• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Pendudukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Diskripsi Wilayah

3. Kondisi Pendudukan

Keadaan penduduk merupakan salah satu cermin dinamika yang terjadi pada suatu wilayah. Dengan mengetahui keadaan penduduk akan dapat diketahui potensi sumberdaya manusianya. Studi kependudukan penekanannya diarahkan kepada pengkajian jumlah penduduk, komposisi penduduk dan penyebaran penduduk. Untuk memberikan gambaran keadaan penduduk Kecamatan Jaten, maka berikut ini akan diuraikan mengenai jumlah penduduk dan penyebaran penduduk, kepadatan penduduk dan komposisi penduduk. a. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Jaten pada tahun 2009 tercatat 70.993 jiwa yang terdiri dari 35.219 penduduk laki–laki dan 35.774 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 21.195. Jumlah dan persebaran penduduk di Kecamatan Jaten tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini:

commit to user

Tabel 4.05. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rumah Tangga Kecamatan Jaten Tahun 2010

Desa Penduduk Rumah

Tangga Laki – Laki Perempuan Jumlah

Suruhkalang 2.334 2.324 4.651 1.448 Jati 3.082 3.127 6.178 1.935 Jaten 6.661 6.842 13.503 3.877 Dagen 2.440 2.483 4.923 1.543 Ngringo 11.520 11.840 23.360 6.592 Jetis 2.569 2.468 5.037 1.636 Sroyo 4.070 4.153 8.223 2.527 Brujul 2.582 2.592 5.174 1.654 Jumlah 35.258 35.851 71.109 21.207

Sumber : Kecamatan Jaten dalam Angka Tahun 2011

Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa Desa Ngringo merupakan desa dengan jumlah penduduk terbesar yaitu 23.425 jiwa dengan rumah tangga 6.586 sedangkan yang mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Desa Suruhkalang yaitu sebesar 4.651 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk secara struktur ruang kota, menggunakan asumsi luas permukiman untuk mengetahui jumlah penduduk per – struktur ruang kota. Asumsi yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan berikut :

Jumlah Penduduk struktur ruang X

= Jumlah penduduk

X Luas Permukiman Struktur X Luas Seluruh Permukiman X

Berdasarkan pendekatan diatas maka dapat diperoleh jumlah penduduk per – struktur ruang adalah sebagai berikut :

commit to user

Tabel 4.06. Banyaknya Penduduk Menurut Struktur Ruang Kota Kecamatan Jaten Tahun 2010

Desa

Jumlah Penduduk Urban Fringe Rural Fringe

Suruhkalang 0 4651 Jati 823 5355 Jaten 13503 0 Dagen 4188 735 Ngringo 23360 0 Jetis 1061 3938 Sroyo 2596 5626 Brujul 712 4461 Jumlah 46.243 24.766

Sumber : Kecamatan Jaten dalam Angka Tahun 2011 dan Analisis data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di daerah urban fringe lebih banyak dan hampir dua kali jumlah penduduk daerah rural fringe. Jumlah penduduk terbanyak menempati daearah urban fringe desa ngringo dengan jumlah 23.425 Jiwa. Dan daerah yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah daerah rural fringe sebagian Desa Sroyo dengan Jumlah 5.341 Jiwa.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk pada suatu daerah dapat diketahui dengan cara membandingkan jumlah penduduk dengan luas daerah yang ditempati. Jumlah penduduk daerah Kecamatan Jaten pada tahun 2009 sebesar 2.779 jiwa. Kepadatan penduduk yang terbesar terdapat di Desa Ngringo, dengan jumlah penduduk yang sebesar 23.425 jiwa dan memiliki luas daerah seluas 4,49 km2 maka kepadatan penduduknya sebesar 5.217 jiwa/km2dan distribusi penduduknya sebesar 33 %. Kepadatan penduduk yang terkecil terdapat di Desa Suruhkalang, dengan jumlah penduduk sebesar 4.651 jiwa dan luas daerahnya 2,78 km2 maka kepadatan penduduknya

commit to user

sebesar 1.673 jiwa/km2 dengan distribusi penduduknya sebesar 6.55%. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi kepadatan masing-masing desa di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada tabel 4.07. berikut :

Tabel 4.07. Kepadatan dan Distribusi Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2010

Desa Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk Distribusi penduduk Suruhkalang 2,78 4.651 1.539 6,56 Jati 3,06 6.178 2.341 8,76 Jaten 2,86 13.503 4.875 18,99 Dagen 2,84 4.923 1.740 6,92 Ngringo 4,49 23.360 5.562 32,85 Jetis 2,66 5.037 1.915 7,08 Sroyo 5,13 8.223 1.788 11,56 Brujul 2,99 5.174 1.828 7,28 Jumlah 26,58 71.109 2.783 100,00

Sumber : Kecamatan Jaten dalam Angka Tahun 2011

Sedangkan kepadatan penduduk secara struktur ruang kota, menggunakan kepadatan desimetrik. Perhitungan kepadatan penduduk adalah mengggunakan pendekatan berikut :

Kepadatan penduduk x = Jumlah penduduk x Luas Permukiman x

Berdasarkan pendekatan diatas maka dapat diperoleh kepadatan penduduk sebagai berikut :

commit to user

Tabel 4.08. Kepadatan Desimetrik Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2010 No Daerah / Area Luas Permukiman (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2) 1 Urban fringe 3,89 46.243 11.886 2 Rural Fringe 1 0,68 5.626 8.290 3 Rural Fringe 2 1,03 9.134 8.894 4 Rural Fringe 3 1,25 10.006 8.034 Jumlah 6,84 71.009 10.379

Sumber : Kecamatan Jaten dalam Angka Tahun 2011 dan Analisis data Berdasrkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah di urban fringe, dengan kepadatan penduduk 11.886 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan penduduk di rural fringe adalah berkisar delapan ribuan jiwa/Km2.

c. Komposisi Penduduk

Data penduduk yang didapatkan dari hasil sensus penduduk, registrasi maupun survei, susunannya masih belum teratur, sehingga sukar dibaca apalagi di interpretasi. Untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah dan dianalisis maka perlu kiranya dibuat komposisi penduduk yang merupakan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Komposisi penduduk di Kecamatan Jaten ini, dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan dan mata pencaharian.

1) Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan wilayah, karena dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka masyarakat dapat menangkap dan menyerap informasi untuk kemudian dijadikan dasar dalam pengembangan kehidupan. Tingkat pendidikan diasumsikan

commit to user

merupakan tingkat modernisasi suatu wilayah, dengan pengertian bahwa banyaknya penduduk dengan pendidikan tinggi merupakan pembuktian bahwa daerah tersebut telah terbangun secara spiritual dan morilnya. Penduduk pada daerah penelitian memiliki lulusan perguruan tinggi sebesar 6.003 orang, lulusan SLTA sebesar 16.606 orang, lulusan SLTP sebesar 13.418 orang dan lulusan SD sejumlah 16.212 orang. Sisanya merupakan tidak tamat SD, belum tamat SD dan belum pernah sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.09. berikut ini :

Tabel 4.09. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi di Kecamatan Jaten Tahun 2010

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Tamat Akademi / Perguruan Tinggi 6.003

2 Tamat SLTA 16.606

3 Tamat SLTP 13.418

4 Tamat SD 16.212

5 Tidak Tamat SD 3.104

6 Belum Tamat SD 7.367

7 Tidak / Belum Pernah Sekolah 2.533

Jumlah 65.243

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka Tahun 2011

2) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan gambaran aktifitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan komposisi mata pencaharian penduduk, Kecamatan Jaten sebagian besar penduduknya sebagai buruh industri yaitu sebesar 16.190 orang, sedangkan mata pencaharian yang lain adalah sebagai : petani, buruh tani, pengusaha kecil, buruh industri, buruh bangunan, angkutan, PNS dan Polri / TNI

commit to user

dan lain-lain. Di Kecamatan Jaten mayoritas bermatapencaharian sebagai pedagang dengan berdagang di sekitar Kecamatan Jaten serta banyak pula yang berdagang di luar Kecamatan Jaten dan tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Secara rinci data jumlah penduduk Kecamatan Jaten berdasarkan matapencaharian dapat dilihat dalam tabel 4.10. berikut ini:

Tabel 4.10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Jaten Tahun 2010

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani sendiri 2.098 2 Buruh tani 2.305 3 Pengusaha 1.360 4 Buruh Industri 16.190 5 Buruh Bangunan 3.504 6 Pedagang 2.615 7 Pengangkutan 882 8 PNS / TNI / Polri 3.312 9 Pensiunan 1.879 10 Lain – lain 25.001 Jumlah 59.146

Sumber : Kecamatan Jaten Dalam Angka Tahun 2011

4. Kondisi Sosial Ekonomi Kecamatan Jaten