• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA

LANDASAN TEORI

A. Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua

Kondisi adalah keadaan atau posisi, kondisi ekonomi berarti keadaan baik atau lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi (Elrais, 2012:132). Sementara pengertian sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu society asal kata socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud dengan sosial adalah berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial (Soekanto, 1993: 464). Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan sosial seseorang di masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui uasaha ataupun pemberian.

Kata ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu oikonomia artinya manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan dan hukum (Alam, 2013:4). Jadi, dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang berguna untuk mempelajari bagaimana manusia dapat menemukan dan memenuhi kebutuhannya beserta rumah tangganya sehingga memperoleh kenyamanan dan kepuasan.

23

Sosial memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sedangkan ekonomi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia, dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Sosial ekonomi memiliki artian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah.

Sosial ekonomi menurut menurut Abdulsyani (2002:90) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Sedangkan menurut Soerjano Soekanto (1989:216) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkup pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungan dengan sumber daya.

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi orang tua.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah

24

yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan masyarakat dan juga bertanggung jawab terhadap pendidikan yang semestinya diperoleh anak untuk masa depannya.

Sedangkan pengertian orang tua diatas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian dari keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian kondisi sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan atau posisi orang tua yang ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pekerjaan, dan sebagainya. Disertai dengan kemampuan orang tua dalam memenuhi segala kebutuhan keluarga sehari-hari, termasuk kemampuan orang tua dalam membiayai dan menyediakan fasilitas belajar anak sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya. Dengan demikian, hal tersebut mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat yang juga menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. 2. Faktor-faktor yang Menentukan Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dilahirkan memiliki posisi dan kedudukan yang sama dan sederajatNya, akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga

25

suatu masyarakat, senantiasa mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda. Menurut Abdullah Idi (2013:184) tingkat status sosial ekonomi dilihat atau diukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial.

Namun dalam hal ini, peniliti uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan pemilikan kekayaan atau faasilitas.

a. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurut UU RI No. Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan

26

hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya. Dapat juga dikatakan tujuan pendidikan adalah sebagai bekal untuk mempersiapkan masa depan seseorang agar berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Demi mencapai tujuan pendidikan sesuai amanat Undang-Undang tersebut, maka dilaksanakan proses pendidikan yang melalui beberapa jalur baik jalur pendidikan formal (pendidikan sekolah) maupun pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah). Dalam jalur pendidikan formal sendiri terdapat beberapa jenjang

27

pendidikan sekolah yang terdiri dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

1) Pendidikan Dasar

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:265) pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar. Di samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar, dan tiap-tiap warga negara diwajibkan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar awalnya dilaksanakan di sekolah dasar (SD) atau MI dan sederajat selama periode enam tahun. Di akhiri masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN menjadi syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTS).

28

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:265) pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan.

3) Pendidikan Tinggi

Menurut Umar Tirtarahardja (2000:266) pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruaan tinggi, yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Adapun pendidikan tinggi berfungsi sebagai jembatan antara

29

pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional.

Pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, bagaimana anak dari keluarga yang berpendidikan akan mempunyai gambaran dan aspirasi yang berbeda dengan anak dari keluarga yang tidak berpendidikan. Situasi dari keluarga memberikan pengaruh dan dorongan baik positif maupun negatif yang akan mempengaruhi belajar anak (Fuad, 2003:18).

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Pemikiran orang tua yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan berbeda dengan pemikiran orang tua yang berpendidikan menengah dan rendah. Sebagian besar orang tua yang mempunyai pendidikan yang tinggi memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anaknya untuk berpendidikan tinggi pula. Dengan berbagai dorongan dan fasilitas yang diberikaan demi menunjang pendidikan anak dan hasil belajar yang baik.

30 b. Tingkat Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilakn uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sama dengan profesi. Menurut Sukanto (2003:5) pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak.

Dari penjalasan tersebut, terlihat jelas bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan sesuatu dalam waktu tertentu sesuai dengan aktivitas serta dituntut untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dalam artian berjalan di jalan yang baik agar supaya mendapatkan hasil yang baik pula.

Sehingga dari sekian jenis pekerjaan maka pekerjaan orang tua yang satu dengan yang lain tidaklah sama, hal ini melihat kebutuhan status sosial ekonomi, bakat serta kemampuan dari masing-masing individu yang berbeda. Menurut Abdulsyani (2002: 93) jenis pekerjaan orang yaitu sebagai buruh, pedagang, pegawai negeri, dan guru.

Jenis pekerjaan orang tua tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa, ini dilihat dari segi waktu yang diluangkan oleh

31

orang tua kepada anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai pegawai tentunya akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepaada anak, sedangkan orang tua yang bukan pegawai cenderung akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja.

Manusia sebagai makhluk hidup memiliki berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan fisik, untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus melakukan suatu kegiatan yaitu yang bisa disebut dengan bekerja, dengan bekerja seseorang akan memperoleh penghasilan. Seperti firman Allah dalam surat Al Mulk ayat 15 :

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Q.S Al Mulk 67:15) (Departemen Agama RI, 2009:563).

Ayat tersebut menerangkan isyarat tentang kewajiban bekerja dan mencari nafkah. Tentunya dengan bekerja orang tua akan mendapatkan hasil yang dapat mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut secara seimbang, maka kondisi dalam keluarga bisa berjalan harmonis.

32 c. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional. Menurut Wahyu Adji (2007:165) pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba termasuk juga berbagi tunjangan, seperti kesehatan dan pensiunan. Pendapatan merupakan bagian dari keluarga. Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga atau anggota keluarga yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang.

1) Pendapatan berupa uang adalah segala pendapatan berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi.

2) Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang dan jasa (Sumardi, 1982:92-93).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan adalah penghasilan berupa uang yang diterima seluruh anggota keluarga sebagai balas jasa dari sebuah kegiatan selama satu bulan dalam satuan rupiah. Jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang akan berbeda karena perbedaan kegiatan sehari-hari yang

33

dilakukan oleh orang tersebut. Pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi mereka akan memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Dari penelitian ini pendapatan yang diterima penduduk dapat digolongkan berdasarkan 3 golongan yaitu:

1) Golongan ekonomi atas, yaitu penduduk yang berpendapatan lebih dari Rp. 3.500.000 perbulan.

2) Golongan ekonomi menengah, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata Rp. 3.000.000 – Rp. 600.000 perbulan. 3) Golongan ekonomi rendah, yaitu pendudukan yang

berpendapatan kurang dari Rp.500.000 perbulan.

Jadi dari berbagai paparan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi seseorang. Pendapatan keluarga dapat diperoleh dari beberapa sumber untuk memenuhi keluarga, diantara sumber penghasilan tetap sebagai imbalan jasa dari pekerjaan tetap dan sumber penghasilan tambahan yang merupakan hasil usaha sampingan.

d. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada (Maunah,

34

2016:81). Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang berharga, bentuk rumah yang ditempati dan jenis kendaraan pribadi dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Menurut Soerjano Soekanto (1989:214) ukuran kekayaan (kebendaan) dijadikan suatu ukuran; barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat dari mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian, bentuk rumah yang bersangkutan serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

Fasilitas atau kekayaan dalam penelitian ini antara lain: 1) Barang-barang Berharga

Kepimilikan kekayaan yang berniali ekonominya dalam barang-barang berharga ini berupa perhiasan, televisi, kulkas, komputer, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini barang-barang berharga dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Jika orang tua yang memiliki barang-barang berharga banyak, maka semakin tinggi juga dalam menyekolahkan anaknya. Orang tua juga dapat membiayai pendidikan anaknya serta dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

35 2) Jenis-jenis Kendaraan

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya, orang yang mempunyai mobil pribadi akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya daripada yang mempunyai sepeda motor.

3) Keadaan atau Bentuk Rumah

Dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Orang tua yang keadaaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanen, sedangkan orang tua yang keadaan ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen.

Adapun yang semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkatan sosial ekonomi bagi orang tua yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dengan dalam hal ukuran dan kualitas rumah. Rumah dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi, sedangkan jika dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukan bahwa sosial ekonominya rendah.

36

Dokumen terkait