• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Bidang Sanitasi a. Air Limbah Domestik

GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN AMPL DAERAH

2.2 KONDISI EKSISTING BIDANG AMPL

2.2.2 Kondisi Eksisting Bidang Sanitasi a. Air Limbah Domestik

Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua yaitu grey water dan black water. Air limbah yang termasuk dalam kategori grey water adalah air limbah rumah tangga berupa limbah cucian dapur, cucian pakaian (sabun), dan air buangan dari kamar mandi, sedangkan yang termasuk dalam black water adalah tinja manusia, urine, air penggelontor, kertas pembersih, dan air pembersih. Pengelolaan air limbah jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pada air tanah dan sangat mempengaruhi tingkat kesehatan di masyarakat.

Pengelolaan air limbah yang baik dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

1. kesadaran masyarakat akan kesehatan,

2. sarana dan prasarana infrastruktur yang mendukung, dan 3. kelembagaan yang ada.

Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Kapuas sudah menggunakan WC sendiri, baik berupa Kloset jongkok maupun kloset duduk leher angsa, hanya saja tidak semuanya tersambung dengan tangki septik sebagai tempat penampungan awal limbah tinja. Masih ada sebagian warga yang menyalurkan limbahnya langsung ke badan air seperti sungai atau rawa. Sementara itu di beberapa permukiman yang berorientasi pada alur sungai, sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan WC cemplung atau WC helikopter. Sistem pengelolaan air limbah di masyarakat Kabupaten Kapuas dapat dijelaskan pada gambar Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah berikut ini.

Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024

Sumber : SSK Kabupaten Kapuas 2017

Sumber : SSK Kapuas 2017

Keterangan :

Dari diagram DSS terlihat :

A. Limbah Pengguna langsung dialirkan ke sungai atau badan air

B. Limbah pengguna langsung ke cubluk atau tangki septik tidak layak dan meresap ketanah atau kebun

C. Limbah pengguna baik individual ataupun komunal (MCK) langsung dialirkan ke tangki septik layak kemudian disedot dan diangkut oleh truk tinja menuju IPLT untuk diproses dan dialirkan ke sungai.

D. Limbah beberapa Rumah Tangga dialirkan menggunakan jaringan pipa/pipa kolektor menuju IPAL atau IPLT untuk diproses dan dialirkan ke sungai.

Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Kapuas sebagian besar telah memiliki sarana prasarana pembuangan air limbah domestik tetapi masih bersifat individual dan sebagian kecil bersifat komunal. Sarana pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Kapuas yang bersifat individual meliputi WC Jongkok/WC duduk, cubluk/jamban helikopter dalam rumah tangga.

Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024

Perkembangan pengelolaan air limbah domestik skala komunal di Kabupaten Kapuas cukup baik ini terlihat dari MCK yang terbangun, IPAL-IPAL Komunal baik itu skala permukiman maupun skala kawasan.

Tangki Septik (MCK) ≤ 10 KK sebanyak 15 unit dari tahun 2014 meliputi Kecamatan Pulau Petak 3 unit, Kapuas Barat 1 unit, Kapuas Hilir 1 unit, Selat 5 unit, Kapuas Timur 1 unit, Bataguh 1 unit, Tamban Catur 1 unit, Bataguh 1 unit, Kapuas Hilir 1 unit. IPAL Komunal ≤ 200 KK sebanyak 6 unit meliputi Kecamatan Bataguh 2 unit (Desa Budi Mufakat dan Desa Pulau Kupang), Kecamatan Selat 2 unit (Komp. Perumahan Denmar, Desa Pulau Telo), Kecamatan Basarang 1 unit (Desa Bungai Jaya), Kecamatan Kapuas Hilir 1 unit (Kelurahan Barimba). IPAL Kawasan ≤ 300 KK sebanyak 1 unit di Kecamatan Selat, selebihnya menggunakan Septictank Individual.

b. Persampahan

Pengelolaan sampah di Kabupaten Kapuas secara umum sudah tertangani dengan baik, terlihat dengan banyaknya TPS dan tong-tong sampah rumah tangga yang menghiasi jalan-jalan permukiman warga di perkotaan serta komposter sebagai tempat sampah organik seperti daun, bekas makanan, dan lain-lain, serta dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan pupuk.

Sistem pengelolaan di TPA Sampah Kabupaten Kapuas berlokasi di Handel Palinget Jl. Pemuda Km. 7,5 dengan luas area 11,5 Ha. Pada saat ini TPA Handel Palinget masih menggunakan system Controlled Landfill. TPA dilengkapi fasilitas fisik pendukung berupa rumah jaga, tempat pencucian dump truck sampah, pos jaga dan kolam lindi.

Adapun cakupan pelayanan TPA Handel Palinget adalah sampah yang berasal dari seluruh wilayah Kabupaten Kapuas. Sampah yang diperbolehkan dibuang di TPA adalah sampah rumah tangga (sampah padat yang berasal dari aktifitas rumah tangga) dan sampah sejenis rumah tangga (sampah padat yang berasal dari fasilitas umum dan fasilitas komersial). Sampah yang masuk ke TPA Handel Palinget sekitar 92,48 m³/hari (17,56%) dari total timbulan sampah di Kabupaten Kapuas (timbunan sampah wilayah perkotaan dan perdesaan) sebesar 526,56 m³/hari, sisanya diproses 3R dan tidak terproses.

Sampah rumah tangga di Kabupaten Kapuas sudah ada dikelola secara

Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024

composter. Sedangkan sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga banyak belum dilakukan pemilahan, langsung dibuang di lubang, ditimbun/dibakar, atau dikumpulkan jadi satu di tong sampah kemudian dibuang ke TPS dan diangkut oleh truk sampah menuju TPA. Sampah yang diangkut oleh truk sampah adalah sampah rumah tangga yang sumber/lokasinya mudah dijangkau sedangkan yang sulit dijangkau digunakan motor/gerobak sampah.

Pengurangan timbulan sampah di Kabupaten Kapuas cukup besar, pengurangan ini terjadi bukan karena dilakukan 3R ataupun diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tapi dijual ke pengepul barang bekas dan sebagian besar dibakar. Sampah rumah tangga yang dijual ke pengepul dapat berupa sampah plastik, kertas, logam dll. Sebagian besar pengepul yang ada di Kabupaten Kapuas adalah pengepul kecil yang mengepulkan barang bekasnya dihalaman rumah dan dijual ke pengepul yang lebih besar.

Kabupaten Kapuas mempunyai 4(empat) TPS 3R, berlokasi di Kecamatan Selat (Kelurahan Selat Utara, Kelurahan Selat Dalam, Kelurahan Murung Keramat), Kecamatan Basarang (Desa Bungai Jaya), serta 1(satu) Bank Sampah “Sinar Harapan Mulia” berlokasi di Kecamatan Selat. Sampah yang tereduksi/terproses 3R (TPS3R, Bank Sampah) sebesar 73,17 m³/hari (13,89%) dari total timbulan sampah di Kabupaten Kapuas (timbunan sampah wilayah perkotaan dan perdesaan) sebesar 526,56 m³/hari.

Pengurangan timbulan sampah dengan cara dibakar di Kabupaten Kapuas dilakukan oleh seluruh tatanan, baik tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum sehingga pengurangan timbulan sampah yang ada sangat besar. Dari masing-masing tatanan tersebut mengumpulkan sampah organik maupun anorganik di halaman sekitar yang masih luas dan membakarnya sehingga menimbulkan polusi udara dan resiko kesehatan lingkungan, yaitu dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Sarana dan prasarana pelayanan sampah di Kabupaten Kapuas masih sangat minim sekali, container/bak TPS sebanyak 1 buah, Dump Truck 6 unit, Arm Roll Truck 2 unit. Pengangkutan sampah dari sumber sampah rumah tangga maupun dari container/bak TPS dilayani dengan motor sampah sebanyak 5 unit.

Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024

Sistem pengelolaan persampahan di masyarakat Kabupaten Kapuas dapat dijelaskan pada gambar Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan berikut ini.

Gambar 2.3. Diagram Sistem Pengelolaan Persampahan KabupateKapuas

Sumber : SSK Kapuas 2017 Keterangan :

Dari diagram terlihat :

A. Sampah tidak dikelola, langsung di buang ke sungai/tanah atau dikumpulkan disuatu tempat kemudian dibakar/dikubur di dalam tanah.

B. Sampah sudah dikelola secara mandiri atau setempat (on site) tetapi hanya sebagian kecil masyarakat di Kabupaten Kapuas yang sudah mengelola secara mandiri seperti pemilahan, pengumpulan barang layak jual, dan pengomposan/mengolah sampah anorganik menjadi kompos menggunakan composter (pengomposan).

C. Sampah dikumpulkan jadi satu di tong sampah kemudian langsung dibuang ke TPS, yang sudah dipilah dibawa ke TPS3R/Bank Sampah atau sampah yang dikumpulkan dari beberapa Rumah Tangga dibantu pengangkutannya menuju TPS/TPS3R/Bank Sampah menggunakan

Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024

pengelolaan di TPS3R/Bank Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi diangkut oleh truk sampah menuju TPA.

c. Drainase

Kabupaten Kapuas merupakan daerah pasang surut, sehingga menjadi daerah rawan banjir, hampir setiap tahun daerah-daerah tertentu di Kabupaten Kapuas mengalami banjir yang disebabkan karena luapan air sungai, sementara daerah yang tergenang akibat hujan lebat terjadi di Kecamatan Selat. Dalam tabel berikut ini dijelaskan lokasi dan wilayah genangan serta penyebab terjadinya genangan :

Tabel 2.13 Lokasi Genangan dan perkiraan luas Genangan

No Lokasi Genangan

Wilayah Genangan

Infrastruktur Luas Ketinggian Lama Frekuensi

Penyebab

(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun) Jenis Ket 1 Selat Hulu 1,331 0,15-0,45 2-6 2 Hujan Sekunder

dan tersier

2 Selat Dalam 0,10 0,40 6 2 Hujan Sekunder

3 Pulau Telo 0,225 0,45 6 2 Hujan Sekunder

4 Selat Hilir 2,505 0,20-0,40 2-5 2 Hujan Sekunder dan tersier

Galian tanah biasa

5 Selat barat 0,5 0,50 5 2 Hujan Sekunder Galian

tanah biasa

6 Selat Tengah 0,03 0,25 6 2 Hujan Sekunder

Galian tanah biasa Jumlah 4,69

Sumber : SSK Kapuas 2017

Dokumen terkait