 5. Pengembangan formulasi, dan

6. Uji klinik pada manusia.

Oleh karena itu, obat tradisional yang merupakan potensi bangsa Indonesia, mempunyai prospek untuk ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. pengembangn obat radisional mempunyai tiga aspek penting, yaitu :

Kesehatan Masyarakat | 144 1. Pengobatan yang menggunakan bahan alam adalah sebagian dari hasil budaya

bangsa dan perlu dikembangkan secara inovatif untuk dimanfaatkan bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

2. Penggunaan bahan alam dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan sebagai bahan obat jarang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat yang berasal dari zat kimia sintesis.

3. Bahan baku obat yang bersaal dari alam cukup btersedia dan cukup tersedia dan tersebar luas di negara kita. Pengembangan obat tradisional dalam jangka panjang akan mepunyai arti ekonmi yang cukup potensial karena dapat mengurangi impor bahan baku sintesa kimia yang harus dibeli dengan devisa.

Kegunaan obat kelompok fitoterapi dinyatakan dengan istilah farmakologi baku, shingga penggunaannya dapat diusahakan melalui para dokter dan unit pelayanan kesehatan formal. Dengan demikian secara bertahap obat kelompok fitoterapi dapat memasuki dunia pengobatan modern dan menunjang upaya untuk mencukupi kebutuahn obat bagi masyarakat luas.

Prioritas seleksi bahan onbta alam yang akan diuji pada masa mendatang adalah :

1. Bahan obat yang diprioritaskan mempunyai khasiat untuk prnyakit yang menduduki urutan teratas dalam pola penyakit atau penyakit dengan angka kematian dan angka kesakitan yang tinggi.

2. Bahakn obta yang diperkirakan mampunyai khasiat untuk penyakit tertentu berdasarkan pengalaman pemakaian, dan

3. Bahan obat yang diduga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker atau AIDS yang belum ada obatnya.

Penelitian mengenai potensi dan khasiat obat alami pun mengalami peningkatan. Hal ini merupakn salah sesuatu yang menggembirakan, menginagt

Kesehatan Masyarakat | 145 potensi kekayaan Indonesia sangat berlimpah. Oleh sebab itu, kita hanya menunggu kemauan pemerintah dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mengembangkannya agar pelayanan kesehatan tidak semata – mata tergantung pada obat – obat modern.

Namun demikian, kalau dibandingkan dengan obat alami asal Cina atau negara – negara lain, obat alami asal Indonesia ini tidak dapat berkembang sepesat obat – obat alami asal Cina atau negara – negara lain, obat asal Indonesia ini tidak dapat berkembang sepesat obat – obatn alami asal Cina, India, Korea maupun Jepang. Selain faktor kurang percaya pada masyarakat, pengobatan dengan bahan alami Indonesia belum memiliki tradisi pendokumentasian.

Untuk dapat masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal, obat tradisional perlu menggunakan konsep fotofarmaka, walaupun dalam hal ini pengembangan dan penelitian fitofarmaka obat bahan alam tidak perlu menjalani seluruh tahap pengembangan obta modern uji pra – klinik dan klinik.

Kesehatan Masyarakat | 146 BAB 15

Dalam dokumen resum kesehatan masyarakat id. pdf (Halaman 140-147)