• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3.4 Fase Business Architecture

4.3.4.1 Kondisi saat ini

Pemahaman akan kondisi proses bisnis saat ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada enterprise atau unit kerja di SMA Plus PGRICibinong yang berkaitan dengan penerapan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Pengamatan dilakukan dengan cara mengidentifikasi alur kerja penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong. Saat ini SMA Plus PGRI Cibinong telah mengpenerapan kan delapan Standar Nasional Pendidikan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya SMA Plus PGRI Cibinong oleh Direktorat pembinaan SMA sebagai sekolah kategori mandiri (SKM). Proses penetapan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis kondisi nyata penerapan SNP di

SMA Plus PGRI Cibinong yang selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan(gap)

antara tuntutan SNP dengan kondisi nyata.

Adapun proses kerja yang diterapkan dalam melakukan analisis kondisi nyata dari penerapan delapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong antara lain:

a. Kepala Sekolah membentuk tim kerja.

b. Kepala sekolah memberikan tugas masing-masing tim kerja dengan

menganalisis delapan SNP, mencakup pembagian tugas untuk setiap standar.

c. Tim kerja menyusun perencanaan dan jadwal, yang meliputi waktu

pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan, sumber data pendukung, hasil inventarisasi dan kegiatan tindak lanjut.

d. Tim kerja membagi tugas untuk melakukan analisis terhadap delapan SNP yang mencakup esensi tiap standar dan keterkaitan subtansi antar standar. e. Tim kerja menganalisis delapan SNP tentang esensi tiap standar dan

keterkaitan subtansi antar standar sesuai dengan pembagian tugas.

f. Kepala sekolah, tim kerja, dan komite sekolah bersama-sama mereview

kembali esensi tiap SNP dan keterkaitan substansi antar standar.

g. Tim kerja melakukan finalisasi (membahas bersama tim hasil tentang hasil esensi tiap standar dan keterkaitan tiap standar, menyusun laporan akhir hasil inventarisasi kondisi).

h. Kepala Sekolah menandatangani hasil analisis delapan SNP.

i. Tim kerja mendokumentasikan dan menggandakan hasil sesuai keperluan. Prosedur kerja analisis kondisi nyata diatas dapat disederhanakan dalam bentuk alur (Gambar 10) sebagai berikut:

Dari hasil pengamatan diperoleh ruang lingkup (scope) untuk masing-masing SNP. Terlihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6 Ruang lingkup (scope) SNP

No Komponen Aspek

1 Standar isi 1. Dokumen KTSP

2. Dokumen Silabus 2 Standar proses

1. Perencanaan proses pembelajaran 2. Pelaksanaan proses pembelajaran 3. Pengawasan proses pembelajaran 3 Standar kompetensi

lulusan

1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 2. Kriteria kelulusan

4 Standar pendidik dan tenaga kependidikan

1.Tenaga kependidikan 2.Tenaga pendidik 3.Tenaga layanan khusus

Gambar 10 Diagram prosedur kerja analisis penerapan SNP

8 Standar Nasional Pendidikan

(SNP)

•Membentuk tim kerja •Memberi tugas tim kerja •Memberi arahan teknis

Menyusun rencana dan jadwal

Membagi tugas

Menginventarisasi kondisi

Mereview, dan merevisi, hasil inventarisasi

Finalisasi dan laporan

Menandatangani Mendokumentasikan

Menggandakan Hasil Analisis 8 SNP

Sesuai Input Kepala Sekolah

Tim Kerja

Output ya

No Komponen Aspek 5 Standar Sarana Prasarana 1. Satuan pendidikan 2. Lahan 3. Bangunan gedung 4. Ruang kelas 5. Ruang perpustakaan 6. Laboratorium Biologi 7. Laboratorium Fisika 8. Laboratorium Kimia 9. Laboratorium Komputer 10. Laboratorium Bahasa

11. Departemen Teknologi Informasi 12. Ruang pimpinan

13. Ruang guru 14. Ruang tata usaha 15. Tempat beribadah 16. Ruang konseling 17. Ruang UKS

18. Ruang organisasi kesiswaan 19. Jamban 20. Gudang 21. Ruang sirkulasi 22. Tempat bermain/berolahraga 6 Standar Pengelolaan 1. Perencanaan program 2. Pelaksanaan rencana kerja

3. Pengawasan

4. Evaluasi

5. Kepemimpinan sekolah 6. Sistem Informasi Manajemen 7 Standar Pembiayaan 1. Jenis pembiayaan 2. Sumber pembiayaan 3. Pelaporan 8 Standar Penilaian 1. Prinsip penilaian

2. Teknik dan instrumen penilaian 3. Mekanisme dan prosedur penilaian 4. Penilaian oleh pendidik

5. Penilaian oleh satuan pendidikan

Dalam melakukan kegiatan analisis SNP, sekolah memiliki tim kerja sebanyak 18 orang yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Adapun tim kerja yang dimaksud dijelaskan pada Lampiran 3. Tiap Standar Nasional Pendidikan akan dianalisis oleh 2 orang dari tim kerja, sedangkan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Senior sebagai pemberi tugas, pengarah dan pengontrol proses analisis penerapan SNP. Adapun proses bisnis untuk analisis penerapan dari masing-masing Standar Nasional Pendidikan, antara lain:

Proses bisnis analisis penerapan Standar Isi

Standar Isi meliputi kepemilikan dokumen KTSP dan silabus. Dokumen ini dikembangkan oleh pendidik untuk masing-masing mata pelajaran kemudian dokumen tersebut diinventaris oleh tim kerja yang khusus menangani analisis

penerapan Standar Isi.

Dokumen yang dimaksud adalah dokumen yang telah dibuat dengan tahapan sebagai berikut: sebelum pembuatan dokumen KTSP dan silabus, pendidik terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang penyusunan dokumen KTSP dan silabus dari pengawas pendidikan kabupaten, setelah mendapat pelatihan yang cukup pendidik membuat dokumen KTSP dan silabus sesuai mata pelajaran masing-masing melalui kelompok kerja tim atau MGMP. Selanjutnya dokumen ini diserahkan kepada Kaur Kurikulum untuk kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan meliputi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan kriteria kelulusan. Tim kerja menginventariskan KKM masing-masing mata pelajaran yang telah dibuat oleh pendidik lalu diserahkan kepada Kaur Kurikulum untuk kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah. Hasil dari KKM tersebut dijadikan sebagai kriteria kenaikan kelas untuk tiap tingkatan.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Proses

Standar proses meliput i perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk silabus yang dijabarkan kedalam RPP dilengkapi dengan bahan ajar. Untuk pelaksanaannya mengacu pada persyaratan yang sesuai dengan SNP dan diawasi oleh kepala sekolah serta dilakukan evaluasi. Dokumen ini diinventaris oleh tim kerja dengan cara mengumpulkan RPP dari pendidik masing-masing mata pelajaran untuk kemudian diserahkan kepada Kaur Kurikulum kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga layanan khusus. Pada analisis Standar ini,tim kerja melakukan invetaris kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan yang diperoleh dari tata usaha sekolah (staff) kemudian diserahkan kepada Kaur kurikulum untuk menentukan pembagian tugas sesuai SNP yang disahkan oleh Kepala Sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Sarana Prasarana

Standar Sarana Prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang guru, tempat ibadah, kebersihan dan keindahan, tempat bermain dan olah raga. Di SMA Plus PGRI Cibinong terdiri dari beberapa unit kerja dan masing-masing unit kerja tersebut dipimpin oleh kepala unit kerja. Tiap unit kerja melakukan inventaris tentang sarana dan prasarana yang dimiliki tiap unit kerja untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim kerja. Tim kerja mengumpulkan laporan dari masing-masing ketua unit kerja dan dijadikan dalam satu dokumen untuk diserahkan kepada Kaur Sarana Prasarana yang disahkan oleh Kepala Sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan, evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi (SIM). Tim kerja menginventariskan Standar Pengelolaan yang diperoleh dari berbagai unit kerja sekolah, diantaranya tatausaha (staff), Kaur kurikulum, pengawas pengendali mutu, dan departemen teknologi informasi kemudian disahkan langsung oleh Kepala Sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Pembiayaan

Standar Pembiayaan meliputi jenis pembiayaan, sumber pembiayaan, dan pelaporan. Pembiayaan sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan berasal dari orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah, dan donatur lainnya. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara trnasparan dan akuntabel. Tim kerja melakukan inventaris yang diperoleh dari bendahara sekolah untuk disahkan oleh kepala sekolah dan komite sekolah.

Proses bisnis analisis penerapan Standar Penilaian

Standar Penilaian meliputi prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian.Tim kerja melakukan inventarisasi standar penilaian yang diperoleh dari pendidik dan satuan pendidikan (sekolah) kemudian diserahkan kepada Kaur kurikulum yang disahkan oleh Kepala Sekolah.

Semua dokumen analisis penerapan SNP yang sudah lengkap dikumpulkan dan dibuat menjadi satu dokumen lalu dikirim untuk disahkan oleh dinas pendidikan kabupaten dan dinas pendidikan propinsi untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan untuk supervisi sekolah oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan Direktorat Pembinaan SMA yang terkait dengan penerapan SNP di SMA Plus PGRI Cibinong.

Dari hasil pengamatan selama penelitian terdapat pembagian tugas yang belum optimal, masih terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih, dan masih terdapat beban kerja yang belum merata. Hal ini disebabkan karena kurangnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh sekolah, sehingga dalam pemilihan tim kerja tidak seluruhnya sesuai dengan keahlian masing-masing pendidik. Dalam menentukan tim kerja kepala sekolah lebih memperhatikan loyalitas dan prestasi dari pendidik sehingga ada beberapa analisis SNP dikerjakan oleh pendidik yang secara keilmuan tidak sesuai. Sebagai contoh pada analisis Standar Pengelolaan seharusnya dikerjakan oleh Wakil Kepala Sekolah Senior karena lebih mengetahui perkembangan sekolah baik secara internal maupun eksternal sekolah, sedangkan dalam kondisi nyata Standar ini dianalisis oleh dua orang pelaksana IT. Standar lain yang analisisnya belum optimal adalah Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Penilaian pendidikan. Hal ini berdampak kepada kualitas analisis yang dihasilkan.