• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Verbal dan nonverba

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2. Kajian Pustaka

2.2.3 Komunikasi antarbudaya

2.2.3.3 Komunikasi Verbal dan nonverba

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata, baik secara lisan ataupun secaratertulis. Secara umum Komunikasi ini merupakanbentuk yang paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, manusia mengungkapkan pemikiran,perasaan, ide, emosi, atau menjelaskan suatu informasi data, fakta. Dalam bentuk komunikasi ini juga lah manusia dapat saling bertukar pikiran,

berdebat bahkan bertengkar. Dalam hal ini peranan bahasa sangatlah penting untuk menjalankanya.

Proses-proses verbal tidak hanya meliputi bagaimana kita berbicara dengan orang lain namun juga kegiatan-kegiatan internal berfikir dan pengembangan makna kata-kata yang kita gunakan. proses-proses ini (bahasa verbal dan pola-pola berfikir) secara vital berhubungan dengan presepsi dan pemberian serta penyertaan makna.

1. Bahasa Verbal

Bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem lambang terorganisasikan, disepakati secara umum dan merupakan hasil belajar yang digunakan untuk menyajikan pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas geografis atau budaya. Bahasa merupakan alat utama bagi orang yang berinteraksi dan juga alat untuk berfikir(Mulyana, 2005:30).

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan fikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentatifkan berbagai aspek realitas individu kita. Dengan kata lain, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang mewakili kata-kata itu. Misalnya kata-kata rumah, kitabelumtahujelasRealitas apa yang mewakili kata itu, Begitu banyak ragam rumah, ada rumah bertingkat, rumah mewah, rumah sederhana, rumah hewan, rumah tembok, rumah bilik, dan yang lainnya.

2. Pola-pola Berpikir

Pola berfikir suatu budaya mempengaruhi bagaimana individu-individu dalam budaya itu berkomunikasi, dan tidak dapat kita harapkan bahwa setiap individu memiliki pola pikir yang sama (Mulyana, 2005:30). Hal ini berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap sesuatu yang dikomunikasikan seseorang dan apabila berlawanan maka akan dapat menimbulkan permasalahan. Dalam hal ini Bentuk penalaran, mental adalah komponen penting dalam budaya untuk proses pemecahan masalah yang terjadi dalam sebuah perkumpulan.

b. Bahasa

Menurut Wardaugh (1985) dalam Devito (1997:157) berpendapat bahasa merupakan institusi sosial, bahasa karena ada manusia berinteraksi dalam kelompok-kelompok sosial, bahsa mencerminkan dan mempengaruhi masyarakat dimana bahsa merupakan salah satu bagiannya.

Kominikasi Verbal maupun komunikasi Nonberbal, akan menggunakan bahasadalam berkomunikasi. Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal misalnya lisan, tertulis pada kertas, ataupunelektronik. Dalam komunikasi nonverbal, bahasa yang dipakai berupa bahasa tubuh (raut wajah, gerak kepala, gerak tangan), tanda, tindakan, objek.

Bahasa suatu bangsa atau suku bangsa berasal dari interaksi dan hubungan antar warganya satu sama lain. Pada awalanya bahasa terdiri dari lambang-lambang nonverbal, seperti raut wajah, gerak mata, gerak anggota tubuh seperti tangan atau kaki, atau gerak-gerik tubuh, dan tindakan-tindakan tertentu seperti bersalaman, berpelukan,dan berciuman.Tetapi dengan berjalannya waktu dan perkembangan hidup, bahasa nonverbal dirasa tidak mampu lagi. Karena banyak gagasan, pemikiran, perasaan, atau sikpa tidak mampu lagi diungkapkan dan disampaikan dengan menggunakan bahasa nonverbal. Maka, terciptalah bahasa verbal, mula-mula berbentuk tulisan, kemudian tertulis, dan akhir-akhir ini elektronik. Bahasa verbal terus-menerus dikembangkan dan disesuaikanagar dapat memenuhi kebutuhan zaman dimana orang hidup. Maka, bahasa bersifat dinamis.

Pesan verbal terdiri dari kata-kata yang terucap atau tertulis (berbicara menulis adalah perilaku-perilaku yang menghasilkan kata-kata), sementara pesan nonverbal adalah seluruh perbendaharaan perilaku lainnya. Prilaku mungkin disadari namun, kadang-kadang kita melakukan perilaku sesuatu tanpa menyadarinya, terutama kalauperilaku kita bersifat nonverbal. Kebiasaan-kebiasaan seperti menganggukkan kepala, menatap dan tersenyum, misalnya, seringkali berlangsung tanpa disadari. Oleh karena suatu pesan terdiri dari

perilaku-perilaku yang dapat diartikan, kita harus mengakui kemungkinan memberikan pesan yang tidak kita ketahui. Impikasi dari pesan perilaku ini adalah bahwa kita sering berperilaku tanpa sengaja. Misalnya, bila kita malu tidak mungkin menampilkan muka bersemu merah atau berbicara tidak lancar. Kita tidak bermaksud untuk menampilkan muka yang merah atau suara yang gagap, tetapi toh kita berperilaku demikian. Perilaku yang tidak sengaja ini menjadi pesan bila seorang melihatnya dan merangkap suatu makna dari perilaku tersebut. (Mulyana, 2005:12-13).

Liliweri (2001: 194-195) mengemukakan kita tidak cukup brkomunikasi dengan mengandalkan pesan-pesan verbal karena tidak semua konsep diwakili oleh sebuah kata atau bahkan kalimat. Kita membutuhkan dukungan pesan nonverbal. Ada tiga bentuk pesan non verbal yaitu : (1) kinesik, (2) proksemik, (3) paralinguistik.

Pesan-pesan kinesik berkaitan pesan yang disampaikan melalui gerakan tubuh/anggota tubuh, misalnya embelm, ilustrator, adaptor,regulator dan effect display. Sedangkan pesan proksemik dikelompokkan pula pesan melalui penataan ruang, pilihan waktu. Terakhir pesan-pesan berbentuk paralinguistik melalui penampilan khusus kualitas suara, ciri-ciri vokal, pembatasan vokal dab pemisahan vokal.

Sedangkan pesan-pesan verbal lebih banyak digunakan untuk penyampaian pesan yakni bahasa. Karena itu seorang komunikator membutuhkan:

1. Pengetahuan tentang bentuk-bentuk pesan verbal masyarakat sasaran yang

terdiri dari :

a. Struktur pesan: ditunjukan oleh pola penyimpulan (tersiratatau tersurat), pola urutan argumentasi (mana yang lebih dahulu, argumentasi yang disenangi), pola objektivitas (satu sisi atau dua sisi).

b. Gaya pesan : menunjukan variasi linguistik dalam penyampaian pesan (perulangan, mudah dimengerti, perbendaharaan kata).

c. Appeals pesan: mengacu pada motif-motif psikologis yang

2. Pengetahuan terhadap isi pesan, sebagai contoh, apabila materi pesan itu berisi inovasi infirmasi maupun teknologi, maka pesan yang disampaikan sebaiknya mengandung suatu cara yang dapat membantu msayarakat memecahkan masalah yang dihadapinya. Secara teknis isi pesan harus mudah dipahami secara verbal, agar dapat dikerjakan meskipun dalam skala kecil agar hasilnya cepat dirasakan.

c. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan

Meskipun lebih umum, terus-menerus dipakai dan lebih jujur, namun komunikasi nonverbal lebih sulit ditafsir karena kabur. Misalnya, jika ada orang manatap kita, maka kita tidak dapat dengn cepat menangkap apa artinya, heran, bingung ataupun bertanya-tanya. Kekaburan ini disebabkan karena struktur komunikasi nonverbal tidak jelas susunan suatu komunikasi nonverbal, misalnya berjabat tangan, mungkin masih mudah dimengerti. Tetapi jika jabat tangan itu disambung dengan raut wajah seperti cemberut, gerak mata seperti terkejut, gerak anggota tubuh seperti tangan yang kaku dan seluruh tubuh yang tegang, kita sulit untuk mengartikannya. Karen itu, memepelajari komunikasi nonberbal lebih sulit daripada mempelajari komunikasi verbal. Sebab perbendaharaan kata, tata kalimatm dan tata bahasanya sulit ditunjuk.

Liliweri (2004: 138-140) menyatakan ada beberapa hal yang termasuk dari komunikasi nonverbal yaitu:

1. Komunkiasi nonverbal merupakan tindakan dan atribusi (lebih dari

penggunaan kata-kata) yang dilakukan seorang kepada orang lain bagi pertukaran makna, yang selalu dikirmkan dan diterima secara sadar oleh dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon dab Saine 1878)

2. Komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, nada suara. Gerakan anggota tubuh, kontak mata, rancangan ruang, pola-pola perabaan, gerakan ekspretif, perbedaan budaya dan tindakan-tindakan nonverbal lain yang tak dapat menggunakan kata-kata. Pelbagai penelitian menunjukan bahwa komunikasi nonverbal itu sangat penting untuk memahami perilaku antar manusia darpda memahami kata-kata verbal yang diucapkan atau tertulis, pesan-pesan nonverbal memperkuat apa yang disampaikan secara verbal.

3. Studi tersendiri untuk menggambarkan bagaimana orang berkomunikasi

melalui perilaku fisik, tanda-tanda vokal dan relaso ruang atau jarak. Akibatnya penelitian tentang komunikasi nonverbal acapkali menekan

pada dimensi beberapa aspek tertentu dario bahasa(TerrenceA.

Doyle-doyle@nv.cc.us June 20,2001 00:59:56).

4. Komunikasi nonverbal merujuk pada variasi brntuk-brntuk komunikasi

yang meliputi bahsa. Bagaimana seorang itu berpakaian, bagaiman seorang itu melindungi dirinya, menampilkan eksperesi wajah, gerakan tubuh, suara, nada, dan kontak mata, dan lain-lain

5. Komunikasi nonverbal meliputi semua stimuli nonverbal yang dalam

setting komunikatif degeneralisasikan oleh individu dan lingkungan yang memakainya.

6. Komunikasi nonverbal meliputi pesan nonverbal yang memiliki tujuan

ataupun tidak memiliki tujuan tertentu.

Kita dapat menarik kesimpilan bahwa komunikasi non verbal adalah cara berkomunikasi melalui pernyataan wajah nada suara, isyarat-isyarat, kontak mata, dan lain-lain, cara ini memainkan peranan yang sangat penting dalam hidup daripada interaksi verbal, meskipun harus diakui bahwa perbedaan isyaratmembawa perbedaan makna.

Dokumen terkait