• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran gerakan petani SPPQT adalah petani sebagai kaum tertindas. Untuk membangkitkan kesadaran akan ketertindasan dan ketidakberdayaan diperlukan media pembangkitan kesadaran. Media komunikasi pembangkitan kesadaran yang dipakai serikat dalam isu pertanian organik, isu perempuan, isu pemuda dan isu politik desa melalui media cetak, elektronik dan alternatif17. Penggunaan media komunikasi dalam pembangkitan kesadaran tidak hanya terbatas pada peningkatan pengetahuan belaka, melampaui dari itu adalah sebuah praksis gerakan berupa aksi kolektif. Media pembangkitan kesadaran akan membuat petani menjadi kritis dan berujung pada output tindakan.

6.3.1 Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Pertanian Organik Penumbuhan kesadaran pertanian organik petani Paguyuban Al-Barakah telah dimulai sejak bergabung dengan serikat. Media komunikasi yang digunakan serikat dalam pembangkitan kesadaran akan pertanian organik adalah pertemuan kelompok yang dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pertemuan kelompok rutin bulanan bertujuan membahas permasalahan yang terjadi dikelompok dan pengelolaan kelompok. Dalam konteks ini, pertemuan rutin juga membahas tentang pertanian organik. Sebagai ruang peningkatan pengetahuan petani terhadap organik, pertemuan rutin kelompok ini diselingi dengan adanya pengajian.

“Ada rapat kelompok. Terutama kita mengaji, ada pembicaraan lainnya. Setelah jadi ada pertemuan rutin karena ada kesepakatan bersama. Awalnya pengajian itu amaliah. Pengajian dulu baru kegiatan kelompok. Ceramah dulu, kalo tidak ada pengajian pertanian organik susah” (wawancara KH. BR, 12/10/12)

Media pengajian dinilai dapat mempermudah proses pembangkitan kesadaran petani terhadap pertanian organik. Sebenarnya serikat memanfaatkan media komunikasi yang sudah tumbuh di masyarakat, seperti pengajian. Strategi ini sebagai pintu masuk menanamkan ide-ide pertanian organik di petani. Pengajian ini disampaikan langsung oleh tokoh paguyuban sekaligus seorang tokoh agama di Desa Ketapang. Substansi tema yang muncul dalam forum pengajian adalah tema-tema yang berkaitan dengan hubungan keselarasan manusia dengan alam, tujuan penciptaan manusia di muka bumi dan perubahan sosial. Semua tema-tema ini bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Hadist.

“dalil al-quran untuk menjaga lingkungan adalah Surat Ar-Rum ayat 41-42

yang artinya :...Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan

perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan dimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu

17

Dalam pembahasan bab IV dikemukakan penggunaan media komunikasi oleh serikat secara umum, namun tidak secara khusus membahas keempat isu.

UNIVERSITAS

adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah). Serta surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya:...Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi. Mereka berkata: mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau, Tuhan Berfirman: sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Wawancara KH. BR, 12/10/2012)

Selain media pertemuan kelompok, komunikasi interpersonal juga sangat penting bagi pembangkitan kesadaran petani akan organik. Komunikasi interpersonal melibatkan tokoh-tokoh paguyuban dengan anggota petani. Seringkali komunikasi interpersonal berhasil memberi kesadaran petani untuk ikut terlibat dalam kelompok organik.

“Semua informasi ini didapat dari pak MF. Lalu menawarkan bagaimana manfaat organisasi organik. Anggota yang berfikir panjang akan terlibat. Tidak ada paksaan untuk terlibat dalam kelompok tani” (wawancara pak MB, 02/03/2013)

Kepercayaan masyarakat desa terhadap tokoh mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal. Pak MF sebagai salah satu tokoh organik Desa Ketapang dipercaya menguasai informasi tentang pertanian organik. Kesadaran akan pertanian organik juga dilihat dari keberhasilan pembuktian padi organik yang ditanam bernilai jual tinggi di pasaran. Masyarakat di luar anggota yang melihat hal ini, justru tertarik untuk mencari informasi di petani anggota kelompok. Komunikasi interpersonal juga terjadi di level antara petani non anggota dengan petani anggota kelompok.

6.3.2 Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Forum Perempuan Forum perempuan Desa Jombong Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali merupakan kumpulan 7 kelompok perempuan yang difasilitasi oleh serikat. Sebagaimana termaktub dalam garis perjuangan serikat, bahwa perempuan merupakan salah satu dari sasaran penyadaran. Media komunikasi penyadaran yang digunakan menggunakan media kelompok, dimana dalam setiap pertemuan rutin bulanan terjadi proses komunikasi penyadaran yang dilakukan oleh fasilitator serikat. Pertemuan forum sendiri dilakukan setiap tanggal 16 tiap bulan.

“Prosesnya ketika saya datang ke perempuan, yang saya tanyakan adalah apakah persoalan yang mereka hadapi, punya permasalahan atau tidak. Itu melalui pertemuan kelompok” (wawancara Mba SH, 18/10/12)

Pertemuan kelompok bagi perempuan Desa Jombong sangat berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran akan ketidakberdayaan dan ketertindasan mereka. Media komunikasi dalam kelompok juga diperkuat dengan penggunaan komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh tokoh perempuan setempat untuk

UNIVERSITAS

mengajak kaum perempuan dalam berorganisasi. Keberadaan komunikasi tatap muka berhasil membuat kesadaran perempuan untuk berdaya melalui partisipasi dalam organisasi forum perempuan.

“Awalnya ada yang karena faktor kedekatan dengan pengurus kelompok untuk diajak kumpulan. Ibu Patmi yang pertama kali mengajak untuk pertemuan yang intinya semua harapan perempuan ditampung di pertemuan. Seperti jika ada masalah di pertanian bisa mengajukan proposal ke Pemerintah. Karena bu guru Patmi sudah meninggal dunia, maka sekarang dilanjutkan oleh bu Wiwik” (FGD, 04/03/13)

Strategi serikat dalam menyadarkan kaum perempuan juga tidak terbatas pada komunikasi kelompok dan interpersonal. Penggunaan media elektronik dan diskusi umum dan festival juga dilakukan dalam proses penyadaran. Penggunaan media elektronik yang digunakan adalah berupa SMS dan facebook. Sedangkan diskusi umum berupa seminar setengah hari dan festival untuk memperingati hari pangan sedunia. Facebook dan SMS digunakan untuk memberikan informasi berupa ajakan atau motivasi dalam menyikapi isu-isu yang terkait dengan perempuan. Berikut contoh ajakan untuk penyadaran perempuan melalui facebook.

“Gerakan-gerakan perempuan harus dimulai dari yang kecil tetapi betul-betul ada dan bukan ada hanya karena project.. Dan gerakan kecil itu jika dilakukan secara bersama-sama pasti hasilnya akan luar biasa..contohnya..kalau kita mau memboikot mie instan sebulan saja dan seluruh perempuan Indonesia melakukan pasti pabriknya tutup..atau jika seluruh perempuan hanya makan dari yang diproduksinya pasti kehidupannya menjadi lebih baik..hal kecil dilakukan secara bersama-sama itu yang penting,...pasti!” (Mba SH, 22/02/2013)

Namun proses penyadaran melalui media elektronik ini belum dapat diakses oleh kaum perempuan. Tingkat melek internet yang rendah dan akses yang terbatas di desa menyebabkan keterbatasan basis untuk mengaksesnya. Selain penggunaan media elektronik, media diskusi dan festival juga digunakan untuk memperkuat proses penyadaran. Kegiatan diskusi dan festival dilakukan dalam rangka memperingkati Hari Pangan Sedunia. Tema yang diusung adalah pemberdayaan pangan lokal dan menolak pangan import. Kedua media ini ternyata meningkatkan proses penyadaran kaum perempuan dalam hal penguatan pangan lokal dan menolak pangan import dalam bentuk lomba pangan lokal selain beras dan minimalisir konsumsi mie instan.

6.3.3 Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Pemuda Tani

Pembangkitan kesadaran untuk Lumbung Sumber Daya Pemuda menggunakan media yang lebih kompleks. Media yang digunakan adalah pertemuan kelompok, interpersonal, facebook dan buletin. Media pertemuan kelompok sebagai sarana utama media penyadaran. Kegiatan pertemuan kelompok LSD adalah tiap malam minggu pertama setiap bulan. Kegiatan pertemuan rutin ini mendiskusikan masalah-masalah yang pemuda hadapi serta program jamaah produksi yang mereka lakukan.

UNIVERSITAS

“Biasanya kalo pertemuan yang dibicarakan adalah ide-ide untuk usaha, ditulis didiskusikan. Ada tugas-tugasnya. Ada yang bertugas mencari informasi itu di internet” (wawancara, Mas LS, 17/10/12)

Tema-tema yang didiskusikan dalam pertemuan rutin pemuda seputar masalah manajerial dan program ekonomi yang sedang mereka lakukan. Karena LSD sejak awal fokus pada integrasi dengan internet, maka media internet digunakan sebagai media penyadaran berikutnya. Media internet dalam hal ini mengadung dua maksud, pertama internet secara fisik yaitu LSD memang menggunakan sarana warnet sebagai mesin pundi-pundi pemasukan kelompok, kedua adalah internet dalam arti subtansinya yaitu ruang dalam internet yang digunakan dalam proses penyadaran seperti facebook dan web LSD sendiri. Sedangkan maksud dalam media penyadaran di sini adalah penggunaan facebook dan web LSD (buletin elektronik).

Tema-tema yang dimasukkan dalam facebook maupun dalam buletin elektronik sebenarnya sama dengan apa yang didiskusikan dalam pertemuan kelompok. Namun, feed back (umpan balik) dalam kedua media itu kurang mendapat respon dari anggota. Hal ini disebabkan anggota LSD lebih fokus pada penggunaan internet untuk kepentingan pribadinya seperti facebook diluar anggota LSD dan bermain game online. Ini juga mendapat keluhan dari pengurus dan fasilitator di serikat.

“Saya sering mengamati ketika kalo ke LSD itu ngapain aja. Ya masih banyak yang belum apa-apa. Jadi mungkin untuk mencari model bangunan, tanaman. Itu yang cari informasi itu tidak lebih dari 30%. Kalo tugas sekolah ya banyak. Tapi itu kan lain. Tapi yang paling banyak itu ya game-game itu, poker” (wawancara Mas LS, 17/10/12)

6.3.4 Media Komunikasi Pembangkitan Kesadaran Perdes

Peraturan desa yang dibuat oleh Paguyuban Petani Sindoro Kasih menyangkut bagaimana tapal batas desa dan konservasi lingkungan di desa Damarkasiyan. Perdes sendiri sebagai produk kesadaran kelompok tani khususnya dan masyarakat Desa Damarkasiyan umumnya akan pentingnya kedaulatan desa. Dari tiga isu sebelumnya, isu perdes merupakan isu yang masuk pada ranah politik desa dan telah manifest. Arena pertarungan perdes adalah ruang desa. Bagi serikat, merebut ruang desa adalah bentuk perjuangan yang strategis dalam gerakan petani. Ketika petani berhasil merebut ruang desa, maka transformasi ide-ide gerakan akan lebih mudah dan cepat di tengah masyarakat desa.

Keberhasilan praksis perdes dipengaruhi oleh penggunaan media komunikasi internal dan ekternal yang intensif. Penyadaran perdes melalui komunikasi internal dalam kelompok seperti pertemuan kelompok, sedangkan komunikasi eksternal dengan pihak-pihak luar seperti dengan pihak desa dan DPRD Kabupatena Wonosobo. Komunikasi dengan pihak luar juga melalui audiensi.

UNIVERSITAS

“Kalo serikat membangun komunikasi dengan cara formal dan non formal. Justru yang non formal itu yang lebih kuat. kalo dari pertemuan mereka keterlibatan pemerintahan desa juga sangat tinggi. Memang butuh inten, dan tidak hanya sekali. Kalian punya hukum perdes lho, dan sebenarnya itu sebagai penguatan kekuasaan desa” (wawancara Mba RM, 10/10/12)

Kekuatan komunikasi non-formal ternyata dapat mempercepat legalitas perdes melalui audiensi dengan pihak pemerintahan desa. Selain komunikasi dengan pihak desa, kelompok tani juga melakukan komunikasi dengan anggota dewan dari Komisi B yang membidangi masalah pertanian dan kehutanan. Puncaknya pada Hari Agraria tanggal 24 September 2012, kelompok tani yang berada dalam OTK Sindoro Sumbing melakukan audiensi dengan anggota Komisi B yang diwakili oleh Fraksi PKB dan Gerindra. Acara ini dijadikan momentum untuk legalitas perdes di tingkat kabupaten. Hasilnya adalah keberpihakan dewan untuk pembuatan perdes dan secara khusus menyarankan agar perdes yang dibuat dapat dijadikan acuan bagi desa-desa yang ada di Kabupaten Wonosobo.