BAB IV PEMBAHASAN
4.9. Implementasi Program Pos Sahabat Anak Oleh Dinas Sosial Provinsi
4.9.3. Komunikasi Antar Organisasi
Komunikasi adalah cara yang paling ampuh dalam suatu pelaksanaan, pelaksanaan kebijakan publik bisa berjalan dengan baik jika di dalamnya terdapat kegiatan komunikasi yang lancar. Menurut Metter dan Horn (dalam agustino 2012) kebijakan publik bisa berjalan dengan baik dan efektif jika implementor bisa memahami standard dan tujuan dari kebijakannya. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa yang menjadi standard dan tujuan harus konsisten dan seragam dari berbagai sumber informasi. Disamping itu koordinasi juga merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, maka kesalahan akan semakin kecil, demikian sebaliknya. Komunikasi yang dilakukan untuk kebijakan ini sudah sesuai, antar dinas ada yang berinteraksi langsung kepada dinas pelaksana yang terkait, seperti yang dikatakan oleh Kasi Perlindungan Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Provinsi Banten, beliau mengatakan:
“Kami melakukan komunikasi dengan dinas-dinas terkait melalui cara mendatangi dinas-dinas terkait, atau biasanya kita undang ke kantor Dinas Sosial Provinsi Banten untuk membahas pelaksanaan dari kebijakanya.” (Wawancara dengan informan I1-1 di Kantor Dinas Sosial Provinsi Banten, 21 Maret 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I-1 , bahwa komunikasi dilakukan dengan cara mendatangi dinas-dinas terkait atau dengan mengundang mereka untuk rapat dan membicarakan pelaksanaan dari kebijakanya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kasi Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Serang, beliau mengatakan:
“Komunikasi kita berjalan dengan baik sampai saat ini, kita bisa langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Banten, Satuan Polisi pamong Praja (SATPOL PP) Kota Serang, maupun petugas Pos Sahabat Anak dilapangan.”(Wawancara dengan I2 di Dinas Sosial Kota Serang, 22 Maret 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I2 dapat diketahui bahwa komunikasi yang berjalan baik dan bisa langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Banten, Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Kota Serang, dan Petugas Pos Sahabat Anak dilapangan. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Petugas Pos Sahabat Anak Alun-Alun Timur Kota Serang, beliau mengatakan:
“Kita koordinasi terkait pelaksanaan program Pos Sahabat Anak ini dengan cara mendatangi dinas terkait,dan biasanya juga ada dari Dinas Sosial Provinsi atau Kota yang datang kemari untuk meninjau langsung kelapangan, atau biasanya kami yang diundang ke kantor dinas-dinas terkait”.(Wawancara dengan I4-2 di Alun-alun Timur Kota Serang, 25 Maret 2016)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Petugas Pos Sahabat Anak Kebon Jahe Kota Serang, beliau mengatakan:
“Koordinasinya kami ke dinas biasanya, atau diundang kesana. Tapi kadang juga dari dinas ada yang langsung kelapangan.”(Wawancara dengan I4-1 di Kebon Jahe Kota Serang, 25 Maret 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I4-2 dan I4-1, dapat diketahui bahwa koordinasi terkait pelaksanaan program Pos Sahabat Anak ini dengan cara mendatangi dinas terkait atau Petugas Pos Sahabat Anak diundang ke
dinas-dinas terkait. dan petugas Pos Sahabat Anak juga sering kedatangan dari Dinas Sosial Provinsi Banten dan Dinas Sosial Kota Serang. Hal serupa juga dikatakan oleh Kasi Perlindungan Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Provinsi Banten, beliau mengatakan:
“Selain dinas terkait yang kita kunjungi atau kami undang kemari, kami juga mengunjungi petugas Pos Sahabat Anak di lapangan, dan biasanya juga mereka kami undang kemari terkait pelaksanaan Pos Sahabat Anak ini. (Wawancara dengan I1-1 di Dinas Sosial Provinsi Banten, 28 Maret 2016) Hal serupa juga dibenarkan oleh Kasi Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Serang, beliau mengatakan:
“Selain dari dinas terkait yang kami undang atau kami kunjungi, dan dari kami Dinas Sosial Kota Serang atau Provinsi juga turut mengundang dan mengunjungi para petugas Pos Sahabat Anak di lapangan.”(Wawancara dengan I2 di Dinas Sosial Kota Serang, 29 Maret 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-1 dan I2, dapat kita ketahui bahwa Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kota Serang sering mengundang para petugas Pos Sahabat Anak untuk membahas pelaksanaan program ini, dan melakukan kunjungan ke Pos Sahabat Anak dilapangan melihat situasi dan kondisi para petugas Pos Sahabat Anak dan aktivitas anak jalanan, dan komunikasi itu berjalan dengan lancar. Terkait bentuk dari komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi Banten kepada dinas-dinas terkait dan para petugas Pos Sahabat Anak dilapangan, Kasi Perlindungan Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Provinsi Banten mengatakan:
“Kami kunjungi mereka kita bahas soal pelaksanaan dan permasalah apa saja yang menghambat dalam proses pelaksanaan.”(Wawancara dengan I1-1
Hal serupa juga dinyatakan oleh Kasi Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Serang, beliau mengatakan:
“Biasanya dari pihak Dinas Sosial Provinsi Banten datang ke kantor untuk menemui saya terkait program ini dan terkait permasalahan di lapangan, tapi tidak jarang juga saya diundang kesana untuk membahas hal serupa, selama ini komunikasi berjalan dengan baik. Namun terkait bentuk komunikasi yang kami lakukan dengan para petugas di lapangan selain mengundang mereka ka kantor, biasanya kami hubungi melalui telepon atau sms untuk menanyakan masalah dilapangan.”(Wawancara dengan I2 di Dinas Sosial Kota Serang, 1 April 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-1 dan I2, komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi, Dinas Sosial Kota Serang, dan Petugas Pos Sahabat Anak berjalan dengan baik, dengan selalu berkoordinasi antara pembuat kebijakan dan para petugas pelaksana untuk selalu mengetahui kondisi di lapangan atau di lokasi kebijakan program Pos Sahabat Anak, sehingga setiap ada masalah atau hambatan di lapangan dapat segera diatasi. Selain komunikasi dengan para pelaksana dari organiasi pemerintah, koomunikasi dan koordinasi dengan pihak eksternal atau organiasi informal dibutuhkan supaya dalam suatu kebijakan dapat berjalan dengan baik. Terkait hal komunikasi dengan pihak eksternal atau organiasi informal. Kasi Perlindungan Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Provinsi mengatakan:
“Kita menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar, kita datangi ketua pemuda di lingkungan sekitar pos atau tokoh masyarakatnya untuk ikut membantu mensukseskan program ini(Wawancara dengan I1-1 di Dinas Sosial Provinsi Banten, 4 April 2016)
Hal yang diungkapkan oleh I1-1 , dibenarkan oleh salah Satu Tokoh Masyarakat/RT dilingkungan Kebon Jahe Kota Serang, beliau mengatakan:
“Waktu itu ada dari Dinas datang kerumah saya, terkait program Pos Sahabat Anak dan meminta saya untuk ikut terlibat dalam pelaksanaanya
sebagai petugas.” (Wawancara dengan I8-1 di Kebon Jahe Kota Serang, 5 April 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I8-1 , bahwa komunikasi yang terjalin antara lembaga pemerintah dan masyarakat dalam hal ini cukup baik dan lancar. Dengan menemui langsung tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dilingkungan sekitar Pos Sahabat Anak untuk dimintai keterlibatanya dalam pelaksanaan pogram Pos Sahabat Anak. Seperti yang diungkapkan oleh petugas Pos Sahabat Anak, beliau mengatakan:
“Komunikasinya lancar-lancar saja, hanya dalam tahap pelaksaanya terkadang dinas meminta kami standby di sekitar pos berdasarkan jam operasional yang sudah ditentukan, padahal saya sudah pernah bilang anak jalanan adanya ketika sore bukan pagi, dan saya juga sudah pernah mengusulkan untuk dirubah jam kerjanya”(Wawancara dengan I4-3 di pos Sahabat Anak Ciceri, 5 April 2016)
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Staff Pelaksana Seksi Perlindungan Anak dan Lansia Dinas Sosial Provinsi Banten, beliau mengatakan:
“Kalau masalah jam operasional kami sedang mempertimbangkan lagi untuk dirubah jam kerjaanya, walaupun memang benar kalau anak jalanan sekarang beraktivitas dimulai pada sore hari bukan pagi hari.”(Wawancara dengan I1-2 di Dinas Sosial Provinsi Banten, 7 April 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I4-3 dan I1-2, komunikasi yang dilakukan pembuat kebiajakan dan pemerintah daerah terkait program ini dengan pihak eksternal atau dengan masyrakat adalah dengan mengunjungi tokoh masyarakat dilingkungan sekitar bangunan Pos Sahabat Anak, sehingga pemerintah dan masyarakat dapat berkoordinasi untuk memaksimalkan program Pos Sahabat Anak ini. Namun masalah komunikasi oleh para petugas dilapangan masih kurang maksimal karena jam operasional petugas tidak sesuai dengan aktivitas anak jalanan. Hal ini sebaiknya cepat diperbaiki sehingga program Pos
Sahabat Anak ini dapat efektif. Terkait komunikasi dengan pihak eksternal atau organisasi diluar pemerintah Ketua Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Banten menegaskan tidak adanya keterlibatan Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Banten dalam pelaksanaan program Pos Sahabat Anak di Kota Serang, beliau mengatakan:
“Saya sudah pernah katakan kami tidak terlibat dalam pelaksanaan program Pos Sahabat Anak ini, adapun komunikasinya hanya sebatas koordinasi saja. Waktu itu kami diundang ke Dinas Sosial Provinsi Banten hanya sebagai tamu dalam yang membahas mengenai program Pos Sahabat Anak ini.”(Wawancara dengan I7 di Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Banten. 4 April 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I7 , bahwa komunikasi yang dilakukan oleh pembuat kebijakan dan agen pelaksanan pemerintah kepada Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Banten yang dalam hal ini sebagai organiasi eksternal hanya dalam tahap koordinasi saja, tidak ada komunikasi yang memang menjurus kepada keterlibatan Lembaga Perlindungan Anak untuk ikut mensukseskan program ini. Hal serupa juga dibenarkan oleh Kasi Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak dan Lansia Dinas Sosial Kota Serang, beliau mengatakan:
“Kalau dengan Lembaga Perlindungan Anak hanya dalam tahap koordinasi saja. Sama halnya seperti BPMPKB Kota Serang, mereka masih masuk dalam organisasi pemerintah tapi hanya dalam tahap koordinasi saja, jika mereka butuh anak PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial) mereka mintanya ke kami jika mereka akan mengadakan sosialisasi untuk anak-anak PMKS.”(Wawancara dengan I2 di Dinas Sosial Kota Serang, 11 April 2016)
Hal serupa juga dibenarkan oleh Kasubid Perlindungan Perempuan dan Anak BPMPKB Kota Serang, beliau mengatakan:
“Kalau program Pos Sahabat Anak wewenangnya Dinsos Provinsi Banten dan Kota Serang, keterlibatan kami hanya dalam tahap koordinasi saja. Dan jika memang kami membutuhkan anak-anak PMKS untuk di ikut sertakan dalam sosialisasi atau program kami, kami juga kadang minta bantuan kepada Dinas Sosial Kota Serang.”(Wawancara dengan I6 di BPMPKB Kota Serang, 12 April 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I2 dan I6 komunikasi yang terjadi dengan pihak organisasi diluar pemerintah atau eksternal dalam hal ini Lembaga Perlindungan Anak Provinsi Banten hanya dalam tahap koordinasi. Bisa dikatakan kurang baik, karena pada dasarnya Lembaga Perlindungan Anak bergerak pada bidang yang sama yaitu menangani tentang anak yang seharusnya bisa menjalin komunikasi dengan lebih baik lagi terkait masalah program yang melibatkan anak anak di Provinsi Banten khususnya di Kota Serang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan semua infroman terkait komunikasi dan koordinasi, peneliti menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program Pos Sahabat Anak di Kota Serang masih kurang maksimal, dikarenakan masih belum terjalinnya komunikasi dengan baik dengan pihak eksternal dan pelaksana di lapangan terkait jam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan keadaan dilapangan dan keterkaitan lembaga diluar pemerintah yang tidak dilibatkan dalam pelaksanaan program Pos Sahabat Anak yang seharusnya dilibatkan karena pada dasarnya bergerak sama dibidang penganganan masalah anak-anak di Provinsi Banten dan Kota Serang.