• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISTILAH

SEKTOR PAJAK

4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.2. Kondisi Biofisik 1. Topografis

Kota Manado memiliki topografi tanah yang bervariasi untuk tiap kecamatan. Secara keseluruhan, Kota Manado memiliki keadaan tanah yang berombak sebesar 44% dan dataran landai sebesar 38% dari luas wilayah. Sisanya 18% dalam keadaan tanah bergelombang, berbukit dan bergunung. Ketinggian dari permukaan laut pada tiap-tiap kecamatan di Kota Manado bervariasi. Secara keseluruhan, sebesar 94,53% dari luas wilayah Kota Manado terletak pada ketinggian 0 – 240 m dpl. Terdapat dua gunung di Kota Manado, keduanya terletak di Kelurahan Bunaken. Gunung tertinggi adalah Manado Tua dengan ketinggian sekitar 655 meter dan Gunung Tumpa dengan ketinggian sekitar 610 meter.

30

Gambar 5 Dua Buah Gunung Tertinggi di Kota Manado.

Tabel 5 Kondisi Topografi Kota Manado Kecamatan

Dataran

Landai Berombak

Berombak

Berbukit Bergunung Total Mapanget 3720,95 1600 200 300 5820,95 Sario 175,25 0 0 0 175,25 Malalayang 496,41 530,64 684,7 0 1711,75 Wanea 200 585,25 0 0 785,25 Tikala 250 1261,8 0 0 1511,80 Bunaken 300 1900 669,3 1589 4458,30 Tuminting 391 40 0 0 431,00 Singkil 417,75 50 0 0 467,75 Wenang 363,95 0 0 0 363,95 Total Kota Manado 6315,31 5967,69 1554 1889 15726,00

*Sumber : Manado dalam Angka 2006.

4.2.2. Morfologis

Secara umum kondisi morfologis Kota Manado terbentuk karena kondisi karakteristik alam Kota Manado itu sendiri yang unik dan berbeda dari kebanyakan Kota di Indonesia pada umumnya. Kota Manado memiliki bentang alam dengan unsur trimatra yaitu pantai, daratan dan perbukitan, yang terbentang dengan jarak yang relatif sempit diantara ketiga matra tersebut. Selain itu, di wilayah Kota Manado terdapat lima buah sungai yang pada umumnya mengalir dari daerah perbukitan dan bermuara ke pantai di Teluk Manado.

Gambar 6 Lanskap Kota Manado.

4.2.3. Geologis

Menurut derajat kekuatan geologi teknik, maka di Kota Manado terdapat empat

jenis derajat kekuatan geologi teknik berdasarkan data yang diperoleh dari ”Atlas Sumber

Daya Wilayah Pesisir : Minahasa – Manado – Bitung Tahun 2002, yaitu : Pertama, zona derajat kekuatan geologi teknik sangat rendah dibentuk oleh endapan alluvium (Qal) berupa lanau pasiran dan endapan pantai. Di Kota Manado zona ini terdapat di Pantai Tumumpa dan pantai bagian utara Manado yang berhubungan dengan pantai di Kecamatan Wori (Kabupaten Minahasa Utara). Kedua, zona derajat kekuatan geologi teknik rendah dibentuk dari endapan sungai (Qs) terdapat di daerah sepanjang sungai (DAS) Tondano dari Kairagi sampai ke muara. Ketiga, zona derajat kekuatan geologi teknik menengah dibentuk oleh batuan dasar tufa (Qtv), batu pasir (Tps), dan batu

32

gamping (Ql). Terdapat di kawasan Pantai Bahu sampai Singkil. Keempat, zona derajat kekuatan geologi teknik tinggi dibentuk oleh batuan gunung api muda (Qv), lava (Qtvl), batuan gunung api Tersier (Tmv). Terdapat di sepanjang pantai Bahu sampai ke Tanawangko termasuk di dalamnya Pantai Malalayang, serta dari pantai Molas sampai ke Wori.

4.2.4. Klimatologi

Sebagai daerah yang terletak di garis katulistiwa, Kota Manado hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Iklim adalah salah satu sumber daya yang pemanfaatannya sangat luas dalam berbagai bidang kegiatan. Untuk memanfaatkan data iklim di suatu wilayah, hal yang perlu diperhatikan adalah pola iklim wilayah tersebut. a. Curah Hujan

Data curah hujan yang dianalisis adalah data 20 tahun terakhir yaitu periode 1985 sampai dengan 2004. Pola curah hujan Kota Manado dari data yang diperoleh dimana rataan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni 446,8 mm sedangkan terendah pada bulan Agustus yakni 84,2 mm. Hasil analisis curah hujan dengan menggunakan pendekatan tipe iklim Oldeman untuk Wilayah Manado termasuk tipe iklim B1 (8 bulan basah berturut-turut dan 1 bulan kering).

0 100 200 300 400 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan R at aa n C u rah H u jan B u lanan (mm)

Gambar 7 Rataan Curah Hujan bulanan Periode 1985 – 2004

di Wilayah Kota Manado.

b. Suhu Udara

Pola rataan suhu udara Wilayah Manado dipaparkan dalam bentuk rataan suhu udara bulanan sepanjang tahun yang mana menunjukkan variasi yang sangat kecil. Rataan suhu udara dari bulan ke bulan sepanjang tahun relatif konstan dengan kisaran bulanan sekitar 1oC.

21.0 21.5 22.0 22.5 23.0 23.5 24.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan R at aa n S u h u U d ar a B u lanan ( oC)

Gambar 8 Suhu Udara Kota Manado Periode 1985 – 2004.

c. Kecepatan dan Arah Angin

Peubah angin meliputi kecepatan dan arah. Pola kecepatan dan arah angin Kota Manado sesuai data yang diperoleh menunjukkan rataan kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan Agustus yakni sekitar 5,4 km/jam sedangkan terendah pada bulan April yakni 1,6 km/jam.

Arah pergerakan angin terbanyak yakni dari Barat hingga Barat Laut terjadi pada bulan November, Desember dan Januari dengan kisaran 60-70%. Untuk bulan Pebruari, Maret dan April angin berhembus terbanyak dari Utara dengan kisaran sekitar 50-60%. Bulan Mei sebagian Utara sebagian lagi dari arah Selatan masing-masing sekitar 40%. Bulan Juni sampai September arah angin terbanyak dari Selatan. Bulan Oktober arah angin berubah-ubah. Secara umum kecepatan angin tinggi terjadi pada pukul 10.00 – 15.00 dan pada pukul 22.00 – 24.00.

Gambar...Rataan Kecepatan Angin Kota Manado

0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan K e c e p a ta n A n g in (K m /j a m )

Gambar 9 Rataan Kecepatan Angin Kota Manado Periode 1985 – 2004.

4.2.5. Ruang Terbuka Hijau

Di Kota Manado ruang terbuka yang berfungsi sebagai taman kota belum maksimal. Seperti lapangan Sparta Tikala yang ada di Kelurahan Tikala Ares merupakan ruang terbuka kota yang multifungsi (untuk kegiatan upacara, perlombaan, dan kampanye) bukan murni sebagai taman kota yang mana masyarakat dapat bersantai. Ruang terbuka lainnya di Kota Manado berupa lapangan olahraga

34

(sepakbola) atau ruang luar sebagai bagian dari sebuah gedung. Pada kawasan-kawasan yang padat permukimannya belum ada ruang terbuka yang terencana tetapi merupakan lahan-lahan kosong yang belum terbangun yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat berolahraga. Beberapa bentuk RTH juga terdapat pada lokasi-lokasi Taman Pemakaman yang tersebar secara merata diseluruh wilayah Kota Manado.

Gambar 10 Beberapa Bentuk RTH Kota Manado ; a). Taman Pemakaman b). Lapangan Olahraga, c). Daerah Bantaran Sungai dan d). Jalur Hijau Jalan.

Tabel 6 Luas (Ha) Nilai Initial RTH pada setiap Kecamatan di Kota Manado

Kecamatan Hutan Kota Taman Kota Jalur Hijau Jalan Jalur Hijau

Sungai Pertanian Hutan

Total RTH Mapanget 0,3 2,4 0,03 0,13 5024,2 87,5 5112,17 Sario 0 1,4 0,02 0,2 0 0,3 0,52 Malalayang 3,7 1,28 0,03 0,06 1126,15 14,5 1144,43 Wanea 0 0,16 0,02 0,12 225,35 6,05 231,53 Tikala 0.5 0,34 0,02 0,15 770,2 20,75 791,62 Bunaken 219,5 0,25 0,02 0 3817,7 171,75 4208,98 Tuminting 0 0 0,02 0,2 136 0,8 137,02 Singkil 0 0,08 0,02 0,03 199 4,2 203,26 Wenang 0 0,47 0,03 0,2 3 5,6 8,83 Total Kota Manado 224 6,38 0,21 1,09 11301,6 311,45 11838,36

*Sumber : Manado Dalam Angka 2006.

4.3.5. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Manado masih didominasi RTH (pertanian/perkebunan, hutan, alang-alang) yaitu seluas 11800 Ha atau 75,04%, sedangkan area terbangun seperti perumahan/pemukiman, usaha dan jasa seluas 3324,65 Ha atau 21,14% (Tabel 7).

Tabel 7 Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Kota Manado Tahun 2005 Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

(%)

Pertanian/Perkebunan 11267,35 71,65 Hutan dan Hutan Bakau 433,65 2,76

Alang-alang 99,00 0,63

Jalan dan Sungai 412,30 2,62

Industri 4,95 0,03

Perumahan 2610,50 16,60

Ruang Terbuka 160,95 1,02

Usaha dan Jasa 714,15 4,54

Tanah Kosong 23,50 0,15

J u m l a h 15726,00 100,00

*Sumber : Manado Dalam Angka 2006.

4.3. Pemerintahan

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Manado melalui Peraturan Daerah Nomor 4 dan 5 Tahun 2000 telah melakukan perubahan status Desa menjadi Kelurahan sehingga jumlah kelurahan bertambah dari 68 menjadi 87 kelurahan (Tabel 8).

36

Tabel 8 Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado

Kecamatan Jumlah Kelurahan

Bunaken 8 Tuminting 10 Singkil 9 Tikala 12 Wenang 12 Wanea 9 Sario 7 Mapanget 11 Malalayang 9

*Sumber :Manado Dalam Angka 2006

4.4. Kependudukan

Data pertambahan penduduk Kota Manado memperlihatkan bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif, yang mana angka pertumbuhan penduduk Kota Manado tahun 2001 sebesar 1,57%, namun pada tahun 2002 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 3,03% pada tahun 2003 angka pertumbuhan ini menurun menjadi 1,49%.

Tabel 9 Jumlah Penduduk Kota Manado (2001- 2003) Tahun Jumlah Penduduk

2000 369723

2001 383882

2002 395515

2003 405582

4.5. Perekonomian

Prospek pertumbuhan ekonomi di Kota Manado sebagai penggerak dan pemicu terjadinya pertumbuhan dan perkembangan di bidang ekonomi, dapat diketahui pada sektor-sektor pendorong perkembangan ekonomi dan tingkat perkembangannya, faktor ketenagakerjaan, serta PDRB sebagai gambaran terhadap tingkat pertumbuhan dan besarnya pendapatan sebagai hasil dari aktivitas perekonomian yang terjadi.

Struktur perekonomian Kota Manado tahun 2004 masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Manado adalah sektor Jasa-jasa Rp 743.768.000 atau 27,17%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebesar Rp 628.989.000 atau 22,98 % , sektor Pengangkutan dan Komunikasi Rp 548.615.000 atau 20,04 %. Kemudian diikuti oleh sektor Bangunan 12,51 %, sektor Industri Pengolahan 7,39 % sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan 5,58 % sektor Pertanian 3,57 % dan sektor Listrik, Gas dan Air Minum 0,65 %. Sedangkan sektor yang mempunyai kontribusi terkecil adalah sektor Penggalian 0,11 %.

Dokumen terkait