• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

2. Siswa belum fokus dengan tugas yang dikerjakan dan juga kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.

3. Rata-rata hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok belum mencapai KKM.

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak meluas maka perlu adanya batasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Materi kubus dan balok dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD): 8.1 Memahami sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika?

2. Apakah pembelajaran dengan model penemuan terbimbing mampu meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa?

E. BATASAN ISTILAH

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) adalah suatu model pembelajaran yang dalam prosesnya lebih mengutamakan penalaran dan penemuan dari siswa dengan dibimbing oleh guru.

2. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses interaksi sejumlah komponen dalam menyampaikan suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah menjalani suatu proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4. Materi kubus dan balok yang digunakan dalam penelitian ini dikhususkan pada sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok serta bagian-bagiannya.

F. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam upaya meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

2. Mengetahui apakah pembelajaran dengan model penemuan terbimbing mampu meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa.

G. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, guru dan siswa. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Peneliti dapat menerapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing saat menjadi guru. Selain itu peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru mengenai pembelajaran dengan model penemuan terbimbing.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat membantu guru di sekolah yang bersangkutan dalam menerapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing.

3. Bagi siswa

Dengan menerapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing, siswa dapat lebih bebas mengkomunikasikan idenya khususnya dalam pembelajaran matematika.

H. SISTEMATIKA PENULISAN 1. Bab I

Bab I berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan istilah, dan sistematika penulisan.

2. Bab II

Bab II memaparkan teori komunikasi, belajar, hasil belajar, model pembelajaran penemuan terbimbing dan materi kubus dan balok yang menjadi landasan dalam penelitian.

3. Bab III

Bab III berisi metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, desain penelitian tindakan kelas, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, keabsahan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.

4. Bab IV

Bab IV berisi tentang deskripsi penelitian, hasil penelitian, analisis penelitian, pembahasan, dan faktor-faktor pendukung serta penghambat dalam penelitian. 5. Bab V

9 BAB II LANDASAN TEORI

A. KOMUNIKASI 1. Pengertian

Menurut Tommy Suprapto (2009), kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication yang berarti „pemberitahuan‟ atau „pertukaran pikiran‟. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah

terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).

Adapun beberapa definisi komunikasi dari para ahli dalam Tommy Suprapto (2009) sebagai berikut :

a. Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.

b. Menurut A. Winnet, komunikasi adalah proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut. c. Menurut Karlfried Knapp, komunikasi adalah interaksi antar pribadi yang

(kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).

Berdasarkan pengertian para ahli, dapat disimpulkan pengertian komunikasi yaitu proses interaksi sejumlah komponen dalam menyampaikan suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pembelajaran sebagai proses komunikasi

Menurut Effendy (2003) dalam M. Miftah (2012) komunikasi melibatkan dua komponen yang terdiri atas pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Pengajar pada tingkatan bawah dan menengah disebut guru dan pelajar dinamakan siswa sedangkan pada tingkatan tinggi, pengajar disebut dosen dan pelajar disebut mahasiswa tetapi pada hakekatnya proses komunikasi sama. Perbedaannya hanya terletak pada tujuan yang diharapkan.

Menurut Effendy (2003) dalam M. Miftah (2012), tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga dapat dikuasai dengan baik. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Komunikasi di dalam kelas adalah komunikasi kelompok tetapi pelajar bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersonal. Komunikasi di dalam kelas merupakan komunikasi dua arah dimana pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang

pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Sedangkan komunikasi satu arah terjadi apabila pelajar pasif artinya hanya mendengarkan tanpa mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan.

Menurut M. Miftah (2012), komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung efektif apabila:

a. Materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas,

b. Komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication.

Menurut M. Miftah (2012), intracommunication atau intrakomunikasi adalah komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melalukan intercommunication dengan orang lain. Secara teoritis pada waktu seorang pelajar melakukan intracommunication terjadilah proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu:

a. Persepsi (perception)

Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Kemampuan mempersepsi antara pelajar satu dengan pelajar yang lain tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama.

b. Ideasi (ideation)

Ideasi adalah tahap kedua dalam proses intracommunication. Seorang pelajar dalam benaknya mengonsepsi apa yang dipersepsinya. Siswa mengadakan seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah diperolehnya, mengadakan penataan dengan yang relevan dari hasil persepsinya dan siap untuk ditransfer kepada lawan diskusinya. c. Transmisi (tranmission)

Transmisi adalah hasil konsepsi karya penalaran sehingga apa yang dilontarkan adalah pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis dan logis. Dengan demikian dalam proses intercommunication berikutnya siswa akan mengalami keberhasilan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa suatu pembelajaran disebut sebagai proses komunikasi apabila terjadi respon dari pihak-pihak yang mendapatkan pembelajaran tertentu. Respon-respon tersebut bisa berupa pertanyaan, mengemukakan pendapat, kesimpulan, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembelajaran. 3. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran

Menurut M. Miftah (2012), komunikasi yang efektif dalam pembelajaran bisa berlangsung dengan baik apabila:

a. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik:

1) Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 2) Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang

digunakan, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi.

3) Penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.

4) Materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

5) Alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.

Menurut M. Miftah (2012), agar komunikasi menjadi efektif, maka setiap individu yang berkomunikasi baik sebagai komunikator atau sebagai komunikan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagai Pengirim:

a. Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik serta dapat dimengerti oleh penerima

b. Menggunakan empati dengan berusaha menempatkan diri di tempat penerima

c. Mempertajam persepsi dengan membayangkan bagaimana pesan akan diterima, dibaca, ditafsir dan ditanggapi oleh penerima

d. Mengendalikan bentuk tanggapan dengan menggunakan kode atau lambang yang tepat dan sesuai

e. Bersedia menerirna umpan balik yang positif maupun negatif f. Mengembangkan kredibilitas diri, sehingga dapat dipercaya karena

kualitas pribadi, mutu hidup dan keahlian profesional g. Mempertahankan hubungan baik dengan penerima 2. Sebagai Penerima

Penerima adalah rekan komunikasi yang mempunyai peran menentukan dalam menerima, membuat persepsi, menafsirkan suatu pesan yang diterimanya, apakah untuk dirinya sendiri atau untuk disampaikan kepada orang lain. Agar komunikasi menjadi efektif maka penerima harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan mendengarkan, sampai mampu mendengarkan dengan empatik

b. Waspada terhadap prasangka, dan sikap tidak terbuka c. Mengembangkan kecakapan bertanya

d. Mengembangkan kecakapan menyampaikan umpan balik secara konstruktif

e. Berusaha berpikir kreatif terhadap pesan yang diterimanya f. Bersikap terbuka tetapi kritis.

Menurut Ahmad Sutanto (2012), kemampuan komunikasi dinyatakan berhasil ketika diskusi antarsiswa dilakukan, di mana siswa di harapkan mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, dan bekerja sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi yang efektif dalam pembelajaran terjadi apabila semua komponen pada komunikasi pembelajaran dalam kondisi baik/ideal dan juga memperhatikan berbagai aspek baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.

Dokumen terkait