• Tidak ada hasil yang ditemukan

resum kesehatan masyarakat id. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "resum kesehatan masyarakat id. pdf"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

Kesehatan Masyarakat | 0

KESEHATAN MASYARAKAT

RESUM

Oleh:

Rizka Herdian Lestari

120210201023

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

Kesehatan Masyarakat | 1 BAB 1

KESEHATAN MASYARAKAT

A. Sekelumit Sejarah Kesehatan Masyarakat

Sejarah kesehatan masyarakat tidak lepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Keduanya adalah seorang dokter dan asistenya yang pada akhirnya menjadi pasangan suami istri. Asclepius adalah dokter pertama yang mampu melakukan bedah berdasarkan prosedur tertentu dengan baik. Ada dua perbedaan yang mendasar dari keduanya yaitu:

1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.

2. Higeia mengajarkan pada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui hidup seimbang, yaitu menghindari minuman dan makanan beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat, dan berolahraga. Apabila orang sudah terlanjur sakit, Higeia menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakit tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat daya tahan tubuh dengan makanan yang baik, dari pada melakukan pengobatan.

(3)

Kesehatan Masyarakat | 2 Dalam perkembangan selanjutnya terjadi pemisah antara kedua kelompok profesi yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan preventif (preventive health care). Keduanya berbeda dalam pendekatan yakni sebagai berikut:

1) Pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter) dengan pasien cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan individual) masalah yang ditangani pada umunya juga masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dan pasien bersifat kemitraan, tidak seperti dokter-pasien. 2) Pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada

umumnya hanya menunggu masalah dating. Sedangkan preventif lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah.

3) Pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasienlebih kepada system biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara partial, padahalmanusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terkait antara aspek satu dengan yang lainnya. Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistic. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya system biologi, individual, tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis, dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial, tetapi harus secara menyeluruh atau holistic.

B. Perkembangan Kesehatan Masyarakat

1. Periode Sebelum ilmu pengetahuan

(4)

Kesehatan Masyarakat | 3 dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.

Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrin tersebut karena kesehatan. Bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit, tetapi karena menimbulkan bau yang tidak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.

Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mngalir yang sudah kotor itu tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984). Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kunotelah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan bintang pliharaan yang menimbulkan bau, dan sebagainya. Bahkan pada waktu itu sudah ada keharusan pemerintahan kerajaan untuk melakukan supervise atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung makanan, tempat-tempat prostitusi, dan sebagainya (Hanlon, 1974).

Penyakit kolera tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 telah menjadi pusat endemic kolera. Disamping itu, lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui para imigran. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi epidemi dan endemic penyakit-penyakit tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu.

(5)

Kesehatan Masyarakat | 4 waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh karena itu, waktu itu disebut “The Black Death”. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular.

2. Periode Pengetahuan

Pada abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh karena itu, pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral. Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan asam karbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi, dan William Marton menemukan eter sebagai anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris, Parlemen Inggris membentuk komisi penyelidikan dan penanganan masalah kesehatan yang di ketuai oleh Edwin Chardwich seorang pakar sosial dalam masalah wabah kolera. Hasil laporan Edwin disertai data statistik yang sahih dan baik yaitu bahwa masyarakat hidup dengan kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubungi lalat dan kecoa. Selain itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari dengan gaji di bawah kebutuhan hidup. Sehingga mereka tidak mampu membeli makanan yang bergizi. Berdasarkan hasil laporan Edwin akhirnya keluar undang-undang yang mengatur upaya peningkatan kesehatan penduduk, sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja, pabrik, dan sebagainya.

(6)

Kesehatan Masyarakat | 5 Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Departemen Kesehatan untuk pertama kalinyayang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan. Departemen ini sebenarnya merupakan peningkatan dari departemen sebelumnya yang sudah ada di masing-masing kota seperti di Baltimore tahun 1798, South California tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya. Pada tahun 1872 dilakukan pertemuan para pemerhati kesehatan yang menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Associaton)

C. Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda yakni dimulai dengan adanya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat di takuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk ke Indonesia tahun 1927, dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia, kemudian pada tahun 1948 cacar masuk Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Pada tahun 1807 pada masa Gubernur Jenderal Daendels, di lakukan pelatihan dukun bayi untuk mengurangi penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, namun ini tidak berjalan baik karena kurangnya tenaga pelatih dan pada tahun 1930 dilakukan pendaftaran para dukun bayi, sehingga pada tahun 1952 pelatihan ini dilanjutkan kembali.

(7)

Kesehatan Masyarakat | 6 Pada tahun 1888 berdiri pusat laboratorium di Bandung, lalu pada tahun 1983 berubah menjadi „Lembaga Eykman‟, selanjutnya disusul dengan berdirinya laboratorium di Medan, Semarang, Makasar, dan Yogyakarta. Laboratorium ini berguna dalam pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi, dan sebagainya.

Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia dan pada tahun 1933, 1934, dan 1935 terjadi epidemi di beberapa tempat, terutama di Pulau Jawa. Kemudian tahun 1935 dilakukan program pemberantasan pes dengan penyemprotan DDT terhadap rumah-rumah penduduk juga vaksinasi massal. Tercatat pada tahun 1941, 15.000.000 orang telah memperoleh suntikan vaksinassi. Pada tahun 1925 seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda bernama Hydrich melakukan pengamatan tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas-Purwokerto pada waktu itu. Dari hasil pengamatan dan analisisnya ia menyimpulkan bahwa penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan akibat dari kondisi sanitasi lingkuan. Masyarakat pada waktu itu membuang kotorannya di sembarang tempat seperti di kebun,di sungai, di selokan, bahkan di pinggir jalan, padahal mereka mengambil air minum dari sungai. Dan penyebab buruknya sanitasis adalah perilaku penduduk. Oleh sebab itu, untuk memulai upaya kesehatan masyarakat Hydrich mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan „propaganda‟ (pendidikan) penyuluhan kesehatan.

(8)

Kesehatan Masyarakat | 7 Barat), Sleman, Godean (Yogyakarta), Mojosari (Jawa Timur), Kesiman (Bali), dan Berabai (Kalimantan Selatan).

Pada bulan November 1967 dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia. Konsep puskesmas yang dibawkan dr. Achmad Dipodilogo mengacu pada Konsep Bandung dan Proyek Bekasi dengan menghasilkan kesimpulan seperti berikut, tipe puskesmas disepakati ada tiga yaitu tipe A, B, dan C. pada tahun 1968 dicetuskan bahwa puskesmas merupakan system pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian di kembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau. Kegiatan pokok Puskesmas adalah:

1) Kesehatan ibu dan anak 2) Keluarga Berencana 3) Gizi

4) Kesehatan Lingkungan 5) Pencegahan penyakit menular 6) Penyuluhan kesehatan masyarakat 7) Pengobatan

8) Perawatan kesehatan masyarakat 9) Usaha kesehatan gizi

10)Usaha kesehatan sekolah 11)Usaha kesehatan jiwa 12)Laboratorium

13)Pencatatan dan pelaporan

(9)

Kesehatan Masyarakat | 8 tahun1979 tidak ada perbedaan antara Puskesmas tipe A dengan tipe B. pada tahun 1979 diadakan stratifikasi Puskesmas yaitu:

a) Strata Satu : Puskesmas dengan prestasi sangat baik

b) Strata Dua : Puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar c) Strata Tiga : Puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Selanjutnya puskemas juga dilengkapi dengan dua piranti manejerial yang lain, yakni micro planning untuk perencanaan dan loka karya miniuntuk pengoprasian kegiatan dan pengembangan kerja sama tim. Ahirnya tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi , dengan berkembangnya program paket terpadu ksehatan dan keluarga berencana (posyandu). Program ini mencangkup:

a) Keshatan ibu dan anak b) Keluarga berenana c) Gizi

d) Penanggulangan penyakit diare e) Imunisasi

Tujuan dikembangkan posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan, yakni:

a) Mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita, dan angka kelahiran.

b) Mempercpat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. c) Berkembangnya kegiatan kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuannya.

Pelayanan posyandu menganut sistem 5 meja dengan urutan sebagai berikut:

a) Meja 1 : Pendaftaran pengunjung posyandu dilayani oleh kader kesehatan. b) Meja 2 : penimbangan bayi, balita, dan ibu hamildilayani oleh kader

(10)

Kesehatan Masyarakat | 9 c) Meja 3 : pencatatan hasil penimbangan dari meja 2 di dalam KMS,

dilayani, oleh kader kesehatan.

d) Meja 4: penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ibu hamil oleh kader kegiatan.

e) Meja 5 : pemberian imunisasi, pemasangan alat konsrasepsi,atau

pengobatan bagi yang memerlukan, dan periksa hamil, dilayani oleh kader kesehatan. Bila ada kasus yang tidak dapat ditangani bisa dirujuk ke puskesmas.

D. Definisi kesehatan masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah upaya upaya untuk mengatasi masalah masalah sanitasi yang menganggu kesehatan. Dengan kata lain, kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi mempunyai aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks. Ahirnya kesehatan masyarakat masyarakat di artikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanutasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.

Dari pengalaman pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang berjalan sampai pada awal abad ke-20,winslow (1920) ahirnya membuat batasan masyarakat sampai sekarang masih relevan, yakni: kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni: mencegah panyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha usaha pengorganisasian masyarakat untuk:

a) perbaikan sanitasi lingkungan.

b) pemberantasan penyakit penyakit menular. c) Pendidikan untuk kebersihan perorangan

(11)

Kesehatan Masyarakat | 10 e) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dan memelihara kesehatannya.

Dari batasan tersebut tersirat bahwa keshatan masyrakat adalah kombinasi antara teori (teori) dan praktek (seni)yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehtan masyrakat.ketiga mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, winslow menyusulkan cara untuk pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya upaya pengorganisasian.

E. Ruang lingkup kesehatan masyarakat

Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapatdilihat dari dua hal tersebut.sebagai ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup dua disiplin keilmuan, yakni ilmu biologis da ilmu sosial. Akan tetapi sesuia dengan ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masayakat antara lain, mencakup ilmu biologi,fisika,kimia,ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan dan sebagainya. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat mempunyai ilmu yang multidisiplin.

Secara garis besar, disiplin ilmu menompang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut pilar utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain:

a) Epidemiologi

b) Biostatistik/ statistik kesehatan c) Kesehatan lingkungan

d) Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku e) Administrasi kesehatan masyarakat f) Gizi masyarakat

(12)

Kesehatan Masyarakat | 11 Masalah kesehatan masyarakat adalah multikausal maka pemecahannya harus secara multidisplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentangan yang luas.

Secara garis besar, upaya upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain:

a) Pemberatasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. b) Perbaikan sanitasi lingkungan.

c) Perbaikan lingkungan pemukiman. d) Pemberantasan vektor

e) Pendidikan (penyeluhan) kesehatan masyarakat. f) Pelayanan kesehatan ibu dan anak.

g) Pembinaan gizi masyarakat.

h) Pengawasan sanitasi tempat tempat umum. i) Pengawasan 0bat dan minuman.

(13)

Kesehatan Masyarakat | 12 BAB 2

EPIDEMIOLOGI

A. Pengertian dan Peranan Epidemiologi.

Pada mulainya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi, hal ilni bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam pengembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit noninfeksi, sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia dalam konteks lingkungannya.

Dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurannya mencakup tiga elemen, yakni:

a. Mencakup semua penyakit.

Epidemiologi mepelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit infeksi, seperti kanker, kekurangan gizi, kecelakaan lalu lintas, maupun kecelakaan kerja, dan lain-lain;

b. Populasi.

Apala kedokteran klinik berorientasi pada gambara-gambaran penyakit individu, maka epidemiologi ini memusat perhatiannya pada distribusi panyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

c. Pendekatan Ekologis.

Frekuensi dan konstribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada kesehatan lingkungn manusiabaik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial

1. Penyebar penyakit.

Dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang pelu direnungkan : 1) Siapa (who), siapkan yang menjadi sasaran penyakit itu atau orang yang

terkena penyakit.

(14)

Kesehatan Masyarakat | 13 3) Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Jawaban atau pertanyaan ini merupakan faktor-faktor yang menentukanterjadinya suatu penyakit tentukan oleh tiga faktor utama, yakni; orang, tempat, dan waktu.

2. Kegunaan.

Peranan epidemiologi, khususnya dalam kontek program kesehatan dan keluarga berncana adalah sebagai toll (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Demikian pila dengan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitka dengan masalah, dimana atai dalam lingkungan, bagaimana penyebran masalah dan bilamana masalah tersebut terjadi. Kegunaan epidemiologi dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti, prevalensi, poin of prevalence, dan sebagainyadapat dipergunakan dalam perhitungan-perhitungan: prevalensi, kasus baru, case fatality rate, dan sebagainya.

B. Metode-metode epidemiologi.

Didalam epidemiologi terdapat dua tipe poko pendekatan atau metode, yakni:

1. Epidemiolog deskrptif

Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakitberubah menurut variabel-variabel epidemiologi yang terdiri pada orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

2. Epidemiologi Analitik.

Pendekatan atau studi dipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi yang iperoleh studi epidemiologi deskriptif.

(15)

Kesehatan Masyarakat | 14

3. Epidemiologi Eksperimen

Studi ini digunakan dengan menggunkan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).

Contoh: untuk menguji suatu keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu

kelompok anak kemudian kemudian vaksin tersebut.

Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberika placebo. Setelah beberapa tahun kemudian, dilihat timbulnya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksi tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dengan kelompok kontrol.

C. Pengukuran epidemiologi.

Dalam hubungan dengan kesakitan akan dibicarakan incidence rate, prevalence rate (poin priod prevalence rate), attack rate, dan dalam hubungan dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, disease spesific rate dan adjusted death rate. Sebelumnya membicarakan masing-masing tersebut, perlu dikemukakan hal-hal seperti berikut:

1) Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni: (a). jumlah orang yang terkena penyakit atau terserang. (b).jumlah penduduk dari mana penderita berasal, dan (c). waktu atau priode dimana orang tersebut terkena panyakit.

2) Apabila pembilang terbatas pada umur, seks, atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks, atau golongan yang sama. 3) Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat menyerang atau terjangkit

(16)

Kesehatan Masyarakat | 15 D. Epidemiologi penyakit-penyakit menular.

1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit.

Suatu penyakit timbul akibat dari interkasi dari beberapa faktor baik dari agent. induk semang atau lingkungan, pendapat ini tergambar didalam istilah yang

dikenal laus dewasa ini, yaitu penyebab majmuk, sebagai penyebab dari lawan tunggal. Didalam usaha para ahli didalam mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit, dan atas dasar model-model tersebut dilakukan eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari model-model tersebut.

Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah (1) segit tiga epidemiologi (the epidemiologic triangle), (2) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) dan,

(3) roda (the wheel).

Dengan model-model tersebut hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit hendaklah tidak diperlukan bagi usaha-usaha yang efektif. Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis, maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya, tanpa interfeksi langsung pada panyebab penyakit.

2. Penyakit Menular.

Yang dimaksud dengan penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu keorang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

(17)

Kesehatan Masyarakat | 16 a. Agent (penyebab penyakit);

b. Host (induk semang);

c. Route of tranmision (jalannya penularan).

Penularan tersebut dapat dianalogikan seperti perkembangan suatu tanaman, Agent diumpamakan seperti biji, Host sebagai tanah, Rout Of Tranmision sebagai iklim.

E. Imunisasi

1. Pengertian.

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau teristen terhadapa suatu penyakit, tetapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.

2. Macam-macam kekebalan.

Kekbalan terhadapa suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi dua, yakni:

a. Kekebalan tidak spesifik (non-spesifik resistence).

Yang disebut dengan faktor-faktor non-khusus adalah petahanan tubuh pada manusia yang secara ilmiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. b. Kekebalan spesifik

Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari dua sumber, yakni 1) Genetik.

Kekebalan yang bersumber dari Genetik biasanya berhubunga dengan ras (warna kulit) dan kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cendrung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. 2) Kekebalan yang diperoleh.

(18)

Kesehatan Masyarakat | 17 kebal terhdap penyakit campak. Kekebalan aktif dapat juga diperoleh dari iminusasi, yang berarti kedalam tubunya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasifdiperoleh melalui ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya campak, malaria, dan tatanus, maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh dari serum anti body dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif hanya

bersifat sementara (dalam jangka waktu pendek).

3. Faktor-Faktor yang memengarui kekebalan.

Banyak faktor yang memengaruhi kekebalan, antara lain umur, seks, kehamilan, gizi, dan trauma.

1) Umur.

Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua lebih mudah terserang, sedangka pada usia sangat muda atau usia lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tententu.

2) Seks.

Untuk penyakit-penyakit menular tertntu seperti polio dan diphteria lebih parah terjadi pada wanita dari pada laki-laki‟

3) Kehamilan.

Wanita yang sedang hamil umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu, misalnya penyakit polio, pnemonia, malaria, sert amebiosis. Sebaliknya untuk penyakit typhoid dan meningitis jarag terjadi pada wanita hamil.

4) Gizi.

(19)

Kesehatan Masyarakat | 18

5) Trauma.

Stes, salah satu trauma merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu peyakit infeksi tertentu.

Kekebalan masyarakat (heard immunity).

Kekebalan yang terjadi pada tingkat komunity disebut “heard immunity”, apabila heard immunity masyarakat rendah, masyarakat tersebut akan mudah terjadi wabah.

Masa inkubasi

Masa inkubasi adalah jrak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit orang tersebut.

4. Jenis-jenis imunisasi.

Pada dasarnya ada dua jenis imunisasi. a. Imunisasi pasif.

Imunisasi pasif ini adalah „immono globulin‟ jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak pada anak-anak.

b. Imunisasi aktif

Imunisasi yang diberikan pada anak adalah : - BCG, untuk penyakit TBC

- DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, partusis, dan tetanus. - Polio, untuk mencegah penyakit paliopolitis.

- Campak, untuk mencegah penykit campak

5. Tujuan program imunisasi.

a) Tujuan

(20)

Kesehatan Masyarakat | 19

b) Sasaran.

- Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan). - Ibu hamil (awala kehamilan – 8 bulan). - Wanita usia subur (calon menepati wanita) - Anak sekolah dasar kelas I dan VI

c) Pokok-poko kegiatan.

- Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap). - Pencegahan penyakit untuk anak sekolah dasar.

- Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil da PUS/ calon mempelai wanita. d) Jadwal pemberian imunisasi seperti terlihat pada bagan selanjutnya.

e) Petunjuk pemberian vaksinasi difteri, terutama pada anak SD, sperti yang

sudah ditentukan.

6. Pemantauan

Pemantauan harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor, dan petugas vasinasi. Tujuan pemantauan adlah untuk mengetahui:

a) Sampai mana keberhasilan progrm imunisasi. b) Mengetahui permasalahan yang ada.

c) Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui program d) Bantuan yang diharapkan petugas tungkat bawah.

Cara pemantauan cakupan imunisasi dapat dilakukan degan beberpa cara: - Cakupan dari bula ke bulai dibandingkan dengan garis target, dapat

(21)

Kesehatan Masyarakat | 20 BAB 3

STATISTIK KESEHATAN

A. Pengertian, tujuan, dan peranan statistic

Secara umum arti statistic dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: 1. Arti sempit

Merupakan data ringkasan berbentuk angka, misalnya: jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta aktif KB didesa/kelurahan, jumlah balita ynag ditimbang pada bulan tertentu dan lain sebagainya.

2. Arti luas

Merupakan ilmu yang memepelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data termasuk cara pemngambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsure ketidak pastian berdasarkan konsep probabilitas.

1. Konsep statistic

Merupakan suatu pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep-konsep dasar dan metode statistic secara lebih jelas dan langsung dapat membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatanpengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.

(22)

Kesehatan Masyarakat | 21 1. Descriptive statistic

Adalah penggunaan statistic untuk tujuan menggambarkan sesuatu yang spesifiksaja, dan tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang besar dan umum.

2. Inferencial statistic

Adalah suatu cara penggambaran sustu kesimpulan dari suatu set data yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.

2. peranan statistik

Manfaat dan peranan statistic adalah membantu para pengelola dan pelekasana suatu program khususnya dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelakasanaan, dan evaluasi berbabagai kegiatan yang dilakukan.

Statistic sebagai bahan perancanaan

Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan kegiatan anallisis yang dilakukan. Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat waktu.

Statistic sebagai bahan monitoring

(23)

Kesehatan Masyarakat | 22 Statistic sebagai bahan evaluasi

Dengan mengetahui berbagi data yang dapat dipercaya maka selanjutnyakita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya suatu generalisasi dari sampel yang kecil terhadap populasi.

B. Statistic kesehatan

Statistic kesehatan adalah suatu cabang dari statistic yang berurusan denagn cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numeric sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan factor-faktor ayng sehubungan dengan itu pada populasi manusia.

Statistic kesehatan juga mencakup statistic kehidupan dan data lainyang berkaitan denagn data itu. Statistic kesehatan ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

1. Institusi-institusi keseahatan; pencatan-pencatatan dari rumah sakit. Puskesmas, apotek, poliklinik, rumah bersalin dan sebagainya.

2. Program-program khusus pelayanan kesehatan sekolah, pemberantasan penyakit-penyakit menular, dan sebagainya.

3. Survey epidemiologi: informasi yang diperoleh dari lapanagan (masyarakat).

4. Survey kesehatan rumah tangga (house hold survey), yang diadakan pada periode waktu tertentu, misalnya tiap 3 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun. 5. Institusi-institusi yang emngumpulakn data dengan tujuan-tujuna khusus,

(24)

Kesehatan Masyarakat | 23 C. Pengolahan dan analisis data

Pengoalahan dan statistic dapat dilakukan denagn cara menual atau dengan bantuan perangkat lunak (software) computer. Pengoalahan data secara manual dewasa ini sudah jarang dilakukan. Namun, untuk data yang berskala kecil dan kelangkaan prasarana computer dan kemampuan (ketrampilan) sumber daya manusia, pengolahan secara manual masih di gunakan (dilakukan). Terdapat beberapa cara pengolahan data secara manual yaitu:

1. Membuat tabel distribusi frekunesi

Misalnya: angka berat badan dari 32 orang balita yang berumur 4 bulan.

2. Cara menentukan banyaknya kelas

3. Membuat kelas interval

4. Mencari nilai rata-rata (mean)

Mean adalah rata-rata hitung atau disebut sebagai nilai kecenderungan memusat (tendency central)

5. Median ( harga tengah atau nilai tengah)

Median adalah suatu nilai tengah yang membagi distribusi atas dua bagian yang sama sehingga nilai tengah tersebut merupakan batas 50% dari distribusi yang berada disebelah median dan 50% dari distribusi yang berada dibawah medium.

(25)

Kesehatan Masyarakat | 24 6. Mode

Mode (modus) adalah suatu ukuran rata-rata yang menyatakan data yang paling sering terdapat atau muncul dari kelompok data.

7. Standar deviasi (SD)

Standar deviasi adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengethui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-rata.

8. Regresi

Regresi adalah metode yang mempelajari bentuk hubungan antara dua variabel atau dikenal dengan analisis regresi. Analisis regresi dibedakan atas :

a) Regresi linear sederhana: jika kita membicarakan ola dari hubungan dua variabel yang mempunyai hubungan linear ( suatu pola atau model regresi yang melihatkan dua varibel kuantitatif).

b) Regresi linear berganda: jika kita membicarakan pola hubungan tiga variabel atau lebih yang mempunyai hubungan linear.

Sedangkan menurut bentuk polanya, regresi dibagi menjadi dua:

a) Regresi linear : jika pola hubungannya dikatakan dalam bentuk linear (garis lurus).

b) Regresi non linear : jika pola hubungannya tidak dinyatakan dalam bentuk tidak linear. (ini fungsi kuadratik, fungsi logaritma, dan sebagainya).

9. Mencari korelasi

D. Penyajian Data

Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk pada umumnya dikelompokan menjadi tiga, yakni penyajian dalam bentuk teks (textular), penayjian dalam bentuk tabel dan penyajian dalam bentuk grafik. Secara umum penggunaaan ketiga bentuk penyajian itu berbeda.

(26)

Kesehatan Masyarakat | 25 2. Penyajian dengan bentuk tabel digunakan untuk data yang sudah

dikualifikasikan dan ditabulasi.

3. Penyajian dalam bentuk grafik digunakan apabila data akan diperlihatkan atau dibandingkan secara kuantitatif lebih visual.

Meskipun demikian pada praktiknya ketiga bentuk penyajian ini dipakai secara bersama –sama karena memang saling melengkapi.

1. Penyajian Dalam Bentuk Textular

Penyajian secara textular adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya penyebaran penyakit malaria didaerah pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman.

2. Penayajian Dalam Bentuk Tabel

Penyajian dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik dari data numeric yang tersususn dalam bentuk kolom atau jajaran.berdasarkan penggunaannya tabel statistic dibagi menjadi dua, yakni:

1. Tabel umum ( master tabel)

Yang dimaksud tabel umum disini adalah suatu tabel yag berisi seluruh data atau veriabel hasil penelitian.

Pentinganya tabel ini adalah :

a. Menyajikan data aslinya, sehingga dapat diapakai untuk rujukan tabel khusus.

b. Menjadi sumber keterangan untuk data asli. c. Sebagai penyusunan tabel khusus.

Oleh karena itu, tabel umum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut” 1) Berisi keteranagan aneka ragam tentang subjek yang sama atau

(27)

Kesehatan Masyarakat | 26 3) Berisi ketearangan yang mudah dipakai untuk rujukan.

4) Nilai yang dimasukkan adalah nilai asli dan belum dibulatkan.

Contoh: Tabel 1

Ciri Penderita Demam Berdarah,

Kecamatan Cakung, Jakarta 1987

2. Tabel khusus

Tabel khusus merupakan penjabaran atau bagian dari tabel umum. Cirri utama adalah angka-angka dapat dibulatkan, dan hanya berisi beberapa tabel saja. Gunanya untuk meggambarkan adanya hubungan atau asosisasi khusus, dan menyajiakan data yang terpilih dalam bentuk sederhana.. tabel ini bentuknya bermacam-macam, anatar lain:

1) Tabel Univariat

Adalah suatu tabel yang menggambarksn penyajian data untuk satu variabel saja.

No. Nama umur Jenis kelamin

Pendidikan suku Ekonomi dsb. 1.

Urdu 10 L SD sunda Rendah -

2.

Yani 15 P SMP Jawa Rendah -

3.

dunda 14 L SMP bugis Rendah -

(28)

Kesehatan Masyarakat | 27 Contoh

Tabel 2

Distribuso Umur Responden, Jakarta 1987

2) Tabel Bivariat

Adalah suatu tabel yang menyajikan data dari sua variaber secara silang. Oleh sebab itu tabel ini sering disebut tabel silang (cross tabel).

umur ( dlm. Th) Jumlah persentase

< 20 6 2,56

20-24 74 31,62

25-29 85 36,32

30-34 48 20,51

35-39 14 5,98

40-44 4 1,71

45 3 1,28

(29)

Kesehatan Masyarakat | 28 Contoh:

Tabel

Distribusi Pendidikan Responden Berdasarkan Status

Social Ekonomi, Jakarta 1987

status sosek

Rendah Menengah Tinggi Jumlah Pendidikan

Buta huruf 29 8 3 40

Tidak tamat SD 20 23 20 63

Tamat SD 24 15 19 58

Tamat SLTP/sederajat 5 18 19 42

Tamat SLTA/

sederajat 3 15 12 30

Jumlah 18 81 72 234

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tabel khusus antara lain: a. Tabel khusus harus sederhana mungkin, artinya lebih baik

membuat dua atau lebih tabel daripada satu tabel khusus yang padat dan rumit.

b. Tabel khusus harus jelas sehingga mudah dimengerti, artinya tiap kolom dan baris harus ada judul yang jelas.

(30)

Kesehatan Masyarakat | 29 3. Penyajian Dalam Bentuk Grafik

Penyajian data secara visual dilakukan melalui bentuk grafik, ganbar, diagram. Modifikasi bentuk penyajuan data dengan grafik ini beraneka ragam antara lain:

a. Grafik atau diagram garis dan kurva. b. Diagram balok (bar diagaram) c. Diagram area atau diagram daerah. d. Piktogram (diagaram gambar). e. Histogram dan frekuensipoligon.

E. Ukuran-ukuran Statistik Kesehatan

Purata atau rate adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistic, khususnya statistic kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian yang dihubungkan dengan populasi Yang bersangkutan.

Rate yang dihitung dari total populasi dalam suatu area sebagai denomianator (penyebut) disebut crude rate atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari dari kelompok atau segmen tertentu disebut specific rate atau angka spesifik (purata spesifik).

Angka kasar yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat : 1. Crude rate yang sering digunakan digunakan dalam kesehatan

masyarakat adalah:

a. Crude birth rate (angka kelahiran kasar) Rate

(31)

Kesehatan Masyarakat | 30 jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama 1

tahun x

1.000 jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut

b. Crude death rate (angka kematian kasar)

c. Natural increase rate (pertembahan penduduk secara alamiah)

2. Specific rate yang sering digunakan kesehatan masyarakat: a. Berkaitan dengan bayi dan anak

1) Infant mortality rate (angka kematian bayi): jumlah bayi mati umur dibawah 1

tahun

x 1.000 jumlah kelahiran hidup selama 1

tahun

jumlah kematian yang dilaporkan selama 1 tahun

x 1.000 jumlah penduduk pada pertengahan tahun

tersebut

jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian

x 1.000 jumlah penduduk pada pertengahan

(32)

Kesehatan Masyarakat | 31

2) Neonatal mortality rate (angka kematian neonatal): jumlah bayi mati umur dibawah 1

bulan

x 1.000 jumlah kelahiran hidup selama 1

tahun

3) Post neonatal mortality rate ( angka kematian pasca neonatal):

b. Berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran

1) Still birth rate (angka lahir mati)

jumlah lahir mati pada umur kehamilan cukup

x 1.000 jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati

2) Perinatal mortality rate ( angka kematian perianatal)

jumlah bayi lahir hidup & mati dibawah satu tahun

x 1.000 jumlah bayi hidup dan mati

jumlah anak mati umur 1 bulan - 1

tahun x

(33)

Kesehatan Masyarakat | 32 3) Maternal mortality rate ( angka kematian ibu)

jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran

x 1.000 jumlah lahir dan mati

4) Fertility rate ( angka kesuburan)

1) Umum:

1) Age specific death rate ( angka kematian berdasarkan kelompok umur)

2) Sex specific death rate ( angka kematian berdasarkan jenis kelamin) :

jumlah kelahiran dalam 1 tahun

x 1.000 jumlah wanita berumur : 15-49

tahun

jumlah kematian pada kelompok umur tertentu

x 1.000 jumlah populasi pada kelompok umur

tertentu

jumlah kematian pada golongan seks tertentu

x 1.000 jumlah populasi pada golongan seks

(34)

Kesehatan Masyarakat | 33 BAB 4

MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. Pengertian Manajemen Kesehatan

Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik Prosess pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut 'Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat'.

Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan."

(35)

Kesehatan Masyarakat | 34 Puskesmas, Rumah Sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau organisasi-organisasi lain yang mengupayakan peningkatan kesehatan.

Fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari: a. Perencanaan (Planning)

b. Pengorganisasian (Organizing) c. Penyusunan personalia (Staffing) d. Pengkoordinasian (Coordinating) e. Penyusunan anggaran (Budgeting)

B. Perencanaan Kesehatan

Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain:

a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.

b. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.

c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.

(36)

Kesehatan Masyarakat | 35 a. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana

1) Rencana jangka pendek (Long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.

2) Rencana jangka menengah (Medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.

3) Rencana jangka pendek (Short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.

b. Dilihat dari tingkatannya

1) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.

2) Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam meIaksanakan suatu program.

3) Rencana harian (Day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.

c. Ditinjau dari ruang lingkupnya

1) Rencana strategis (strategi planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencan.a ini sulit untuk diubah.

2) Rencana taktis (tactical planning) salah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.

3) Rencana menyeluruh (comprehensive planning), ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.

(37)

Kesehatan Masyarakat | 36 Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, namun praktiknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.

1. Proses Perencanaan

Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah baru, kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah-masalah, dan selanjutnya kembali ke siklus semula.

Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving), seperti digambarkan di atas. Secara terinci langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :

a) Indentifikasi Masalah

Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.

b) Menetapkan Prioritas Masalah

(38)

Kesehatan Masyarakat | 37

c) Menetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

Adalah suatu tujuan masih bersifat umum, dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan pada umumnya masih abstrak.

Contoh:

Meningkatkan status gizi anak balita di Kecamatan Cibadak. b. Tujuan Khusus

Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai, apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. Contoh: Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus menjadi sebagai berikut:

- Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak balita.

- Meningkatnya jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu. - Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik dan

sebagainya.

d) Menetapkan Rencana Kegiatan

(39)

Kesehatan Masyarakat | 38 - Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang

dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya: rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.

- Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan.

- Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.

e) Menetapkan Sasaran (Target Group)

Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni:

1) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program. Misalnya kalau tujuan umumnya: meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas, maka sasaran langsungnya adalah anak balita.

2) Sasaran tidak langsung, adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.

Misalnya, seperti contoh di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak balita tersebut.

f) Waktu

(40)

Kesehatan Masyarakat | 39 g) Organisasi dan Staf

Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organiHasi dan sekaligus staf atau personel yang akan melaksanak a ti kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Di samping itu juga diuraikan tugas (jobdescription) masing-masing pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-masing-masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.

h) Rencana Anggaran

Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan menjadi:

1) Biaya personalia 2) Biaya operasional

3) Biaya sarana dan fasilitas 4) Biaya penilaian

i) Rencana Evaluasi.

Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana, padahal hal ini sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.

C. Pengorganisasian

(41)

Kesehatan Masyarakat | 40 suatu institusi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain:

a. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni:

1) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga mem bentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan.

2) Pengorganisasian tenaga pelaksanaanialah mencakup pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga semua kegiatan mempunyai penanggung jawabnya.

b. Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.

c. Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut 'struktur organisasi' yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses yang menghasilkan (struktur organisasi). Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) dalam suatu institusi. Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang, maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni:

A. Organisasi Lini (Line Organization)

(42)

Kesehatan Masyarakat | 41 B. Organisasi Staf (Staff Organization)

Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana Peran staf bukan sekadar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan peinikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang perama, karena keputusan dapat lebih baik, namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama, karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.

C. Organisasi Lini dan Staf

Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (lini dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas, tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekadar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.

Keuntungan organisasi ini antara lain: keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang, dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.

(43)

Kesehatan Masyarakat | 42 Seksi, Devisi-devisi, dan sebagainya). Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada, sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru.

D. Pengawasan dan Pengarahan

Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan pengarahan - pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan, yakni:

1. Objek Pengawasan

Yaitu hal-hal yang diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni:

a) Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit kerja tersebut.

b) Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh, dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan.

c) Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

(44)

Kesehatan Masyarakat | 43

2. Metode Pengawasan

Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan, namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan dengan semestinya. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai macam-macam, antara lain:

a) Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi. b) Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk.

c) Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek-objek pengawasan.

d) Melalui tugas dan tanggung jawabpara petugas khususnya para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan itu secaraimplisit atau fungal pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah: yang Hering disebut pengawasan melekat (Waskat).

3. Proses Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri dari berbagai langkah, yakni:

a) Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pengawasan terlebih dahulu harus disusun rencana pengawasan yang antara lain mencakup: tujuan pengawasan; objek pengawasan, cara pengawasan, dan sebagainya.

b) Pelaksanaan pengawasan: yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

(45)

Kesehatan Masyarakat | 44 d) Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian

disimpulkan, dan menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut.

Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan:

a) Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan diperoleh kesamaan bahasa yang hams dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana.

b) Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarah-an ypengarah-ang lpengarah-angsung ini dapat mempercepat hubungpengarah-an pengarah-antara ataspengarah-an dpengarah-an bawahan.

c) Adanya umpan balik yang langsung: Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.

E. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (sub-sistem) di dalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Di dalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian di mana di dalamnya juga membentuk suatu proses di dalam suatu kesatuan, maka disebut sub-sistem (bagian dari sistem). Selanjutnya sub-sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungai sebagai suatu kesatuan sendiri Sebagai bagian dari sub-sistem tersebut.

(46)

Kesehatan Masyarakat | 45 dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut:

1) Masukan (Input): Adalah sub-elemen-sub-elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.

2) Proses: Ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.

3) Keluaran (out put), ialah hal yang dihasilkan oleh proses.

4) Dampak (impact), akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.

5) Umpan balik (feed back), juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.

6) Lingkungan (enviroment), ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.

Contoh: Di dalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi input adalah: dokter, perawat, obat-obatan, fasilitas lain, dan sebagainya.Prosesnya adalah kegiatan pelayanan Puskesmas tersebut, out put-nya adalah pasien sembuh/tidak sembuh, jumlah ibu hamil yang dilayanani dan sebagainya, dampaknya adalah meningkatnya status kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesman antara lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan instansi-instansi di luar Puskesmas tersebut.

Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Dalam

(47)

Kesehatan Masyarakat | 46 F. Sistem Rujukan

Kesehatan atau sehat-sakit adalah suatu yang kontinum dimulai dari sehat walafiat sampai dengan sakit parah. Kesehatan seseorang berada dalam bentang tersebut. Secara umum dapat dibagi dalam tiga tingkat, yakni: sakit. ringan (mild), saling sedang (moderate) dan sakit parah (severe). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringantidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya, untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana saja, melainkan memerlukan pelayanan yang sangat spesifik.

Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Di samping itu, rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, tetapi juga dapat dilakukan di antara .fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yakni:

a) Rujukan Medik

Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Di samping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi media), dan bahan-bahan pemeriksaan.

b) Rujukan Kesehatan Masyarakat

Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.

G. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan

(48)

Kesehatan Masyarakat | 47 terhadap porgram atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya monitoring dan evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh manatujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program atau kegiatan. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.

Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan.

Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup langkah-langkah, yaitu:

a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.

b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.

c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan. d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil

pelaksanaan evaluasi tersebut.

e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya. f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap

program berikutnya,berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

(49)

Kesehatan Masyarakat | 48 Meskipun demikian pada praktik evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.

Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal : 1) Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut

penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain.

2) Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya, meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.

3) Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauhmana program ini mempunyak dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya, menurunnya angka kemati bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.

(50)

Kesehatan Masyarakat | 49 BAB 5

PENDIDIKAN DAN PERILAKU KESEHATAN

A. Pendidikan Kesehatan

1. Prinsip - prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur, karena pendidikan merupakan behavioral investmen jangka panjang.

Pengetahuankesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.

a. Peran Pendidikan Kesehatan

Lingkungan yang mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan. Kemudian berturut disusul oleh perilaku pelayanan kesehatan. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dan sasaran agar mereka bererilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.

(51)

Kesehatan Masyarakat | 50

b. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia adalah makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan, dan dimensi tempat pelayanan kesehatan.

Dari dimensi sasarannya dapat, dapatdikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu

2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan dapat berlangsung diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan:

1. Promosi kesehatan, diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi 2. Perlindungan khusus, misalnya program imunisasi

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera 4. Pembatasan cacatR

(52)

Kesehatan Masyarakat | 51

3. Subbidang Keilmuan Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan sebagai usaha intervensi perilaku diarahkan pada 3 faktor pokok, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Dari perbedaan strategi dan pendekatan tersebut berakibat dikembangkannya mata ajaran atau sub disiplin ilmu sebagai bahan daripendidikan kesehatan. Mata ajaran tersebut : Komunikasi, Dinamika kelompok, Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD), Pemasaran sosial, Pengembangan organisasi, Pendidikan dan pelatihan, Pengembangan media, Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatan, Antropologi kesehatan, Sosiologi kesehatan dan Psikologi kesehatan.

4. Metode Pendidikan Perilaku

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan atau lebih baik dan pengetahuan tersebut dapat berpengaruh terhadap perilakunya.

a. Metode Pendidikan Individual

Metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

Bentuk pendekatan metode individual antara lain:

- Bimbingan dan penyuluhan. Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

(53)

Kesehatan Masyarakat | 52

b. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.

1) Kelompok Besar.

Yang dimaksud kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang digunakan:

a) Ceramah. Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Seminar. Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar denganpendidikan menengah atas.

2) Kelompok Kecil

Peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode yang digunakan:

a) Diskusi Kelompok. Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan.

b) Curah Pendapat. Metode ini merupakan modifikasi metodediskusi kelompok.

c) Bola Salju.kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan. d) Kelompok kecil-kecil.

e) Role Play (memainkan peranan)

f) Permainan Simulasi, gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.

c. Metode Pendidikan Massa

(54)

Kesehatan Masyarakat | 53 Contoh metode pendekatan massa :

1) Ceramah umum

2) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media 3) Simulasi

4) Sinetron

5) Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun dalam bentuk tanya jawab.

6) Bill board yang dipasang di pinggir-pinggir jalan.

5. Alat Bantu dan Media Kesehatan

a. Alat bantu (peraga)

1) Pengertian

Yang dimaksud alat bantu peraga alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidik atau pengajaran. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap oleh panca indera.

2) Faedah Alat Bantu Pendidikan

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2. Mencapai sasaran yang lebih banyak 3. Membantu mengatasi hambatan bahasa, dll.

3) Macam-macam Alat Bantu Pendidikan

1. Alat bantu lihat 2. Alat bantu dengar 3. Alat bantu lihat-dengar

Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana: 1. Mudah dibuat

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel Distribusi Pendidikan Responden Berdasarkan Status

Referensi

Dokumen terkait

Saya tidak mau makan dengan alat yang sama dengan penderita HIV/AIDS karena dapat tertular penyakitnya. Jika salah satu teman atau keluarga saya terinfeksi HIV/AIDS,

Sedangkan yang dapat menyebabkan penularan AIDS adalah : melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV, transfusi darah yang mengandung virus HIV, melalui alat

Di antara ketiga kelompok sasaran, tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti pada tingkat pengetahuannya tentang cara mengetahui seseorang telah tertular HIV/AIDS. Tes darah

Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat.. Ini

Menurut ( Maryunani. A, 2009: 24 ) Perbedaan antara penderita HIV positif dengan penderita AIDS adalah Kalau penderita HIV positif adalah seseorang yang tertular

AIDS disebabkan oleh infeksi HIV atau Human Immuno-deficiency Virus (Depkes, 2005). HIV dapat menimbulkan AIDS dengan langkah melawan sel darah putih yang disebut sel

(HIV) yaitu melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang-orang. yang terinfeksi

AIDS muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih.11 HIV Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat