• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Resapan Aktual Kecil dengan Penggunaan Lahan Sawah

B. Deskripsi Hasil Penelitian

2) Kondisi Resapan Aktual Kecil dengan Penggunaan Lahan Sawah

Kondisi resapan aktual kecil yang memiliki penggunaan lahan sawah terdiri dari 19 satuan lahan. Berdasarkan nilai permeabilitas tanahnya, satuan lahan itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu kelompok satuan lahan yang memiliki permeabilitas cepat, agak cepat, sedang dan lambat.

Kondisi resapan aktual kecil dengan penggunaan lahan sawah terbagi menjadi 1 satuan lahan yang memiliki nilai permeabilitas dalam kelas lambat (<0,5 cm/jam), 2 satuan lahan yang memiliki nilai permeabilitas dalam kelas sedang (2,0 – 6,3cm/jam), 8 satuan lahan yang memiliki nilai permeabilitas tanah dalam kelas agak cepat (6,3 – 12,7cm/jam) dan 8 satuan lahan yang memiliki nilai permeabilitas dalam kelas cepat ( >12,7 cm/jam). Lebih jelas tentang luas dan prosentase kelas permeabilitas pada kondisi resapan aktual kecil dengan penggunaan lahan permukiman dan sawah disajikan dalam tabel 4.31 berikut ini:

5 Qlla-I-Le-L-Sw 0,21 Lambat 8,18 1,20

Jumlah 8,18 1,20

10 Qlla-II-LT-L-Sw 5,31 Sedang 41,18 6,03

108 Tma-III-LT-L-Sw 5,31 Sedang 7,49 1,10

Jumlah 48,67 7,13

11 Qlla-II-LT-M-Sw 6,37 Agak Cepat 101,06 14,80 60 Qvl-III-LT-M-Sw 6,37 Agak Cepat 41,80 6,12 81 Qvsl-I-LT-M-Sw 6,37 Agak Cepat 7,06 1,03 104 Tma-I-LT-M-Sw 6,37 Agak Cepat 23,42 3,43 113 Tmwl-II-LT-M-Sw 6,37 Agak Cepat 10,22 1,50 13 Qlla-II-Le-M-Sw 9,55 Agak Cepat 26,05 3,81 19 Qlla-III-LT-M-Sw 9,55 Agak Cepat 33,54 4,91 22 Qlla-III-Le-M-Sw 9,55 Agak Cepat 7,54 1,10

Jumlah 250,69 36,71 71 Qvl-IV-LT-L-Sw 19,1 Cepat 8,91 1,30 2 Qlla-I-LT-L-Sw 28,66 Cepat 26,26 3,85 41 Qvl-I-Le-L-Sw 28,66 Cepat 83,15 12,18 117 Tmwl-IV-LT-L-Sw 28,66 Cepat 7,65 1,12 58 Qvl-III-LT-L-Sw 59,43 Cepat 43,56 6,38 101 Qvsl-IV-LT-L-Sw 59,43 Cepat 19,56 2,86 8 Qlla-I-Le-M-Sw 93,39 Cepat 162,17 23,75 114 Tmwl-II-Le-M-Sw 93,39 Cepat 24,09 3,53 Jumlah 375,34 54,97

Sumber: Hasil Analisis Satuan Lahan dan Nilai Permeabilitas Daerah Resapan Aktual DAS Samin Hulu di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013 Tabel 4.31, menunjukkan nilai permeabilitas pada kelas cepat mendominasi kondisi resapan aktual kecil yang memiliki penggunaan lahan sawah. Luas wilayah tersebut yaitu memiliki luasan 375,34 ha dan menempati 54,97 % dari luas kondisi resapan aktual kecil yang memiliki penggunaan lahan sawah. Hal ini menunjukkan kecenderungan resapan air yang baik pada penggunaan lahan sawah.

Gambar 4.22. Jenis Penggunaan Lahan Sawah Di Kondisi Resapan Aktual Kecil pada Satuan Lahan Tmwl-II-Le-M-Sw (114) di Desa Bandardawung (Foto diambil 23 September 2012)

Kondisi resapan aktual kecil di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangmangu salah satunya disebabkan karena jenis penggunaan lahan sawah. Seperti yang terlihat pada gambar 4.20, penggunaan lahan sawah merupakan lahan untuk pertanian padi. Jenis tanaman itu memiliki daun yang sedikit dan sistem perakaran serabut. Penggunaan lahan bervegetasi memiliki kualitas resapan yang lebih besar daripada penggunaan lahan tidak bervegetasi atau bahkan penggunaan lahan terbangun. Penggunaan lahan sawah mempengaruhi kondisi resapan aktual kecil lebih dikarenakan kerusakan tanah akibat pengolahan yang intensif. Menurut Arsyad (2010:64) pada tanah-tanah yang digarap, gerakan air ke bawah sering kali terdispersi dan pori-pori tanah tersumbat oleh liat dan debu (erosi internal), atau oleh terbentuknya lapisan tapak bajak (plow sole) yang terjadi akibat pengolahan tanah dalam keadaan basah dimana pembajakan berulang kali dilakukan pada kedalaman yang sama. Pengolahan tersebut yang menyebabkan kondisi resapan air menjadi kecil.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat empat kondisi resapan aktual di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangamngu. Kondisi resapan aktual tersebut yaitu kondisi resapan aktual besar, sedang, agak kecil dan kecil. Masing-masing kondisi resapan aktual dipengaruhi oleh penggunaan lahan yang berbeda, sehingga setiap kondisi resapan aktual akan memiliki sebaran yang khas.

Desa Karango tidak terdapat penggunaan lahan yang berupa hutan, sehingga kondisi resapan aktual lahannya tidak termasuk dalam kondisi resapan aktual besar.

Kondisi resapan aktual sedang juga memiliki pola sebaran yang hampir sama dengan kondisi resapan akual besar. Sebaran kondisi resapan aktual besar juga tidak terdapat di wilayah administrasi Desa Karanglo. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya penggunaan lahan semak belukar diwilayah tersebut. Penggunaan lahan semak belukar adalah jenis penggunaan lahan yang mempengaruhi kualitas resapan sedang dalam suatu satuan lahan. Desa Karanglo memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya yaitu tidak adanya penggunaan lahan hutan dan semak belukar. Karakteristik tersebut berpengaruh pada sebaran kondisi resapan aktual besar dan sedang yang tidak terdapat dalam wilayah itu.

Sebaran kondisi resapan aktual agak kecil dan kecil terdapat di seluruh wilayah administrasi di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangmangu. Sebaran kondisi resapan aktual tersebut disebabkan karena penggunaan lahan tegalan dan permukiman yang berada diseluruh wilayah administrasi di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangmangu. Tegalan dan permukiman adalah jenis penggunaan lahan yang memiliki pengaruh yang buruk terhadap kondisi resapan aktual, sehingga menyebabkan kondisi resapan aktual agak kecil dan kecil. Jenis penggunaan lahan sawah juga berpengaruh buruk terhadap kondisi resapan aktual, namun sebarannya hanya pada wilayah administrasi tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran kondisi resapan aktual kecil cenderung disebabkan oleh jenis penggunaan lahan permukiman.

126 Peta 9. Kondisi Resapan Aktual DAS Samin Hulu di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013

menunjukkan penurunan atau peningkatan kualitas. Penurunan kualitas resapan merupakan indikasi adanya ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan karakteristik fisik pada lahan tersebut. Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan kualitas resapan menjadi lebih buruk daripada potensi resapannya. Peningkatan kualitas adalah gambaran kesesuaian penggunaan lahan dengan karakteristik fisik lahannya. Kesesuaian tersebut menunjukkan kualitas resapan sama atau bahkan lebih besar dari potensi resapan lahan tersebut. Hal tersebut menunjukkan terjaganya kelestarian penggunaan lahan pada lahan tersebut.

Kajian kekritisan daerah resapan air dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan DAS. Berdasarkan prinsip pengelolaan DAS, pada daerah yang memiliki kelas kekritisan buruk perlu dilakukan konservasi atau rehabilitsi. Hal tersebut dilakukan agar kekritisan daerah resapan menjadi normal alami atau bahkan menjadi kekritisan daerah resapan baik. Kekritisan normal alami menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada wilayah tersebut sesuai dengan potensi resapan yang ada. Kondisi kekritisan tersebut mendukung adanya keseimbangan ekosistem dalam suatu DAS.

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan RI No.P.32/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (2009:67), menyebutkan bahwa “kondisi daerah resapan dapat diklasifikasikan, yaitu dengan membandingkan antara nilai infiltrasi potensial dengan nilai infiltrasi aktual dan juga nilai erosi aktualnya”. Berdaarkan pernyataan tersebut, analisis dan penetapan kekritisan daerah resapan dilakukan dengan membandingkan potensi resapan dengan kondisi resapan aktual. Simbol kelas potensi resapan diwakili huruf A,B,C,D,E dan simbol kondisi resapan aktual diwakili dengan huruf a,b,c,d,e.

Tabel 4.32. Prosentase Luas Kekritisan Daerah Resapan di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013

NO Simbol Kekritisan Daerah

Resapan Luas (Ha)

Prosentase Luas (%)

1. Ba, Ca,Dc Baik 2198,39 42,33

2. Cc, Dd Normal alami 473,75 9,12

3. Bc, Cd, De Mulai Kritis 1071,92 20,64

4. Bd,Ce Agak Kritis 664,54 12,79

5. Ad,Be Kritis 758,94 14,61

6. Ae Sangat Kritis 26,26 0,51

Jumlah 5193,80 100

Sumber : Analisis dan Perhitungan Data Spasial Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.32, kekritisan resapan air yang memiliki luasan terbesar adalah kekritisan resapan air baik. Kekritisan tersebut memiliki luas 2198,39 ha atau menempati 42,33% dari luas kekritisan daerah resapan keseluruhan. Kekritisan resapan air sangat kritis memiliki luasan terkecil, yaitu 26,26 ha. Luasan tersebut menempati 0,51 % dari luas keseluruhan. Untuk lebih jelas mengenai masing-masing daerah kekritisan resapan air, dideskripsikan sebagai berikut:

a. Kekritisan Resapan Air Baik

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan RI No.P.32/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai (2009:66), kektritisan resapan baik adalah lahan yang memiliki nilai infiltrasi aktual lebih besar dibanding nilai infiltrasi potensial. Pernyataan tersebut juga berarti bahwa kekritisan resapan air baik memiliki simbol resapan potensial lebih besar daripada simbol resapan aktualnya. Simbol kekritisan resapan baik yaitu Ba, Ca, Cb, Dc, Db, Da, Ed, Ec, Eb dan Ea.

Kekritisan resapan air baik mendominasi wilayah kekritisan resapan air. Luasan kekritisan resapan air baik adalah 2198,39 ha atau 42,33% dari luas keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi resapan di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangamngu masih dalam keadaan baik. Berikut adalah hasil pembandingan antara kondisi resapan potensial dengan kondisi resapan aktual di DAS Samin Hulu Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013:

9 Qlla-II-LT-L-Htn Ba 13,21 0,60 35 Qvjb-II-LA-AL-Htn Ba 17,51 0,80 62 Qvl-III-Le-L-Htn Ba 10,11 0,46 77 Qvsl-I-LA-AL-Htn Ba 13,07 0,59 92 Qvsl-III-LT-L-Htn Ba 6,68 0,30 107 Tma-III-LT-L-Htn Ba 8,71 0,40 115 Tmwl-III-LT-L-Htn Ba 9,67 0,44 Jumlah 97,37 4,43 17 Qlla-III-LT-M-Htn Ca 23,64 1,08 21 Qlla-III-Le-M-Htn Ca 9,14 0,42 23 Qlla-IV-LT-AL-Htn Ca 20,28 0,92 25 Qvcl-II-LA-AL-Htn Ca 65,26 2,97 30 Qvcl-IV-LA-AL-Htn Ca 22,95 1,04 33 Qvcl-V-LA-AL-Htn Ca 69,93 3,18 36 Qvjb-III-LA-AL-Htn Ca 23,63 1,07 38 Qvjb-IV-LA-AL-Htn Ca 8,23 0,37 45 Qvl-II-LT-AL-Htn Ca 26,84 1,22 46 Qvl-II-LT-L-Htn Ca 21,81 0,99 50 Qvl-III-LA-AL-Htn Ca 188,93 8,59 53 Qvl-III-LT-AL-Htn Ca 66,18 3,01 56 Qvl-III-LT-L-Htn Ca 88,06 4,01 63 Qvl-III-Le-AL-Htn Ca 7,66 0,35 64 Qvl-IV-LA-AL-Htn Ca 27,34 1,24 66 Qvl-IV-LT-AL-Htn Ca 140,78 6,40 73 Qvl-V-LA-AL-Htn Ca 465,02 21,15 75 Qvl-V-LT-AL-Htn Ca 10,75 0,49 89 Qvsl-III-LA-AL-Htn Ca 71,30 3,24 90 Qvsl-III-LT-AL-Htn Ca 21,97 1,00 95 Qvsl-IV-LA-AL-Htn Ca 494,45 22,49 97 Qvsl-IV-LT-AL-Htn Ca 25,78 1,17 100 Qvsl-IV-LT-L-Htn Ca 121,57 5,53 103 Qvsl-IV-LT-M-Htn Ca 18,63 0,85 118 Tmwl-IV-LT-M-Htn Ca 16,10 0,73 Jumlah 1911,36 93,53 68 Qvl-IV-LT-AL-Sb Dc 44,79 2,04 Jumlah 44,79 2,04

Sumber: Hasil Analisis Simbol Kekritisan Daerah Resapan Air DAS Samin Hulu di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013

Tabel 4.33 menunjukkan bahwa kekritisan resapan air baik terdiri dari 34 satuan lahan. Berdasarkan macam simbol kekritisan resapan air baik, satuan lahan

Dokumen terkait