GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN AMPL DAERAH
2.2 KONDISI EKSISTING BIDANG AMPL
2.2.3 Kondisi Eksisting DID, Stunting dan RPAM
Disabilitas Inklusi Developvent (DID), Stunting dan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) merupakan issue strategis nasional baru yang juga berkaitan dengan air minum dan penyehatan lingkungan, sehingga apabila issue strategis ini tidak di angkat maka akan memberikan dampak yang besar dikemudian hari, sehingga perlu diambil kebijakan dalam RAD AMPL Kabupaten Kapuas untuk menangani masalah DID, Stunting dan RPAM.
Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024
a. Disabilitas Inklusi Develovment (DID)
Disabilitas merupakan mereka yang tidak mampu melakukan seluruh atau sebagian dari aktifitas normal kehidupan pribadi atau sosial lantaran mengalami kelainan tubuh atau mental. Banyak faktor penyebab disabilitas seperti : penyakit, infeksi dan kecelakaan yang masih memungkinkan untuk dilakukan Pencegahan dan mitigasi agar tidak menambah jumlah penderitanya. Dalam menangani Disabilitas perlu dukungan dari berbagai pihak secara langsung baik dari pihak keluarga, masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. OPD di Kabupaten Kapuas yang secara tupoksi bersentuhan dengan Disabilitas maupun tidak, diharapkan memiliki peran dalam mendukung baik dari segi Kesehatan, Pendidikan, pelatihan keterampilan, sarana dan prasarana, lapangan pekerjaan, fasilitas publik yang dapat di akses oleh penyandang disabilitas dan lainnya.
b. Stunting
Stunting adalah suatu kondisi panjang/tinggi badan anak dibawah standar untuk anak se usianya. Tingkat stunting yang tinggi di Kabupaten Kapuas dihubungkan dengan beberapa factor antara lain bannyaknhya bayi yang lahir berat badannya kurang dari 2,5 kg (BBLR), kurangnya menjaga kebersihan lingkungan, Pola asuh anak yang salah misalkan pemberian makanan yang kurang bervariasi, rendahnya orang tua dalam pemberian ASI eksklusif, kurangnya gizi ibu hamil dan menyusui, dekatnya jarak antara kelahiran anak, Prilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang masih tinggi seperti diruang termasuk di sungai-sungai, serta kurangnya ketersediaan pangan rumah tangga dan di perdesaan akibat banyaknya desa-desa yang jauh dari ibukota kecamatan dan akses jalan serta trnasportasi yang sulit. Dampak Stunting antara lain meningkatnya resiko kesakitan dan infeksi, terhambatnya perkembangan, kurangnnya pengetahuan/kognitif, minimnya prestasi belajar dan pendeknya periode bersekolah.
Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2013, angka stunting Kabupaten Kapuas sebesar 45,2%, sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Tengah mencapai angka sebesar 41,3%. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013 tersebut, terdapat 3 (tiga) Kabupaten dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu : Kabupaten Barito Timur 54,84%, Kabupaten Kapuas 45,16% dan Kabupaten Kotawaringin Timur 36,88%.
Jika dibandingkan persentase stunting hasil Riskesdas tahun 2013 (45,16%) dengan hasil Riskesdas tahun 2018 (41,53%) maka angka stunting di Kabupaten
Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024
kecenderungan penurunan setiap tahunnya, namun angka stunting Kabupaten Kapuas ini masih merupakan penyumbang tingginya angka stunting di Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga masuk dalam 160 lokus Kabupaten/Kota di Indonesia dalam penurunan angka stunting di Indonesia.
Pada tahun 2018 berdasarkan hasil Rapat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tentang Kegiatan Padat Karya dan Penanganan Stunting di 10 Kabupaten dan 100 Desa Prioritas, diputuskan Kabupaten Kapuas menjadi salah satu kabupaten/kota yang masuk prioritas penanganan stunting pada tahun 2019. Adapun desa-desa yang mendapatkan proritas penanganan stunting pada tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel 2.14. Desa-Desa Prioritas Penanganan Stunting di Kabupaten Kapuas Tahun 2019
No Desa Kecamatan
1 Palingkau Jaya Kapuas Murung
2 Palingkau Asri Kapuas Murung
3 Saka Binjai Kapuas Murung
4 Sei Tatas Hilir Pulau Petak
5 Sei Tatas Pulau Petak
6 Palangkai Pulau Petak
7 Lamunti Mantangai
8 Kaladan Jaya Mantangai
9 Naning Basarang
10 Terusan Raya Hulu Bataguh
Untuk percepatan penurunan stunting di desa-desa lokus dan di Kabupaten Kapuas secara keseluruhan ada beberapa intervensi yang sudah dan akan dilaksanakan diantaranya :
1. Pemberian obat cacing yang dilaksanakan pada bulan Februari untuk desa-desa lokus dan pada bulan Agustus untuk semua desa di wilayah Kabupaten Kapuas;
2. Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil;
3. Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita;
4. Penyuluhan/konseling ASI (Air Susu Ibu) Ekslusif;
5. Konseling IMD (Inisiasi Menyusu Dini);
6. Pemberian Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus;
7. Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium;
Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024
9. Perbaikan sanitasi lingkungan;
10. Pemberian MP- ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan ASI sampai dengan usia 2 tahun.
Berdasarkan hasil analisis situasi terhadap prevalensi stunting, kesenjangan cakupan pelayanan dan jumlah kasus stunting di Kabupaten Kapuas, maka telah ditemukan lokasi fokus prioritas intervensi Tahun 2020 sebanyak 34 Desa yang tersebar di beberapa Kecamatan, yang dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut ini :
Tabel 2.15. Lokasi Fokus Intervensi Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Kapuas Tahun 2020
NO KECAMATAN DESA
1 Selat 1 Murung Keramat
2 Selat Hilir
2 Pulau Petak 3 Narahan
4 Banama
3 Kapuas Hilir 5 Saka Batur
6 Mambulau
4 Kapuas Timur 7 Anjir Serapat Barat 8 Anjir Serapat Timur 5 Tamban Catur 9 Tamban Baru Timur
10 Tamban Baru Mekar
6 Kapuas Kuala 11 Lupak Dalam
12 Simpang Bunga Tanjung
7 Bataguh 13 Pulau Mambulau
14 Terusan Raya
8 Basarang 15 Pangkalan Sari
16 Tarung Manuah
9 Kapuas Barat 17 Sei Kayu
18 Sei Pitung 10 Kapuas Murung 19 Palingkau Baru
20 Talekung Punei
11 Dadahup 21 Dadahup Raya/G2
22 Harapan Baru/A4
12 Mantangai 23 Sidomulyo/B5
24 Mantangai Hilir
13 Timpah 25 Danau Pantau
Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Kapuas Tahun 2020-2024
NO KECAMATAN DESA
14 Kapuas Tengah 27 Bajuh 28 Kota Baru 15 Pasak Talawang 29 Jangkang 30 Sei Ringin
16 Kapuas Hulu 31 Sei Hanyo
32 Supang 17 Mandau Talawang 33 Sei Pinang
34 Tanjung Rendan Sumber : Bappeda Kabupaten Kapuas
c. Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)
Saat ini di Kabupaten Kapuas belum ada program Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM), dan juga belum ada Tim RPAM yang di bentuk baik oleh pemerintah daerah maupun oleh Direktur PDAM Kabupaten Kapuas yang tugasnya untuk mengidentifikasi dan mengiventarisir potensi kejadian bahaya yang dapat timbul pada rantai pasok/penyediaan air minum yang dioperasikan oleh PDAM dan memperkirakan risiko apa saja yang dapat ditimbulkan dari kejadian bahaya tersebut dan memberikan skor/nilai terhadap setiap risiko. Diharapkan kedepan Kabupaten Kapuas dapat melaksanakan program RPAM sehingga pengamanan dan pencegahan terkait pasokan air minum baik dari segi kualitasnya dan kuantitasnya dengan upaya perlindungan sumber air dan pencegahan pencemaran badan air mulai maupun dari segi kuantitasnya mulai dari sumber (cathment) sampai ke keran air (water-tap) penduduk. Sumber PDAM dari air permukaan (sungai) yang berada di Kabupaten Kapuas belum memiliki pelindung sehingga sangat rentan sekali tercemar oleh kotoran disekitarnya.