• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia mampu melakukan pertukaran informasi dan juga mempengaruhi seseorang. Di jaman sekarang ini, berkomunikasi dengan beberapa bahkan jutaan manusia secara serempak di dunia bukanlah hal yang sulit. Berbagai media dapat dijadikan sebagai saluran untuk melakukan komunikasi ke khalayak luas atau biasa disebut komunikasi massa.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni :

Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people (komunikasi massa adalah

60

West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3 (penerjemah : Maria Natalia),(Jakarta: Penerbit Salemba Humainika,2008),hal 101.

commit to user

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).61

Definisi lain diungkapkan oleh Gebner yaitu komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 62 Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan media massa.

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright, komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:

a. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim

Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, relatif besar dan anonim. Artinya komunikan komunikasi massa berjumlah relatif besar, mempunyai heterogenitas komposisi yang terdiri dari berbagai kelompok dalam masyarakat dan tidak saling mengenal satu sama lain serta tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

61

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1991) , hal 188.

62

commit to user b. Pesan disampaikan secara terbuka

Pesan komunikasi massa yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang atau sekelompok orang tertentu namun disampaikan terbuka untuk khalayak yang plural.

c. Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik)

Pesan yang diterima oleh komunikan diterima secara serentak artinya khalayak bisa menerima pesan tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan. Untuk media elektronik pesan bersifat hanya sekilas.

d. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.63

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, melainkan kumpulan orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerjasama satu sama lain dalam sebuah lembaga atau organisasi yang menggunakan biaya besar.

Selain karakteristik komunikasi massa yang telah disebutkan, penting juga untuk mengetahui fungsi komunikasi massa. Menurut Dr. Harold D Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai berikut :64

63

Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung :Simbosa Rekatama Media,2007), hal 4.

commit to user

a. The surveillance of the environtment (Pengawasan Lingkungan) Artinya media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan atau pemberi informasi pada masyarakat luas.

b. The correlation of parts of society in responding to the environtment

(Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan) Tindakan korelasi meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannnya untuk berperilaku dalamreaksinya terhadap peritiwa-peristiwa tadi. Aktivitas ini dikenal sebagai editorial atau propaganda. Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggungjawaban atas berita-berita yang dipilih dandisajikan, tanggungjawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan fungsi editorial, yakni: pertama, memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat atau aktual. Ketiga, mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual sebelum berita itu terlanjur menjadi pendapat utama (public opinion).

c. The tranmission of the social heritage from one generation to the next

(transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya)

64

Darwanto S.S, Televisi sebagai Media Pendidikan. (Yogyakarta: PustakaPelajat, 2007), hal 32- 33

commit to user

Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi, pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota satu kelompok kepada pendatang baru. Umumnya kita sering menyebutnya sebagai fungsi pendidikan.

5. Film

Film merupakan media komunikasi massa dengar pandang (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan menggunakan bahan baku selluloid dalam berbagai ukuran melalui proses kimiawi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik.65 Dalam perkembangannya, film diartikan sebagai rekaman gambar dan atau objek gambar bergerak, lukisan dan suara menggunakan film, video tape, video disket yang dapat dipertunjukkan.66Film awalnya dikenal dengan nama bio-scope (secara harfiah diterjemahkan sebagai gambar hidup).67 Pertama kali dipertunjukkan di Paris pada tahun 1895 oleh Auguste dan Louis Lumiere di Grand Café, Boulevard des Capucienes. Dari sinilah kemudian gambar hidup yang dikemudian hari dan seterusnya dikenal dengan sebutan film, menyebar ke seluruh dunia. Tahun 1986 menyebar ke London (Inggris), St. Petersburg (Rusia) dan Bombay (India). Tahun

65

Budi Sampurno, Peranan Badan Sensor Film dalam Ikut Menjaga Wajah Wanita dalam Film,

dalam Jurnal Media Massa dan Wanita, Proyek Studi Gender dan Pembangunan Fisip UI dan UND Fund for Women (UNIFEM), 1992, hal 80.

66

Ibid.

67 Yan Widjaya, “Sekilas

Sejarah Film Indonesia 1900 – 2007”, dalam majalah Cinemags 100 (November,2007), hal 95.

commit to user

berikutnya di Jepang, pada awal abad ke-20 di Indonesia, tahun 1903 di Korea dan tahun 1905 di Italia.68

Menurut McQuail, film merupakan media yang memiliki kelebihan selain informatif dan jangkauan luas juga punya sisi seni dan hiburan.69James Monaco dalam How to Read a Film menyatakan bahwa film bisa dilihat dari tiga kategori. Sebagai Cinema (dilihat dari segi estetika dan sinematografi), Film (hubungannya dengan hal di luar film, seperti sosial dan politik), dan movies (sebagai barang dagangan). Film sebagai film merupakan fungsi kritik sosial, namun kita masih sering menduelkan antara cinema (sebagai art) dan movies (sebagai komersiil).70

Di Indonesia, film mempunyai fungsi mulia sesuai yang tercantum dalam Mukadimah Anggaran Dasar Karyawan Film dan Televisi 1995 bahwa film :

“….bukan semata barang dagangan, tetapi merupakan alat pendidikan dan penerangan yang mempunyai daya pengaruh yang besar sekali atas masyarakat, sebagai alat revolusi dapat menyumbangkan dharma bhaktinya dalam menggalang persatuan dan kesatuan nasional, membina nation dan character building

mencapai masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila.”71

68

Haris Jauhari (ed), Layar Perak tahun : 90 Tahun Bioskop di Indonesia ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1992), hal 11.

69

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Vol1, (Jakarta: Salemba Humanika,2011), hal 14.

70

Eric Sasono, Benarkah Film Indonesia Langka akan Kritik Sosial, (Kompas, 17 Juli 2005)

71

commit to user

Menurut beberapa teori film, film merupakan arsip sosial yang dapat menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu.72 Jika fungsi dan teori ini berjalan dengan baik, maka dalam setiap film yang dibuat akan menampilkan identitas kultural bangsa, yakni kehidupan sosial, agama, suku dan kelas ekonomi bangsa Indonesia tiap zaman.

a. Struktur Film

Secara fisik sebuah film dapat dilihat satu persatu hingga menjadi tiga unsur yatu73 :

1) Shot

Merupakan proses pengambilan gambar dengan bingkai dan teknik kamera tertentu dalam sekali pengambilan gambar.

2) Scene

Merupakan satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi yang berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi tema dan karakter. Scene dalam bahasa Indonesia disebut sebagai adegan. Satu scene terdiri dari beberapa

shot. 3) Sequence

Merupakan segmen besar yang memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh. Dalam bahasa Indonesia disebut babak, dimana satu sequence tersusun dari beberapa scene yang saling berkaitan.

72

Ekky Imanjaya, loc.cit. 73

commit to user b. Penokohan dalam Film

Penokohan dalam sebuah cerita dapat disebut juga perwatakan atau karakterisasi. Suban membagi tokoh atau karakter berdasarkan kedudukannya ke dalam tiga bagian74 :

1) Karakter Utama (Main Character)

Karakter atau tokoh utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa.

2) Karakter Pendukung (Secondary Character)

Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang- kadang karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama.

3) Karakter Figuran (Incedental Character)

Karakter ini diperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka sering disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Karakter figuran ini biasanya hanya tampil di beberapa adegan saja.

74

Fred Suban, Yuk...Nulis :Skenario Sinetron, Panduan Menjadi Penulis SkenarioSinetron Jempolan, (Jakarta : Gramedia, 2009), hal 68.

commit to user 6. Film sebagai Media Komunikasi Massa

Film adalah salah satu media massa yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari komunikator (produser) kepada komunikan (penonton). Dalam menyampaikan pesan, film tidak bisa berdiri sendiri sebagai media yang benar-benar netral. Film mempunyai kekuatan untuk mengkontruksi pesan lewat bahasa audio visual.75

Film sebagai salah satu bentuk media massa mempunyai peran penting di dalam sosial kultural, artistik, politik dan dunia ilmiah. Pemanfaatan film dalam usaha pembelajaran masyarakat ini sebagian didasari oleh pertimbangan bahwa film mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film mempunyai kemampuan mengantarkan pesan secara unik.76Film tidak lagi dimaknai sekedar karya seni tetapi sebagai praktik sosial (Tumer,1991) serta komunikasi massa (Jowett and Linton, 1981). 77

Sebuah film sebagai produk kesenian maupun sebagai medium adalah suatu cara untuk berkomunikasi. Dalam sebuahfilm ada pesan yang ingin dikomunikasikan pada penonton dalam konteksnya sebagai media komunikasi massa. Dalam film, cara komunikasinya adalah bertutur. Film mengandung unsur tema, cerita dan tokoh yang dikemas dalam

75

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, ed : RemaKaryanti., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,,2007), hal 137.

76

Dennis Mc Quail, Mass Communication Theoris,(London: Sage Publications,,1994)

77

Budi Irawanto, Film, Idiologi, dan Hegemoni Militer dalam Sinema Indonesia,(Yogyakarta:Media Pressindo,1999)

commit to user

unsur format audio visual yang pada akhirnya mengkomunikasikan sebuah pesan baik secara eksplisit maupun implisit. Menurut David Bardwell, cara bertutur ini adalah penghadiran kembali kenyataan dengan makna yang lebih luas.78

Media film merupakan salah satu media massa dimana media massa mempunyai karakter yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas.79 McLuhan membagi media dalam dua jenis, yaitu media panas dan media dingin. Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar,pembaca dan penonton media yang bersangkutan. Sedangkan media dingin merupakan media yang membutuhkan partisipasi yang cukup besar.80 Film adalah contoh media panas. Ketika seseorang menonton film, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami pesan dari media tersebut, tidak membutuhkan daya imajinasi dan film dapat menyampaikan simbol-simbol di dalamnya. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.81

78

David Bardwell, Narration in The Fiction Film, (Wisconsin : The University of Wisconsin Press, 1985), hal xi.

79

Morrisan,Andy Corry, Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa,(Bogor:Ghalia Indonesia, 2010)

80

Ibid,hal 37.

81

McQuail,Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua,( Jakarta: Salemba Humanika,1996)

commit to user

De Fleur dan Dennis Malvin mengatakan bahwa film di sisi produksi dapat dikatakan sebagai wahana untuk menuangkan ekspresi yang dapat mempengaruhi atau menghibur. Bahkan sebuah film dapat dijadikan sebagai media penyampaian pernyataan politik dan sosial. Dalam pembuatan film, pembuat film mengemas film sehingga mampu untuk menarik penerima pesan secara emosional, bahkan sebuah film dalam mencapai tujuan tersebut mengambil realitas masyarakat sebagai yang diyakini sebagai “kebenaran” untuk menjadi landasan film.82

Dalam model komunikasi Jakobson, dapat dilihat bahwa sebuah film mengandung unsur komunikasi karena selain terkait dengan aktor utama komunikasi yaitu addresser (dalam hal ini pembuat film) dan

addresse(dalam hal ini penonton), dapat juga dilihat bahwa film memiliki pesan tersendiri, baik berupa pesan tentang nilai-nilai patriotisme, pesan moral ataupun hal lainnya.

Bagan 1.1

Model Komunikasi Jakobson83

Context Message

Addresser --- Adresse Contact Code

82

Edward Jay Whetmore, Media, Form, Content and Consequence of Mass Communication,

(California: Wardsworth Publishing Company, 1989), hal 229.

83

commit to user

Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh sebuah film, terdapat pesan yang ingin dikirimkan antara pembuat dengan penonton. Pesan yang dikirimkan tersebut dalam konteks komunikasi Jakobson adalah

massage (pesan). Dalam penelitian ini pesan yang ingin dilihat adalah bagaimana sebuah film membawa pesan-pesan yang tampak mengenai nilai-nilai patriotisme.

7. Analisis Isi

Secara umum ada dua bentuk aliran (paradigma) dalam studi isi. Pertama

aliran transmisi. Aliran ini melihat komunikasi sebagai bentuk pengiriman pesan yang statis. Asumsi dari aliran ini adalah adanya hubungan satu arah dari media kepada khalayak. Kata kunci dari aliran ini adalah pesan (message) yang merupakan isi yang statis (bentuk seperti yang disampaikan oleh pengirim).Kedua, aliran produksi dan pertukaran makna. Aliran ini melihat komunikasi sebagai proses penyebaran ( pengiriman dan penerimaan). Yang dilihat dalam aliran ini bukan bagaimana seseorang mengirimkan pesan, tapi bagaimana masing- masing pihak yang terlibat dalam proses komununikasi dapat memproduksi dan saling bertukar makna. Kata kunci dalam aliran ini adalah makna (meaning). Makna bukanlah isi yang statis melainkan produk konstruksi dan interaksi antara si pengirim dan penerima.84

84

commit to user

Pesan adalah apa yang terlihat (dapat didengar, dirasakan atau dibaca). Karena pesan adalah sesuatu yang terlihat secara langsung, maka penelitian dari aliran transmisi pada dasarnya adalah menghitung dan mengukur. Sedangkan makna adalah apa yang tersirat (bersifat laten, tidak dapat dilihat atau didengar secara langsung), maka penelitian dari aliran produksi dan pertukaran makna pada dasarnya adalah menafsirkan.

Teknik analisis isi kuantitatif terlahir dari aliran transmisi. Pada analisis isi kuantitatif yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah menghitung dan mengukur secara akurat aspek atau dimensi dari teks. Barelson mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak.85Sedangkan menurut Holsti, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.86 Secara umum analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk megidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplika.Objektif artinya penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya tanpa adanya campur tangan peneliti. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan atau kecenderungan tertentu dari peneliti. Sistematis artinya semua

85

Bernar Barelson, Content Analysis in Communication Research,(New York : The Free Press, 1952), hal 18.

86

Ole R. Holsti, Content Analysis for the Social Science and Humanities. (Massachusetts: Addison-Westley Publishing,1969), hal 14.

commit to user

tahapan dalam proses penelitian telah dirumuskan secara jelas dan sistematis. Dan replikabel berarti penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula.

Holsti mengemukakan tiga fungsi analisis isi yaitu87:

a. Menggambarkan karakteristik pesan

b. Membuat kesimpulan penyebab dari suatu pesan (proses encoding) c. Menarik kesimpulan mengenai efek dari komunikasi

Penelitian ini berfokus pada fungsi analisis Holsti yaitu menggambarkan karakteristik pesan. Analisis di sini dipakai untuk menjawab pertanyaan “what,to whom, dan how”. Pertanyaaan “what” berkaitan dengan

penggunaan analisis isi untuk menjawab pertanyaan mengenai apa isi dari suatu pesan, tren dan perbedaan antara pesan dari komunikator yang berbeda. Pertanyaan “to whom” dipakai untuk menguji hipotesis

mengenai isi pesan yang ditujukan pada khalayak yang berbeda. Sementara “how” terutama berkaitan dengan penggunaan analisis isi

untuk menggambarkan bentuk dan teknik-teknik pesan. Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk menjawab pertanyaan “what” tentang

perbedaan antara pesan dari komunikator yang berbeda.

Dilihat dari pendekatannya, analisis isi dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar yaitu analisis isi deskriptif, eksplanatif dan prediktif.88Analisis isi

87 Ibid.

commit to user

deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu atau menguji hubungan antar variabel.89

Pendekatan analisis isi lainnya yaitu analisis isi eksplanatif. Dalam analisis isi eksplanatif, terdapat pengujian hipotesis tertentu dan juga mencoba membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Analisis ini tidak hanya sebatas menggambarkan secara deskriptif isi dari suatu pesan tetapi juga mencari hubungan antara pesan ini dan variabel lain. 90

Pendekatan analisis isi yang ketiga yaitu analisis isi prediktif. Analisis ini berusaha untuk memprediksi hasil seperti yang tertangkap dalam analisis isi dengan variabel lain.91Peneliti tidak hanya menggunakan variabel lain diluar analisis isi, tetapi juga menggunakan hasil penelitian dari metode lain (seperti survey dan eksperimen). Data dari dua hasil penelitian tersebut (analisis isi dan metode lain) dihubungkan dan dicari keterkaitannya.92

88

Eriyanto, Analisis Isi (Pendekatan Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal 46.

89

Ibid, hal 47.

90

Ibid, hal 49.

91

Kimberly A. Neuendorf, The Content Analysis Guidebook, (Thousand Oaks: Sage Publications,2002), hal 55.

92

commit to user

Menurut Krippendof, analisis isi menempati kedudukan yang penting diantara metodologi penelitian lainnya karena kemampuan yang dimilikinya. Pertama, ia mampu menerima komunikasi simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai data dan kedua, ia mampu menganalisis gejala yang tak teramati melalui medium data yang berkaitan dengan data tersebut.93

in content analysis, units may be single words or longer text segments, photographic images, minutes of video recordings, scene in fictional television programs, web pages, utterance, distinc meaning to analyze.”

Dalam analisis isi, unit analisis bisa berupa kata-kata tunggal atau teks dalam segmen yang lebih panjang, gambar foto, durasi dalam rekaman video, adegan dalam program fiksi televisi, halaman web,ungkapan yang memiliki arti berbeda untuk dianalisis.94

Sejumlah ahli merumuskan beberapa jenis unit analisis dalam analisis isi. Holsti (1969) dan Budd, Thorp dan Donohew(1971) mengidentifikasikan ada dua jenis unit analisis penting dalam analisis isi yaitu unit pencatatan dan unit konteks. Weber (1994) hanya mengidentifikasi satu jenis unit analisis yakni unit pencatatan. Sementara Riffe et al. (1998) dan Kripendorff (2004) mengidentifikasi unit analisis lain selain unit analisis pencatatan dan unit konteks yaitu unit sampel.95

93

Klaus Krippendorf, Analisis Isi :Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta: Rajawali Press,1991), hal 35.

94

Ibid, hal 220.

95

commit to user

Secara umum dari berbagai unit analisis yang ada dalam analisis isi dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar, yakni unit sampel (sampling unit), unit pencatatan (recording unit) dan unit konteks (context unit). Unit sampel adalah unit yang dipilih oleh peneliti untuk didalami. Unit ini ditentukan oleh topik dan tujuan riset yang menentukan isi apa yang akan diteliti dan yang tidak diteliti. Unit pencatatan berkaitan dengan bagian apa dari isi yang akan dicatat, dihitung dan dianalisis. Sementara unit konteks adalah konteks apa yang diberikan oleh peneliti untuk memahami atau memberi arti pada hasil pencatatan.96

Unit pencatatan adalah unit yang paling penting dalam analisis isi. Setidaknya ada lima jenis unit pencatatan (lihat Riffe et al.,1998 dan Krippendorff, 2004) yaitu :

a. Unit Fisik

Unit fisik adalah unit pencatatan yang didasarkan pada ukuran fisik dari suatu teks. Bentuk ukuran fisik ini sangat tergantung dari jenis teks. Untuk film atau televisi, ukuran fisik ini dapat berupa waktu (durasi).97

96

Eriyanto, op.cit, hal 61-64.

97

commit to user b. Unit Tematik

Unit tematik lebih melihat tema pembicaraan dari suatu teks. Unit tematik secara sederhana berbicara mengenai “ teks berbicara tentang apa atau mengenai apa”. Unit ini seperti yang dikatakan Holsti (1969:116) juga memungkinkan peneliti melihat kecenderungan, sikap dan kepercayaan dari suatu teks.98

c. Unit Referensial

Weber menyebut unit referensial ini sebagai “word sense” yakni

kata yang berbeda tetapi mempunyai maksud dan merujuk pada sesuatu yang sama.99Sedangkan Krippendorff menyebut unit referensial ini sebagai unit kategoris.100 Kata-kata yang mirip, sepadan atau punya arti dan maksud yang sama dicatat sebagai satu kesatuan.

d. Unit Sintaksis

Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi. Elemen bahasa ini tergantung dari jenis teks. Untuk bahasa tertulis unit bahasa ini dapat berupa kata, kalimat atau anak kalimat. Untuk bahasa gambar dapat berupa

98

Eriyanto, op.cit, hal 84.

99

Robert Phillip Weber, Basic Content Analysis. International Hanbooks of Quantitative Applications in the Soscial Science, Vol 6. (London : Sage Publications, 1994), hal 264.

100

Klaus Krippendorff,Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, (Thousan Oaks: Sage Publications,1980), hal 105.

commit to user

potongan adegan, gambar dan sebagainya. Dalam unit sintaksis cara yang digunakan adalah menghitung frekuensi dari unit bahasa seperti berapa kali kata “teroris” muncul dalam suatu teks.101

e. Unit Proporsional

Unit proporsional adalah unit analisis yang menggunakan pernyataan (proposisi) yang menghubungkan dan mempertautkan satu kalimat dan kalimat lain dan menyimpulkan pernyataan yang terbentuk dari rangkaian antar kalimat ini.102

Dokumen terkait