• Tidak ada hasil yang ditemukan

<5 GT 5-10 GT

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Sumber : Data primer diolah, 2015

Gambar 31. Sebaran Usia Responden Nelayan di Kabupaten Indramayu Tahun 2015 Tingkat pendidikan

Indikator lain dari keberhasilan pembangunan manusia adalah kemajuan dibidang pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu pada tahun ajaran 2013/2014 untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah tercatat sebanyak 890, murid sebanyak 188.698 orang dan guru sebanyak 10.643. Kemudian di tingkat SLTP jumlah sekolah tercatat sebanyak 178, murid sebanyak 75.901 orang dan guru sebanyak 4.011 orang. Sedangkan di tingkat SLTA jumlah sekolah tercatat sebanyak 50, murid sebanyak 16.503 orang dan guru sebanyak 1.686 orang. Dan untuk Sekolah Menengah Kejuruan tercatat memilik sekolah sebanyak 104 sekolah, 38.310 murid dan 2.133 guru.

Tingkat pendidikan responden sebagian besar hanya sampai dengan pendidikan formal SD. Hal ini dikarenakan tuntutan ekonomi dan paradigma orang tua yang setiap anak harus membantu orang tua untuk mencari nafkah. Jika dilihat dari faktor pendidikan responden maka diketahui bahwa umumnya responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu tamat sekolah dasar sebesar 68%. Pendidikan tertinggi setingkat sarjana cukup rendah hanya sebesar 2%, hal ini menunjukkan bahwa masih ada keinginan untuk menerima teknologi penangkapan yang diintroduksikan pada usaha responden sehingga kemampuan berinovasi akan bertambah (Gambar 32).

5% 5% 21% 22% 18% 16% 5% 5% 3%

25 - 29 tahun 30 - 34 tahun 35 - 39 tahun 40 - 44 tahun 45 - 49 tahun 50 - 54 tahun 55 - 59 tahun 60 - 64 tahun 65 - 69 tahun

Sumber : Data primer diolah, 2015

Gambar 32. Sebaran Pendidikan Responden Nelayan di Kabupaten Indramayu Tahun 2015

Jumlah Pendapatan

Untuk karakteristik sosial ekonomi selanjutnya adalah jumlah pendapatan responden per tahun dengan kisaran pendapatan Rp 3 juta s.d 865 juta/tahun. Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa pendapatan responden cukup tinggi yaitu berkisar Rp > 5 juta/tahun sebanyak 51 %, hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat bulan hanya menangkap ikan tetapi juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani, wiraswasta, buruh usaha perikanan, buruh industri, kuli bangunan, kuli batu, perangkat desa, maupun buruh pabrik. Pendapatan usaha responden digunakan untuk membiayai kebutuhan keluarganya yang rata-rata berjumlah 3-4 orang.

68% 27%

1% 2% 2%

Sumber : Data primer diolah, 2015

Gambar 33. Sebaran Jumlah Pendapatan Responden Nelayan di Kabupaten Indramayu Tahun 2015

Jumlah Anggota Rumah Tangga

Berdasarkan Error! Reference source not found., terlihat bahwa sebagian besar responden nelayan memiliki jumlah anggota rumah tangga sebanyak 3-5 orang sebesar 81 % hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga nelayan. Menurut Rachman (2001), pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga umumnya berbeda antar tipologi usaha perikanan, antar kelompok pendapatan, antar etnis, atau suku dan antar waktu. Struktur pola dan pengeluaran konsumsi merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan rumah tangga. Dalam hal ini rumah tangga dengan pangsa pengeluaran pangan tertinggi tergolong rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rendah dibandingkan rumah tangga yang proporsi pengeluaran untuk pangannya rendah. Tingkat jumlah anggota keluarga, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga, begitu pula sebaliknya, sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi.

10% 10% 13% 12% 4% 51%

Sumber : Data primer diolah, 2015

Gambar 34. Sebaran Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden Nelayan di Kabupaten Indramayu Tahun 2015

4.3.3. Sumbawa

Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini antara lain usia, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga, dimana ketiga indikator ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, pendapatan dan tingkat kesejahteraan nelayan. Menurut Syafaat et al (1995) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusis yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena itu dengan semakin tingginya pendidikan rumah tangga nelayan diharapkan kinerja usaha dalam kegiatan penangkapan ikan semakin berkembang. Sedangkan menurut Chamid (2003) menyatakan bahwa dengan tingkat pendidikan akan menambah pengetahuan dan keterampilan sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan akan menentukan keberhasilan dalam suatu usaha. Faktor usia merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan dalam kegiatan usaha, usia biasanya lebih diidentikkan dengan produktivitas kerja dan jika seseorang masih tergolong usaia produktif ada kecenderungan produktivitasnya juga tinggi. Menurut Chamid (2003) mengemukakan bahwa semakin muda usia (usia produktif) umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.

Berdasarkan Gambar 35, terlihat bahwa usia responden didominasi dengan responden yang berada pada usia sangat produktif (37-44 tahun) yaitu sebesar 33%. Keberadaan

11%

81% 8%

responden yang berada di usia produktif menunjukkan bahwa responden mempunyai kecenderungan kemampuan untuk mempelajari, memahami, menerima dan mengadopsi inovasi baru, serta di usia yang relatif muda akan lebih cepat mengambil keputusan teknologi yang akan diadopsi. Menurut Kamaludin (1994), bahwa usia digolongkan dalam tiga kategori yaitu (1) usia tidak produktif (<25 dan >65 tahun), (2) usia produktif (> 45 – 65 tahun) dan (3) usia sangat produktif (25 – 45 tahun).

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Gambar 35. Karakteristik Responden Rumah Tangga Nelayan Ikan di Kabupaten Sumbawa

Pendidikan merupakan salah satu investasi penting dalam pembangunan modal manusia (human capital). Keberhasilan pembangunan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari angka melek huruf (BPS Kabupaten Sumbawa, 2015). Data dari hasil lapangan menunjukkan bahwa responden yang diwawancara berada pada tingkat pendidikan mulai dari tidak tamat sekolah dasar sampai dengan SLTP. Adapun tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebesar 60%, tamatan SLTP sebesar 21%, tamatan SLTA sebesar 11% dan belum tamat SD sebesar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh rumah tangga nelayan masih tergolong rendah karena masih

29% 33% 19% 19% < 37 Tahun 37 - 44 Tahun 45 - 50 tahun > 50 Tahun Usia 5% 55% 40% 1 - 2 orang 3 - 4 orang > 4 orang Tingkat Pendidikan 8% 60% 21% 11% 0% 0%

Tidak Sekolah/Belum Tamat SD SD

SLTP

SLTA (Umum/Kejuruan) Diploma I/II/III/Akademi Perguruan Tinggi (Universitas)

didominasi oleh tamatan SD, meskipun ada juga responden yang sudah tamat SLTP dan SLTA.

Jumlah anggota rumah tangga responden dapat mempengaruhi terhadap besarnya tanggungan keluarga. Mayoritas jumlah anggota rumah tangga responden adalah 3-4 orang yaitu sebesar 55%. Karena besar kecilnya anggota rumah tangga akan mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga.

4.3.4. Bitung

Responden di Kota Bitung merupakan nelayan tangkap yang terdiri atas pemilik kapal dan ABK yang berjumlah 112 orang. Responden diperoleh dari 4 lokasi yaitu Kelurahan Motto, Kelurahan Mawali, Kecamatan Aer Tembaga dan Kelurahan Batu Lubang. Responden digolongkan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan jumlah anggota keluarga.

Umur

Dari 112 responden yang ada di Kota Bitung terdapat beberapa kelompok umur dimana mayoritas masuk dalam kelompok umur 35-39 tahun. Umur terendah responden adalah 19 tahun dan umur tertua adalah 74 tahun. Sebaran masing-masing kelompok umur terlihat pada Gambar 36.

Gambar 36. Kelompok Umur Responden Kota Bitung Tahun 2015

Jumlah terbanyak responden dalam kelompok umur 35-39 tahun karena usia ini merupakan usia produktif sebagai angkatan kerja, dan mayoritas mereka adalah anak buah kapal. Sedangkan pemilik kapal sebagian besar yang sudah berusia diatas 50 tahun dan

1 2 7 17 24 13 15 11 11 6 4 1