• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kegiatan Int

4.1.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus

4.1.5.1 Kondisi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II Tabel 4

Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Siklus II

Skor Kriteria Frekuensi Presentase > 55,25 – 68,00 Sangat Tinggi 4 16,67% > 42,50 – 55,25 Tinggi 20 83,33% > 29,75 – 42,50 Rendah 0 0,00% = 17,00 – 29,75 Sangat Rendah 0 0% Total 24 100% Rata-Rata 46,88 Kategori T Skor Tertinggi 59 Skor Terendah 42

Hasil pengisian angket yang telah dilakukan siswa pada pertemuan terakhir siklus II, penulis mendapat data seperti yang tersaji pada tabel 4.27 seperti yang tersaji di atas. Motivasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jumo menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan setelah mengalami pembelajaran dalam 2 (dua) pertemuan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata. Pada siklus I, skor rata-rata hanya mencapai angka 41,13 dan masuk pada kategori rendah dan meningkat pada siklus II menjadi 46,88 dan berada pada kategori tinggi. Adapun 20 siswa dari 24 siswa dengan presentase 83,33% mendapatkan skor 42,50 sampai dengan 55,25 yang berarti siswa tersebut mempunyai motivasi belajar pada kategori tinggi. Kemudian 4 siswa mendapatkan skor 55,25 – 68,00 yang artinya 4 siswa tersebut mempunyai motivasi belajar sangat tinggi.

Tabel di atas memperjelas adanya peningkatan yang terjadi pada motivasi belajar siswa kelas IV SDN Jumo setelah mengalami pembelajaran pada siklus II. Batang biru untuk kategori motivasi belajar tinggi lebih tinggi dan sangat tinggi. Perlu diketahui pada siklus I sudah tidak ada siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah maupun sangat rendah. Motivasi belajar siswa pada siklus I hanya berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi saja.

4.1.5.2Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Siklus II

Hasil belajar kognitif siswa yang didapat melalui evaluasi pada pertemuan terakhir siklus II yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24 Maret 2018 dapat dilihat pada tabel yang disajikan di bawah ini.

Tabel 4.28

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Ranah Kognitif

KKM Matematika Ketuntasan Frekuensi Presentase

≥ 63 Tuntas 20 83,33% < 63 Tidak Tuntas 4 16,67% Total 24 100% Rata-Rata 76,88 Nilai Tertinggi 100,00 Nilai Terendah 50,00

Setelah mengalami pembelajaran dengan model PBL berbantuan permainan ular tangga, hasil belajar kognitif siswa menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa 20 siswa mampu memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal dengan presentase yang cukup tinggi yaitu 83,33%. Sedangkan presentase siswa yang nilainya belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih sedikit yaitu 16,67% atau hanya sebanyak 4 siswa.

4.1.5.3Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Siklus II

Selain mendapatkan data hasil belajar kognitif, peneliti juga mendapat data berupa hasil belajar afektif siswa. Hasil belajar afektif pada siklus II ini didapat melalui pengamatan pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran siklus II.

Tabel 4.29

Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Ranah Afektif

Skor Ketuntasan Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Frek Pres Frek Pres > 81,25 – 100,00 Tuntas Sangat Tinggi 0 0,00% 0 0% > 62,50 – 81,25 Tinggi 15 62,50% 22 91,67% > 43,75 – 62,50 Tidak Tuntas Rendah 9 37,50% 2 8,33% = 25,00 – 43,75,75 Sangat Rendah 0 0,00% 0 0% Total 24 100% 24 100% Rata-Rata 62,79 65 Kategori T T Skor Tertinggi 72 72 Skor Terendah 50 50

Berdasarkan indikator kinerja yang telah penulis buat, dalam penelitian ini hasil belajar afektif peserta didik dinyatakan tuntas jika hasil dari penilaian sikap peserta didik mampu memperoleh skor pada kategori tinggi bila perlu sangat tinggi. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siklus II, 15 siswa mendapatkan skor lebih dari 62,50 sampai dengan 81,25 dan berada pada kategori tinggi dengan presentase 62,50% dari 24 siswa. Adapun pada pertemuan pertama skor rata-rata siswa 1 (satu) kelas hanya sebesar 62,79 dan berada pada kategori tinggi. Pada pertemuan pertama skor tertinggi adalah 72 dan sebaliknya skor terendah 50.

Pada pertemuan kedua hasil belajar afektif siswa lebih meningkat. Sebanyak 22 siswa atau 91,67% dari 24 siswa memperoleh skor pada kategori tinggi. Sebaliknya, untuk siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah lebih sedikit yaitu 2 siswa dengan presentase sebesar 8,33%.

Seperti yang telah penulis jelaskan, bahwa hasil belajar afektif peserta didik dapat dikatakan tuntas jika dari penilaian sikap siswa mampu memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Pada pertemuan pertama, presentase siswa yang mendapat skor tinggi dalam arti tuntas hanya 62,50% dan sangat tinggi tidak ada. Kemudian pada pertemuan kedua presentase siswa yang mendapat skor tinggi meningkat menjadi 91,67% dan sangat tinggi tidak ada. Untuk lebih

mengerucutkan ketuntasan hasil belajar afektif siswa penulis menyajikannya dalam bentuk tabel dibawah.

Tabel 4.30

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Ranah Afektif

Ketuntasan Pertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Tuntas 15 62,50% 22 91,67%

Tidak Tuntas 9 37,50% 2 8,33%

Jumlah 24 100% 24 100%

Sama seperti siklus I, ketuntasan akhir pada siklus II ini didasarkan pada ketuntasan hasil belajar yang didapat pada pertemuan kedua. Namun data dari pertemuan pertama juga akan tetap ditampilkan guna melihat peningkatan yang terjadi dari setiap pertemuannya. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar afektif matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo pada siklus II sebesar 91,67%.

4.1.5.4Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada Siklus II

Sama dengan hasil belajar afektif, hasil belajar psikomotorik pada siklus II juga didapat dalam 2 (dua) pertemuan.

Tabel 4.31

Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Ranah Psikomotorik

Skor Ketuntasan Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Frek Pres Frek Pres > 32,50 – 40,00

Tuntas Sangat Tinggi

> 25,00 – 32,50 Tinggi 16 66,67% 22 91,67% > 17,50 – 25,00

Tidak Tuntas Rendah 8 33,33% 2 8,33%

= 10,00 – 17,50 Sangat Rendah Total 24 100% 24 100% Rata-Rata 26,33 28 Kategori T T Skor Tertinggi 30 32 Skor Terendah 21 23

Berangkat dari indikator kinerja yang telah penulis buat, dalam penelitian ini hasil belajar psikomotorik peserta didik dinyatakan tuntas jika hasil dari penilaian

keterampilan peserta didik mampu memperoleh skor pada kategori tinggi bila perlu sangat tinggi. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama siklus II, 16 siswa mendapatkan skor lebih dari 25,00 sampai dengan 32,50 dan berada pada kategori tinggi dengan presentase 66,67%% dari 24 siswa. Adapun pada pertemuan pertama skor rata-rata siswa 1 (satu) kelas hanya sebesar 26,33 dan berada pada kategori tinggi. Pada pertemuan pertama skor tertinggi adalah 30 dan sebaliknya skor terendah 21.

Pada pertemuan kedua hasil belajar psikomotorik siswa lebih meningkat. Sebanyak 22 siswa atau 91,67% dari 24 siswa memperoleh skor pada kategori tinggi. Sebaliknya, untuk siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah sebanyak 2 siswa dengan presentase sebesar 8,33%%.

Seperti yang telah penulis jelaskan, bahwa hasil belajar psikomotorik peserta didik dapat dikatakan tuntas jika dari penilaian keterampilan siswa mampu memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Pada pertemuan pertama, presentase siswa yang mendapat skor tinggi dalam arti tuntas hanya 66,67% dan sangat tinggi tidak ada. Kemudian pada pertemuan kedua presentase siswa yang mendapat skor tinggi meningkat menjadi 91,67% dan sangat tinggi tidak ada. Untuk lebih mengerucutkan ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa penulis menyajikannya dalam bentuk tabel di bawah.

Tabel 4.32

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo Pada Ranah Psikomotorik

Ketuntasan Pertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Tuntas 16 66,67% 22 91,67%

Tidak Tuntas 8 33,33% 2 8,33%

Jumlah 24 100% 24 100%

Sama seperti hasil belajar afektif, ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada siklus I ini didasarkan pada ketuntasan yang didapat pada pertemuan kedua. Tetapi data dari pertemuan pertama juga akan tetap disajikan untuk melihat peningkatan yang terjadi dari setiap pertemuannya. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar psikomotorik matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo pada siklus I sebesar 91,67%.

Dokumen terkait