• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Objek Wisata

Dalam dokumen KATA Pengantar. Tim Peneliti (Halaman 55-84)

PENENTUAN LOKASI WISATA BAHARI

6.1.5. Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata yang dapat dinikmati di Kawasan 1 adalah terumbu karang, berbagai jenis ikan dan biota lainnya seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-4

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan I

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-5

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan I

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-6

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan I

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-7

Salah Satu Biota Air yang Terdapat di Kawasan I

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-8

6.2. Kawasan II

6.2.1. Potensi Wisata Bahari

Potensi wisata bahari di Kawasan II (Pantai Tanjung, Pantai Sepembang dan Pulau Senoa) termasuk wilayah Desa Tanjung dan Sepempang Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna. Potensi wisata bahari yang potensial dikembangkan di wilayah ini adalah wisata pantai, renang dan wisata pancing di Pulau Senoa. Peta lokasi Kawasan II dapat dilihat pada Gambar 6.2. Dasar pertimbangan pengembangan wisata selam di kawasan ini adalah :

• Memiliki pantai berpasir yang panjang

• Bentuk pantainya flet atau landai

• Mempunyai panorama yang indah

• Memiliki batu-batu alam yang besar

• Pulau Senoa dari dahulu sampai sekarang sebagai lokasi pemancingan 6.2.2. Aksessibilitas

Untuk mencapai Pantai Sepempang dan Tanjung dari Kota Ranai dapat dipergunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan lama tempuh kurang lebih 30 menit. Kondisi jalan yang menghubungkan Pantai Sepempang dan Tanjung dengan Kota Ranai cukup baik karena merupakan jalan aspal. Beberapa jembatan yang ada kondisinya juga cukup baik sehingga akses dari Kota Ranai ke wilayah tersebut sangat lancar. Namun demikian belum ada alat transportasi yang reguler.

Dengan demikian jika akan mengunjungi pantai tersebut harus mencatar kendaraan roda empat atau naik ojek.

Sedangkan untuk mencapai Pulau Senoa dapat dtempuh menggunakan pompong dari Desa Tanjung selama kurang lebih 30 menit. Belum ada alat transportasi reguler, jika kita akan mengunjungi Pulau Senoa harus mencarter pompong milik nelayan/masyarakat setempat.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-9

Gambar 6.2. Peta Lokasi Wisata Pantai, Renang dan Pancing (Kawasan II)

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-10

6.2.3. Infrastruktur Penunjang

Disekitar pantai dijumpai pemukiman penduduk yang telah dialiri listrik dari PLN. Disamping itu telah dijumpai beberap buah warung kecil yang menjual beberapa jenis makanan ringan dan kelapa muda. Walaupun kondisi warung yang ada masih sangat terbatas, namun pada saat hari libur banyak dikunjungi wisatawan lokal sambil menikmati indahnya panorama pantai dan ada juga yang berernang.

Insfrastruktur lain seperti air besih, kamarmadi, tolilet, rumah makan, tempat berlindung ketika hujan dan sebagainya belum tersedia. Namun demikian telah dijumpai bak penampungan air bersih, walaupun belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

6.2.4. Waktu Berkunjung

Sebagamana Kawasan I, kawasan II juga beradapan langsung dengan Laut Cina Selatan, maka pada saat musim angin utara yaitu mulai bulan November sampai Februari setiap tahunnya kawasan ini tidak dapat dikunjungi. Disamping angin yang kencang, juga gelombangnya yang cukup besar. Waktu yang aman untuk mengunjungi kawasan tersebut mulai Maret sampai September setiap tahunnya.

6.2.5. Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata yang dapat dinikmati di kawasan II adalah pantai pasir, bebatuan besar, keindahan alam dan wisata pancing di Pulau Senoa seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-11

Kondisi Pantai Berpasir yang Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-12

Kondisi Pantai Berpasir dan Bebatuan yang Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-13

Bebatuan yang Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-14

Bebatuan yang Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-15

Wisata Pancing Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-16

Wisata Pancing yang Terdapat di Kawasan II

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-17

6.3. Kawasan III

6.3.1. Potensi Wisata Bahari

Potensi wisata bahari di Kawasan III (Pantai Cemaga) termasuk wilayah Desa Cemaga Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna. Potensi wisata bahari yang potensial dikembangkan di wilayah ini adalah wisata pantai dan berenang. Peta lokasi Kawasan III dapat dilihat pada Gambar 6.3. Dasar pertimbangan pengembangan wisata selam di kawasan ini adalah :

• Memiliki pantai berpasir yang panjang

• Bentuk pantainya flet atau landai

• Mempunyai panorama yang indah

• Memiliki batu-batu alam yang besar 6.3.2. Aksessibilitas

Untuk mencapai Pantai Cemaga dari Kota Ranai dapat dipergunakan kendaraan roda empat dengan lama tempuh kurang lebih 1 jam. Kondisi jalan yang menghubungkan Kota Ranai dengan Desa Cemaga cukup baik karena merupakan jalan aspal. Hanya kurang lebih 1 km jalan masih berupa jalan tanah yang pada saat musim hujan jalan menjadi becek. Beberapa jembatan yang ada kondisinya juga cukup baik sehingga akses dari Kota Ranai ke wilayah tersebut sangat lancar. Namun demikian belum ada alat transportasi yang reguler. Dengan demikian jika akan mengunjungi pantai tersebut harus mencatar kendaraan dari Kota Ranai.

6.3.3. Infrastruktur Penunjang

Untuk kawasan ini belum dijumpai berbagai ifrastruktur yang dapat menunjang kelancaran kegiatan wisata bahari. Disekitar lokasi hanya dijumpai pemukiman penduduk, belum tersedia jaringan listrik, sarana komunikasi, kamar mandi, tolilet, warung/rumah makan, pondok tempatberlindung dan sebagainya.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-18

Gambar 6.3. Peta Lokasi Wisata Pantai dan Renang (Kawasan III)

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-19

6.3.4. Waktu Berkunjung

Sebagaimana Kawasan I dan II, kawasan III juga beradapan langsung dengan Laut Cina Selatan, maka pada saat musim angin utara yaitu mulai bulan November sampai Februari setiap tahunnya kawasan ini tidak dapat dikunjungi.

Disamping angin yang kencang, juga gelombangnya yang cukup besar. Waktu yang aman untuk mengunjungi kawasan tersebut mulai Maret sampai September setiap tahunnya.

6.3.5. Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata yang dapat dinikmati di kawasan III adalah pantai pasir, bebatuan dan keindahan alam seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-20

Kondisi Pantai Berpasir yang Terdapat di Kawasan III

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-21

Kondisi Pantai Berpasir yang Terdapat di Kawasan III

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-22

Kondisi Pantai Berpasir dan Bebatuan yang Terdapat di Kawasan III

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-23

6.4. Kawasan IV

6.4.1. Potensi Wisata Bahari

Potensi wisata bahari di Kawasan IV (Pulau Dedap, Pulau Kumbik dan Pulau Mawang) termasuk wilayah Desa Sededap, Pulau Tiga dan Sabang Mawang Kecamatan Bunguran Barat. Dengan pemekaran kecamatan, pada saat ini ke tiga desa tersebut Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna. Peta lokasi kawasan IV dapat dilihat pada Gambar 5. Potensi wisata bahari yang potensial dikembangkan di wilayah ini adalah wisata selam dan pancing. Dasar pertimbangan pengembangan wisata selam di kawasan ini adalah :

• Kawasan ini akan dijadikan sebagai kawasan pemanfaatan perikanan berkelanjutan

• Tutupan karang hidup pada lereng rata-rata 27,88 %

• Indek keragaman karangnya tergolong sedang

• Indek keragaman ikan tinggi (3,71), kelimpahan sedang

• Banyak terdapat ikan-ikan konsumsi seperti ikan kakap, bawal, ekor kuning, kembung dan kakak tua.

6.4.2. Aksessibilitas

Untuk mencapai kawasan IV dari Kota Ranai harus menempuh jalan darat selama 2 jam menggunakan kendaraan roda empat sehingga sampai di Pelabuhan Selat Lampa. Kondisi jalan dari Kota Ranai ke pelabuhan Selat Lampa cukup baik karena telah diaspal dengan aspal hotmix. Untuk mencapai Pelabuhan Selat Lampa dari Kota Ranai telah tersedia angkutan reguler 2 kali sehari. Dari pelabuhan ini perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan pompong selama kurang lebih 20 – 45 menit. Dari pelabuhan Selat Lampa ke kawasan IV tidak ada angkutan reguler. Angkutan yang dipakai biasanya menumpang dengan pompong nelayan atau dicarter.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-24

Gambar 6.4. Peta Lokasi Wisata Selam dan Pancing (Kawasan IV)

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-25

6.4.3. Infrastruktur Penunjang

Untuk kawasan ini belum dijumpai berbagai ifrastruktur yang dapat menunjang kelancaran kegiatan wisata bahari. Disekitar lokasi hanya dijumpai pemukiman penduduk, belum tersedia jaringan listrik, sarana komunikasi, warung/rumah makan, rumah tempat tinggal/hotel/wisma dan sebagainya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dapat dimanfaatkan sumber air berasal dari mata air yang ada diperbukitan yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat.

6.4.4. Waktu Berkunjung

Letak kawasan IV terlindung dengan Pulau Bunguran dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Kondisi yang seperti ini mengakibatkan kawasan ini terlindung dari angin dan gelombang yang terjadi disetiap musim angin. Dengan demikian para wisatawan dapat mengunjungi daerah ini setiap waktu sepanjang tahun.

6.4.5. Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata yang dapat dinikmati di kawasan IV adalah panorama alam dan keindahan terumbu karang seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-26

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-27

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-28

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-29

Kondisi Terumbu Karang yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-30

Kondisi Terumbu Karang Beserta Beberapa Spesies Ikan yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 6-31

Kondisi Terumbu Karang Beserta Beberapa Spesies Ikan yang Terdapat di Kawasan IV

LAPORAN AKHIR, Kajian Potensi Wisata Bahari di Pulau Bunguran Kabupaten Natuna, BPP-PSPL UNRI 7-1

Bab

7

Dalam dokumen KATA Pengantar. Tim Peneliti (Halaman 55-84)

Dokumen terkait