• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Fasilitas Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan Pasar Tradisional di Kota Bogor

KESIMPULAN DAN SARAN

5.4 Kondisi Fasilitas Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan Pasar Tradisional di Kota Bogor

Salah satu faktor untuk mendorong masyarakat berbelanja di pasar tradisional adalah dikarenakan kondisi yang keamanan, ketertiban dan kebersihan yang selalu terjaga di pasar. Pasar tradisional yang aman, tertib dan bersih akan diminati pelanggan untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa, namun sebaliknya kondisi pasar yang rawan pencurian (tidak aman), risuh tempat parkirnya (tidak tertib), dan kotor (tidak terjaga kebersihannya) akan ditinggalkan oleh pelanggan. Kondisi fasilitas keamanan, ketertiban dan kebersihan pasar tradisional di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 15.

No Nama Pasar Perlu Renovasi Lokasi

1 Bogor

1 Penggantian APAR Semua lantai

2 Pengisian tabung APAR Semua lantai

3 Pembangunan pos keamanan 4 lokasi di pojok gedung

4 Pengadaan Handy Talky Semua lantai

5 Pengadaan radio panggil dan megaphone

Semua lantai

6 Pemeliharaan sarana fisik keamanan

Semua lantai

2 Sukasari

1 Penggantian APAR Semua lantai

2 Pengisian tabung APAR Semua lantai

3 Pembangunan pos keamanan Depan dan

belakang 4 Pengadaan alat komunikasi/

gandy talky

Semua lantai

5 Pengadaan radio panggil dan megaphone

Semua lantai

6 Pemeliharaan sarana fisik keamanan

Semua lantai

3 Kebon kembang

1 Penambahan APAR Semua blok

2 Pengisian tabung APAR Semua blok

3 Pembangunan pos keamanan Semua blok

4 Pengadaan alat komunikasi/ handy talky

Semua blok

5 Pengadaan radio panggil dan megaphone

Semua blok

Tabel 15. Sarana Ketertiban dan Keamanan yang Perlu Renovasi Keterangan: APAR = Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: Hasil Survei Lapangan PD. Pasar (2010)

Berdasarkan pada Tabel 15, renovasi fasilitas keamanan dan ketertiban pada ketiga pasar tradisional di Kota Bogor masih perlu dilakukan. Terlihat bahwa beberapa fasilitas keamanan, ketertiban dan kebersihan yang perlu diperbaiki antara lain : pengisian dan penggantian tabung APAR, pembangunan dan renovasi pos keamanan, pengadaan alat komunikasi dan alat pemadam kebakaran, dan pemeliharaan sarana fisik keamanan dan ketertiban. Sementara untuk sarana kebersihan yang perlu direnovasi seperti terlihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Sarana Kebersihan yang Perlu Renovasi kebakaran berupa hydrant 7 Pemeliharaan sarana fisik

keamanan dan ketertiban

Semua blok

Sumber: Hasil Survei Lapangan PD Pasar (2010)

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa ketiga pasar tradisional di Kota Bogor tersebut masih terdapat sarana kebersihan yang perlu di renovasi, antara lain: perbaikan TPS, penambahan tong sampah dan gerobak sampah, penambahan peralatan kebersihan dan pemeliharaan sarana fisik kebersihan. Renovasi ini dilakukan pada semua blok disemuan lantai gedung pasar tradisional.

5.5 Kondisi PKL di Pasar Tradisional Kota Bogor

1 Bogor

1 Perbaikan TPS Belakang gedung

2 Penambahan tong sampah Semua blok

3 Pengadaan gerobak sampah Gedung

4 Pengadaan peralatan

kebersihan

Semua lantai

5 Pemeliharaan sarana fisik kebersihan

Semua lantai

2 Sukasari

1 Renovasi TPS Depan dan

belakang

2 Penambahan tong sampah Semua lantai

3 Pengadaan gerobak sampah Semua lantai

4 Penambahan peralatan

kebersihan

Semua lantai

3 Kebon

Kembang

1 Penambahan tong sampah Semua blok

2 Penambahan kontainer sampah 1 setiap blok

Semua blok

3 Pengadaan gerobak sampah Semua blok

4 Pengadaan peralatan

kebersihan

Semua blok

5 Pemeliharaan sarana fisik kebersihan

Kota Bogor dikenal juga memiliki permasalahan di pasar tradisional yaitu tentang penanganan pedagang kaki lima (PKL). Lokasi pasar tradisional yang memiliki banyak PKL akan menyebabkan ketidaknyamanan pada pejalan kaki, kemacetan lalulintas, kekotoran dan kesemrawutan. Oleh karenanya diperlukan penanganan yang serius dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan PKL. Pada tiga pasar tradisional yang diteliti terdapat 863 orang PKL. Lihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah PKL di Pasar Tradisional Kota Bogor

No Nama Pasar Jumlah PKL (orang)

1 Bogor 463

2 Sukasari 60

3 Kebon Kembang 340

Jumlah 863

Sumber : Hasil Survei PD Pasar (2010)

Berdasarkan pada Tabel 17, dapat dilihat bahwa jumlah PKL di Pasar Bogor lebih banyak dibandingkan jumlah PKL yang terdapat di Pasar Sukasari dan Pasar Kebon Kembang. Hal ini terjadi karena kondisi fisik Pasar Bogor, terutama dari sisi bangunannya (KDB dan KLB) lebih baik dari pada Pasar Sukasari dan Pasar Kebon Kembang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin baik baik kondisi pasar, semakin banyak PKL berkeliaran. Untuk mengatasi persoalan ini, maka pengelola perlu melakukan penataan PKL dengan baik salah satunya dengan relokasi/ memindahkan ketempat yang tidak mengganggu ketertiban umum.

BAB VI

PERSEPSI PEDAGANG TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

Dalam melakukan pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor, PD. Pasar Pakuan Jaya harus meningkatkan kinerja, mengetahui dan memperhatikan apa yang menjadi Kepentingan pedagangnya. Kinerja perusahaan dan Kepentingan dari pedagang merupakan sesuatu yang berbanding lurus. Ketika kinerja perusahaan baik, maka Kepentingan pedagang terhadap perusahaan juga akan semakin besar. Citra perusahaan bukan dilihat dari sudut pandang perusahaan tetapi dari sudut pandang pedagangnya, dan perusahaan yang dapat memberikan kepuasan kepada pedagangnya adalah perusahaan yang mengerti kepentingan dari pedagangnya/ konsumen (Kotler, 2007).

Menentukan persepsi pedagang terhadap perusahaan adalah tidak mudah. Perlu upaya yang besar dari perusahaan untuk memikat hati pedagang agar tidak pindah berusaha ke tempat lain. Oleh karenanya perusahaan PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor perlu mengetahui karakteristik pedagang.

6.1 Karakteristik Pedagang Pasar Tradisional di Kota Bogor

Hal yang perlu menjadi acuan dalam menentukan persepsi pedagang pasar tradisional di Kota Bogor adalah karakteristik pedagang. Karakteristik pedagang pasar tradisional di Kota Bogor dapat dilihat dari status pernikahan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Karakteristik ini membantu untuk mengetahui pedagang seperti apa yang menjadi pedagang pasar tradisional di Kota Bogor.

6.1.1 Karakteristik Pedagang Berdasarkan Status Pernikahan

Pedagang pasar tradisional di Kota Bogor sebagian besar adalah sudah menikah (berkeluarga), di Pasar Bogor dari 20 orang responden (pedagang) yang disurvei, terdapat 16 orang pedagang sudah menikah, 3 orang belum menikah dan 1 orang janda. Di Pasar Sukasari terdapat 18 pedagang sudah menikah, 1 orang belum menikah dan 1 orang janda. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat

16 pedagang sudah menikah, 4 orang belum menikah. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Karakteristik Pedagang Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Pasar Bogor Pasar Sukasari Kebon Kembang

Menikah 16 18 16

Belum menikah 3 1 4

Duda/Janda 1 1 0

Total 20 20 20

6.1.2 Karakteristik Pedagang Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa karakteristik pedagang pasar tradisional dilihat dari segi pendidikan yaitu sebagian besar pedagang pasar tradisional berpendidikan SMA/ sederajat. Di Pasar Bogor, dari 20 responden yang disurvei terdapat 8 pedagang berpendidikan SMA/sederajat, 5 orang berpendidikan SMP, 3 orang berpendidikan SD, 3 orang Diploma dan 1 orang Sarjana. Di Pasar Sukasari, terdapat 10 pedagang yang berpendidikan SMA/ sederajat, 5 orang SMP, 1 orang SD, 2 orang Diploma dan 2 orang sarjana. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat 9 orang SMA/ sederajat, 5 orang SMP, 1 orang SD, 1 orang Diploma dan 4 orang Sarjana.

Tabel 19. Pendidikan Responden di Pasar Tradisional Kota Bogor Pendidikan Responden Pasar Bogor Pasar Sukasari Kebon Kembang

SD 3 1 1 SMP 5 5 5 SMA 8 10 9 Diploma 3 2 1 Sarjana 1 2 4 Total 20 20 20

6.1.3 Karakteristik Pedagang Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik pedagang dapat dilihat pada Tabel 20, sebagian besar pedagang di pasar tradisional Kota Bogor berjenis kelamin perempuan (ibu-ibu),. Di Pasar Bogor, dari 20 responden yang di survei, terdapat 11 pedagang berjenis

kelamin perempuan dan 9 orang berjenis kelamin laki-laki. Di Pasar Sukasari terdapat 11 pedagang perempuan dan 9 orang laki-laki. Sementara di Pasar Kebon Kembang, terdapat 12 pedagang perempuan dan 8 pedagang laki-laki.

Tabel 20. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Pasar Bogor Pasar Sukasari Pasar Kebon Kembang

Laki-laki 9 9 8

Perempuan 11 11 12

Total 20 20 20

6.2 Persepsi Pedagang Terhadap Pasar Tradisional di Kota Bogor 6.2.1 Persepsi Pedagang Pasar Bogor

Pedagang Pasar Bogor mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya dalam mengelola pasar tardisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 2,9) dan pedagang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi (skor 3,7) sebagaimana terlihat pada Supranto (2003), mengatakan bahwa kinerja dikatakan baik bila hasil perhitungan rata-ratanya berada diantara skor 3,5 sampai dengan 4,5 (Tabel 21).

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Bogor adalah kelengkapan jenis barang (skor 3,8), dimana atribut ini berkaitan dengan lengkap dan mudah diperolehnya berbagai jenis barang yang akan dibeli oleh pedagang. Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai tinggi oleh pedagang adalah 2 atribut, yaitu 1) kualitas barang, dan 2) lokasi pasar yang mudah dijangkau.

Selanjutnya persepsi pedagang terhadap kinerja PD Pasar Pakuan Jaya (Pasar Bogor) yang dinilai lebih rendah menyangkut sepuluh atribut, yaitu 1) harga kios dan los, 2) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 3) besarnya retribusi, 4) jam operasional, 5) kejelasan informasi kepada pedagang, 6) kemudahan mendapat izin berdagang, 7) sikap pegawai unit pasar, 8) musyawarah dengan pedagang, 9) sosialisasi tata tertib pasar dan 10) kesungguhan petugas dalam mengelola pasar. Atribut kinerja dinilai oleh pedagang lebih rendah, jika nilai skor antara 3,0 sampai dengan 3,5.

Tabel 21. Persepsi Pedagang Pasar Bogor terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

No Atribut Pengelolaan Pasar Tingkat Kinerja

Tingkat Kepentingan

1 Lokasi pasar 3,6 4,0

2 Kebersihan kantor unit pasar 2,6 3,7

3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,7 3,7

4 Kondisi kebersihan pasar 2,3 3,5

5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, penerangan)

2,9 3,6

6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,8 3,5

7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,5

8 Keramahan petugas pasar 2,3 3,8

9 Harga kios dan los 3,2 3,6

10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,4 4,0

11 Penataan PKL 2,4 3,7

12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha

2,9 3,6

13 Besarnya retribusi 3,1 3,6

14 Jam operasional 3,0 3,4

15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,5 3,8

16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,5 3,9

17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 2,9 3,9

18 Kejelasan informasi kepada pedagang 3,0 3,9

19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,8 3,8

20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,2 3,8

21 Kejujuran petugas penarik retribusi 2,9 3,7

22 Kualitas barang 3,7 3,8

23 Kelengkapan jenis barang 3,8 4,0

24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar

2,8 3,6

25 Sikap pegawai unit pasar 3,1 4,0

26 Pengelola pasar memberikan

pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur

2,9 3,8

27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hokum

2,9 3,9

28 Musyawarah dengan pedagang 3,0 3,7

29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,9

30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 3,2 3,9

Rata-rata 2,9 3,7

Sementara kinerja PD Pasar Pakuan Jaya (Pasar Bogor) yang dinilai paling rendah oleh pedagang yaitu tujuh atribut, yaitu: 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/ gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum (MCK, mushola, penerangan), 5) kondisi tempat berdagang (kios), 6)

ketersediaan bak penampungan sampah, 7) keramahan petugas pasar, 8) penataan PKL, 9) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat, 10) kepedulian menampung keluhan pedagang, 11) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 12) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 13) keamanan dan ketertiban pasar, 14) kejujuran petugas penarik retribusi, 15) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 16) pengelola pasar memberikan pembinaan/penyuluhan dan 17) pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum.

Terhadap tingkat Kepentingan, pedagang Pasar Bogor menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolaan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang pasar memiliki kepentingan yang paling tinggi terhadap atribut 1) pelayanan dari unit pasar, 2) kelengkapan jenis barang, 3) sikap pegawai unit pasar, 4) lokasi pasar, 5) kebersihan kantor unit pasar, 6) kondisi bangunan/gedung pasar, 7) kondisi kebersihan pasar, 8) kondisi fasilitas umum, 9) kondisi tempat usaha, 10) ketersediaan bak penampung sampah, 11) keramahan petugas pasar, 12) harga kios dan los, 13) penataan PKL, 14) kemudahan pengurusan sewa tempat, 15) besarnya retribusi, 16) kepedulian menampung keluhan, 17) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 18) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 19) keterbukaan informasi kepada pedagang, 20) keamanan dan ketertiban, 21) kemudahan izin berdagang, 22) kejujuran petugas penarik retribusi, 23) kualitas barang, 24) pemberian sanksi terhadap pelanggaran, 25) pembinaan dan penyuluhan kepada pedagang, 26) pengelola memberikan jaminan rasa keadilan, 27) musyawarah dengan pedagang, 28) sosialisasi tata tertib dan 29) kesungguhan dalam mengelola pasar. Sementara itu atribut yang memiliki tingkat Kepentingan yang rendah yaitu 1) atribut jam operasional, dikarenakan pengaturan jam operasional di pasar sudah diketahui oleh pedagang. Jadi pedagang sudah mengetahui kapan waktu untuk berbelanja di pasar tradisional.

Berdasarkan hasil analisis terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan di Pasar Bogor, di dapat nilai Tingkat Kinerja rata-rata sebesar 2,9 dan Tingkat Kepentingan rata-rata sebesar 3,7. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil

dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan (Gambar 4).

Gambar 4. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Bogor

6.2.2 Persepsi Pedagang Pasar Sukasari

Berdasarkan pada Tabel 22, pedagang Pasar Sukasari mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 2,9) dan tingkat kepentingan pedagang tinggi (skor 3,8).

Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Sukasari adalah 1) kualitas barang dan 2) lokasi pasar yang strategis. Selanjutnya atribut yang dinilai berkinerja lebih rendah menyangkut sepuluh atribut, yaitu 1) keramahan petugas pasar, 2) harga kios dan los, 3) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 4) besarnya retribusi, 5) jam operasional, 6) keamanan dan ketertiban pasar, 7) kemudahan mendapat izin berdagang, 8) kejujuran petugas penarik retribusi, 9) musyawarah dengan pedagang dan 10) sosialisasi tata tertib pasar.

Sementara itu beberapa atribut yang dinilai berkinerja paling rendah oleh pedagang Pasar Sukasari menyangkut delapan belas atribut, yaitu : 1) kebersihan kantor unit pasar. 2) kondisi bangunan/ gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum (MCK, mushola, penerangan), 5) kondisi tempat usaha (kios), 6) ketersediaan bak penampungan sampah, 7) pelayanan pegawai unit pasar, 8) penataan PKL, 9) kepedulian menampung keluhan pedagang, 10) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 11) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 12) kejelasan informasi kepada pedagang, 13) kelengkapan jenis barang, 14) pemberian sanksi atas pelanggaran tata tertib pasar, 15) sikap pegawai unit pasar, 16) pembinaan kepada pedagang, 17) pegelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum, dan 18) kesungguhan petugas mengelola pasar.

Tabel 22. Persepsi Pedagang Pasar Sukasari terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

No Atribut Pengelolaan Pasar Tingkat

Kinerja

Tingkat Kepentingan

1 Lokasi pasar 3,6 4,2

2 Kebersihan kantor unit pasar 2,8 3,8

3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,0 3,8

4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,7

5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, penerangan)

2,4 3,8

6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,5 3,8

7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,4 3,7

8 Keramahan petugas pasar 3,2 3,7

9 Harga kios dan los 3,2 3,7

10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 2,9 3,7

11 Penataan PKL 2,6 3,8

12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha

3,1 3,7

13 Besarnya retribusi 3,0 3,8

14 Jam operasional 3,4 3,8

15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,9 3,7

16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,7 4,1

17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 2,9 3,9

18 Kejelasan informasi kepada pedagang 2,8 3,9

19 Keamanan dan ketertiban pasar 3,2 3,9

20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,4 3,8

21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,1 4,2

22 Kualitas barang 3,8 4,2

24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar

2,9 3,9

25 Sikap pegawai unit pasar 2,9 3,9

26 Pengelola pasar memberikan

pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur

2,7 3,7

27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hokum

2,7 3,7

28 Musyawarah dengan pedagang 3,0 3,8

29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,8

30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 2,9 4,1

Skor rata-rata 2,9 3,8

Terhadap tingkat kepentingan, pedagang Pasar Sukasari menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Sukasari memiliki kepentingan yang tinggi terhadap tiga puluh atribut pengelolaan pasar, sedangkan empat atribut lainnya yaitu kualitas barang, lokasi pasar, kejujuran petugas penarik retribusi dan kesungguhan petugas dalam mengelola pasar merupakan tingkat Kepentingan tertinggi yang harus diperhatikan oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Hal ini berkaitan dengan kualitas barang dan kondisi manajemen pasar tradisional yang perlu peningkatan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan di Pasar Sukasari seperti tampak pada Gambar 5, di dapat nilai Tingkat Kinerja rata-rata sebesar 2,9 dan Tingkat Kepentingan rata-rata sebesar 3,8. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan.

Gambar 5. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Sukasari

6.2.3 Persepsi Pedagang Pasar Kebon Kembang

Tabel 23 menggambarkan persepsi pedagang Pasar Kebon Kembang terhadap pengelolaan PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Kebon Kembang mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor berkinerja rendah (skor 3,1) dan tingkat kepentingan pedagang tinggi (skor 3,9).

Tabel 23. Persepsi Pedagang Pasar Kebon Kembang terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

No Atribut Pengelolaan Pasar Tingkat

Kinerja

Tingkat Kepentingan

1 Lokasi pasar 3,4 4,1

2 Kebersihan kantor unit pasar 2,4 3,5

3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,4 3,9

4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,8

5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, penerangan)

2,5 4,0

6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 3,0 3,8

7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,8

8 Keramahan petugas pasar 3,7 3,8

9 Harga kios dan los 3,0 3,9

10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,3 3,9

11 Penataan PKL 2,4 3,7

12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha

13 Besarnya retribusi 3,1 3,9

14 Jam operasional 3,4 3,9

15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,9 4,3

16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,9 4,1

17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 3,1 4,2

18 Kejelasan informasi kepada pedagang 3,0 4,1

19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,8 4,0

20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,4 4,0

21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,5 4,1

22 Kualitas barang 3,9 4,1

23 Kelengkapan jenis barang 3,6 4,1

24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar

3,1 3,7

25 Sikap pegawai unit pasar 3,1 3,8

26 Pengelola pasar memberikan

pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur

3,1 4,0

27 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hokum

3,1 4,0

28 Musyawarah dengan pedagang 3,1 4,0

29 Sosialisasi tata tertib pasar 3,3 3,9

30 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar 3,3 4,1

Skor rata-rata 3,1 3,9

Kinerja PD Pasar Pakuan Jaya yang dinilai paling tinggi oleh pedagang Pasar Kebon Kembang adalah 1) kualitas barang, 2) keramahan petugas pasar, 3) kelengkapan jenis barang, dan 4) kejujuran petugas penarik retribusi.

Selanjutnya atribut yang dinilai memiliki kinerja lebih rendah menyangkut tujuh belas antribut, yaitu : 1) lokasi pasar, 2) kondisi tempat usaha/dagang, 3) harga kios dan los, 4) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 5) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 6) besarnya retribusi, 7) jam operasional, 8) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 9) kejelasan informasi kepada pedagang, 10) kemudahan mendapat izin berdagang, 11) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 12) sikap pegawai unit pasar, 13) pembinaan oleh pengelola pasar, 14) pengelola memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum, 15) musyawarah dengan pedagang, 16) sosialisasi tata tertib pasar dan 17) kesungguhan petugas mengelola dalam pasar.

Kinerja yang dinilai paling rendah adalah 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum, 5) ketersediaan bak penampungan sampah, 6) penataan PKL, 7)

kepedulian menampung keluhan pedagang, 8) kecepatan respon atas keluhan pedagang, dan 9) keamanan dan ketertiban pasar.

Gambar 6. Hasil Diagram Kartesius untuk Pasar Kebon Kembang

Terhadap tingkat kepentingan, pedagang Pasar Kebon Kembang menyatakan bahwa seluruh atribut pengelolaan pasar penting bagi mereka dan seharusnya dilakukan dengan baik oleh PD Pasar Pakuan Jaya. Pedagang Pasar Kebon Kembang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap atribut 1) kepedulian menampung keluhan pedagang, dan 2) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang. Selanjutnya untuk ke dua puluh delapan atribut lainnya pedagang Pasar Kebon Kembang menganggap penting.Pada Gambar 6 dapat dilihat hasil analisis terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan di Pasar Kebon Kembang, di dapat nilai Tingkat Kinerja rata-rata sebesar 3,1 dan Tingkat Kepentingan rata-rata sebesar 3,9. Oleh karena itu berada pada Kuadran B. Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, wajib dipertahankan. Pada kuadran ini dianggap sangat penting dan memuaskan.

6.2.4 Persepsi Pedagang terhadap Pasar Tradisional (Gabungan) di Kota Bogor

Tabel 24 menggambarkan persepsi pedagang terhadap pengelolaan pasar oleh PD. Pasar Pakuan Jaya. Pedagang mempersepsikan bahwa secara umum kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya dalam pengelolaan pasar tradisional di Kota Bogor

berkinerja rendah (skor 3,0) dan tingkat kepentingan pedagang yang tinggi (skor 3,8).

Kinerja PD. Pasar Pakuan Jaya yang dinilai tinggi oleh pedagang adalah 1) kualitas barang dan 2) lokasi pasar yang strategis. Hal ini berkaitan dengan lokasi Kota Bogor yang sangat strategis yang merupakan daerah ramai sebagai kota jasa. Selanjutnya persepsi pedagang yang dinilai lebih rendah yaitu menyangkut atribut: 1) keramahan petugas pasar, 2) harga kios dan los, 3) pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, 4) kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, 5) besarnya retribusi, 6) jam operasional, 7) keterbukaan dalam menerima kritik pedagang, 8) kemudahan mendapat izin berdagang, 9) kejujuran petugas penarik retribusi, 10) kelengkapan jenis barang, 11) sikap pegawai unit pasar, 12) musyawarah dengan pedagang, 13) sosialisasi tata tertib pasar, dan 14) kesungguhan petugas dalam mengelola pasar.

Sementara atribut yang memiliki kinerja paling rendah yaitu 1) kebersihan kantor unit pasar, 2) kondisi bangunan/gedung pasar, 3) kondisi kebersihan pasar, 4) kondisi fasilitas umum, 5) kondisi tempat usaha, 6) ketersediaan bak penampungan sampah, 7) penataan PKL, 8) kepedulian menampung keluhan pedagang, 9) kecepatan respon atas keluhan pedagang, 10) kejelasan informasi kepada pedagang, 11) keamanan dan ketertiban pasar, 12) pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar, 13) pembinaan oleh pengelola pasar kepada pedagang, dan 14) pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum.

Tabel 24. Persepsi Seluruh Pedagang Pasar terhadap Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

No Atribut Pengelolaan Pasar Tingkat

Kinerja

Tingkat Kepentingan

1 Lokasi pasar 3,6 4,1

2 Kebersihan kantor unit pasar 2,6 3,6

3 Kondisi bangunan/ gedung pasar 2,4 3,8

4 Kondisi kebersihan pasar 2,2 3,7

5 Kondisi fasilitas umum (MCK, Mushola, penerangan)

2,6 3,8

6 Kondisi tempat usaha/berdagang (kios) 2,8 3,7

7 Ketersediaan bak penampungan sampah 2,3 3,7

9 Harga kios dan los 3,1 3,7

10 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar 3,2 3,8

11 Penataan PKL 2,5 3,7

12 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha

3,0 3,6

13 Besarnya retribusi 3,1 3,8

14 Jam operasional 3,3 3,7

15 Kepedulian menampung keluhan pedagang 2,7 3,9

16 Kecepatan respon atas keluhan pedagang 2,7 4,0

17 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang 3,0 4,0

18 Kejelasan informasi kepada pedagang 2,9 3,9

19 Keamanan dan ketertiban pasar 2,9 3,9

20 Kemudahan mendapat izin berdagang 3,3 3,8

21 Kejujuran petugas penarik retribusi 3,2 4,0

22 Kualitas barang 3,7 4,0

23 Kelengkapan jenis barang 3,4 4,0

24 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar

2,9 3,7

25 Sikap pegawai unit pasar 3,0 3,9

26 Pengelola pasar memberikan

pembinaan/penyuluhan secara baik dan teratur