• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir dibentuk dengan Undang-undang No.36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Samosir sebagai Kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir dapat menjadi langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera

Kabupaten Samosir (Danau Toba) terletak pada 2° 01’ – 2° 04’ LU dan 87° - 99° BT. Total luas seluruhnya adalah 243.415 Ha yang terdiri dari luas perairan danau toba 110.260 Ha dan luas daratan Pulau Samosir 133.155 Ha. Secara umum, typologi Kabupaten Samosir adalah bergelombang, berbukit dan miring sampai terjal. Dari seluruh wilayah, hanya 8 % yang berwilayah datar (kemiringan 00 – 20) dan terletak pada dataran tinggi (antara 800–1.800 mdpl). Tipe iklim di Kabupaten Samosir adalah tipe E sampai C, hanya dataran Tele

(Kecamatan Harian) yang beriklim basah tipe B

Secara geografis dan administratif, batas-batas Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Simalungun

Sebelah Selatan : Kabupaten Taput dan Humbang Hasundutan Sebelah Barat : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Kawasan hutan Kabupaten Samosir tersebar di dua daratan, yaitu daratan Samosir dan daratan Sumatera dengan luas keseluruhan 62.120,16 Ha atau sekitar 0,9% dari luas hutan Sumatera Utara yaitu seluas 7.243.746,66 Ha.

Kawasan hutan yang dimiliki Kabupaten Samosir terdiri dari kawasan hutan register seluas 42.765,11 Ha, kawasan hutan inlijving 11,650.05 Ha serta hutan rakyat seluas sekitar 15.705 Ha. Inlijving adalah Penyerahan tanah masyarakat kepada pemerintah Republik Indonesia untuk dijadikan kawasan hutan negara. Berdasarkan fungsinya, Kabupaten Samosir memiliki kawasan hutan dengan fungsi lindung dan produksi.

a. Hutan Lindung

Luas hutan lindung Kabupaten Samosir sampai tahun 2005 adalah 24,608.84 Ha, yang tersebar di daratan Sumatera sebanyak 81% (19,878.29 hektar) dan daratan Samosir 19% (4,730.55 Ha). Kawasan hutan lindung ini ditetapkan dari kawasan inlijving sekitar 11,650.05 Ha dan kawasan register seluas 12,958.79 Ha.

b. Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Samosir adalah seluas 24,688.42 Ha, yang berada di kawasan hutagalung register 41, Kecamatan Harian, dan termasuk ke dalam kelompok daratan Sumatera. Sedangkan hutan produksi terbatas seluas 5,117.90 Ha yang tersebar di kawasan Samosir register 43 dan 81, Kecamatan Ronggur Nihuta dan Palipi.

Berdasarkan data yang ada hingga tahun 2005, kawasan gundul/kritis di kawasan hutan seluas 12,939.75 Ha dan kawasan inlijving seluas 9,320 Ha. Lahan tersebut terdapat di daratan sumatera sebanyak 81 % dan daratan Samosir 19 %.

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Lahan kritis yang terluas terdapat di kecamatan harian dan Sitio-tio masing-masing 10,357.00 Ha dan 3.165,00 Ha. Data kawasan hutan register dan inlijving di Kabupaten Samosir ditampilkan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Data kawasan hutan register dan inlijving di Kabupaten Samosir No . Nama Kawasan Kecamatan Kawasan Daratan No. Reg

Luas (Ha) Luas Menurut Fungsi Hutan (Ha) Luas Kawasan Gundul/ Kritis Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Hutan Lindung 1. Samosir Ronggur Nihuta Sam 43 1.650,00 - 1.650,00 - 495,00 2. Samosir Tonga Palipi Sam 81 3.467,90 - 3.467,90 - 1.040,37 3. Harangan Nabolak Simanindo Sam 64 2.020,00 - - 2.020,00 606,00

4. Hutagalung Harian Sum 41 34.525,00 24.688,42 - 9.836,58 10.357,50 5. Tele Sianjur Mula-Mula Sum 80 710,90 - - 710,90 284,36 6. Dairi Sianjur Mula-Mula Sum 82 391,31 - 391,31 156,52

7. Pusuk Buhit Sianjur Mula-Mula, Pangururan

Sum, Sam

Inj 1.003,00 - - 1.003,00 802,40

8. Hariara Pintu Harian Sum Inj 1.806,25 - - 1.806,25 1.445,00 9. Hasinggahan Sianjur

Mula-Mula

Sum Inj 974,00 - - 974,00 779,20

10 Baniara-Janji Martahan

Harian Sum Inj 1.200,00 - - 1.200,00 960,20

11. Sihotang, Dolok Nauli, Sabulan, Holbung Pangururan, Sitio-tio Sum Inj 3.956,25 - - 3.956,25 3.165,00 12. Curaman-Tomok Ambarita

Simanindo Sam Inj 1.196,00 - - 1.196,00 956,80

13. Siharbangan Ronggur Nihuta

Sam Inj 171,25 - - 171,25 137,00

14. Sitatar-Batu Jagar

Palipi Sam Inj 671,90 - - 671,90 537,00

15. Tanjungan Parborasan

Simanindo Sam Inj 224,40 - - 224,40 179,52

16. Parmonangan Sihombing

Simanindo Sam Inj 272,00 - - 272,00 217,60

17 Dolok Panantanan

Palipi Sam Inj 175,00 - - 175,00 140,00

Jumlah 54.415,00 24.688,00 5.117,90 22.259,79 Sumber: Limbong, 2006. Keterangan: Sum` : Sumatera Sam : Samosir Inj : Inlijving No. Reg : No. Register

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Pada Tabel 3 dan 4, ditampilkan data tentang luas kawasan hutan berdasarkan keadaaan vegetasi pada kawasan hutan register dan inlijving.

Tabel 3 Luas hutan berdasarkan keadaan vegetasi di kawasan hutan register No. Nama Kawasan Luas Berdasarkan Vegetasi Jumlah

Hutan Alam Hutan Pinus Rimba 1. Daratan Samosir 1.456,07 4.936,49 745,34 7.137,90 2. Daratan Sumatera 16.089 1.352,90 0 17.441,90 Jumlah 17.545,07 6.289,39 745,34 24.579,80 Sumber: Limbong, 2006.

Tabel 4 Luas hutan berdasarkan keadaan vegetasi di kawasan hutan inlijving

No. Nama

Kawasan

Luas Berdasarkan Vegetasi Jumlah Hutan Alam Hutan Pinus Rimba 1. Daratan Samosir 0 3.465,00 125,00 3.590,00 2. Daratan Sumatera 170 4.887,00 450,00 5.507,00 Jumlah 170 8.352,00 575,00 9.097,00 Sumber: Limbong, 2006.

Pada Tabel 5 ditampilkan data tentang luas kawasan hutan per kecamatan di Kabupaten Samosir.

Tabel 5 Luas kawasan hutan per kecamatan di Kabupaten Samosir

No. Kecamatan Luas Hutan (Ha) Persentase (%)

1. Ronggur Nihuta 1.821,25 3,35 2. Harian 37.531,25 68,97 3. Palipi 4.314,80 7,93 4. Pangururan 1.003,00 1,84 5. Sianjur Mula-Mula 2.076,21 3.82 6. Simanindo 3.712,40 6,82 7. Sitio-Tio 3.956,25 7,27 8. Nainggolan 0,00 0,00 9. Onan Runggu 0,00 0,00 Jumlah 54415,16 100,00 Sumber: Limbong, 2006.

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Rencana kegiatan penghijauan dan reboisasi terhadap kawasan hutan yang dalam kondisi kritis yang terdapat di Kabupaten Samosir telah beberapa kali dilakukan mulai tahun 1999 yang terus berlanjut hingga tahun 2003. Namun realisasi kegiatan tersebut tidak tidaklah seperti yang direncanakan. Dalam Tabel 6 di bawah ini, ditampilkan data penghijauan dan reboisasi di kawasan hutan Kabupaten Samosir mulai tahun 1999 hingga 2003.

Tabel 6 Kegiatan penghijauan dan reboisasi kawasan hutan di Kabupaten Samosir Tahun

Penghijauan Reboisasi

Rencana (Ha) Realisasi (Ha) Rencana (Ha) Reboisasi (Ha) 1999/2000 1.000 425 - - 2000/2001 2.000 2001/2002 3.000 - 300 - 2002/2003 4.000 60 500 50 2003/2004 1.302 687 5.105 2.779 Sumber: BPS dan BAPPEDA Kabupaten Samosir, 2003.

Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit

Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan. Dari ke-9 kecamatan tersebut, lokasi kegiatan Gerhan tahun 2008 yang terpusat di Kawasan Hutan Pusuk Buhit berada di 2 kecamatan yakni Kecamatan Sianjur Mula-Mula dan Kecamatan Pangururan.

Kecamatan Sianjur Mula-Mula memiliki luasan wilayah sekitar 140,24 Km2. Secara geografis dan administratif, batas-batas Kecamatan Sianjur Mula-Mula adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Silalahi Sabungan Kabupaten Dairi Sebelah Selatan : Kecamatan Harian

Sebelah Barat : Kecamatan Harian dan Kabupaten Dairi Sebelah Timur : Kecamatan Pangururan

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Kecamatan Pangururan memiliki luasan wilayah sekitar 121,43 Km2. Secara geografis dan administratif, batas-batas Kecamatan Pangururan adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Simanindo Sebelah Selatan : Kecamatan Palipi

Sebelah Barat : Kecamatan Sianjur Mula-Mula Sebelah Timur : Kecamatan Ronggar Nihuta

Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit ditata batas pada tahun 2000. Kawasan ini telah dilakukan beberapa kali kegiatan reboisasi yakni pada tahun 1990/1991 dan pada tahun 2002/2003. Namun pada kenyataannya, kegiatan reboisasi yang telah dilakukan hingga tahun 2003 kurang berhasil akibat terjadinya kebakaran. Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Sianjur Mula-Mula dan Pangururan yang didominasi petani, memanfaatkan kawasan hutan Pusuk Buhit yang kosong dan landai untuk ditanami kopi dan tanaman musiman lainnya (Limbong, 2006).

Jenny Verawati Siburian : Penentuan Jenis Tanaman Dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (Studi kasus pada masyarakat di Kawasan Hutan Lindung Pusuk Buhit Kabupaten Samosir), 2009.

Dokumen terkait