IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Administrasi dan posisi geografis Kota Ternate
4.3. Kondisi Sosial Masyarakat Kota Ternate
Kondisi sosial masyarakat di Kota Ternate akan diuraikan mengenai kependudukan, perekonomian dan infrastruktur.
a. Kependudukan
Dari aspek kependudukan, diuraikan mengenaijumlah penduduk, kepadatan penduduk, komposisi kelompok umur, jenis kelamin dan laju pertumbuhan penduduk.
Jumlah penduduk Kota Ternate pada tahun 2011 sebanyak 185.705 jiwa yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas daratan 139,98 Km2, sehingga kepadatan penduduk Kota Ternate mencapai angka sebesar 1.326 jiwa/Km2 (Tabel 17). Berdasarkan sebaran penduduk per kecamatan, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Ternate Selatan sebesar 63.746 jiwa, namun dari tingkat kepadatannya, angka tertinggi berada pada Kecamatan Ternate Tengah yaitu 4.799 jiwa/Km2, disusul Kecamatan Ternate Selatan sebesar 3.754 jiwa/Km2, dan Kecamatan Ternate Utara 3.169 jiwa/Km2. Hal ini yang mendorong penulis untuk memilih kota ini sebagai wilayah penelitian, selain karena berada dalam satu pulau di wilayah ini juga merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya di Kota Ternate.
Tabel 17. Jumlah penduduk, kepadatan dan persentasenya per kecamatan di Kota Ternate No Kecamatan Jumlah penduduk (Jiwa) Luas Daratan (Km2) Kepadatan penduduk (Jiwa/Km2) 1. Pulau Ternate 14.692 37,23 394 2. Moti 4.399 24,80 177
3. Pulau Batang Dua 2.487 29,04 85
4. Pulau Hiri 2.735 6,70 408
5. Ternate Selatan 63.746 16,98 3.754
6. Ternate Tengah 52.072 10,85 4.799
7. Ternate Utara 45.574 14,38 3.169
Total 185.705 139,98 1.326
Komposisi kelompok umur per kecamatan di lokasi penelitian dikelompokan ke dalam 3 kategori, yaitu anak (0 – 14 tahun), dewasa (15 –64) dan manula (65+). Gambaran jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur tersebut disajikan pada Gambar 6 di bawah ini;
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Gambar 6. Grafik Kelompok Umur per Kecamatan di Lokasi Penelitian
Sebagaimana grafik di atas terlihat bahwa setiap kecamatan memiliki kelompok umur dewasa lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur anak dan manula. Jumlah terbanyak kelompok umur dewasa berada di Kecamatan Ternate Selatan yaitu 44.059 jiwa, ini sejalan dengan jumlah penduduknya yang terbanyak.
Kemudian gambaran penduduk Kota Ternate yang dikelompokan berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 18 di bawah ini;
Tabel 18. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin per kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Jenis Kelamin (Jiwa) Jumlah
Laki-laki Perempuan Pulau Ternate 7.449 7.243 14.692 Ternate Selatan 32.447 31.299 63.746 Ternate Tengah 26.735 25.337 52.072 Ternate Utara 23.045 22.529 45.574 Jumlah 89.676 86.408 176.084
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Pulau Ternate Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Anak 4610 18419 14732 13122 Dewasa 9619 44059 35960 31364 Manula 463 1268 1380 1088 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000
Sebagaimana tabel di atas terlihat bahwa laki-laki di pulau Ternate lebih banyak (89.676 jiwa) dibandingkan dengan perempuan (86.408 jiwa). Jumlah terbesar berada di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu jumlah penduduk laki-laki sebanyak 32.447 jiwa dan jumlah pendudukperempuan sebanyak 31.299 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu sebesar 1.2%, dan terendah di Kecamatan Pulau Ternate, yaitu sebesar -0,1%. Secara rinci data laju pertumbuhan penduduk per kecamatan di pulau Ternate dapat dilihat pada Gambar 7.
Sumber: BPS Kota Ternate (diolah), 2012
Gambar 7. Grafik Laju pertumbuhan penduduk per Kecamatan di Kota Ternate Sebagaimana grafik tersebut, terlihat bahwa pertumbuhan penduduk per kecamatan di Pulau Ternate relatif menurun dari tahun 2008 – 2009 namun mengalami peningkatan pada tahun 2010. Hal ini menunjukan bahwa terjadi penyebaran penduduk sejalan dengan terbentuknya Kecamatan Ternate Tengah. b. Perekonomian
Pada aspek perekonomian, data disajikan adalah indikator ekonomi Kota Ternate, yaitu sektor pertanian, industri, perdagangan, transportasi dan jumlah keluarga miskin per Kecamatan di pulau Ternate (Tabel 19). Untuk sektor pertanian yang menjadi salah satu indikator perekonomian Kota Ternate adalah hasil produksi tanaman unggulan, seperti Kelapa, Pala, Cengkeh, dan Kakao. Selain itu juga produksi ternak, seperti sapi, kambing, ayam, dan bebek. Sektor
2008 2009 2010 Pulau Ternate 16.376 14.693 14.692 Ternate Selatan 61.785 63.302 63.746 Ternate Tengah 53.997 51.753 52.027 Ternate Utara 42.374 45.197 45.574 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000
industri diambil dari datajumlah industri rumah tangga pada berbagai skala usaha dan dikelompokan menjadi jenis usaha industri unggulan, yaitu anyaman, makanan dan meubeler.
Sektor perdagangan dapat digambarkan dari jumlah sarana perekonomian, seperti jumlah pasar, swalayan, kios, warung nasi, dan jumlah hotel/penginapan per kecamatan. Sektor transportasi dapat digambarkan dari jumlah kendaraan bermotor yang dikomersilkan, seperti jumlah truk, ojek, dan angkot. Adapun untuk data kemiskinan didapat dari data kelurga penerima beras miskin (RasKin) per kecamatan.
Tabel 19. Pertanian, industri, perdagangan, transportasi dan kemiskinan per kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Pertanian Industri Perdagangan Transportasi Keluarga
Miskin
Pulau Ternate 15.760 121 194 868 1.513
Ternate Selatan 9.479 345 647 1.807 6.566
Ternate Tengah 2.385 184 1.892 3.649 5.363
Ternate Utara 12.562 397 417 5.182 4.694
Sumber: BPS Kota Ternate (diolah), 2011
Dari tabel di atas, pada sektor pertanian, Kecamatan Pulau Ternate memiliki hasil pertanian yang lebih tinggi, yaitu 15.760 ton. Hal ini dikarenakan luasan lahan pertanian di Kecamatan Pulau Ternate lebih luas dari Kecamatan yang lain. Pada sektor industri, Kecamatan Ternate Utara lebih mendominasi yaitu sebanyak 397 jenis usaha yang terdiri dari 383 jenis industri makanan dan 14 jenis industri meubeler (BPS Kota Ternate, 2011). Di sektor perdagangan, Kecamatan Ternate Tengah memiliki jumlah sarana perekonomin lebih banyak daripada kecamatan yang lain, yaitu 1.892 buah. Hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Kota Ternate menjadi pusat perekonomian dan keramaian di Kota Ternate.
Sektor transportasi, jumlah kendaraan bermotor yang terbanyak dikomersilkan adalah di Kecamatan Ternate Utara yaitu sebanyak5.182 unit. Hal ini menunjukan pula bahwa aksesibilitas warga Kecamatan Ternate Utara cukup tinggi yang juga menunjang pada aspek perekonominnya. Keluarga penerima beras miskin yang terbanyak adalah di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu
sebanyak 6.566 keluarga. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk yang terbanyakjuga berada diKecamatan Ternate Selatan.
c. Infrastruktur
Pada aspek infrastruktur, terdapat data bangunan rumah menurut kualitas rumah, jumlah fasilitas umum, dan jalan. Data jumlah dan kualitas rumah per kecamatan di pulau Ternate dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini;
Tabel 20. Jumlah rumah penduduk menurut kualitas per Kecamatan di pulauTernate
Kecamatan Jumlah dan kualitas rumah (unit) Jumlah
Permanen Bukan Permanen
Pulau Ternate 2.983 423 3.406
Ternate Selatan 4.873 2.928 7.801
Ternate Tengah 4.393 2.913 7.306
Ternate Utara 4.243 265 4.508
Jumlah 16.492 6.529 23.021
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Secara umum, kondisi rumah di pulau Ternate mempunyai kualitas permanen dan jumlahterbanyak berada di Kecamatan Ternate Selatan yaitu 4.873 unit, dan terendah berada di Kecamatan pulau Ternate yaitu 2.983 unit. Untuk kondisi rumah yang bukan permanen terbanyak juga terdapat di Kecamatan Ternate Selatan sebanyak 2.928 unit, sedangkan yang terendah berada di Kecamatan Ternate Utara sebanyak 265 unit. Persentase perbandingan secara keseluruhan di pulau Ternate adalah 7% untuk bangunan permanen dan 28% untuk bukan permanen.
Selain hal tersebut di atas, Kota Ternate juga memiliki sejumlah fasilitas umum seperti jumlah sekolah dan tempat ibadah per kecamatan. Jumlah fasilitas umum terbanyak di pulau Ternate berada di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu sebanyak 123 unit dan yang terendah berada di Kecamatan Pulau Ternate, yaitu sebanyak 74 unit (Tabel 21).
Tabel 21. Jumlah sekolah dan tempat ibadah per Kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Jumlah Sekolah Tempat Ibadah Jumlah
Pulau Ternate 33 41 74
Lanjutan Tabel 21. Jumlah sekolah dan tempat ibadah per Kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Jumlah Sekolah Tempat Ibadah Jumlah
Ternate Tengah 33 81 114
Ternate Utara 37 75 113
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Bappeda Kota Ternate (2010) membagi status jalan di Kota Ternate menjadi 4, yaitu jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal primer, dan lokal sekunder. Pembagian status jalan didasarkan pada aksesibiltas serta fungsi dari jalan tersebut. Secara rinci klasifikasi jalandijabarkan sebagai berikut;
1. Jalan Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan pusat kota dengan pusat-pusat kawasan. Jalan kolektor ini juga sekaligus berfungsi sebagai jalan penghubung antara satu distrik dengan distrik-distrik lainnya.
2. Jalan Kolektor Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pusat distrik dengan pusat-pusat lingkungan. Disamping itu jalan ini juga menjadi penghubung antara pusat-pusat lingkungan.
3. Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil -persil rumah dengan pusat-pusat lingkungan dan jalan-jalan kolektor.
4. Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan persil-persil rumah dengan jalan lingkungan. Biasanya jalan ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.
Tabel 22. Panjang jalan menurut status jalan per kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Panjang jalan (Km) Jumlah Kolektor primer Kolektor sekunder Lokal primer Lokal sekunder Pulau Ternate 24,8 0,9 0,7 8,3 34,7 Ternate Selatan 17,9 7,4 11,7 45,3 82,3 Ternate Tengah 2,8 12,1 20,1 12,1 47,1 Ternate Utara 7,9 7,2 7 14,7 36,8