• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Iklim

Dalam dokumen KATA Pengantar. Tim Peneliti (Halaman 27-36)

KONDISI UMUM WILAYAH

4.3. Kondisi Iklim

Sebagai bagian dari daerah tropis, Pulau Bunguran memiliki temperatur rata-rata dalam setahun berkisar antara 23oC hingga 31oC sementara curah hujan di Pulau Bunguran cukup tinggi yaitu lebih kurang 137,6 mm pada tahun 2005. Bulan basah adalah bulan yang memiliki curah hujan kumulatif dalam satu bulan lebih dari 200mm dan bulan kering kurang dari 100 mm, maka kondisi curah hujan di Pulau Bunguran tergolong memiliki curah hujan selama 12 bulan. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban, lama penyinaran dan suhu di lokasi penelitian dapat dilihat dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Data Iklim Pulau Bunguran Tahun 2005

Temperatur

Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika, Ranai 2005

4.4. Aksessibilitas

Untuk mencapai ibu Kota Kabupaten Natuna (Ranai) terdapat transportasi reguler udara dan laut. Transportasi udara menuju pangkalan udara Ranai dilakukan sebanyak 1 kali PP dalam sehari dengan jadwal penerbangan sebanyak 6 kali dalam seminggu. Ada dua alternative rute penerbangan yaitu Pekanbaru - Batam - Ranai serta rute Pekanbaru - Tanjungpinang - Ranai, masing dengan waktu penerbangan selama 2,5 jam.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-5

Sementara itu untuk jalur laut dapat menggunakan Kapal PELNI (KM. BUKIT RAYA) sebanyak 2 kali dalam sebulan dengan trayek Jakarta - Tanjung Pinang - Natuna (Jemaja - Siantan - Ranai - Midai - Serasan) Pontianak PP. Perjalanan ini juga bisa dengan menggunakan Kapal Perintis milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Alternative lain dapat dengan menggunakan Kapal Ferry sebanyak 4 kali dalam sebulan dengan rute Tanjungpinang - Jemaja - Siantan - Sedanau – Ranai PP atau dengan menggunakan armada pelayaran rakyat (kapal barang) pada waktu tertentu dari Tanjungpinang atau dari Pontianak dan Pemangkat Kalimantan Barat.

4.5. Kependudukan

Di Pulau Bunguran terdapat 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bunguran Utara, Barat, Timur. Jumlah penduduk di Pulau Bunguran merupakan jumlah penduduk di tiga kecamatan tersebut. Jumlah penduduk di Pulau Bunguran berdasarkan jenis kelamin ditampilkan dalam Tabel 4.7. berikut

Tabel 4.7. Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di Pulau Bunguran Hingga Tahun 2005

No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Bunguran Utara 1.974 1.822 3.796 2. Bunguran Barat 7.724 7.348 15.072 3. Bunguran Timur 12.800 12.091 24.891

Jumlah 22.498 21.261 43.759

Persentase 51,41 48,59 100,00 Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Dari Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa di Pulau Bunguran, penduduk yang mendominasi adalah penduduk berkelamin laki-laki dengan jumlah mencapai 22.498 jiwa atau 51,41 % dari total penduduk secara kesluruhan, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin perempuan hanya 48,59 % saja. Selanjutnya jika dilihat dari sisi jumlah rumah tangga dan jumlah jiwa per rumah tangga, ditampilkan pada Tabel 4.8 berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-6

Tabel 4.8. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, dan Rata-Rata Penduduk Per Rumah Tangga Tahun 2005

No. Kecamatan Banyaknya Rumah

Tangga Penduduk Rata-Rata Penduduk Per Rumah Tangga Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Dari Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa secara keseluruhan jumlah penduduk per rumah tangga di Pulau Bunguran secara merata di tiap-tiap kecamatan adalah 4 jiwa. Sebaran penduduk di Pulau Bunguran dapat dikatakan tidak merata. Penduduk pada umumnya terpusat pada satu titik lokasi. Bila dibandingkan antara tiga kecamatan yang ada, maka dapat dilihat bahwa penduduk paling banyak bermukim di Kecamatan Bunguran Timur dengan jumlah penduduk mencapai 24.891 jiwa, sedangkan di Kecamatan Bunguran Utara dengan luas yang tidak begitu jauh berbeda, jumlah penduduk hanya berjumlah 3.796 jiwa saja. Ketidakmerataan penduduk ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah jenis mata pencaharian, lokasi mata pencaharian, akses jalan yang sulit dan lain sebagainya.

Jumlah jiwa per kecamatan akan berimplikasi pada kepadatan penduduk per kecamatan, semakin tinggi jumlah penduduk maka akan semakin tinggi kepadatannya. Demikian juga di Pulau Bunguran. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Bunguran Timur yaitu mencapai 4 jiwa per kilometer, diikuti oleh Kecamatan Bunguran Barat dengan jumlah kepadatan sebaganyak 20 jiwa per kilometer, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bunguran Utara dimana tingkat kepadatan hanya 9 jiwa per kilometer. Namun, secara keselurahan di Pulau Bunguran, kepadatan hanya berjumlah 23 jiwa per kilometer. Data kepadatan penduduk selanjutnya ditampilkan pada Tabel 4.9. berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-7

Tabel 4.9. Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Menurut Kecamatan Tahun 2005

Jumlah 1.753,76 43.759 70,17

Rerata 23 Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Penduduk di Pulau Bunguran umumnya terdiri penduduk lokal dan penduduk pendatang. Penduduk pendatang dapat digolongkan lagi menjadi dua golongan yaitu penduduk pendatang yang menetap, penduduk pendatang yang untuk sementara waktu menetap, dan penduduk pendatang yang tidak menetap sama sekali.

Penduduk pendatang yang menetap umumnya adalah penduduk pendatang yang memiliki mata pencaharian di Pulau Bunguran dan dengan berbagai asalan memilih untuk menetap, sedangkan penduduk pendatang menetap lainya adalah penduduk pendatang yang mempunyai kegiatan di Pulau Bunguran dan memilih untuk menetap yang selanjutnya berasimilasi dengan penduduk lokal baik melalui pernikahan atau memilih untuk menetap dan berkembang di Pulau Bunguran.

Penduduk yang untuk sementara waktu menetap adalah penduduk yang memiliki berbagai kegiatan di Pulau Bunguran dan dikarenakan beberapa hal memilih untuk sementara waktu menetap di Pulau Bunguran, setelah pekerjaannya selesai dia memutuskan untuk kembali ke daerahnya atau melanjutkan ke daerah lain, sedangkan penduduk yang tidak menetap ádalah penduduk yang bepergian ke Pulau Bunguran dan kemudian akan melanjutkan atau kembali lagi ke daerahnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Natuna Tahun 2005, maka diperoleh data yang ditampilkan pada Tabel 4.10. berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-8

Tabel 4.10. Rumah Tangga dan Penduduk Tetap Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bunguran Barat Tahun 2005

Penduduk No. Desa/ Kelurahan Rumah Tangga

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Sededap 173 404 351 755 Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Dari Tabel 4.10. dapat diketahui bahwa di Kecamatan Bunguran Barat, seluruh penduduknya merupakan penduduk yang menetap baik yang berasal dari penduduk lokal maupun penduduk pendatang yang kemudian memutuskan untu menetap di Kecamatan Bunguran Barat.

Hampir sama dengan penduduk di Kecamatan Bunguran Barat, maka penduduk di Kecamatan Bunguran Utara merupakan penduduk menetap. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, data penduduk menetap di Kecamatan Bunguran Utara ditampilkan dalam Tabel 4.11. berikut.

Tabel 4.11. Rumah Tangga dan Penduduk Tetap Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bunguran Utara Tahun 2005

Penduduk No. Desa/ Kelurahan Rumah Tangga

Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Kelarik Barat 143 389 413 802

2. Kelarik 436 942 825 1.767

3. Kelarik Utara 333 643 584 1.227

Total 912 1.974 1.822 3.796 Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Demikian juga halnya di Kecamatan Bunguran Timur, penduduk yang ada adalah penduduk yang sepenuhnya tinggal dan menetap di kecamatan ini. berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, data penduduk menetap di Kecamatan Bunguran Utara ditampilkan dalam Tabel 4.12. berikut ini.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-9

Tabel 4.12. Rumah Tangga dan Penduduk Tetap Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bunguran Timur Tahun 2005

Penduduk No. Desa/ Kelurahan Rumah Tangga

Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Cemaga 660 1.186 1.167 2.353 Sumber : Dinas Pendaftaran Penduduk Kabupaten Natuna

Selanjutnya jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Pulau Bunguran dapat dilihat pada Tabel 4.13. berikut ini:

Tabel 4.13. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

0 – 4 3.995 4.289 8.284 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna Tahun 2005

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-10

Dari Tabel 4.13. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Pulau Bunguran merupakan penduduk dalam masa usia produktif (jumlah penduduk yang memiliki umur antara 20 - 54 tahun) dengan jumlah mencapai 44.809 atau mencapai 51,11 % dari dari total jumlah penduduk, diikuti oleh penduduk yang belum produkti dengan jumlah 35.305 jiwa atau 40,27 % dan penduduk yang tidak produktif lagi dengan jumlah hanya 7.559 jiwa atau hanya 8,62 % saja.

Bila kita lihat secara seksama dan dihubungkan dengan potensi wisata bahari yang bisa dikembangkan di Pulau Bunguran dengan ketersediaan tenaga kerja, maka jelas potensi ini dapat di kembangkan, namun demikian, jelas diperlukan dipertimbangkan lagi faktor-faktor selain tenaga kerja. Hal ini perlu dilakukan agar potensi wisata yang nantinya akan dikembangkan tidak berhenti di tengah jalan malainkan terus berlanjut sehingga akan dapat memberikan dapak positif bagi masyarakat dan pemerintah di Pulau Bunguran.

Tatanilai dan norma suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah keyakinan, tingkat pendidikan, nilai adat-istiadat yang diturunkan oleh leluhur, asimilasi dengan kaum pendatang yang bermukim di suatu daerah dan lain sebagainya, begitu juga halnya di Pulau Bunguran. Pulau Bunguran didiami oleh berbagai jenis etnis dan dari berbagai daerah di Indonesia yang membentuk suatu masyarakat yang majemuk dan terdiri dari berbagai jenis kebudayaan yang melebur menjadi satu. Namun demikian, berdasarkan dari data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maka etnis melayu sebagai etnis pribumi masih mendominasi pulau ini, sehingga kebudayaan melayu masih menjadi sentral atau pusat budaya tempat kebudayaan lainnya berasimilasi.

Berdasarkan keyakinan yang dianut, maka penduduk di Pulau Bunguran menganut lima keyakinan yang berbeda yaitu Islam, Katolik, Protestan, Buddha dan Hindu dengan jumlah yang berbeda yang ditampilkan dalam Tabel 4.14. berikut

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-11

Tabel 4.14. Penduduk Pulau Bunguran Menurut Agama Tahun 2005

Agama No. Kecamatan

Islam Katolik Kristen

Protestan Hindu Buddha Jumlah 1. Bunguran Utara 1.186 - - - - 1.186 2. Bunguran Barat 13.776 18 200 4 284 14.282 3. Bunguran Timur 23.927 138 344 41 377 24.827 Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Natuna

Kualitas hidup beragama yang baik tidak terlepas dari sarana dan prasana peribadatan di Pulau Bunguran yang memadai bagi penyelenggaran peribadatan dari masing-masing agama dengan kondisi yang layak untuk digunakan. Pembangunan sarana dan prasarana peribadatan di tiap kecamatan di Pulau Bunguran pada umumnya berasal dari swadaya masyarakat dari masing-masing pemeluk agama disamping donatur lainnya.

Kehidupan beragama di tiap-tiap kecamatan yang ada selama ini berjalan dengan harmonis, saling menghormati antara satu pemeluk agama dengan agama lainnya sehingga tidak terjadi persinggungan antara umat beragama.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Natuna tahun 2005, dalam Tabel 4.15. berikut ini ditampilkan data jumlah dan jenis sarana dan prasarana penunjang kegiatan keagamaan yang terdapat di tiap kecamatan di Pulau Bunguran.

Tabel 4.15. Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan di Pulau Bunguran Tahun 2005

Gereja No. Kecamatan Mesjid Musholla/

Langgar Katolik Protestan Vihara Pura 1. Bunguran Utara 9 5 - - - - 2. Bunguran Barat 27 26 1 - 1 - 3. Bunguran Timur 35 47 2 - 1 - Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Natuna

Ditinjau dari tingkat pendidikan, maka komposisi penduduk di tiap kecamatan yang ada di Pulau Bunguran terdiri dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga tamatan perguruan tinggi. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada Tabel 4.16. berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-12

Tabel 4.16. Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah Tidak / Belum Tamat SD 8.262 8.012 16.274 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna Tahun 2005

Dari Tabel 4.16. dapat diketahui bahwa komposisi penduduk di tiap kecamatan yang ada di Pulau bunguran paling banyak adalah penduduk dengan tingkat pendidikan pada tingkat sekolah dasar. Trend yang ada menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin rendah jumlah penduduk yang mencapainya.

Kualitas pendidikan dan kuantitas atau jumlah orang terdidik di suatu kawasan salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di wilayahnya, namun faktor ini bukanlah faktor dominan yang dari berbagai faktor yang ada. Demikian pula dengan keberadaan pendidikan di taip-tiap kecamatan di Pulau Bunguran. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabuapten Natuna Tahun 2005 diketahui jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang ada di tiap kecamatan di Pulau Bunguran ditampilkan dalam Tabel 4.17. berikut ini:

Tabel 4.17. Banyaknya Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Natuna Menurut Jenis Sekolah dan Kecamatan Tahun 2005

Jenis Sekolah

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Natuna

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 4-13

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat dengan mudah memperoleh pelayanan kesehatan tanpa kecuali, sehingga diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.

Kondisi kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan berupa sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada. Sarana kesehatan yang ada di di tiap-tiap kecamatan di Pulau Bunguran berupa Rumah Sakit, Puskesmas, puskesmas pembantu, Puskesmas Keliling, praktek dokter, bidan dan Posyandu. Data jumlah dan jenis sarana dan prasarana penunjang kesehatan masyarakat di tiap kecamatan di Pulau Bunguran berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Natuna ditampilkan pada Tabel 4.18. berikut.

Tabel 4.18. Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Balai Pengobatan Tahun 2005

No. Kecamatan Rumah

Sakit Puskesmas Puskesmas

Pembantu Puskesmas

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna

Dalam dokumen KATA Pengantar. Tim Peneliti (Halaman 27-36)

Dokumen terkait