• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Komunikasi Antarpribadi

1. Komunikasi Dalam Pelaksanaan Pembinaan Ibadah Materi yang sering dikomunikasikan secara pribadi oleh siswa dan guru berkaitan dengan pembinaan ibadah adalah :

a. Komunikasi dalam Pembinaan Masalah Mandi Mandi wajib merupakan ibadah yang bersifat pribadi sehingga pembinaannya dilakukan secara pribadi terutama bagi siswa perempuan. Materi ibadah yang sering didiskusikan adalah tatacara mandi wajib dan hukumnya bagi umat Islam dewasa. Karena dilakukan antarpribadi maka komunikasi berlangsung secara terbuka dan guru berupaya agar siswa tidak malu untuk bertanya tentang hal pribadi agar bisa mendengarkan

penjelasan guru secara terbuka dan jelas.1 Menurut

Rahmah Arifah kalau masalah mandi wajib setelah haid rasanya agak segan dan ada rasa malu jika bertanya didengar orang lain. Karena itu lebih

1

Riska Maryanti. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi pada tanggal 25 Agustus 2020.

nyaman jika ditanyakan secara pribadi.2

Komunikasi dalam pembinaan mandi terjadi dengan cara siswa datang menemui guru dan

mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan

mandi. Guru menjelaskan kepada siswa yang datang secara perlahan sehingga dapat dengan mudah dimengerti siswa karena guru menyadari bahwa apa yang ditanyakan siswa adalah hal yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan pelaksanaan ibadah lain seperti shalat, puasa, zikir, do‟a dan lain-lain. 3

b. Komunikasi dalam Pembinaan Masalah Tilawah Komunikasi antarpribadi terjadi pada saat guru menjelaskan masalah tilawah kepada siswa yang ingin belajar secara khusus terutama bagi siswa yang belum sempurna bacaannya. Hal ini

dikarenakan pembelajaran tilawah Alquran

memerlukan pendalaman oleh masing-masing individu karena tidak akan efektif jika hanya dijelaskan dalam kelompok.

Komunikasi terjadi pada saat siswa

mendalami ilmu baca Alquran secara pribadi yaitu

2 Rahmah Arifah. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara

pribadi tanggal 26 Agustus 2020.

3

Riska Maryanti. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi pada tanggal 25 Agustus 2020.

guru memberikan pesan berupa instruksi kepada siswa dan siswa menerima mengerjakan instruksi yang diberikan oleh guru. Jika ada hal yang belum

difahami siswa bertanya kepada guru.4 Belajar

tilawah secara sendiri-sendiri membuat lebih leluasa bertanya, mendengarkan, mempraktekan atau mengulangi pelajaran yang diberikan guru. Berbeda jika belajar dalam kelompok, timbul rasa takut untuk bertanya dan tidak leluasa untuk meminta penjelasan kepada guru. 5

c. Komunikasi dalam Pembinaan Masalah Shalat Pembinaan ibadah shalat meliputi shalat wajib zuhur dan ashar serta shalat Dhuha. Komunikasi dalam pembinaan shalat terjadi dimulai ketika guru mengarahkan siswa untuk menuju masjid untuk melaksanakan shalat Dhuha.

Guru memberikan arahan kepada siswa agar segera berwudhu dan duduk dengan tertib untuk mendengarkan petunjuk guru. Demikian juga saat melaksanakan shalat wajib Zuhur dan Ashar. Ketika ada siswa yang tidak melaksanakan shalat atau telat untuk berwudhu maka guru memanggil

4 Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

5

Rahmah Arifah. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara pribadi tanggal 26 Agustus 2020.

siswa tersebut untuk diberikan arahan dan nasehat berupa teguran.

Guru memeriksa satu per satu perlengkapan shalat siswa seperti peci, mukenah dan sajadah.

Jika ada siswa yang tidak melengkapi

perlengkapannya maka diberikan nasehat atau teguran. Secara rutin hal ini dilakukan agar siswa menjadi tertib dalam melaksanakan shalatnya dan akan terbiasa untuk mempersiapkan diri untuk

melaksanakan shalat. 6

Pada masa pandemi Covid-19 proses pembelajaran berlangsung secara daring (dalam jaringan), guru dan siswa terlibat dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media sosial whatsapp dan zoom meeting. Menurut Breny, pada masa pandemi, komunikasi terkait dengan pembinaan ibadah terus dilakukan melalui aplikasi whatsapp. Guru menyapa siswa yang tergabung dalam grup belajar untuk menanyakan tentang pelaksanaan ibadah mereka. Jika ada yang

6

Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

ingin ditanyakan maka siswa menggunakan jaringan pribadi.7

d. Komunikasi dalam Pembinaan Masalah Doa Komunikasi dalam hal pembinaan tata cara berdoa terjadi ketika ada siswa yang meminta petunjuk secara pribadi kepada guru. Siswa berkonsultasi mengenai tata cara berdoa dan guru

menjelaskan apa yang ditanyakan oleh siswa.8

Selain itu, komunikasi antarpribadi juga terjadi pada saat guru menemukan kasus ketika siswa menjadi petugas doa selesai salat maka guru

memanggil siswa tersebut untuk diberikan

penjelasan sehingga ia dapat memperbaiki

kesalahannya dalam memimpin doa. 9

2. Waktu dan Tempat Komunikasi

Komunikasi di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh Guru MAN 1 Kota Bengkulu dalam rangka membina ibadah siswa dilaksanakan selama siswa berada dalam lingkungan sekolah. Dalam wawancara Riska Maryanti menjelaskan bahwa komunikasi terus dilakukan kepada siswa terkait

7

Breni. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

8 Yusra. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi

tanggal 27 Agustus 2020.

9

Breni. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

dengan pelaksanaan ibadah mereka. Komunikasi itu dilaksanakan selama siswa berada dalam lingkungan sekolah sejak pagi hari hingga sore hari atau sampai jam sekolah selesai. Selama jam sekolah yang di mulai dari pukul 07.30 sampai dengan 16.00 WIB itulah guru bertanggung jawab untuk membimbing siswa. Meskipun cukup singkat tapi guru berusaha untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan semaksimal

mungkin demi kemajuan siswa.10

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pembina diketahui bahwa waktu dan tempat secara untuk melaksanakan kegiatan pembinaan ibadah secara personal menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Menurut Yusra, tidak disediakannya waktu tertentu dan tempat khusus terkait dengan

pelaksanaan bimbingan ibadah kepada siswa

dikarenakan guru menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, misalnya ketika siswa mendatangi guru di ruang guru ketika jam istirahat maka pada saat itulah terjadi komunikasi mengenai ibadah. Ketika permasalahan ibadah yang dikonsultasikan seperti salat oleh siswa membutuhkan tempat khusus untuk praktek maka

10

Riska Maryanti. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi pada tanggal 25 Agustus 2020.

kegiatan dilaksanakan di masjid.11 Informasi lain tentang waktu dan tempat pelaksanaan bimbingan ibadah adalah misalnya ketika guru melihat ada masalah dengan pelaksanaan ibadah seperti tidak salat Dhuha, salat wajib atau tilawah dan lain-lain atau telat dalam melaksanakan salat maka guru memanggil

siswa tersebut untuk menanyakan tentang

permasalahan mereka.12 Selama siswa berada di dalam

lingkungan sekolah maka pembinaan ibadah menjadi tanggung jawab guru.13

Breni menjelaskan bahwa pembinaan ibadah dilaksanakan di dalam sekolah selama jam sekolah. Ibadah adalah program kegiatan untuk semua siswa selama lima hari sekolah dari hari Senin sampai Jumat mulai jam 07.30 sampai 16.00 WIB. Setiap hari siswa melakukan ibadah salat wajib Zuhur dan Ashar dan di pagi hari melaksanakan salat Dhuha, tilawah setiap kelas sebelum pelajaran di mulai. Bentuk kegiatan ibadah sosial antara lain kurban, zakat dan infak. Jadi, pembinaan dilakukan pada saat-saat pelaksanaan ibadah tersebut sebagai pembelajaran. Komunikasi

11

Yusra. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 27 Agustus 2020.

12 Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

13

Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

terjadi secara langsung kepada siswa pada saat diperlukan pembinaan, misalnya menegur siswa ketika

ada kekeliruan dalam ibadahnya.14

Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa dalam pembinaan ibadah berlangsung selama siswa berada di dalam lingkungan sekolah, mulai dari pagi hari hingga sore hari ketika jam pelajaran selesai. Komunikasi itu secara situasional yaitu disesuaikan dengan kondisi antara lain ketika jam istirahat, waktu-waktu kosong atau terjadi saat ditemukan masalah dalam pelaksanaan ibadah. Pembinaan secara pribadi dilakukan ketika ada guru melihat ada sesuatu yang janggal pada siswa terkait dengan ibadah tersebut maka guru langsung melakukan pembinaan. Dengan demikian tidak ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan pembinaan.

3. Keterbukaan

Pembinaan ibadah yang dilaksanakan di MAN 1 Kota Bengkulu meliputi ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah yang biasa dikerjakan sehari-hari oleh siswa. Menurut Julisman, pembinaan ibadah siswa difokuskan kepada ibadah-ibadah yang dikerjakan

14

Breni. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

sehari-hari seperti salat wajib Zuhur, Ashar, salat Jumat bagi siswa laki-laki, salat Dhuha, puasa sunnat, Pembinaan tilawah, zikir, doa, salat jenazah dan

penyelenggaraan jenazah.15 Kepada siswa diberikan

kebebasan untuk bertanya tentang ibadah yang belum mereka kuasai dan ketahui agar menjadi lebih baik

lagi.16 Dalam melaksanakan pembinaan, guru secara

terbuka memberikan kesempatan kepada siswa ibadah apa saja yang ingin ditanyakan dan dikonsultasikan. Diharapkan, kebebasan ini membuat siswa tidak merasa ragu dan malu untuk bertanya kepada guru. Karena itu, memberikan keleluasaan kepada siswa

dirasakan sangat penting dalam pembinaan siswa.17

Keterbukaan guru dalam pembinaan ibadah sangat dirasakan oleh siswa. Alif mengatakan bahwa guru sangat terbuka dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya atau berkonsultasi secara pribadi sepanjang tidak mengganggu jam belajar, misalnya pada saat istirahat atau sesudah kultum setelah salat zuhur atau ashar bahkan di ruang guru.

Berdasarkan pengalamannya ketika meminta

15

Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25Agustus 2020.

16 Yusra Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi

tanggal 27 Agustus 2020.

17

Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

penjelasan tentang cara salat Dhuha, Alif mengatakan bahwa karena guru memberikan kebebasan bertanya maka ia menjadi lebih berani dan tidak malu mengungkapkan permasalahan dirinya yang belum

memahami dengan baik tentang salat Dhuha.18

Dapat disimpulkan bahwa guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya tentang ibadah yang belum diketahui termasuk tidak membatasi tempat untuk berkonsultasi dengan guru. Siswapun menjadi tidak ragu dan malu untuk bertanya kepada guru. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi menjadi lebih terbuka dan menyenangkan sehingga sangat mempermudah siswa untuk menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pengaruhnya adalah suasana belajar menjadi menyenangkan, tidak malu bertanya dan mudah memahami ilmu yang diberikan guru. Hal ini sesuai dengan teori Samter bahwa pengaruh yang sangat penting dalam komunikasi adalah interaksi yang menyenangkan, sifat mau mendengarkan dan keterbukaan dalam pengungkapan diri.19

18Alif Putera. Siswa kelas XI Agama. Dalam Wawancara pribadi

tanggal 26 Agustus 2020.

19

Budyana dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar

4. Empati

Permasalahan ibadah yang disampaikan atau dikomunikasikan oleh siswa sangat menjadi perhatian guru sehingga apapun pertanyaan siswa atau masalah dihadapi siswa terkait ibadahnya selalu ditanggapi secara positif oleh guru. Para siswa saat ini sedang menjalani masa pembinaan baik pembinaan akademik maupun keagamaan, sehingga sangat dimaklumi jika masih banyak pengetahuan ibadah yang belum mereka

kuasai, demikian menurut Dian Aprianti.20 Seperti

halnya Dian, Yusra mengatakan bahwa tidak ada pertanyaan yang disampaikan siswa yang dianggap tidak penting, sebab kalau sudah berkaitan dengan ibadah maka hal itu menjadi sangat penting. Dengan demikian maka siswa tidak akan merasa sia-sia dan tidak takut bertanya kepada guru tentang ibadah.21 Jika sudah merasa bahwa apa yang mereka tanyakan tidak dianggap hal sepele oleh guru maka siswa akan berani mengungkapkan permasalahan ibadah mereka baik

kekurangan ataupun kesalahan dalam beribadah. 22

Menanggapi positif setiap pertanyaan siswa

20

Dian Aprianti. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

21 Yusra. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi

tanggal 27 Agustus 2020.

22

Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

ditunjukan dengan cara mendengarkan, berbicara

menggunakan bahasa yang dimengerti siswa,

berbicara lambat tetapi jelas, sebab kemampuan siswa memahami pembicaraan guru sangat berbeda-beda. Ada siswa yang cepat tanggap dan mudah memahami pelajaran dan ada pula yang lambat mengerti pelajaran yang diberikan. Yang paling penting adalah siswa tidak menjadi rendah diri karena pertanyaan atau merasa bersalah jika belum sempurna dalam

beribadah.23 Dalam menjelaskan tentang ibadah

diusahakan agar siswa merasa tenang dan nyaman dengan cara menanggapi mereka dengan senyum dan tidak membedakan antara siswa satu dengan yang lain bahkan sering muncul perasaan bahwa yang bertanya itu adalah anak sendiri.24 Ibadah menjadi perhatian guru sehingga pertanyaan siswa atau jika ada yang bermasalah dalam ibadahnya ditanggapi secara positif oleh guru. Guru memaklumi jika masih banyak

pengetahuan ibadah yang belum mereka kuasai.25

Ibadah yang sering didiskusikan dengan guru adalah tentang menjadi imam dan khutbah, sebab

23

Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

24 Rahmat Azril. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

25

Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

siswa kelas XI laki-laki sering ditugaskan menjadi

imam dan khatib saat salat Jumat di sekolah.26

Diketahui bahwa pada umumnya pelajaran ibadah yang sering ditanyakan kepada guru adalah tilawah, salat sunnah, salat jenazah, imam dan khatib, ceramah agama dan doa.

Saat berkomunikasi, sikap guru yang selalu menanggapi setiap pertanyaan dengan ramah, jelas dan senyum membuat siswa cepat memahami pelajaran dan termotivasi untuk mengerjakan ibadah dengan baik. Rahmah Arifah menceritakan pengalamannya ketika pernah terlambat mengerjakan salat Zuhur, guru memanggilnya dan bertanya penyebab terlambat salat. Semula ia mengira kalau guru akan marah dan menegur keras, tetapi ternyata guru bertanya dengan lemah lembut sehingga ia bisa dengan tenang mengakui kesalahannya. Lalu dengan keramahannya guru menjelaskan keutamaan salat di awal waktu. Sejak itu ia berusaha untuk tidak melalaikan salatnya.27

Karena sikap guru yang ramah dan

menyenangkan maka siswa dapat menerima setiap

26 Dian Aprianti. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

27

Rahmah Arifah. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara pribadi tanggal 26 Agustus 2020.

pelajaran yang diberikan oleh guru. Bahkan menurut Ikhwan, ketika melakukan kesalahanpun ia bisa menerima jika ditegur guru dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi terutama jika berkaitan

dengan masalah ibadah.28 Siswa lainnya, Al-Muhaimin

mengatakan bahwa ia dapat menerima dengan baik setiap pelajaran ibadah yang disampaikan oleh guru sehingga jika ada kekeliruan dalam melaksanakannya

dapat diperbaiki.29 Karena sikap guru yang

menyenangkan dan penjelasannya yang jelas menurut Atha Priyansyah dapat menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh guru.30

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi

antarpribadi yang terjadi antara guru dan siswa dalam rangka pembinaan ibadah berlangsung dengan baik. Guru memberikan empati kepada siswa pada saat

mengkomunikasikan tentang perbaikan ibadah

sehingga menjadi lebih baik. Sikap empati itu ditunjukan oleh guru dalam bentuk menanggapi positif

setiap pertanyaan atau masalah, ramah dan

memberikan rasa nyaman pada siswa. Sikap ini

28

M. Ikhwan. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara pribadi tanggal 28 Agustus 2020.

29 Al-Muhaimin. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara

pribadi tanggal 28 Agustus 2020.

30

Atha Priyansyah. Siswa kelas XI Agama. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan dan memunculkan motivasi pada diri siswa untuk melakukan ibadah lebih baik.

Sikap empati yang ditunjukan oleh guru

memunculkan keberanian siswa untuk

mengungkapkan semua fakta ibadah mereka yang dialami dan ingin ditanyakan atau disampaikan kepada guru. Guru menafsirkan fakta yang dikemukakan oleh siswa, selanjutnya memberikan masukan berupa materi dan pada akhirnya dapat merubah keterampilan siswa dalam ibadah. Hal ini sebagaimana teori R. Anderson bahwa semua pengetahuan pada awalnya akan datang dalam bentuk pengungkapan deklaratif. Tahap deklaratif berkaitan dengan proses memperoleh fakta-fakta. Dalam tahap ini komunikasi dapat menafsirkan fakta-fakta tadi untuk menghasilkan

perubahan keterampilan.31 Fakta yang ditemukan

dalam penelitian ini adalah respon guru saat berkomunikasi dengan siswa dapat mempengaruhi pemahaman siswa tersebut terhadap materi yang disampaikan dan berpengaruh pula pada pelaksanaan ibadahnya.

31

Budyana dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar

5. Dukungan

Dalam berkomunikasi guru memberikan

dukungan yang bertujuan untuk meyakinkan siswa bahwa ibadah yang dilakukannya akan menjadi lebih baik jika terus berusaha dan belajar. Julisman menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada siswa tersebut adalah dengan memberikan perhatian dan empati kepada setiap siswa, misalnya memberikan respon terhadap pertanyaan atau ungkapan siswa mengenai ibadahnya seperti

mengangguk, memberikan senyuman atau

menanggapi.32

Dukungan lain yang diberikan oleh guru dalam berkomunikasi seperti dikemukakan oleh Yusra adalah dorongan untuk selalu menjaga ibadahnya dan memberikan penguatan atas ibadah yang dilakukan siswa misalnya mengucapkan kata bagus nak, teruskan atau perbaiki dan kalimat-kalimat penguatan lain.33

Dukungan lain yang diberikan kepada siswa dikemukakan oleh Breni yaitu dalam bentuk memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran mengenai pelaksanaan ibadah. Memberikan nasihat-nasihat

32 Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

33

Yusra. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 27 Agustus 2020.

berguna agar siswa lebih memahami apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari ibadah-ibadah tersebut bagi

diri siswa sendiri. Petunjuk yang diberikan dalam

rangka upaya menjadikan siswa mampu melaksanakan

ibadah dengan baik dan benar, tidak asal

menyelesaikan kewajiban saja.34

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi dengan siswa MAN 1 Kota Bengkulu dalam pembinaan ibadah, guru

memberikan dukungan moril dalam bentuk

memberikan respon kepada siswa pada saat melakukan pembinaan, mengucapkan kalimat-kalimat penguatan untuk memotivasi siswa melakukan ibadah lebih baik, memberikan nasihat dan petunjukan agar siswa dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama.

6. Sikap Positif

Dalam mendiskusikan atau berkomunikasi tentang pelaksanaan ibadah guru memberikan apresiasi

terhadap ibadah yang dilakukannya. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh informan dalam wawancara yang dilakukan. Apresiasi tersebut menurut Breni cukup bermanfaat bagi siswa dan

34

Breni. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

sangat perlu dilakukan dalam berkomunikasi dengan siswa. Dengan memberikan apresiasi siswa merasa senang karena mereka dihargai.

Bentuk apresiasi lainnya dijelaskan oleh Julisman antara lain memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti seleksi atau lomba mewakili sekolah dalam berbagai ajang baik tingkat sekolah, tingkat kota atau provinsi.35 Apresiasi yang diberikan oleh guru kepada siswa pada saat berkomunikasi juga diberikan dalam bentuk memposisikan siswa sebagai contoh. Fathimah mencontohkan, ketika ada siswa yang berkemampuan dalam bidang tilawah maka siswa tersebut dijadikan contoh bagi siswa lain sebagai penghargaan kepada siswa yang memiliki kemampuan tilawah itu. Harapannya adalah supaya siswa yang sudah baik dalam tilawah bisa menjadi lebih meningkatkan kemampuannya dan siswa yang belum berhasil bisa lebih giat belajar. 36

Ketika ada siswa yang berkemampuan dalam bidang syarhil Qur‟an maka siswa tersebut diberikan kesempatan untuk mengikuti lomba baik yang diadakan sekolah atau madrasah maupun dalam

35 Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

36

Fathimah. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

pelaksanaan MTQ. Hal ini bermanfaat untuk memacu motivasi untuk lebih giat belajar. 37

Menurut Breni, komunikasi dalam pembinaan ibadah siswa secara berkelompok yang dilakukan di masjid terjadi pada saat sebelum dan setelah pelaksanaan salat baik salat Dhuha, Zuhur dan Ashar. Komunikasi itu terjadi pula dalam kegiatan lain seperti tilawah dan tahfidz. Berdasarkan penjelasan Breni, diketahui pula bahwa pembinaan ibadah secara berkelompok dilakukan sebelum atau sesudah salat kepada siswa dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ibadah baik ibadah mahdah maupun ibadah ghairu mahdah. Ibadah mahdah misalnya tentang salat, membaca Alquran, penjelasan singkat hadis-hadis yang relevan dengan kehidupan siswa dan lain-lain, sedangkan ibadah ghairu mahdah misalnya tentang adab makan, minum, buang air, bergaul, berbicara dan lain-lain. 38

Menurut Julisman menjelaskan bahwa

komunikasi yang terjadi pada saat pembinaan di masjid bukan bersifat ceramah semata tetapi sering bersifat dialogis. Artinya, siswa diberi kesempatan

37 Julisman. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara

pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

38

Breni. Pembina Ibadah Keagamaan. Dalam wawancara pribadi tanggal 25 Agustus 2020.

untuk bertanya dan berdiskusi tentang masalah ibadah. Pertanyaan yang diajukan siswa tidak langsung dijawab oleh guru tetapi diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab atau menaggapi terlebih dahulu. Setidaknya dengan cara seperti guru bisa mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap

masalah ibadah dan keterampilan siswa

mengemukakan pendapat. Setelah beberapa siswa memberikan tanggapan atau jawaban barulah guru

menjelaskan lebih lanjut tentang pertanyaan siswa.39

Guru mengingatkan siswa agar membiasakan diri melakukan salat sunnah terlebih dahulu sebelum melakukan ibadah lainnya. Karena itu, sebelum salat guru menyampaikan pesan singkat dan berdiskusi tentang keutamaan salat sunnah. Selain itu, kepada siswa diberikan kultum singkat sebelum dan sesudah salat wajib. Siswa juga diberi kesempatan bertanya masalah ibadah, pertanyaan yang diajukan biasanya bersifat umum misalnya tatacara sujud sahwi, masbuk dan lain-lain. Pertanyaan yang diajukan siswa tidak

langsung dijawab oleh guru tetapi diberikan

Dokumen terkait