• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN BENTUK KESADARAN GERAKAN PETANI

8 ARENA KONTESTASI DAN PESAN PENYADARAN KRITIS KRITIS

8.4 Peraturan Desa

Kontestasi isu peraturan desa terjadi di level lokal melalui pertemuan kelompok dan audiensi dengan anggota dewan serta di level regional yaitu penggunaan internet. Pertemuan kelompok terjadi di ruang claim space yang diciptakan sendiri oleh kelompok tani. Konstruksi lawan dalam isu perdes sangat jelas mengarah pada pihak Perhutani dan PT Tambi sebagai pihak yang bersengketa secara langsung masyarakat (visible). Sedangkan Pemerintah Daerah termasuk DPRD sebagai lawan tersembunyi (hidden) karena turut mempengaruhi kebijakan pengelolaan perkebunan dan kehutanan, namun karena terdapat kedekatan antara Bupati Kabupaten Wonosobo dan anggota Dewan dengan pengurus SPPQT maka keduanya sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dengan pihak PT Tambi dan Perhutani. Ideologi kapitalisme perkebunan dan kehutanan sebagai konstruksi lawan yang invisible namun

UNIVERSITAS

memiliki dampak yang besar di balik pengelolaan perkebunan dan kehutanan. Bentuk pesan isu perdes berupa persuasi berupa ajakan untuk menjaga kedaulatan desa dan advokasi berupa ajakan meminta dukungan DPRD untuk melegalkan perdes. Daya tarik pesan Perdes berupa rasionalitas yaitu aspek kemanfaatan Perdes dalam menjaga SDA lokal. Daya tarik moral berupa ajakan untuk menjaga lingkungan. Yang menarik mumculnya daya tarik emosional bahwa klaim atas SDA tidak berdosa.

“dalam pertemuan kelompok ada komentar dari serikat, yaitu menegani liberalisme, kapitalisme, bahaya kimia. Nah itu saya heran sekarang kok, sudah ngga pake ini lagi... Lalu ada lagi dari pihak DPR dalam pengelolaan perhutani dan PT Tambi. masalah dengan perhutani dan PT Tambi sudah ada yang menengahinya. Kemarin setiap minggu manis (legi) ada lapanan dengan anggota DPR, yasinan dan bertemu dengan anggota kelompok tani, karena di DPR ada dana 300 juta, untuk demplot tanah teh di perhutani. Setelah peringatan hari Agraria lalu, ya prosesnya yang sekarang ini. Kita mulai pendekatan dengan Perhutani dan PT Tambi. ya itu kita diajak studi banding bertiga, ada dari Perhutani dan PT Tambi tanggal 5 Februari 2013... Nah kita minta tanah HGU itu tidak dosa. Karena itu tanah

mbah-mbah kita. Anggota kelompok, bilang; ya benar itu tanah kita, tapi bagaimana mintanya. Kita merebut perhutani kan tidak dosa. Itu tidak salah... Tujuan perdes itu bagi temen-temen sini sangat penting sekali. Salah satunya bisa, coro bosone “kita punya rumah sudah dipagerin, sudah dikasih benteng”, kedua juga sangat mendukung kepemilikan desa, mana yang tanah gege (tanah nganggur tapi milik desa), mana yang tanah bengkok desa, mana hak masyarakat”.(wawancara Pak SY, 05/03/2013)

Kontestasi saluran audiensi terjadi pada ruang claim space di mana kelompok tani memiliki inisiatif mengundang anggota DPRD Kabupaten Wonosobo untuk berdialog mengenai permasalahan Perdes dan pengelolaan SDA di desa mereka. Konstruksi lawan yang terlihat dalam audiensi meliputi visible yaitu PT Tambi dan PT Perhutani sebagai pihak yang secara langsung bersengketa dengan petani. Yang menarik adalah keberadaan Pemerintah Daerah dan DPRD yang awalnya memang sebagai pihak yang mengeluarkan kebijakan pengelolaan perkebunan dan kehutanan, berbalik mendukung kelompok tani dan keberadaan Perdes. Perubahan konstruksi lawan hidden menjadi protagonis ini digunakan sebagai strategi dalam advokasi Perdes. Karena bersifat audiensi dengan dewan maka bentuk pesan yang disampaikan adalah advokasi yaitu meminta dukungan kepada anggota dewan untuk melegalkan Perdes sebagai solusi permasalahan pengeloalan SDA di desa serta meminta dewan sebagai jembatan penghubungn konflik agraria antara petani dengan PT Tambi dan PT Perhutani. Daya tarik pesan audiensi yang muncul adalah rasionalitas yaitu keuntungan jika Perdes diterapkan dan implikasinya kepada dana kompensasi PT Tambi kepada desa. Daya tarik emosional berupa kegelisahan dan ketidaknyamanan ketika Perdes tidak dilegalkan maka kondisi pengelolaan SDA akan semakin terpuruk dan berimbas pada kesejahteraan masyarakat desa. Daya tarik moral berupa pesan untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan.

UNIVERSITAS

“Wonten Kedungombo, isyu ingkang dibahas ning mriko masalah kalih Perhutani, ting lahan Perhutani, ajeng dirembug sareng-sareng Perhutani untuk menaman beberapa hektar untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Niku nambeh dirembug. Lah ting mriki, yang disampaikan ada beberapa hal dibahas kaleh dewan perwakilan. Lha mugi-mugi mawon saget dibahas nanti saatnya ada tindak lanjut di gedung DPR, ada PT Tambi, ada Perhutani, ada anggota DPR, syukur-syukur pak Bupati njih enten. Niku mulai dibahas maleh, sing wunten Dhamarkasian, Perdes batas wilayah desa, niki saget dibahas. Misale taun niki wonten Perdes batas wilayah desa di sekian desa di kabupaten Wonosobo dan jenengan kan wonten contohne ning Dhamarkasian. Pak kholiq Arif selaku bupati Wonosobo teko toh...sing seneng kan panjenengan...Bupatine teko. Satu bentuk dukungan pemerintah Kabupaten, ning sing panjenengan pinter mengemasnya, insya allah niku ditangkap. Perdes 2 yang dibuat di Pegerejo dan Dhamarkasian mpun kulo sampeke”. (cuplikan narasi Pak KF dalam audiensi memperingati HTN, 24/09/2012) “Sebagai informasi kepada bapak anggota dewan bahwa kita di Desa Dhamarkasian dan Pagerejo, kita sudah berpartisipasi aktif dalam Perdes antara masyarakat Desa, kelompok tani, paguyuban dalam hal penyelamatan sumber daya alam. Nah kepentingan kita, mengapa batas wilayah desa ini penting dan kita tetapkan. Karena tapal batas itu menjadi salah satu inti dari kedaulatan desa. Itu harapan dari teman-teman di paguyuban Sindoro Kasih. Dan alhamdulilah sebagai acuan pembangunan. Peta batas wilayah desa Dhamarkasian juga menjadi acuan. Dan dampaknya juga saya melihat ada tingkat kesadaran bahwa menjaga kedaulatan desa dengan tapal batas itu juga penting. dan ini sudah dirasakan oleh kawan-kawan kelompok tani di Sindoro Kasih khususnya di Dhamarkasian” (cuplikan narasi Mas AG dalam audiensi memperingati HTN, 24/09/2012)

“Kalo perlu emang jika Pak Bupati sudah jadi percontohan, ya monggo. Ya saya sepakat sekali pak, memang nanti kapan-kapan kita pak Ugan kita liat, kita kawal, nanti dari beberapa desa akan belajar tentang Perdes batas wilayah. Se wonosobo durung ono, Cuma ning Dhamarkasian tok... Untuk buat desa percontohan khususnya Perdes tentang tapal batas dan konservasi. Jadi mohon maaf, ke depan panjenengan jadi pusat percontohan bagi desa-desa yang lain. Saya hanya mengusulkan, karena desa-desanya banyak. Kalo sedikit, mereka saya suruh ke sini. Untuk belajar dengan panjenengan” (cuplikan narasi anggota Dewan FPKB dalam audiensi memperingati HTN, 24/09/2012)

Penggunan internet sebagai saluran komunikasi penyadaran kritis Perdes dilakukan serikat melalui situs serikat. Ruang kontestasi dalam situs sengaja diciptakan oleh serikat sebagai media penyadaran baik internal dan eksternal. Konstruksi lawan dalam arena ini adalah invisible yaitu keberadaan ideologi kapitalisme dan modernisasi yang turut merusak lingkungan. Bentuk pesan Perdes dalam situs serikat berupa persuasi yaitu ajakan kepada kaum tani untuk menjaga kedaulatan desa dan atas SDA di dalamnya. Sedangkan advokasi ditujukan kepada pihak pengambilan keputusan khsususnya Pemerintah agar mendukung kedaulatan desa. Daya tarik pesan yang muncul adalah rasional berupa aspek kemanfataan adanya Perdes bagi Desa dan daya tarik moral itu sendiri untuk menjaga lingkungan.

UNIVERSITAS

“PP Sindoro Kasih saat ini juga sudah punya Peraturan Desa (PERDES) Batas Desa. Adanya PERDES batas desa guna mengurangi konflik-konflik batas wilayah dan sumber air dengan desa lain," sambung syarif. Eksistensi PP Sindorokasih juga diperhitungkan pemerintah. Sejauh ini PP Sindoro Kasih terlibat pembicaraan hak kelola tanah perhutani. Seperti diketahui selama ini PT Tambi menguasai 170 hektar tanah perhutani dengan ditanami teh. Sebelumnya, Dimediasi DPRD Kabupaten Wonosobo, PP Sindoro Kasih mengadakan pertemuan dengan perwakilan PT Tambi dan juga Perhutani.” (Cuplikan artikel dalam e-buletin caping dengan judul PP Sindoro Kasih dalam Kubangan Tanah Perhutani tanggal 06/03/2013, sumber http//:caping.lsdqt.org)

Gambar 8.5 Pesan komunikasi peraturan desa melaui internet “selanjutnya untuk memperkuat dan melindungi sumber – sumber produktif, modal sosial dan juga kedaulatan desa secara umum dan sekaligus melindungi desa dari ancaman dan penguasaan pihak – pihak diluar desa, Qaryah Thayyibah juga mendorong regulasi ditingkat desa yang disebut perdes/peraturan desa. Qaryah Thayyibah memandang hal ini bisa menjadi peluang hukum positif yang bisa dimanfaatkan oleh desa untuk memperkuat kedaulatannya.Salah satu syarat terpenuhinya kedaulatan desa adalah adanya teritorial atau wilayah desa yang jelas. Selama ini teritorial desa biasanya hanya ditunjukkan batas – batas antar desa dan tidak pernah dikuatkan secara hukum, sehingga seringkali kita menyaksikan konflik – konfik horisontal maupu vertikal dengan negara dan pemodal terkait dengan ketidak jelasan batas wilayah. Atas situasi ini perdes pertama yang prioritas untuk disahkan adalah perdes tentang batas wilayah desa. Dengan disahkan perdes batas wilayah desa, teritorial desa akan menjadi kekuatan hukum yang jelas dan mengikat.” (Cuplikan artikel dalam e-buletin caping dengan judul Merebut Kembali Kedaulatan Desa tanggal 20/12/2013, sumber http//:caping.lsdqt.org)

UNIVERSITAS

Gambar 8.6 Artikel merebut kedaulatan desa melalui peraturan desa Tabel 8.4 Konstestasi dan pesan penyadaran kritis isu peraturan desa

Isu Saluran

Arena Kontestasi Pesan

Wujud

Lawan Ruang Level Bentuk

Daya Tarik Peraturan Desa Pertemuan kelompok Visible; Invisible;

Claim space Lokal Persuasi; Advokasi Rasional; Emosional; Moral Internet Visible; Invisible

Claim space Regional Advokasi; Persuasi;

Rasional; moral Audiensi Visible Claim space Lokal Advokasi; Rasional;

Emosional; Moral;

8.5 Ikhtisar

Penelitian komunikasi penyadaran kritis tidak dapat dilepaskan dari arena kontestasi dimana isu terjadi. Hal ini terkait dengan strategi penggunaan saluran atau media penyadaran serta pesan penyadaran yang disampaikan. Dari ke empat isu yang terjadi dalam gerakan petani SPPQT, ditemukan banyak claim space yang tercipta dan hal ini memang menjadi ruang yang harus ada dalam pemberdayaan akar rumput. Meskipun demikian, ruang lain seperti invited space dan closed space juga diperlukan sebagai bentuk advokasi gerakan petani terhadap pihak lain.

Konstruksi lawan atau musuh dalam menyikapi ke empat isu ini ternyata banyak yang mengarah pada musuh yang tidak terlihat (invisible) yaitu ideologi kapitalisme dan modernisasi. Sebenarnya ini menjadi pertarungan utama gerakan petani yaitu menjadi counterhegemony. Pesan komunikasi penyadaran kritis lebih banyak mengarah pada persuasi atau ajakan dengan daya tarik pesan moral.

UNIVERSITAS

9 REFLEKSI TEORITIS : MELAWAN KETIDAKADILAN